BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS BENTUK PASIF PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. Besar Bahasa Indonesia (2005: 88), bahasa ialah sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan tujuh kali dalam seminggu. Surat kabar Solopos menempatkan

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan

BAB I PENDAHULUAN. dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Bahasa juga merupakan interaksi antar manusia mengenal tiga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan pesan baik itu berupa ide, gagasan, maupun informasi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

PENGUNGKAPAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM TABLOID AGROBIS EDISI NOPEMBER 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

ERIZA MUTAQIN A

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. Perkembangan bahasa manapun, termasuk bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan perkembangan ragam bahasa yang ada. Dalam bahasa Indonesia kita mengenal adanya bahasa Indonesia ragam tulis dan bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. Dalam masyarakat tradisional yang belum mengenal tulisan atau belum banyak yang menguasai kegiatan baca tulis. Komunikasi lisan merupakan satu-satunya sarana yang dapat digunakan dan dapat dilakukan dalam kegiatan berkomunikasi. Para orator, dai, mubalig, juru kampanye, pembaca berita, atau tukang obat yang berteriak-teriak di pinggir jalan merupakan contoh yang baik bagaimana komunikasi lisan coba dimanfaatkan untuk kepentingan mempengaruhi masyarakat. Masyarakat yang sudah terbiasa hidup tanpa bacaan, tanpa komunikasi secara tertulis, cara berpikir mereka berbeda dengan cara berpikir orang-orang atau masyarakat yang tidak terbiasa dengan bacaan. Bahasa sebagai hasil dari pikiran perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan kepada orang lain. Selain sarana komunikasi,

bahasa merupakan suatu alat yang digunakan untuk memberikan informasi antara komunikan yang satu dengan yang lain. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi atau pesan oleh seseorang kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan. Bentuk komunikasi direktif atau wacana direktif yaitu sebuah tuturan atau ujaran yang berisi agar orang lain itu mau melakukan tindakan yang sesuai dengan yang dikehendaki oleh penutur supaya komunikasinya dapat berhasil penutur harus menggunakan bentuk-bentuk komunikasi atau wacana sebagai sarana komunikasi yang memenuhi persyaratan tertentu, seperti unsur komponen tutur yang diantaranya berupa tindakan pembicara, mitra bicara, topik pembicaraan, suasana, dan tempat. Tindak tutur atau speech act merupakan suatu tindakan yang diungkapkan melalui bahasa yang disertai dengan gerak dan sikap anggota badan untuk mendukung penyampaian maksud pembicaraan. Tuturan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur bervariasi. Bahasa yang digunakan beragam, ada yang menggunakan bahasa daerah (bahasa ibu) dan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia. Pateda (1989: 71-72) menyatakan bahwa bahasa ibu adalah bahasa yang dipergunakan di rumah, bahasa yang dipergunakan ibu ketika berkomunikasi dengan anaknya sejak anaknya kecil. Sering orang mengatakan bahasa ibu adalah bahasa daerah tertentu, ini tidak salah karena bahasa daerah tersebut yang dipergunakan untuk berkomunikasi di rumah.

Setiap daerah mempunyai perbedaan dalam penggunaan bahasa sesuai dengan kesepakatan masyarakat dalam daerah tersebut. Perbedaan daerah dan bahasa ini menyebabkan terjadinya ragam bahasa. Dalam bahasa ragam dibedakan atas bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahasa ibu termasuk salah satu bahasa daerah yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Bahasa ibu sering disebut bahasa pertama. Bahasa daerah yaitu bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat tertentu untuk berkomunikasi antara sesama mereka. Bahasa daerah di Indonesia misalnya bahasa Gorontalo, bahasa Bugis, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Batak. Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang banyak digunakan oleh penutur kepada mitra tutur. Jumlah penutur bahasa Jawa ditemukan paling banyak diantara bahasabahasa yang lain. Dalam komunikasi sehari-hari bahasa Jawa mempunyai peranan yang sangat penting untuk menyampaikan maksud tuturan baik secara langsung maupun tak langsung kepada lawan tutur. Bahasa Jawa dari tahun ketahun terus mengalami perkembangan, bahkan kini bahasa Jawa masuk dalam kurikulum pelajaran di sekolah-sekolah dasar, menengah pertama, menengah ke atas, sekolah kejuruan, maupun perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Hampir sepanjang hidupnya manusia tidak pernah lepas dari komunikasi. Manusia diciptakan Tuhan dengan derajat yang tinggi dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Manusia memiliki kelebihan

yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain, ialah manusia dikaruniai alat komunikasi yang berupa bahasa. Dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan ide, gagasan, isi pikiran, realitas dan sebagainya. Bahasa juga memegang peranan penting dalam bidang komunikasi, terutama komunikasi antar manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal inilah yang membuat bahasa sangat dibutuhkan manusia sebagai alat pencapaian dan alat penyampaian informasi. Bahasa sebagai salah satu alat manusia untuk bertahan hidup dan menjalani kehidupan. Dengan kata lain, bahasa digunakan sebagai alat manusia untuk menyampaikan maksud atau keinginan dan mengungkapkan keadaan diri. Sebagai lambang bunyi yang berpola, bahasa dapat disampaikan dengan ujaran dalam komunikasi. Pembentukan itu harus menurut kaidah atau aturan sehingga sesuai dengan maksud penuturnya dan dapat dimengerti oleh mitra tutur. Bahasa merupakan media komunikasi yang paling efektif yang dipergunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Bahasa yang digunakan dalam berinteraksi pada keseharian kita sangat bervariasi bentuknya, baik dilihat dari segi fungsi maupun bentuknya. Tataran penggunaan bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat dalam berinteraksi tentunya tidak lepas dari penggunaan kata atau kalimat yang bermuara pada makna yang merupakan ruang lingkup dari semantik.

Selain itu, bahasa merupakan satuan lingual berupa kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana. Menurut Chaer (2006: 1) bahasa mempunyai dua pengertian. Pertama bahasa merupakan alat komunikasi verbal. Kedua, bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama. Adapun Sugono (1991: 1) menjelaskan bahwa lambang yang digunakan dalam sistem bahasa adalah berupa bunyi, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Karena lambang yang digunakan berupa bunyi, maka yang di anggap primer di dalam bahasa adalah bahasa yang diucapkan, yaitu disebut bahasa lisan. Karena itu pula, bahasa tulisan walaupun dalam dunia modern sangatlah penting hanya bersifat sekunder. Bahasa tulisan sesungguhnya tidak lain adalah rekaman visual, dengan bentuk huruf-huruf dan tanda-tanda baca dari bahasa lisan. Dalam dunia modern penggunaan bahasa lisan dan tulisan sama-sama pentingnya. Jadi, kedua macam bentuk bahasa itu harus dipelajari dengan sungguh-sungguh. Dapat dibayangkan apabila manusia tidak memiliki bahasa sebagai alat komunikasi, maka manusia tidak ada bedanya dengan binatang yang hanya dapat menggunakan insting tanpa diketahui dengan pasti maksud dan tujuannya. Melalui bahasa manusia dapat berkomunikasi, dapat menyampaikan informasi dan berinteraksi dengan manusia lain agar hidupnya lebih maju dan berkembang. Pada zaman dahulu sarana pertukaran informasi di Indonesia memerlukan waktu yang lama agar informasi sampai ke tujuannya. Dalam era

modern seperti sekarang ini sarana pertukaran informasi sangat beragam. Misalnya media elektronik dan media cetak merupakan sarana pelayanan publik yang pesat perkembangannya. Media elektronik maupun cetak memiliki beragam pilihan, baik berupa wacana hiburan maupun informasi. Sekarang banyak media elektronik dan media cetak yang dapat dipergunakan untuk mengetahui informasi dunia luar, bahkan informasi tersebut dapat di akses secara bersamaan. Kecanggihan media elektronik saat ini dapat dijadikan andalan bagi kecepatan penyampaian informasi. Televisi, radio, telepon, faximile, internet, dan handphone merupakan contoh kecanggihan media elektronik yang dapat diandalkan untuk menyampaikan informasi secara cepat. Media massa yang paling pertama ditemukan adalah media cetak dalam hal ini, berupa surat kabar atau majalah, definisi surat kabar tidak bisa lepas dari karakteristiknya, surat kabar (news paper) dibatasi pengertiannya yaitu: Penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangankarangan, dan iklan yang dicetak secara tetap atau periodik dan dijual umum. (Assegaf, 1982 : 140). Sebuah surat kabar isinya merupakan catatan peristiwa (berita) atau karangan (artikel, feature, dsb.) dan iklan karena biasa memuat hal yang bersifat dagang (promosi) diterbitkan secara berkala (periodik) waktu penerbitannya akan menggolongkan sebagai sebuah surat kabar atas harian, mingguan, bulanan, atau mungkin tahunan. Dijual untuk umum karena surat kabar ditujukan untuk umum atau khalayak luas bukan personal.

Menurut Undang-undang Pers 1982, surat kabar di Indonesia adalah sebagai berikut : Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mempunyai hak dan kewajiban antara lain menuntut bahwa pers membantu memperkuat kesatuan nasional dalam meningkatkan kehidupan intelektual rakyat serta mendorong kesertaan masyarakat dalam usaha-usaha pembangunan nasional. Surat kabar merupakan penerbitan yang berupa lembaga yang berisi berita berita karangan, iklan yang dicetak dan diterbitkan secara tetap atau lebih periodik dan untuk dijual kepada umum. Isi berita di dalamnya dapat berupa kejadian kejadian perang, politik dan pemerintahan ekonomi, kecelakaan, bencana, pendidikan serta seni kebudayaan. Di samping itu pula, berita yang termuat dalam bidang kesehatan, ilmu pengetahuan, liburan dan olahraga. Lingkup berita dapat menyangkut berita internasional, nasional, maupun berita daerah. Adapun fungsi dari surat kabar itu sendiri adalah untuk memberikan saran informasi yang beragam, pendidikan bagi masyarakat luas serta hiburan dan surat kabar juga dapat mempengaruhi setiap pembacanya. Media cetak juga memiliki keunggulan yaitu dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Berita yang disampaikan dikupas secara mendalam dan lebih rinci. Media cetak yang bersifat tertulis tidak akan pernah hilang selama cetakan tidak rusak. Dalam konteks komunikasi tulis, Halliday dan Hasan (1994: 34-35) mengemukakan tiga metafungsi bahasa. Ketiga metafungsi yang dimaksud adalah fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal

(interpersonal function), dan fungsi tekstual (textual function). Ketiga metafungsi ini sangat penting dalam kaitannya dengan analisis wacana dan penggunaan bahasa dalam proses sosial dalam masyarakat. Pada peristiwa komunikasi, bahasa berfungsi ideasional dan interpersonal. Adapun untuk merealisasikan dan mewujudkan adanya wacana, bahasa berfungsi tekstual. Dalam hal ini para partisipan (penutur dan mitratutur, pembicara dan mitra-bicara) berkomunikasi dan berinteraksi sosial melalui bahasa dalam wujud konkret berupa wacana (lisan atau tulis) (Sumarlam, 2003: 4). Dengan adanya wacana untuk berkomunikasi dan melakukan interaksi sosial, dapat ditegaskan bahwa fungsi tekstual pada hakikatnya merupakan sarana bagi terlaksananya kedua fungsi lainnya, yaitu fungsi ideasional dan fungsi interpersonal. Charnley (dalam Romli, 2006: 5) menyatakan bahwa berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Dari pengertian tersebut terdapat empat unsur yang harus dipenuhi oleh sebuah berita, sekaligus menjadi karakteristik utama sebuah berita dapat dipublikasikan di media massa atau layak muat. Keempat unsur ini pula yang dikenal dengan nilai-nilai berita (news values) atau nilai-nilai jurnalistik. Bahasa pers atau jurnalistik adalah bahasa yang memiliki ciri-ciri atau sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, benar, lugas, dan menarik. Dewasa ini informasi merupakan kebutuhan primer yang dibutuhkan orang. Informasi dari media dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat

sehingga lazim dikatakan, peradaban saat ini adalah peradaban masyarakat informasi. Berkembangnya teknologi media hingga saat ini sangat memudahkan orang, untuk memperoleh informasi peristiwa yang terjadi di suatu tempat dapat diketahui atau disaksikan secara cepat, bahkan secara langsung. Menurut (Chaer, 2006: 373) wacana merupakan satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana tersebut terdapat konsep gagasan, pikiran atau ide yang utuh dan bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana teks) atau pandangan (dalam wacana lisan), tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar berarti wacana itu terbentuk dari kalimatkalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan kewacanaan lainnya yang digunakan untuk menyampaikan suatu amanat. Kalimat-kalimat di dalam wacana bukan sesuatu yang berdiri sendiri melainkan sesuatu yang berkaitan. Menurut Darjowidjojo (1983: 90; dalam Markhamah dan Sabardila, 2011: 159-160) bentuk pasif yang lazim dibentuk dengan mengubah objek langsung dan objek tak langsung menjadi subjek kalimat pasif bila aturanaturan pengimbuhan tertentu dipatuhi. Dalam BI terdapat sebelas kata kerja yang menunjukkan beberapa fenomena aktif-pasif yang menarik. Kata-kata yang dimaksud diturunkan dari kata dasar: serah, tawar, beri, ajar, dan kirim. Dari situ terbentuklah kata menyerahi-menyerahkan, menawari-menawarkan, memberi-memberikan, mengajari-mengajarkan, mengirimi-mengirimkan. Kata-kata kerja itu dibentuk dengan menambahkan imbuhan kan dan i.

Jenis kata kerja yang dipakai dalam suatu kalimat menentukan kata benda yang menjadi subjek dalam kalimat pasif. Kalimat dengan akhiran lokatif i hanya membolehkan objek tidak langsung (OTL) menjadi subjek kalimat pasif. Misalnya, Saya diserahi pekerjaan itu oleh dia, Saya ditawari pekerjaan itu oleh dia. Kedua kalimat itu berasal dari kalimat aktif berikut: Dia menyerahi saya pekerjaan itu, Dia menawari saya pekerjaan itu. Sebaliknya, kalimat yang kata kerjanya berimbuhan direktif kan hanya membolehkan objek langsung menjadi subjek dalam kalimat pasif. Contohnya, Pekerjaan itu diserahkan kepada saya; pekerjaan itu ditawarkan kepada saya. Keduanya berasal dari kalimat pasif: Dia menyerahkan pekerjaan itu kepada saya dan Dia menawarkan pekerjaan itu kepada saya. Selain mengkaji bentuk pasif dari sisi penanda yang tampak (katon), Darjowidjojo (1983: 110-114, dalam Markhamah dan Sabardila, 2011: 161) mengkaji secara semantik kata kerja yang berimbuhan ke-an. Pada bagian akhir dari tulisan yang merupakan kajian mengenai kata kerja berimbuhan kean dinyatakan bahwa kata kerja ke-an dalam bahasa Indonesia termasuk kata kerja pasif. Kajian ini memang tidak secara langsung menganalisis bentuk pasifnya, akan tetapi kajian ini membuktikan bahwa kata kerja ke-an merupakan kata kerja pasif. Kalimat pasif tidak ditemukan pada Kamus Linguistik (Kridalaksana, 1993). Kalimat pasif berkaitan dengan diatesis pasif. Diatesis pasif adalah diatesis yang menunjukkan bahwa subjek adalah tujuan dari perbuatan. Diatesis merupakan kategori gramatikal yang menunjukkan hubungan antara

partisipan atau subjek dengan perbuatan yang dinyatakan oleh verba klausa, ada diatesis aktif dan pasif (Kridalaksana, 1993: 43). Tempat suatu kalimat dalam suatu wacana juga menjadi pertimbangan untuk menentukan suatu kalimat aktif atau pasif. Jika dalam suatu wacana atau paragraf dimasukkan subjek baru, kalimat paling depan biasanya kalimat aktif. Setelah itu, ketika perhatian yang tadinya tertuju pada subjek beralih pada tindakan dan objek atau keterangan, anggota nominal objek lalu pindah keposisi semula. Jadi, kalimat-kalimat selanjutnya adalah kalimat pasif. Pembahasan mengenai kalimat aktif dan kalimat pasif juga dilakukan oleh Sugono (1991: 85). Kalimat aktif dikatakan sebagai kalimat dasar, adapun kalimat pasif adalah ubahan dari kalimat aktif. Pengalihan dari kalimat aktif ke kalimat pasif sebenarnya bertolak dari kerangka pemikiran relasi antara subjek dan predikat yang dilihat dari segi peran yang diperankan oleh subjek terhadap perbuatan yang dilakukan oleh predikat. Lebih lanjut Sugono (1991: 89) mengatakan jika subjek suatu kalimat merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan pada predikat kalimat ini disebut kalimat aktif. Jadi, kalimat aktif ini hanya terdapat pada kalimat yang predikatnya verba perbuatan. Sebaliknya, jika subjek kalimat berperan sebagai sasaran kalimat itu disebut kalimat pasif. Kalimat ini merupakan ubahan dari kalimat aktif. Pemindahan dilakukan dengan memindahkan unsur objek kalimat aktif ke tempat subjek kalimat pasif. Pemindahan itu menyebabkan perubahan bentuk verba pengisi predikat. Karena yang dipindahkan objek, kalimat aktif intransitif (kalimat aktif yang tidak berobjek) tidak bisa diubah menjadi

kalimat pasif sebelum kalimat itu diubah menjadi kalimat aktif transitif. Menurut Sugono (1991: 92-93) di samping ditandai oleh peran subjek sebagai sasaran, kalimat pasif juga ditandai oleh bentuk verba pengisi predikat. Bentuk verba yang dimaksud ada dua, yakni verba berbentuk di- dan di-plus pelaku. Keduanya membentuk kalimat pasif tipe 1 dan tipe 2 (Markhamah dan Sabardila, 2011: 168). B. Pembatasan Masalah Untuk mencegah kekaburan masalah dan untuk mengarahkan penelitian ini agar lebih intensif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sangat diperlukan pembatasan masalah. Moleong (1989: 63) mengungkapkan bahwa pembatasan masalah memberi bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk menentukan data yang perlu dikumpulkan dan data yang tidak relevan. Dalam penelitian ini dibatasi pada Analisis Bentuk Pasif Pada Judul Berita Surat Kabar Harian Solopos Edisi Mei 2013. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana bentuk pasif pada judul berita Surat Kabar Harian Solopos edisi Mei 2013?

2. Apakah jenis bentuk pasif pada judul berita Surat Kabar Harian Solopos edisi Mei 2013? D. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disimpulkan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan bentuk pasif pada judul berita Surat Kabar Harian Solopos edisi Mei 2013. 2. Mendeskripsikan jenis bentuk pasif pada judul berita Surat Kabar Harian Solopos edisi Mei 2013. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah dalam bidang linguistik bentuk pasif pada judul berita Surat Kabar Harian Solopos. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi peneliti, untuk menambah bahan pertimbangan bentuk pasif pada judul berita Surat Kabar Harian Solopos. b. Dalam pengajaran bahasa Indonesia hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian bentuk pasif pada judul berita Surat Kabar Harian Solopos.