BAB II TINJAUAN UMUM. A. Tinjauan Umum Tentang Rumah Tahanan Negara

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian dan Sejarah Singkat Pemasyarakatan

Institute for Criminal Justice Reform

1 dari 8 26/09/ :15

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. 1 Hal ini berarti setiap

NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketika seseorang yang melakukan kejahatan atau dapat juga disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai salah satu institusi

BAB I PENDAHULUAN. Hukum diciptakan oleh manusia mempunyai tujuan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Negeri tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan menejemen Pegawai. Negeri Sipil sebagai bagian dari Pegawai Negeri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, pemikiran-pemikiran

PENGAWASAN PEMBERIAN REMISI TERHADAP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) KLAS IIA ABEPURA

BAB I PENDAHULUAN. 2. Persamaan perlakuan dan pelayanan; 5. Penghormatan harkat dan martabat manusia;

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi,

P, 2015 PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA BANDUNG DALAM UPAYA MEREHABILITASI NARAPIDANA MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. UUD 1945 pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang

BAB III. Pemasyarakatan Anak Blitar. 3.1 Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga

UU 12/1995, PEMASYARAKATAN. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:12 TAHUN 1995 (12/1995) Tanggal:30 Desember 1995 (JAKARTA) Tentang:PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. tugas pokok melaksanakan pemasyarakatan narapidana/anak didik. makhluk Tuhan, individu dan anggota masyarakat.

BAB III LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hanya terbatas pada kuantitas dari bentuk kejahatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada dasarnya merupakan pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. Dalam era pertumbuhan dan pembangunan dewasa ini, kejahatan

I. PENDAHULUAN. prinsip hukum acara pidana yang mengatakan peradilan dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. para pemimpin penjara. Gagasan dan konsepsi tentang Pemasyarakatan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dan barang bukti, karena keduanya dibutuhkan dalam penyidikkan kasus

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II PENGERTIAN ANAK PIDANA DAN HAK-HAKNYA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keluarga, suku dan masyarakat. untuk menjunjung tinggi norma-norma kehidupan mencapai masyarakat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, tidak lepas dari kaidah hukum yang mengatur

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV. A. Bantuan Hukum Terhadap Tersangka Penyalahgunaan Narkotika. Dalam Proses Penyidikan Dihubungkan Dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. mengenai fungsi pemidanaan tidak lagi hanya sekedar penjeraan bagi narapidana,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut tercermin dalam UUD

BAB I PENDAHULUAN. aka dikenakan sangsi yang disebut pidana. mempunyai latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dalam

MANFAAT DAN JANGKA WAKTU PENAHANAN SEMENTARA MENURUT KITAB UNDANG HUKUM ACARA PIDANA ( KUHAP ) Oleh : Risdalina, SH. Dosen Tetap STIH Labuhanbatu

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. JUDUL LEMBAGA PEMASYARAKATAN Yang Berorientasi Kepada Pembentukan Suasana Pendukung Proses Rehabilitasi Narapidana

PEMBINAAN BAGI TERPIDANA MATI. SUWARSO Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB II PRAPERADILAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA. A. Sejarah Praperadilan dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaaan 17 Agustus 1945, pada hakikatnya bertujuan. untuk membangun manusia dan masyarakat Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

FUNGSI SISTEM PEMASYARAKATAN DALAM MEREHABILITASI DAN MEREINTEGRASI SOSIAL WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Sri Wulandari

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Anak dalam Konsideran Undang-Undang Nomor 11 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku tindak pidana tersebut,yang memperoleh pidana penjara

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat atau kediaman bagi orang-orang yang telah dinyatakan bersalah oleh

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal, tetapi dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. Indie (Kitab Undang Undang Hukum pidana untuk orang orang. berlaku sejak 1 januari 1873 dan ditetapkan dengan ordonasi pada tanggal

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG REMISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan

BAB I PENDAHULUAN. telah ditegaskan dengan jelas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum,

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

BAB I PENDAHULUAN. Merebaknya kasus kejahatan dari tahun ke tahun memang bervariasi,

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga telah. yang dinyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan, Pasal 9 Ayat (1) yang menegaskan : Pasal 2 sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 Ayat (1) Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergeseran paradigma dalam hukum pidana, mulai dari aliran klasik,

SKRIPSI PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGAMATAN TERHADAP NARAPIDANA OLEH HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT STUDI KASUS DI LAPAS SLEMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1999 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1999 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. landasan pendiriannya yang telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar

BAB III FAKTOR PENYEBAB TERJADI KORBAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI DI KABUPATEN ACEH BARAT

PERSPEKTIF DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PIDANA ALTERNATIF

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik bidang hukum, sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dari

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

BAB II. Perlindungan Hukum Anak Pelaku Tindak Pidana Narkotika Di Lembaga. Pemasyarakatan Anak

BAB I PENDAHULUAN. Acara Pidana (KUHAP) menjunjung tinggi harkat martabat manusia, dimana

2008, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

elr 24 Sotnuqri f,ole NPM EIALAMA}.{ PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, Tanda Tangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. dalam penjelasan UUD 1945 yang secara tegas menyatakan bahwa Negara Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

menegakan tata tertib dalam masyarakat. Tujuan pemidanaan juga adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Umum Tentang Rumah Tahanan Negara 1. Pengertian Rumah Tahanan Negara Lembaga Pemasyarakatan menurut Romli Atmasasmita, Rumah Penjara sebagai tempat pelaksanaan pidana penjara saat itu dibagi dalam beberapa bentuk antara lain: a. Tuchtuis adalah rumah penjara untuk menjalankan pidana yang sifatnya berat b. Rasphuis adalah rumah penjara dimana kepada para terpidana diberikan pelajaran tentang bagaimana caranya melicinkan permukaan bendabenda dari kayu dengan menggunakan ampelas. Menurut Kamus Bahasa Indonesia,Lembaga Pemasyarakatan adalah sebagai berikut: Lembaga adalah organisasi atau badan yang melakukan suatu penyelidikan atau melakukan suatu usaha. Pemasyarakatan adalah nama yang mencakup semua kegiatan yang keseluruhannya dibawah pimpinan dan pemilikan Departemen Hukum dan Ham, yang berkaitan dengan pertolongan bantuan atau tuntutan kepada hukuman/bekas tahanan, termasuk bekas terdakwa atau yang dalam tindak pedana diajukan kedepan pengadilan dan dinyatakan ikut terlibat, untuk kembali ke masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu, struktur organisasi Lembaga Pemasyarakatan berubah dengan berdasarkan pada Surat Keputusan

10 Menteri Kehakiman RI No.01.-PR.07.03 tahun 1985 dalam pasal 4 ayat (1) diklasifikasikan dalam 3 klas yaitu 1 : a. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I b. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A c. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II B Klasifikasi tersebut didasarkan atas kapasitas, tempat kedudukan dan kegiatan kerja.lembaga Pemasyarakatan menurut Departemen Hukum dan Ham RI adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) pemasyarakatan yang menampung, merawat dan membina narapidana. Proses penegakan hukum sangat berkaitan erat dengan eksistensi dari Pemasyarakatan. Pemasyarakatan sebagai salah satu penyelenggara negara yang mempunyai tugas dan fungsi dalam proses penegakan hukum. Rumah Tahanan Negara yang selanjutnya disebut Rutan adalah tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan. 2 2. Pentingnya Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Hukum pidana bekerja sebagai pranata yang mengatur msyarakat,dan mempunyai tugas untuk menentukan garis batas antara perbuatan yang di-diskualifikasi melawan hukum pidana.terhadap perbuatan yang melawan hukum pidana diberikan ancaman pidana, dan oleh sebab itu berdasarkan kewenangan alat begara penegak hukum dapat diajukan tuntutan hukum dan keputusan menurut cara-cara tertentu susai 1 Fadli Pramananda, Pemenuhan hak Mengembangkan Diri bagi Narapidana Pada LembagaPemasyrakatan Klas I Kota Makassar, Skripsi, 2011, hal.14. 2 Pasal 1 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2013

11 dengan ancaman pidana yang berlaku.seseorang (si pelanggar) yang dijatuhi putusan pidana penjara berkedudukan sebagai narapidana 3. Suatu kegiatan melalui sistem bukanlah barang baru dalam kehidupan manusia, karena kita sebenarnya dikelilingi oleh berbagai sistem, misalnya sistem tata-surya, sistem pemerintahan, sistem ekonomi, dan lain sebagainya.mempergunakan suatu sistem membuat kita dapat mengorganisasi fakta-fakta, menetapkan keputusan-keputusan, dan dapat memperbaiki pekerjaan 4. Berdasarkan beberapa pengertian sistem tersebut dia atas, dalam menyusun proses pembaharuan pelaksanaan pidana penjara dengan sistem pemasyarakatan akan terjadi hubungan antar elemen atau komponen yang berinteraksi satu sama lain. Komponen sistem dalam pelaksanaan pidana penjara meliputi : a. Narapidana b. Alat negara penegak hukum beserta masyarakatnya c. Lingkungan hidup sosial dengan segala aspeknya 5 Oleh karena itu pemasyarakatan yang disertai taktik dan strategi perecanaan yang baik,maka keseluruhan proses dapat menuju kepada tujuan berupa narapidan yang baik dan pada saat ketika dilepas dapat menjadi anggota masyarakat yang taat kepada hukum. Meskipun ada kalanya karena pengaruh lingkungan sosial yang bersifat menghambat 3 Bambang Poernomo. Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Pemasyarakatan,Liberty, Yogyakarta,1985, hlm.92 4 Ibid,hal.93 5 Ibid hal.94

12 itu,belum dapat dicapai tujuan yang nyata, sehingga hasil yang diinginkan secara ideal memerlukan waktu jangka panjang 6. Kegiatan lingkran proses dalam sistem pemasyarakatan yang memerlukan pekerjan pengorganisasian dan pengelolaan harus mempunyai landasan yang jelas dalam menuju kepada pembaharuan pelaksanaan pidana penjara dan perlakuan cara baru terhadap narapidana. 3. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Rumah Tahanan Negara HAN diartikan pula sebagai rangkaian aturan-aturan hukum yang mengatur cara bagaimana alat-alat perlengkapan negara menjalankan tugasnya. Alat-alat administrasi Negara dalam melaksanakan tugasnya,dengan sendirinya menimbulkan hubungan-hubungan yang disebut hubungan hukum (rechtsbetrekking).hubungan hukum ini dapat dibedakan dalam dua jenis,yakni: a. Hubungan hukum antara alat administrasi negara yang satu dengan alat administrasi negara yang lain. b. Hubungan antara alat administrasi negara dengan perseorangan (individual),yakni para warganegara atau badan hukum swasta 7. Dalam ilmu Hukum Administrasi Negara (HAN) yang penting adalah perbuatan hukum alat administrasi Negara dalam hubungannya dengan warga negara,dimana hubungan hukum ini akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara.hak dan kewajiban ini timbul berdasarkan peraturan perundang undangan dan dapat terjadi dengan jalan : 6 Ibid hal.96 7 Muchsan,S.H, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia,Liberty, Yogyakarta,1982, hlm 9

13 a. Secara langsung,dalam arti tanpa perantaraan perbuatan alat administrasi Negara b. Secara tidak langsung,dalam arti bahwa meskipun hak-hak dan kewajiban-kewajiban itu telah ditentukan dalam peraturan perundangan,tetapi untuk dapat timbulnya hak-hak dan kewajibankewajiban tersebut masih diperlukan adanya perbuatan dari alat administrasi Negara. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan khusus dari alat administrasi Negara yang dilihatdari segi bentuknya dapat bermacam-macam, antara lain ketetapan,ijin,dispensasi,konsensi,lisensi, dan sebagainya 8. Suatu pengertian (definisi) tentang HAN yang cukup menarik adalah definisi yang diberikan oleh de la Bassecour Caan,yang termuat dalam buku karangan van Poeljo Beginselen van Nederlansch administratiefrecht,1927, halaman XXII, yang menyatakan sebagai berikut : Yang dimaksud dengan Hukum Administrasi ialah himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab maka negara berfungsi (beraksi). Selanjutnya dikatakan bahwa peraturan-peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara tiap-tiap warga negara dengan pemerintahannya.akan tetapi tidak termasuk himpunan tersebut peraturan peraturan mengenai pengadilan sipil/perdata dan pengadilan pidana.kedua macam pengadilan itu menjadi bagian-bagian yang mempunyai sifat dan lapangan pekerjaan yang sekali-kali berlainan. Pengadilan sipil dan 8 Ibid hal 9

14 pengadilan pidana ini diadakan dalam hal-hal khusus,jadi tidak merupakan hal yang terus menerus,melainkan hanya kasus per kasus saja. Pengadilan sipil diadakan dalam hal ada perselisishan tentang sesuatu hak,dan pengadilan pidana diadakan dalam hal dijatuhkan pidana yang sebelumnya telah diancamkan oleh peraturan perundang undangan.bagianbagian lain dalam lapangan pemerintahan tetap an terus beraksi karena itu telah menjadi musuhnya 9. Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur antara negara dan warga negara,ia mengatur hak dan kewajiban masing-masing. Seperti diketahui bahwa secara konstitusional,warga negara atau rakyat memiliki hak-hak yang diatur secara tegas dalam Pasal 28 UUD 1945.Dalam saat yang bersamaan negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi hak-hak konstitusional rakyatnya.dengan demikian hakikat yang sebenarnya dari adanya suatu negara yang dilaksanakan oleh suatu pemerintahan adalah melaksanakan pelayanan yang seoptimal mungkin kepada rakyat melalui pelayanan sipil dan pelayanan publik 10. Dalam ilmu pemerintahan (yang merupakan cabang dari ilmu administrasi negara) ada pembedaan antara pelayanan publik dan pelayanan sipil.pelayanan publik merupakan pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini,pelayanan publik merupakan kewenangan pemerintah sebagai pelaksana negara. Terhadap pelayanan publik ini,rakyat mempunyai kesempatanyang sama untuk 9 Ibid hal.10 10 M.Ali Aranoval, Op.Cit,hal.44

15 menikmatinya dengan didasarkan pada pilihan mereka masing-masing. Rakyat mempunyai kebebasan untuk memilih apakah akan menggunakan pelayanan publik atau tidak karena untuk mendapatkan pelayanan publik tersebut ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan oleh rakyat yang menggunakannya walaupun biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan tersebut relatif kecil. Selain itu,pelayanan sipil adalah pelayanan yang merupakan kewajiban negara sebagai wujud untuk memberikan perlindungan hak asasi,hak sipil,dan hak konstitusional. Karena pelayanan sipil merupakan kewajiban,akses untuk mendapatkan pelayanan sipil tersebut harus bebas biaya (gratis). Adapun tujuan diselenggarakannya pelayanan sipil ini adalah mengakui, melindungi, menyelamatkan, dan memenuhi Hak Asasi Manusia (HAM) dan lingkungannya. Dilihat dari sisi ilmu pemerintahan tersebut,maka pelaksanaan sistem pemasyarakatan adalah merupakan pelaksanaan nilainilai dari pelayanan sipil,yang mana setiap orang (pelangar hukum) yang dikenakan pemidanaan/upaya paksa oleh pihak yang berwenang berdasarkan hukum harus dijamin hak-haknya agar pelaksanaaan penegakan hukum tersebut tidak melanggar HAM 11. B. Tinjauan Umum Tentang Pemasyarakatan 1. Pengertian Pemasyarakatan 11 Ibid hal.45

16 Eksistensi pemasyarakatan sebagai instansi penegakan hukum telah secara tegas dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Dalam Pasal 1 ayat (1) sebagai berikut: Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan warna binaan pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana 12 Sedangkan dalam Pasal 1 butir 2 Bab I Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan yang dimaksud dengan Sistem Pemasyarakatan adalah: Suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggungjawab 13. 12 Pasal 1 ayat (1)Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan 13 Pasal 1 butir 2 Bab I Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

17 Tujuan diselenggarakannya Sistem Pemasyarakatan pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 adalah dalam rangka membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Maksud dari agar menjadi manusia seutuhnya adalah upaya untuk memulihkan narapidana dan anak didik pemasyarakatan kepada fitrahnya dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan pribadinya, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan lingkungannya 14. 2. Fungsi Pemasyarakatan Fungsi Sistem Pemasyarakatan yaitu menyiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan agar dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab.yang dimaksud dengan berintegrasi secara sehat adalah pemulihan kesatuan hubungan Warga Binaan Pemasyarakatan 14 Muhammad Farid Aulia. Implementasi Hak mendapatkan Pelayanan Kesehatan dan Makanan Yang Layak bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Sungguminasa. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/14672/skripsi%20lengkap- PIDANA-MUHAMMAD%20FARID%20AULIA.pdf?sequence=1 (diakses 31 des 2016) hal.15

18 dengan masyarakat 15. Selain itu, dalam Pasal 8 ayat (1) juga menyatakan bahwa: Petugas pemasyarakatan merupakan pejabat fungsional penegak hukum yang melaksanakan tugas di bidang pembinaan, Munculnya istilah Pemasyarakatan berawal dari gagasan almarhum Sahardjo, yang ketika beliau menjabat sebagai Menteri Kehakiman Republik Indonesia yang menyatakan bahwa Pemasyarakatan yang sebelumnya disebut sebagai Rumah Penjara menjadi Lembaga Pemasyarakatan. Sehingga maksud dan tujuan dari munculnya istilah pemasyarakatan mengandung arti bahwa adanya itikad baik yang tidak hanya terfokus pada proses menghukum untuk memberikan efek jera, namun juga lebih berorientasi pada bagaimana membina agar kondisi narapidana yang bersangkutan nantinya akan lebih baik. Ide Pemasyarakatan bagi terpidana, dikemukakan oleh Sahardjo yang dikenal sebagai tokoh pembaharuan dalam dunia kepenjaraan sebagai berikut: a. Tiap orang adalah manusia dan harus diperlakukan sebagai manusia b. Tiap orang adalah makhluk kemasyarakatan, tidak ada orang diluar masyarakat c. Narapidana hanya dijatuhi hukuman hilang kemerdekaan bergerak 16. 15 Ibid hal.16

19 Istilah Pemasyarakatan ini mengandung tujuan tertentu yaitu adanya didikan, bimbingan terhadap narapidana yang pada akhirnya nanti dapat kembali kemasyarakat sebagai anggota masyarakat yang berguna. Sistem pembinaan pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas: a. Pengayoman b. Persamaan perlakuan dan pelayanan c. Pendidikan d. Pembimbingan e. Penghormatan harkat dan martabat manusia f. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan g. Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orangorang tertentu 17. 3. Sistem Pemasyarakatan Sistem Pemasyarakatan yang berlaku dewasa ini : a. Orang tidak mengenal perbedaan agama dan suku bangsa b. Orang hanya mengenal perbedaan berdasarkan usia, jenis kelamin dan lamanya pidana c. Kualifikasi berdasarkan perbedaan usia, hanya mengenal atau mengetahui perbedaan antara narapidana dewasa dan anak-anak d. Kualifikasi berdasarkan perbedaan kelamin, hanya mengenal perbedaan antara narapidan pria dan wanita 16 Ibid hal.17 17 Ibid hal.18

20 e. Kualifikasi berdasarkan lamanya pidana, dibuat perbedaan antara : 1) Narapidana dewasa dan anak-anak dijatuhi pidana lebih dari lima tahun 2) Narapidana dewasa dan anak-anak yang dijatuhi pidana antara satu sampai dengan lima tahun 3) Narapidana dewasa dan anak-anak yang dijatuhi pidana kurang dari satu tahun. 18 Pemasyarakatan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana adalah bagian integral dari tata peradilan terpadu (integrated criminal justice system). Dengan demikian, pemasyarakatan baik ditinjau dari sistem, kelembagaan, cara pembinaan, dan petugas pemasyarakatan, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari satu rangkaian proses penegakan hukum 18 P.A.F.Lamintang dan Theo Lamintang.2012.Hukum Penitensier Indonesia. Sinar Grafika, Jakarta. Hal.170