BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa perkembangan ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Hal ini terbukti. Inggris (Ismal, 2012). Menurut Antonio (2001), bank syariah muncul

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri diikuti oleh kenaikan harga barang-barang dan jasa yang lain di

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan program pembangunanyang pada akhirnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan nasional selama kurun waktu tahun 2003 sampai 2009

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat terhadap produk pembiayaan seperti pembiayaan

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pembangunan menghadapi kendala dalam pembentukan modal

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghimpun maupun menyalurkan dana, hal ini terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah pada dasamya merupakan suatu industri keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23).

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan, penyempurnaan, dan kemajuan. Hal ini diikuti

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. bank terdiri atas bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN. diantara prinsip-prinsip tersebut yang paling utama adalah tidak

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun 1992, dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang mulai mengakomodasi keberadaan bank bagi hasil dan dengan berdirinya bank muamalat Indonesia. Namun Undang-Undang tersebut belum memberikan landasan hukum yang cukup kuat terhadap pengembangan bank syariah, karena Undang-Undang tersebut belum mencantumkan secara tegas mengenai prinsip syariah dalam praktik perbankan. Pengertian bank bagi hasil yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut belum mencakup secara tepat pengertian bank syariah. Undang- Undang No. 7 tahun 1992 kemudian diperjelas dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 10 tahun 1998. Landasan hukum tersebut menjadi lebih jelas dari segi kelembagaan maupun landasan operasional perbankan syari ah. Perbankan syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup pesat sejak dikeluarkannya Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tersebut. Faktor pendorong perkembangan perbankan syariah adalah adanya landasan hukum yang jelas serta adanya kejelasan visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan syariah nasional. Pertumbuhan setiap bank juga sangat dipengaruhi oleh kemampuannya menghimpun dana masyarakat. Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan masalah bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank tidak akan berfungsi sama sekali. Dana

2 atau uang tunai yang dimiliki oleh bank tidak hanya berasal dari modal pemilik bank itu sendiri maupun pinjaman dari pihak lain seperti pinjaman antar bank, akan tetapi juga berasal dari simpanan masyarakat atau dikenal dengan Dana Pihak Ketiga yang bisa berupa tabungan, giro dan deposito. Semakin pesatnya perkembangan bank syariah maka secara tidak langsung bank syariah mengalami persaingan yang cukup ketat dengan bank konvensional. Bank syariah selama ini harus bersaing dengan bank konvensional dalam menghimpun dana dari masyarakat. Dari hasil penelitian Bank Indonesia dalam Husnelly (2003), diketahui bahwa motivasi masyarakat dalam memilih bank baik sebagai tempat untuk menyimpan uang, maminjam maupun memanfaatkan jasa-jasa lainnya, sebanyak 61% responden memilih menyimpan uangnya di bank konvensional karena motif keamanan. Dalam menempatkan dananya di perbankan yang dicari nasabah adalah keuntungan atau bersifat profit motif, yang menginginkan keuntungan disaat bunga bank tinggi (Aziz, 2010). Tingkat bunga merupakan salah satu pertimbangan seseorang untuk menabung atau mendepositkan dananya pada bank. Tingkat bunga yang tinggi akan mendorong seseorang untuk menabung atau mendepositkan dananya. Dengan persaingan tersebut sampai saat ini jumlah asset bank syariah lebih kecil dibandingkan dengan bank konvensional. Masih kecilnya pangsa pasar perbankan syariah adalah karena masih kecilnya penghimpunan dana masyarakat pada bank syariah dibandingkan total dana masyarakat pada perbankan nasional. Bank syariah sendiri masih mempunyai potensi yang

3 cukup besar, namun sebagian besar berada pada kondisi pasar yang mengambang yang merupakan nasabah-nasabah bank yang rasional. Pemahaman masyarakat mengenai prinsip dan operasional Bank Syariah masih sangat kurang, seperti larangan riba sebagai larangan memperanakkan uang secara tidak produktif belum dipahami secara baik. Bahkan berbank di bank syariah dianggap sebagai hilangnya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tetap berupa bunga dari simpanan. Hal tersebut menyebabkan keengganan masyarakat pengguna jasa perbankan konvensional untuk pindah ke bank syariah (Ilyas dalam Husnelly, 2003). Serta kurangnya informasi mengenai produk dan manfaat yang bisa diperoleh dari bank syariah. Salah satunya adalah mengenai bagi hasil atas dana yang diivestasikan di bank syariah, masyarakat di Indonesia pada umumnya belum terbiasa dengan tingkat bagi hasil (effective rate) bagi hasil yang berubah-ubah setiap bulannya, berbeda dengan bank konvensional yang memberikan suku bunga yang tetap setiap bulannya. Masalah bagaimana menarik dana masyarakat, terutama pada Negaranegara dimana bank syariah mengalami persaingan dengan bank konvensional, telah dinyatakan oleh Institute of Islamic Banking and Insurance di London pada tahun 1993 dalam Husnelly (2003), kenyataannya bahwa banyak masayarakat yang hanya menginginkan return dalam hal interest, tetapi tidak mau menanggung risiko. Risiko penempatan dana pada bank syariah di Indonesia adalah return atau tingkat bagi hasil yang tidak tetap, bahkan bisa juga nol, namun demikian pokok dana tetap aman, karena

4 bank syariah ikut serta dalam penjaminan pemerintah atas dana masyarakat yang dihimpun. Bagi investor yang sudah menjadi nasabah bank syariah, tingkat bagi hasil ini cukup sensitif. Apabila suku bunga pasar meningkat melebihi tingkat bagi hasil yang diterima nasabah bank syariah atau suku bunga pasar tetap, tetapi tingkat bagi hasil bank syariah menurun, maka kondisi tersebut akan mendorong para investor untuk memindahkan dananya. Risiko bagi bank syariah adalah hilangnya dana investor yang akan menimbulkan risiko likuiditas. Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul karena kesulitan untuk memperoleh dana tunai untuk membayar kewajiban (liabilities) segera (Husnelly, 2003). Secara umum, terdapat kecenderungan bahwa selama tingkat bagi hasil dana bank syariah semakin besar dan dapat bersaing dengan suku bunga bank konvensional, maka dana investasi masyarakat di bank syariah semakin meningkat. Untuk mendapatkan besarnya tabungan maupun investasi pada bank syariah suku bunga juga sangat menentukan pendapatan bank syariah tersebut. Setiap perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan perubahan besar atau tidaknya tebungan dan permintaan dana untuk investasi. Semakin tinggi tingkat bunga, maka keinginan investor untuk berinvestasi akan semakin kecil. Alasannya, seorang investor akan menambah pengeluaran investasinya jika keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut. Apabila tingkat bunga semakin

5 rendah, maka investor akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil. Keberhasilan bank syariah dalam menghimpun dana dari masyarakat juga dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam menjangkau lokasi nasabah. Penentuan lokasi bank merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting karena agar nasabah mudah menjangkau setiap lokasi bank yang ada. Selain itu, bank syariah juga dihadapkan pada kondisi ekonomi seperti inflasi dan kurs. Menurut Adiwarman dalam Yuliana (2009) inflasi memberikan dua tekanan. Pertama, dari sisi pendapatan bank syariah. Inflasi mengurangi daya beli masyarakat yang selanjutnya mengurangi margin keuntungan sektor riil, yang pada gilirannya mengurangi kemampuan dunia usaha membayar pada bank syariah. Kedua, dari sisi bagi hasil bank syariah pada nasabah, penabung, dan deposan yang sulit bersaing dengan bunga bank konvensional. Kenaikan harga dari satu atau dua barang tidak dapat disebut inflasi. Syarat adanya kecenderungan harga barang naik secara terus menerus juga perlu diingat, kenaikan harga musiman seperti menjelang hari-hari besar, atau kenaikan barang yang hanya terjadi sekali saja, dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi. Menurut Dornbush dan Fishe dalam Khoiriyah (2011) yaitu dampak inflasi diantaranya adalah melemahnya semangat menabung. Meningkatnya inflasi maka nilai uang akan menurun dan hal tersebut menyebabkan masyarakat juga merasa tidak diuntungkan dengan menyimpan uang di bank dengan harapan bunga dan bagi hasil di tengah inflasi yang

6 tinggi, sehingga mereka enggan untuk menabung yang menyebabkan dana yang dihimpun bank akan menjadi lebih kecil. Ketika inflasi turun maka investasi pada bank syariah akan naik, bank syariah dapat melakukan sosialisasi mengenai system ekonomi Islam yang apabila diterapkan sepenuhnya tidak akan terpengaruh oleh inflasi. Sehingga masyarakat mau menempatkan dananya karena yakin bahwa investasinya aman dari inflasi. Sedangkan kurs menurut Harianto dalam Sjaputra (2005), menyatakan bahwa nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain dengan kebijakan nilai tukar dilakukan untuk mengendalikan transaksi neraca pembayaran. Nilai tukar yang rendah relatif terhadap mata uang negara lain akan mendorong peningkatan ekspor serta akan dapat mengurangi laju pertumbuhan impor. Apabila kurs naik maka investasi dana masyarakat pada bank syariah akan turun, karena dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan disimpan akan berkurang. Hal tersebut mengakibatkan bank akan kesulitan dalam penghimpunan dana masyarakat. Tingkat bagi hasil maupun suku bunga SBI tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah deposito yang dapat dihimpun bank syariah (Husnelly, 2003). Hermanto (2008) menyatakan bahwa jumlah bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPK. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yuliana, 2009). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2010) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara bagi hasil terhadap dana pihak ketiga.

7 Hasil penelitian yang dilakukan Aziz (2010) terhadap variabel inflasi menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan tingkat inflasi terhadap dana pihak ketiga. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Yuliana (2009) yang menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap DPK. Penelitian yang dilakukan oleh Hermanto (2008) menunjukkan suku bunga SBI berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap DPK. Begitu juga variabel jumlah kantor cabang, berdasarkan Aziz (2010) terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah kantor cabang terhadap dana pihak ketiga. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Husnelly (2003), yang menunjukkan jumlah kantor cabang berpengaruh positif terhadap penghimpunan dana deposito bank syariah. Untuk variabel kurs, hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2008) menyatakan bahwa kurs berpengaruh negative terhadap dana pihak ketiga. Setiap kenaikan kurs, maka menyebabkan penurunan dana masyarakat pada bank umum syari ah karena adanya penarikan dana yang dilakukan oleh para nasabah bank umum syari ah. Berdasarkan uraian tersebut dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan pengembangan penelitian dengan judul Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penghimpunan dana masyarakat pada bank syariah" (Studi Empiris Pada Bank Umum Syariah). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat bagi

8 hasil, suku bunga SBI, jumlah kantor cabang, inflasi dan kurs. Penulis menambah variabel kurs dan inflasi (Aziz, 2010). Untuk periode penelitian penulis memperpanjang periode penelitian yaitu selama 6 tahun, dari tahun 2005-2010. Sedangkan untuk penelitian sebelumnya hanya menggunakan periode penelitian selama 3 tahun yaitu dari tahun 2000-2003. Objek penelitian sebelumnya hanya menggunakan satu objek penelitian saja yaitu Bank Syariah Mandiri, untuk objek penelitian sekarang menggunakan bank umum syariah dari tahun 2005-2010. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah bagi hasil berpengaruh positif terhadap penghimpunan dana masyarakat? 2. Apakah suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap penghimpunan dana masyarakat? 3. Apakah jumlah kantor cabang berpengaruh positif terhadap penghimpunan dana masyarakat? 4. Apakah inflasi berpengaruh negatif terhadap penghimpunan dana masyarakat? 5. Apakah kurs berpengaruh negatif terhadap penghimpunan dana masyarakat?

9 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh positif bagi hasil terhadap penghimpunan dana masyarakat 2. Untuk mengetahui pengaruh negatif suku bunga SBI terhadap penghimpunan dana masyarakat 3. Untuk mengetahui pengaruh positif jumlah kantor cabang terhadap penghimpunan dana masyarakat 4. Untuk mengetahui pengaruh negatif inflasi terhadap penghimpunan dana masyarakat 5. Untuk mengetahui pengaruh negatif kurs terhadap penghimpunan dana masyarakat D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Membantu manajemen bank dalam meningkatkan daya saing dan strategi untuk meningkatkan investasi dana masyarakat. b. Dana masyarakat merupakan modal kerja bank yang utama dan risiko likuiditas merupakan risiko yang sering terdapat pada perbankan, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan dalam manajemen dana dan risiko likuiditas pada perbankan syariah.

10 c. Manfaat bagi nasabah adalah sebagai bahan pertimbangan sebelum menyimpan dananya pada bank umum syari ah. 2. Manfaat Teoritis Sebagai salah satu acuan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian di masa yang akan datang.