KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

dokumen-dokumen yang mirip
Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

KINERJA GURU SEBELUM DAN SESUDAH SERTIFIKASI GURU DI SMU NEGERI I POSO. Serlia R. Lamandasa *)

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

IDEALISME KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TANTANGANNYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

PROGRAM PRIORITAS SUBDIT KESHARLINDUNG

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

AMANAT KONSTITUSI PEMBUKAAN UUD 1945:

KEBIJAKAN GURU DAN DOSEN 2. D E A S Y I D AWAT I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 1

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN Berdasarkan PERMENNEGPAN dan RB Nomor: 16 Tahun 2009

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Siti Fitriana

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

Jumlah Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 3 Kompetensi. Dari 3 Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 18 Indikator:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU

Panduan PENILAIAN KINERJA GURU PAI TIM PENGEMBANG PKB-GPAI DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU Oleh Suardi.B Widyaiswara LPMP SulSel

PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

Diana Septi Purnama

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU

PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAN NARASUMBER. PENILAIAN KINERJA GURU DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEGIATAN 5 PENYUSUNAN RENCANA PKB

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

MENYUSUN PORTOFOLIO PENGEMBANGAN DIRI Oleh : Waryono Widyaiswara

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN. Oleh Rahmatiah

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 5 PEDOMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU)

PENYUSUNAN PORTOFOLIO GURU SEBAGAI INSTRUMEN SERTIFIKASI GURU Disampaikan dalam Seminar Pendidikan Nasional, di Hotel Bumi Wiyata Depok, 2009

KODE ETIK GURU INDONESIA

Transkripsi:

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Tahun 2017

Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Empat Tahap Mewujudkan Guru Profesional 1 Penyediaan guru berbasis perguruan tinggi 2 3 4 Induksi guru berbasis sekolah profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi profesionalisasi guru berbasis individu (menjadi guru madani)

Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Penyediaan guru berbasis perguruan tinggi Dasar: UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Penyediaan guru menjadi kewenangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan Guru dimaksud harus memiliki kualifikasi akademik sekurangkurangnya S1/D-IV dan bersertifikat pendidik

Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Khusus PPG: Calon peserta: berkualifikasi S1/D-IV. Sertifikat pendidik bagi guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, dan ditetapkan oleh pemerintah. Sertifikasi pendidik bagi calon guru harus dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel. Jumlah peserta didik program pendidikan profesi setiap tahun ditetapkan oleh Menteri. Program pendidikan profesi diakhiri dengan uji kompetensi pendidik. Uji kompetensi pendidik dilakukan melalui ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai dengan standar kompetensi. Ujian tertulis dilaksanakan secara komprehensif Ujian kinerja dilaksanakan secara holistik dalam bentuk ujian praktik Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP 7

Program Induksi: Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Sehebat apapun pengalaman teoritis calon guru di kampus, ketika menghadapi realitas dunia kerja, suasananya akan lain. Guru akan dibimbing dan dipandu oleh mentor terpilih untuk kurun waktu sekitar satu tahun, agar benar-benar siap menjalani tugas-tugas profesional. Walaupun guru yang direkruit telah memiliki kualifikasi minimum dan sertifikat pendidik, masih diperluan program induksi untuk memposisikan mereka menjadi guru yang benar-benar profesional. Program induksi diyakini merupakan fase yang harus dilalui ketika seseorang dinyatakan diangkat dan ditempatkan sebagai guru. Masa transisi bagi guru pemula (beginning teacher). Lazim dilakukan di banyak negara.

Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Prakarsa Institusi: Pendidikan dan pelatihan, workshop, magang, studi banding, dll. Prakarsa ini menjadi penting, karena secara umum guru pemula masih memiliki keterbatasan, baik finansial, jaringan, waktu, akses, dan sebagainya.

Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Lingkup Profesi Guru Lingkup Profesi Guru Guru Matapelajaran /kelas/bk Guru dengan Tugas Tambahan sebagai Kasek Guru dalam Jabatan Pengawas

Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Alur pengembangan profesi dan karier guru: KOMPETENSI 1. Kepala Sekolah 2. Kepengawasan 3. Kompetensi dan persyaratan lain DALAM BENTUK: 1. Penugasan 2. Kenaikan pangkat 3. Promosi KOMPETENSI: 1. Pedagogik 2. Profesional 3. Kepribadian 4. Sosial PENGEMBANGAN KARIR PENGEMBANGAN PROFESI PENGEMBANGAN GURU

Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru

Peningkatan Kompetensi Guru i

Peningkatan Kompetensi Guru Mengapa guru harus meningkatkan kompetensinya? Perkembangan IPTEKS Kompetensi guru itu sendiri memang perlu ditingkatkan Amanat Undang-undang Dampak bagi siswa Dampak bagi sistem pendidikan nasional

Peningkatan Kompetensi Guru Jenis program peningkatan kompetensi guru Diklat Inhouse training (IHT) Magang Kemitraan sekolah Belajar Jarak Jauh Pelatihan Berjenjang dan Pelatihan Khusus (P4TK, LPMP) Kursus Singkat Pembinaan internal Studi Lanjut Non- Diklat Diskusi, seminar, workshop Penelitian Pembuatan bahan ajar, media, dan/atau karya teknologi

Peningkatan Kompetensi Guru Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Berdasarkan Permenneg PAN dan RB Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya: Empat jenjang jabatan fungsional: Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama. Setiap tahun, guru harus dinilai kinerjanya secara teratur melalui Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) dan wajib mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). PKB tersebut harus dilaksanakan sejak guru memiliki golongan kepangkatan III/a dengan melakukan pengembangan diri, dan sejak golongan kepangkatan III/b guru wajib melakukan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif. Untuk naik dari golongan kepangkatan IV/c ke IV/d guru wajib melakukan presentasi ilmiah.

Peningkatan Kompetensi Guru Sistem Pembinaan dan Pengembangan Guru Berkelanjutan GURU PROFESIONAL 1. Kesra 2. Harlindung 3. Tunjangan Profesi PK Guru formatif - - PKB + + PK Guru sumatif Kecukupan angka kredit PENGEMBANGAN KARIR

Peningkatan Kompetensi Guru Sistem Pembinaan dan Pengembangan Guru Berkelanjutan Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) mencakup kegiatan-kegiatan yang didesain untuk meningkatkan pengeta huan, pemahaman, dan keteram pilan guru. Kegiatan PKB: Dilakukan guru sendiri Sekolah Jaringan sekolah Menggunakan sumber kepakaran lainnya

Peningkatan Kompetensi Guru Sistem Pembinaan dan Pengembangan Guru Berkelanjutan PKB yang dilakukan oleh guru sendiri: a. menganalisis umpan balik yang diperoleh dari siswa terhadap pelajarannya; b. menganalisis hasil pembelajaran (nilai ujian, keterampilan siswa, dll); c. mengamati dan menganalisis tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran; d. membaca artikel dan buku yang berkaitan dengan bidang dan profesi; dan e. mengikuti kursus atau pelatihan jarak jauh.

Peningkatan Kompetensi Guru Sistem Pembinaan dan Pengembangan Guru Berkelanjutan PKB yang dilakukan oleh guru bekerja sama dengan guru lain: a. mengobservasi guru lain; b. mengajak guru lain untuk mengobservasi guru yang sedang mengajar; c. mengajar besama-sama dengan guru lain (pola team teaching); d. bersamaan dengan guru lain membahas dan melakukan investigasi terhadap permasalahan yang dihadapi di sekolah; e. membahas artikel atau buku dengan guru lain; dan f. merancang persiapan mengajar bersama guru lain.

Peningkatan Kompetensi Guru Sistem Pembinaan dan Pengembangan Guru Berkelanjutan PKB yang dilakukan oleh sekolah: a. training day untuk semua sumber daya manusia di sekolah (bukan hanya guru); b. kunjungan ke sekolah lain; dan c. mengundang nara sumber dari sekolah lain atau dari instansi lain

Peningkatan Kompetensi Guru Sistem Pembinaan dan Pengembangan Guru Berkelanjutan Tiga unsur kegiatan guru dalam PKB: Pengembangan Diri Diklat fungsional Kegiatan kolektif guru dikendalikan oleh Koordinator PKB di sekolah materi yang dapat dikembangkan: kurikulum, RPP, pengembangan metodologi pembelajaran, bahan ajar, TIK untuk pembelajaran, dll Publikasi Ilmiah Presentasi dalam forum ilmiah Publikasi ilmiah Publikasi Buku Teks Pelajaran, Pengayaan, pedoman guru Karya Inovatif Penemuan TTG Penciptaan karya seni Pembuatan/modifikasi alat pelajaran/ praktikum penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi

Peningkatan Kompetensi Guru Sistem Pembinaan dan Pengembangan Guru Berkelanjutan Uji Kompetensi Guru: Tujuan: menilai dan menetapkan apakah guru sudah kompeten atau belum dilihat dari standar kompetensi yang diujikan. Yang diukur: kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, sosial. Strategi uji kompetensi dilakukan seperti berikut ini. 1. Dilakukan secara kontinyu bagi semua guru, baik terkait dengan mekanisme sertifikasi maupun bersamaan dengan penilaian kinerja. 2. Dapat dilakukan secara manual (offline), online, atau kombinasinya. 3. Memberi perlakauan khusus untuk jenis guru tertentu, misalnya guru produktif, normatif, guru TK/LB, atau melalui tes kinerja atau performance test. 4. Dimungkinkan penyediaan bank soal yang memenuhi validitas dan reliabilitas tertentu, khusus untuk ranah pengetahuan. 5. Sosialisasi pelaksanaan program dan materi uji kompetensi

Peningkatan Kompetensi Guru Sistem Pembinaan dan Pengembangan Guru Berkelanjutan Uji Kompetensi Guru (Kompetensi Pedagogik): a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual. b. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, santun dengan peserta didik. h. Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

Peningkatan Kompetensi Guru Sistem Pembinaan dan Pengembangan Guru Berkelanjutan Uji Kompetensi Guru (Kompetensi Kepribadian): a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

Peningkatan Kompetensi Guru Sistem Pembinaan dan Pengembangan Guru Berkelanjutan Uji Kompetensi Guru (Kompetensi Sosial): a. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Peningkatan Kompetensi Guru Sistem Pembinaan dan Pengembangan Guru Berkelanjutan Uji Kompetensi Guru (Kompetensi Profesional): a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu. c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Penilaian Kinerja Guru

Penilaian Kinerja Guru PK Guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuannya dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. (Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009)

Penilaian Kinerja Guru PK Guru Uji Kompetensi Awal (UKA) Memenuhi? DIKLAT

Penilaian Kinerja Guru Disiplin Guru (Kehadiran, etos kerja) Motivasi belajar siswa Efisiensi dan Efektivitas Pembelajaran (Kapasitas transformasi Ilmu ke siswa) Keteladanan Guru (berbicara, bersikap, berperilaku)

Penilaian Kinerja Guru

Penilaian Kinerja Guru ASPEK YANG DINILAI 1.Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas, khususnya berkaitan dengan: (1) disiplin guru (kehadiran, ethos kerja), (2) efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu ke siswa), (3) keteladanan guru (berbicara, bersikap dan berperilaku), (4) motivasi belajar siswa.

Penilaian Kinerja Guru ASPEK YANG DINILAI (untuk Guru BK): Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan (kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembimbingan, mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan, menganalisis hasil evaluasi pembimbingan, dan melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan). Fokus utama PK bagi guru Bimbingan Konseling (BK)/Konselor: (1) disiplin guru (kehadiran, ethos kerja), (2) efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu ke siswa), (3) keteladanan guru (berbicara, bersikap dan berperilaku), (4) motivasi belajar

Penilaian Kinerja Guru ASPEK YANG DINILAI (LANJUTAN) Kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka: (1) menjadi kepala sekolah/madrasah per tahun; (2) menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per tahun; (3) menjadi ketua program keahlian/program studi atau yang sejenisnya; (4) menjadi kepala perpustakaan; atau (5) menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang sejenisnya. Tugas tambahan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka: tugas tambahan minimal satu tahun (misalnya menjadi wali kelas, guru pembimbing program induksi, dan sejenisnya) tugas tambahan kurang dari satu tahun (misalnya menjadi pengawas penilaian dan evaluasi pembelajaran, penyusunan kurikulum, dan sejenisnya).

Penilaian Kinerja Guru (Prosedur) awal tahun ajaran GURU PROFESIONAL 1. Kesra 2. Harlindung 3. Tunjangan Profesi PK Guru formatif Rencana PKB disusun sekolah/madrasah - - PKB + + PK Guru sumatif Akhir tahun ajaran Penetapan angka kredit Kecukupan angka kredit PENGEMBANGAN KARIR

Penilaian Kinerja Guru (Tahapan) Persiapan Pelaksanaan Penilaian Pelaporan

Penilaian Kinerja Guru

Penilaian Kinerja Guru (Konversi) Konversi Nilai PK ke Angka Kredit Tanpa Tugas Tambahan Dengan Tugas Tambahan

Penilaian Kinerja Guru

Penilaian Kinerja Guru (Penilai) Penilaian kinerja guru dilakukan oleh Kepala Sekolah. Apabila Kepala Sekolah tidak dapat melaksanakan sendiri (misalnya karena jumlah guru yang dinilai terlalu banyak), maka Kepala Sekolah dapat menunjuk Guru Pembina atau Koordinator PKB sebagai penilai. Penilaian kinerja Kepala Sekolah dilakukan oleh Pengawas Sekolah. Kriteria Penilai: a. Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat guru/kepala sekolah yang dinilai. b. Memiliki Sertifikat Pendidik. c. Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dan menguasai bidang tugas Guru/Kepala Sekolah yang akan dinilai. d. Memiliki komitmen yang tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. e. Memiliki integritas diri, jujur, adil, dan terbuka. f. Memahami PK Guru dan dinyatakan memiliki keahlian serta mampu untuk menilai kinerja Guru/Kepala Sekolah.

Pengembangan Karir Guru

Pengembangan Karir Guru

Pengembangan Karir Guru (Ranah) Penugasan Promosi Sebagai Guru Guru dengan Tugas Tambahan Penugasan sebagai guru pembina, guru inti, Guru kelas/mapel: 24 Kasek 6 JP atau membimbing instruktur, wakil kepala s.d. 40 JP 40 siswa sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan Guru BK 150 Wakasek 12 JP atau sebagainya. siswa/th membimbing 80 siswa Kenaikan pangkat Ketua program keahlian, dan/atau kenaikan jenjang perpustakaan, bengkel 12 JP jabatan fungsional Harus didasari atas Pengawas: kerja kepengawasan yang ekivalen dengan 24 JP pertimbangan prestasi dan dedikasi tertentu yang dimiliki oleh guru.

Perlindungan dan Penghargaan Guru

Perlindungan dan Penghargaan Guru Perlindungan bagi guru adalah usaha pemberian perlindungan hukum, perlindungan profesi, dan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta perlindungan HaKI yang diberikan kepada guru, baik berstatus sebagai PNS maupun bukan PNS.

Perlindungan dan Penghargaan Guru Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas. Perlindungan tersebut meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi dan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

Perlindungan dan Penghargaan Perlindungan hukum: Semua guru harus dilindungi secara hukum dari segala anomali atau tindakan semena-mena dari yang mungkin atau berpotensi menimpanya dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Perlindungan hukum dimaksud meliputi perlindungan yang muncul akibat tindakan dari peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau pihak lain, berupa: a. tindak kekerasan, b. ancaman, baik fisik maupun psikologis c. perlakuan diskriminatif, d. intimidasi, dan e. perlakuan tidak adil

Perlindungan dan Penghargaan Guru Perlindungan profesi : Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap pemutusan hukubungan kerja (PHK) yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam penyampaian pandangan, pelecehan terhadap profesi dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas.

Perlindungan dan Penghargaan Guru Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup perlindungan terhadap resiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau resiko lain. Beberapa hal krusial yang terkait dengan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk rasa aman bagi guru dalam bertugas, yaitu: a. Hak memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas harus mampu diwujudkan oleh pengelola satuan pendidikan formal, pemerintah dan pemerintah daerah. b. Rasa aman dalam melaksanakan tugas, meliputi jaminan dari ancaman psikis dan fisik dari peserta didik, orang tua/wali peserta didik, atasan langsung, teman sejawat, dan masyarakat luas. c. Keselamatan dalam melaksanakan tugas, meliputi perlindungan terhadap: d. Terbebas dari tindakan resiko gangguan keamanan kerja dari peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain. e. Pemberian asuransi dan/atau jaminan pemulihan kesehatan. f. Terbebas dari multiancaman, termasuk ancaman terhadap kesehatan kerja.

Perlindungan dan Penghargaan Guru Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual: Bagi guru, perlindungan HaKI dapat mencakup: a. hak cipta atas penulisan buku, b. hak cipta atas makalah, c. hak cipta atas karangan ilmiah, d. hak cipta atas hasil penelitian, e. hak cipta atas hasil penciptaan, f. hak cipta atas hasil karya seni maupun penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta sejenisnya, dan; g. hak paten atas hasil karya teknologi

Perlindungan dan Penghargaan Guru (Jenis-jenis) Jenis-jenis Perlindungan Hukum bagi Guru: Konsultasi Mediasi Negosiasi dan Perdamaian Konsiliasi dan perdamaian Advokasi Litigasi Advokasi Nonlitigasi

Perlindungan dan Penghargaan Guru Guru yang memenuhi persyaratan sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008, serta peraturan lain yang menjadi ikutannya, memiliki hak atas aneka tunjangan dan kesejahteraan lainnya. Tunjangan dan kesejahteraan dimaksud mencakup tunjangan profesi, tunjangan khusus, tunjangan fungsional, subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan.

Perlindungan dan Penghargaan Guru JENIS-JENIS PENGHARGAAN BAGI GURU: Penghargaan Guru Berprestasi Penghargaan bagi Guru SD Berdedikasi di Daerah Khusus/Terpencil Penghargaan bagi Guru PLB/PK Berdedikasi Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan Penghargaan bagi Guru yang Berhasil dalam Pembelajaran Penghargaan Guru Pemenang Olimpiade Pembinaan dan Pemberdayaan Guru Berprestasi dan Guru Berdedikasi Penghargaan Lainnya

Perlindungan dan Penghargaan Guru JENIS-JENIS TUNJANGAN GURU: Tunjangan Profesi Tunjangan Fungsional Tunjangan Khusus Maslahat tambahan

Etika Profesi Guru

Etika Profesi Guru Sifat-sifat atau karakteristik-karakteristik profesi: Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan. Memiliki pengetahuan spesialisasi. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain atau klien. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau communicable. Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self-organization. Mementingkan kepentingan orang lain (altruism). Memiliki kode etik. Kode etik ini merupakan norma-norma yang mengikat guru dalam bekerja. Memiliki sanksi dan tanggungjawab komunita. Manakala terjadi malpraktik, seorang guru harus siap menerima sanksi pidana, sanksi dari masyarakat, atau sanksi dari atasannya. Mempunyai sistem upah. Budaya profesional.

Etika Profesi Guru (Anggota Organisasi Profesi) Konsekuensi logis dari amanat UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa guru wajib: Menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi serta Kode Etik Guru dan Ikrar atau Janji Guru yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasinya masing-masing. Mematuhi AD, ART, serta peraturan-peraturan dan disiplin yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasinya masing-masing. Melaksanakan program organisasi atau asosiasi profesi guru secara aktif. Memiliki nomor registrasi sebagai anggota dan KTA organisasi atau asosiasi profesi guru dimana dia terdaftar sebagai anggota. Mematuhi peraturan dan disiplin organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar sebagai anggota. Melaksanakan program, tugas, serta misi organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar sebagai anggota. Guru yang belum menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi guru harus memilih organisasi atau asosiasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Etika Profesi Guru (Kode Etik Guru) KEGI versi PGRI telah diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB-PGRI) tahun 2008. Dalam kata pengantar penerbitan publikasi KEGI dari pihak kementerian disebutkan bahwa semua guru di Indonesia dapat memahami, menginternalisasi, dan menunjukkan perilaku keseharian sesuai dengan norma dan etika yang tertuang dalam KEGI ini.

Etika Profesi Guru KEGI memuat rumusan kode etik guru dalam menjalankan tugas keprofesian: Hubungan Guru dengan Peserta Didik Hubungan Guru dengan Orangtua/Wali Siswa Hubungan Guru dengan Masyarakat Hubungan Guru dengan Sekolah dan Rekan Sejawat Hubungan Guru dengan Profesi Hubungan Guru dengan Organisasi Profesi Hubungan Guru dengan Pemerintah

Tugas Diskusi BENTUK 5 KELOMPOK DISKUSI, TIAP KELOMPOK MENDISKUSIKAN JAWABAN PERTANYAAN-PERTANYAAN: A. Apa esensi peningkatan kompetensi guru? Buatlah penjelasan ringkas mengenai keterkaitan masing-masing jenis kompetensi guru! Apa yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan? Apa esensi uji kompetensi guru? Apa dampak ikutan hasil uji kompetensi bagi guru? B. Mengapa penilaian kinerja guru perlu dilakukan secara kontinyu? Jelaskan tahap-tahap penilaian kinerja guru! Bagaimanakah konversi nilai kredit dalam kerangka penilaian kinerja guru? C. Apa perbedaan utama antara pengembangan keprofesian dan pengembangan karir guru? Mengapa pengembangan keprofesian guru dikaitkan dengan jabatan fungsionalnya? Apa perbedaan utama pengembangan guru yang belum S1/D-IV dan belum bersertifikat pendidik dengan yang sudah memilikinya? D. Identifikasikan contoh-contoh kasus yang menunjukkan perlunya perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan K3, dan perlindungan HaKI bagi guru! E. Mengapa guru harus memiliki komitmen terhadap Kode Etik? Mengapa UU No. 14 Tahun 2005 mewajibkan guru menjadi anggota organisasi profesi? Apa implikasi kewajiban menjadi anggota organisasi profesi bagi guru?