WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS BUPATI MALANG,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME PERSETUJUAN DAN PENGAWASAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI WILAYAH KABUPATEN SERANG BUPATI SERANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

^ Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 99 ayat (1) dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang

- 1 - WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 20 TAHUN 2012 T E N T A N G

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : TAHUN 2017 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI JALAN WALIKOTA SORONG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI JALAN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 030 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR36 TAHUN 2016 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU UNTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS (ANDALALIN) Nunung Nuring Hayati, ST., MT. Program Studi S-1 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil - Universitas Jember

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI JALAN

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBATASAN ANGKUTAN BARANG PADA RUAS JALAN PROVINSI RUAS JALAN SAKETI-MALINGPING-SIMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 33 TAHUN TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KOTA BATU

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 40

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 57 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 11 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYESUAIAN JARINGAN TRAYEK DALAM WILAYAH KOTA KABUPATEN JEMBER

BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TERMINAL BARANG

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 21 Tahun 2017 Seri E Nomor 15 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

WALIKOTA MALANG, 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembara n Negara Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANGKA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 04.A TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PADA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

2018, No Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan U

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN BARANG DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PELAYANAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang a. bahwa lalu lintas sebagai bagian dari sistem transportasi daerah harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah; b. bahwa pembangunan suatu kawasan yang memiliki aktifitas tinggi akan mempengaruhi kinerja lalu lintas disekitarnya, akibat adanya peningkatan volume lalu lintas dan pejalan kaki, kebutuhan ruang parkir, konflik lalu lintas di ruas dan simpang jalan, dan akibat-akibat lainnya sehingga dapat menimbulkan kemacetan, hambatan, antrian dan kerawanan lalu lintas; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Analisis Dampak Lalu Lintas; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Singkawang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4119); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132); 4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 ten tang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 ten tang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5229);

12. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kota Singkawang (Lembaran Daerah Kota Singkawang Tahun 2008 Nomor 5); 13. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Singkawang (Lembaran Daerah Kota Singkawang Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Singkawang Nomor 14); 14. Peraturan Walikota Nomor 7 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Singkawang (Berita Daerah Kota Singkawang Tahun 2009 Nomor 7); 15. Peraturan Daerah Kota Singkawang Nomor 1Tahun2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Singkawang Tahun 2013-20132 (Lembaran Daerah Kota Singkawang Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Singkawang Nomor 40 ); MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN WALIKOTA TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Singkawang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Singkawang. 3. Walikota adalah Walikota Singkawang. 4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Singkawang. 5. Dampak Lalu Lintas adalah pengaruh yang mengakibatkan perubahan tingkat pelayanan lalu lintas menjadi tingkat yang lebih rendah, diakibatkan oleh pembangunan pusat kegiatan, permukiman dan infrastruktur pada unsur-unsur jaringan transportasi jalan. 6. Analisis Dampak Lalu Lintas yang selanjutnya disebut Andalalin adalah serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan, permukiman dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas. 7. Kegiatan dan/atau usaha adalah kegiatan dan/ atau usaha berkaitan dengan pemanfaatan ruang dalam suatu kawasan atau lokasi

.. 8. Tim evaluasi adalah adalah tim yang memenuhi persyaratan untuk menilai serta mengevaluasi dokumen hasil Andalalin yang disampaikan oleh pengembang atau pembangun. 9. Lalu Lintas adalah gerak kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan. 10. Bangkitan Lalu Lintas adalah jumlah kendaraan masuk dan keluar ratarata perhari atau selama jam puncak yang dibangkitkan oleh suatu pembangunan pusat kegiatan, permukiman dan infrastruktur. 11. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/ a tau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. 12. Kapasitas didefenisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yan& melewati segmen ruas tertentu atau lajur tertentu selama periode waktu tertentu dalam kondisi jalan dan lalu lintas yang umum. 13. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor. 14. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel. 15. Ruang Lalu Lintas adalah prasarana yang diperuntukan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/ atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. 16. Pemrakarsa adalah pengembang atau pembangun baik berupa perorangan atau badan yang bertanggung jawab atas pembangunan pusat kegiatan, permukiman dan/ atau infrastruktur. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud dari pelaksanaan Studi Andalalin adalah untuk dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh suatu pengembang dan/ atau pengoperasian kawasan terhadap lalu lintas disekitarnya. (2) Tujuan dilakukan Andalalin adalah untuk : a. memprediksi dampak yang ditimbulkan suatu pembangunan dan/ atau pengoperasian kawasan b. menentukan bentuk peningkatan/ perbaikan yang diperlukan untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi akibat pengembangan baru maupun pengoperasian kawasan; c. menyelaraskan keputusan-keputusan mengenai tata guna lahan dengan kondisi lalu lintas, jumlah dan lokasi akses, serta altematif peningkatan/ perbaikan; d. mengindentifikasi masalah-masalah yang dapat mempengaruhi putusan pengembang dalam meneruskan proyek yang diusulkan; e. sebagai alat pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas.

BAB III PELAKSANAAN ANDALALIN Pasal 3 ( 1) Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan Andalalin. (2) Rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman dan infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pembangunan baru, pengembangan atau peningkatan kepadatan. Pasal 4 (1) Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berupa bangunan untuk: a. pusat perbelanjaan (malij; b. pusat pertokoan; c. kegiatan perkantoran; d. kegiatan industri; e. pergudangan; f. fasilitas pendidikan; g. pusat kesehatan; h. pusat perbankan; i. stasiun pengisian bahan bakar umum; J. gedung pertemuan; k. hotel dan sejenisnya; I. fasilitas olah raga (indoor atau out door); dan/atau m. kegiatan lain yang dapat menimbulkan bangkitan dan/ atau tarikan lalu lintas. (2) Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berupa: a. perumahan dan permukiman; b. rumah susun dan apartemen; c. asrama; dan/ atau d. permukiman lain yang dapat menimbulkan bangkitan dan/ atau tarikan lalu lintas. (3) Infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berupa: a. akses ke dan darijalan tol; b. pelabuhan; c. bandar udara; d. terminal; e. stasiun kereta api; f. pool kendaraan; g. fasilitas parkir untuk umum; h. infrastruktur lainnya yang menimbulkan Bangkitan dan Tarikan Lalu Lintas. (4) Ukuran Minimal peruntukan lahan yang dilakukan penyusunan dokumen Andalalin adalah sebagaimana dimaksud pada Lampiran I Peraturan ini.

(5) Dibawah ukuran minimal yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak dilakukan penyusunan dokumen Andalalin. BAB IV PENYUSUN DOKUMEN ANDALALIN Pasal 5 ( 1) Andalalin dilaksanakan oleh Pemrakarsa. (2) Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menunjuk lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli di bidang transportasi dan/ atau manajemen rekayasa lalu lintas untuk menyusun dokumen Andalalin. (3) Konsultan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berbadan hukum. BABV DOKUMEN HASIL ANDALALIN Pasal 6 (1) Hasil Andalalin merupakan salah satu persyaratan pemrakarsa untuk memperoleh: a. izin lokasi; b. izin mendirikan bangunan; atau c. izin pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang bangunan gedung. Pasal 7 (1) Hasil Andalalin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 disusun dalam bentuk dokumen hasil Andalalin. (2) Dokumen hasil Andalalin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan akibat pembangunan; b. simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan; c. rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak; d. tanggung jawab Pemerintah Daerah dan pengembang atau pembangun dalam penanganan dampak; e. rencana pemantauan dan evaluasi; dan f. gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan. (3) Tanggung jawab pemrakarsa dalam penanganan dampak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dilakukan dalam lokasi pusat kegiatan, permukiman atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan.

BAB VI PROSEDUR DAN MEKANISME ANDALALIN Pasal 8 ( 1) Pemrakarsa menyampaikan dokumen hasil Andalalin yang disusun oleh lembaga konsultan kepada W alikota melalui Kepala Dinas sesuai dengan kewenangannya. (2) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan pemeriksaan persyaratan dan kelengkapan administrasi dokumen hasil Andalalin. (3) Dalam hal dokumen hasil Andalalin memenuhi persyaratan dan/ atau kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Tim evaluasi melakukan penilaian terhadap dokumen hasil Andalalin. (4) Tim evaluasi dalam melakukan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat meminta kehadiran pemrakarsa untuk memberikan penjelasan. (5) Dalam hal dokumen hasil Andalalin telah memenuhi persyaratan. Tim Evaluasi menyampaikan konsep surat persetujuan kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuan. (6) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus dikeluarkan dalam waktu 60 (enam puluh) hari kerja sejak persyaratan permohonan dinyatakan lengkap dan memenuhi persyaratan. (7) W alikota dapat melimpahkan kewenangan untuk menetapkan persetujuan Andalalin sebagaimana dimaksud pada ayat (6) kepada Kepala Dinas. (8) Sebelum Walikota memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) pemrakarsa wajib membuat surat pemyataan kesanggupan melaksanakan semua kewajiban yang tercantum dalam dokumen hasil Andalalin. (9) Surat pemyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) harus ditandatangani pemilik, direktur atau pimpinan cabang dari pemrakarsa. (10) Surat pemyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen hasil Andalalin. Pasal 9 (1) Dalam hal dokumen hasil Andalalin tidak memenuhi persyaratan dan/atau kelengkapan administrasi se bagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), Kepala Dinas mengembalikan dokumen hasil Andalalin kepada pemrakarsa melalui surat Walikota sesuai dengan kewenangannya. (2) Dalam hal dokumen hasil Andalalin tidak memenuhi persyaratan secara teknis, Ketua Tim Evaluasi mengembalikan dokumen hasil Andalalin secara tertulis kepada pemrakarsa untuk disempumakan. (3) Pemrakarsa diberi kesempatan untuk menyempumakan dan menyampaikan kembali dokumen basil Andalalin dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja.

. ' (4) Dalam bal pemrakarsa tidak mengembalikan dokumen basil Andalalin dalam waktu 15 (lima belas) bari kerja, Walikota sesuai dengan kewenangannya menyampaikan surat penolakan dokumen hasil Andalalin kepada pemrakarsa. Pasal 10 Dalam rangka penilaian dokumen basil Andalalin dapat dilakukan peninjauan lapangan. BAB VII TIM EVALUASI DOKUMEN ANDALALIN Pasal 11 (1) Untuk melakukan penilaian dokumen Andalalin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) Walikota sesuai dengan kewenangannya membentuk Tim Evaluasi Dokumen Hasil Andalalin. (2) Tim Evaluasi Dokumen Hasil Andalalin terdiri atas unsur: a. instansi yang bertanggungjawab di bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; b. instansi yang bertanggungjawab di bidang jalan; c. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan d. Instansi Terkait. (3) Tim evaluasi mempunyai tugas: a. melakukan penilaian terbadap basil analisis dampak lalu lintas; dan b. menilai kelayakan rekomendasi yang diusulkan dalam basil analisis dampak lalu lintas. BAB VIII PERSYARATAN PERSETUJUAN ANDALALIN Pasal 12 Untuk memperoleb persetujuan dokumen basil Andalalin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), pemrakarsa harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota melalui Kepala Dinas dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut: a. foto kopi KTP; b. foto kopi akta pendirian perusahaan yang telah mendapatkan pengesahan dari Pejabat yang berwenang, apabila pemrakarsa adalah Badan; c. surat kuasa bermaterai cukup dari pemrakarsa apabila pengajuan permohonan dikuasakan kepada orang lain; d. foto kopi Surat Keterangan Rencana Kota yang diterbitkan oleh Dinas yang membidangi; e. gambar rencana/ denah bangunan pusat kegiatan, permukiman dan infrastruktur dengan skala paling kecil 1 : 500;

f. foto kopi surat penunjukan lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat dari pemrakarsa, yang memuat antara lain daftar nama tenaga ahli berikut uraian tugas dan tanggung jawabnya dari tiap-tiap tenaga ahli, dengan menunjukkan aslinya; g. surat penugasan tenaga ahli untuk melaksanakan penyusunan dokumen basil Andalalin; h. surat pernyataan dari tenaga ahli yang isinya bertanggung jawab terhadap hasil analisis yang dilakukan dan kesanggupannya untuk ikut aktif dalam pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas yang direkomendasikannya. BAB VIII EVALUASI Pasal 13 (1) Evaluasi terhadap Andalalin.dilakukan secara berkala. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim evaluasi. (3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada W alikota melalui Kepala Dinas. (4) Berdasarkan hasil evaluasi Walikota dapat memberikan kewajibankewajiban baru yang harus dilaksanakan oleh pemrakarsa. (5) Walikota dapat melimpahkan kewenangan pemberian kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada Kepala Dinas. BABIX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 14 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan persetujuan Andalalin dilakukan oleh W alikota. (2) Walikota dapat melimpahkan kewenangan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Dinas. BABX SANKS I Pasal 15 (1) Setiap pemrakarsa yang melanggar pernyataan kesanggupan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (8) dikenai sanksi administratif oleh pemberi izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara pelayanan umum; c. penghentian sementara kegiatan; d. pembatalan izin; dan/ atau e. pencabutan izin.

Pasal 16 (1) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf a dikenai sebanyak 3 (tiga) kali dengan jangka waktu masing-masing 30 (tiga puluh) hari kalender. (2) Dalam hal pemrakarsa tidak melaksanakan kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ke 3 (tiga), dikenai sanksi administratif berupa penghentian sementara pelayanan umum dan/ atau penghentian sementara kegiatan selama 30 (tiga puluh) hari kalender. (3) Apabila sampai batas akhir waktu penghentian sementara pelayanan umum dan/atau penghentian sementara kegiatan, pemrakarsa tidak melaksanakan kewajibannya, maka izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dibatalkan atau dicabut. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan W alikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan W alikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Singkawang. Diundangkan di Singkawang Pada tanggal 24 November 2014 SEKRETARIS DAERAH KOTA SINGKAWANG, ttd SYECH BANDAR Ditetapkan di Singkawang pada tanggal 24 November 2014 WALIKOTA SINGKAWANG, ttd AWANGISHAK BERITA DAERAH KOTA SINGKAWANG TAHUN 2014 NOMOR 25 Salinan Sesuai dengan Aslinya Kepala Bagian Hukum dan Perundang-undangan, Pembina NIP. 19681016 199803 1 004

Lampiran I Peraturan Walikota. Singkawang Nomor : 25 Tahun 2014 Tanggal : 24 November 2014 UKURAN MINIMAL PERUNTUKAN LAHAN YANG WAJIB MELAKUKAN ANDALALIN 1. 2. 3. No a. b. c. d. e. f. a. b. c. a. b. 1). 2). 1). 2). 3). 1). 2). 3). 4). 5). 1). 2). 1). 2). 1). 2). 3). 4). 5). 6). 7). 1)..... Jenis Rencana. Pembangwiail Ukuran Minimal...... Pusat Kegiatan Kegiatan Perdagangan Pusat perbelanjaan/ritail 500 m2 luas lantai bangunan Kegiatan Perkantoran 1000 m2 luas lantai bangunan Kegiatan Industri Industri dan pergudangan 2500 m2 luas lantai bangunan Fasilitas Pendidikan Sekolah/universitas 500 siswa Lembaga kursus Bangunan dengan 50 siswa/waktu Fasilitas Pelayanan Umum Rumah sakit 50 tempat tidur Klinik bersama 10 ruang praktek dokter Perbankan 500 m2 luas lantai bangunan Kegiatan Lain SPBU wajib Hotel/ penginapan 50kamar Hotel / Penginapan dengan tempat pertemuan Stadion Olah Raga Restauran 100 tempat duduk Permukiman Perumahan dan Permukiman Perumahan sederhana 150 unit Perumahan menengah-atas 50 unit Rumah Susun dan Apartemen Rumah susun sederhana 100 unit Apartemen 50 unit Permukiman lain Ruko Lu as Lantai keseluruhan 2ooom2 Infrastruktur Infrastruktur Akses ke dan dari jalan tol Pelabuhan Bandar udara Terminal Stasiun kereta api Pool kendaraan Fasilitas parkir untuk umum Infrastruktur Lainnya Bengkel kendaraan bermotor 2000 m2 luas lantai bangunan '..

4. 2). Pencucian mobil 2000 m 2 luas lantai bangunan Bangunan lainnya : dilakukan studi analisis dampak lalu lintas apabila temyata diperhitungkan telah menimbulkan 75 perjalanan (kendaraan) baru pada jam padat dan atau menimbulkan rata-rata 500 perjalanan (kendaraan) baru setiap harinya. WALIKOTA SINGKAWANG, ttd AWANGISHAK Salinan Sesuai dengan Aslinya Kepala Bagian Hukum dan Perundangcundangan, Pembina NIP. 19681016 199803 1 004

Lampiran II Peraturan W alikota Singkawang Nomor : 25 Tahun 2014 Tanggal : 24 November 2014 FORMULIR PERMOHONAN PENILAIAN STUDI ANDALALIN Nomor: Singkawang, Kepada Yth. Walikota Singkawang Cq. Kepala Dishubkominfo Di- SINGKAWANG Dengan Hormat, Dengan ini, kami sampaikan bahwa Studi ANDALAIN Pembangunan... yang berada di Jalan... Kelurahan... Kecamatan... Ko ta Singkawang telah selesai kami susun dan selanjutnya mohon untuk dinilai guna mendapatkan Rekomendasi ANDALALIN dari Bapak W alikota Singkawang. Sebagai bahan penilaian kami lampirkan Dokumen ANDALALIN sebanyak 7 (tujuh) buku. Demikian surat permohonan lmmi buat, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Hormat Kami, Pemohon WALIKOTA SINGKAWANG, ttd AWANGISHAK Salinan Sesuai dengan Aslinya Kep~la Bagian Hukum dan Perundang-undangan, Pembina NIP. 19681016199803 1 004

. Lampiran III : Peraturan W alikota Singkawang Nomor : 25 Tahun 2014 Tanggal : 24 November 2014 BERITA ACARA PENILAIAN DOKUMEN ANALISA DAMPAK LALU LINTAS (ANDALALIN) Pada hari ini :..., tanggal :..., bulan :..., tahun :......., bertempat di.... Kami yang bertanda tangan di bawah ini Tim evaluasi Dokumen Analisa Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) Pembangunan... di jalan................... Kelurahan...................... Kecamatan Singkawang.... Ko ta Singkawang oleh.... Tim evaluasi Kelengkapan Dokumen ANDALALIN : No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama NIP.... NIP..... NIP.... NIP.... NIP.... NIP.... ~ NIP..... Instansi Kedudukan Tanda Tangan Dalam Tim Telah mengadakan pemeriksaan, penelitian dan Penilaian bersama-sama atas kelengkapan Dokumen Analisa Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) Pembangunan... di jalan... Kelurahan.... Kecamatan Singkawang... Ko ta Singkawang oleh.... Saran clan arahan yang perlu di perhatikan oleh pengembang : a... 1::>.... dst. Dari basil pengarahan clan pemeriksaan, pihak pemrakarsa atau penanggung jawab usaha clan/ atau kegiatan menyatakan bahwa ;

c..... dst. Demikian Berita Acara ini dibuat, dan selanjutnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Pemrakarsa Usaha dan/ atau kegiatan A.n. Tim evaluasi Dokumen ANDALALIN... NIP.... Mengetahui : KEPALA DINAS PERHUBUNGAN DAN KOMINFO KOTA SINGKAWANG............... Pembina.... NIP.... WALIKOTA SINGKAWANG, ttd AWANG ISBAK Salinan Sesuai dengan Aslinya Kepala Bagian Hukum dan Perundang-undangan, Pembina NIP. 19681016 199803 1 004