PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QURAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISA DI POLI KLINIK HEMODIALISA RSD dr. SOEBANDI JEMBER Manuskrip DiajukanSebagai Salah SatuSyarat UntukMemperolehGelarSarjanaKeperawatan Oleh : SITI CHOIRIYAH 10.110.110.71 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2014
PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QURAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN GAGL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISA DI POLI KLINIK HEMODIALISA RSD dr. SOEBANDI JEMBER, 2014 Siti Choiriyah 1, Ns. Komarudin, M. Kep., Sp. Kep. J. 2, Sasmiyanto, S.Kep., Ners. M.Kes 3. 1 Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember Rieea1526@gmail.com 2 Dosen Fakultas Ilmu Kesesahan Universitas Muhammadiyah Jember Komarudincahyo@yahoo.com 3 Dosen Fakultas Ilmu Kesesahan Universitas Muhammadiyah Jember Sasmiyanto@yahoo.co.id Abstrak Gagal ginjal ( renal atau kidney failure) merupakan kasus penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara akut (kambuhan) maupun kronis (menahun).indonesia termasuk negara dengan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut data dari Perneftri ( Persatuan Nefrologi Indonesia), diperkirakan terdapat 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia, namun yang terdeteksi menderita gagal ginjal kronis tahap terminal dari mereka yang menjalani cuci darah (hemodialisa) hanya sekitar 4 ribu sampai 5 ribu saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengalisa pengaruh terapi murottal Al-Quran terhadap tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di poli klinik hemodialisa RSD dr. Soebandi Jember. Desain penelitian ini menggunakan Quasy Eksperiment. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling sebanyak 24 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner skala HARS. Analisa data dengan uji Wilcoxon.Hasil uji Wilcoxondiperoleh p value sebesar 0.025 berarti ada pengaruh terapi murottal Al-Quran terhadap tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di poli klinik hemodialisa RSD dr. Soebandi Jember. Terapi murottal Al-Quran sebaiknya dijadikan sebagai salah satu terapi yang digunakan untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa. Kata Kunci : Gagal Ginjal, Kecemasan, Terapi Murottal Al-Quran Daftar Pustaka: 27 (2003-2013)
Abstract Renal failure is a cases of decreased kidney fungtion that occure in acute or chronic. Indonesia among country with the levels of renal failure patient the fairly high. Based of data form Pernefri, were estimated there are seventy thousand of renal failure patient in Indonesia, but who are detected suffering of chronic renal failure on a terminal stage from them who implement of hemodialisa it just four thousand until five thousand. This research are meant to analize the influence of Murottal Al-Quran Therapy With Anxiety Level of Pateint Renal Failure Who Implement Hemodialisa at Soebandi Hospital Jember. Desain of this reseach use Quasy eksperimen, sampel of this reseach is a patient of renal failure who implement hemodialisa. the reservation of sampel use consecutive sampling as much as 24 person. Instrument of this reseach use kuesioner scale analize of data use of wilcoxon test. Result of wilcoxon test acquired p value is 0,025 are means there are Influence of Murottal Al-Quran Therapy With Anxiety Level of Pateint Renal Failure Who Implement Hemodialisa at Soebandi Hospital Jember. The therapy of murottal Al-Quran are recomended to be one of therapy which used to decreased levels of anxiety in patient of renal failure who implement of hemodialisa. Key word : Renal Failure, Anciety, Murottal Al-Quran Therapy Bibliographi : 27 (2003-2013) PENDAHULUAN Gagal ginjal ( renal atau kidney failure) adalah kasus penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara akut (kambuhan) maupun kronis (menahun). Dikatakan gagal ginjal akut ( acute renal failure) bila penurunan fungsi ginjal berlangsung secara tiba-tiba, tetapi kemudian dapat kembali normal setelah penyebabnya segera dapat diatasi. Sedangkan gagal ginjal kronis ( chronic renal failure) gejalanya muncul secara bertahap biasanya tidak menimbulkan gejala awal yang jelas, sehingga penurunan fungsi ginjal tersebut sering tidak dirasakan, kemudian pasien mengetahui sudah pada tahap parah yang sulit diobati. Gagal ginjal kronis sama dengan hipertensi, penyakit yang saling berkaitan, termasuk silent killer, yaitu penyakit mematikan yang tidak menunjukkan gejala peringatan sebelumnya, sebagaimana umumnya yang terjadi pada penyakit berbahaya lainnya (Alam & Hadibroto, 2007). Indonesia termasuk negara dengan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut data dari Perneftri ( Persatuan Nefrologi Indonesia), diperkirakan terdapat 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia, namun yang terdeteksi menderita gagal ginjal kronis tahap terminal dari mereka yang menjalani cuci darah (hemodialisa) hanya sekitar 4 ribu sampai 5 ribu saja. ( Pikiran Rakyat, 10 Agustus 2004, dalam Alam & Hadibroto, 2007). Data yang diperoleh dari poli klinik hemodialisa RSD dr. Soebandi Jember,
jumlah kunjungan di poli klinik hemodialisa pada tahun 2014 tepatnya bulan januari dan februari sebanyak 498 pasien lama dan 154 pasien baru. Hal yang sering terjadi pada pasien yang akan menjalani hemodialisa di RSD dr. Soebandi Jember adalah perasaan takut dan cemas. Tingkat adaptasi pada gagal ginjal kronik dengan dialisis biasanya pasien merasa lelah, emosi tidak stabil, tidak dapat konsentrasi karena tingginya kadar urea dan kreatinin. Peningkatan waktu dialisis juga meningkatkan kesehatan pasien. Adaptasi selanjutnya menimbulkan reaksi sangat berduka, sedih dan marah lebih sering terlihat. Adaptasi selanjutnya tergantung dari kepribadian atau pola koping sebelum dialisis, misalnya sebelum dialisis pasien sangat pasif dan tergantung orang lain, mungkin akan lebih mudah menerima keadaan ini, tetapi pasien yang biasa mandiri mungkin sulit untuk menerima dialisis (RS PGI Cikini, 2007 dalam Siswantinah 2012). Tindakan keperawatan untuk menangani masalah kecemasan pasien dapat berupa tindakan mandiri oleh perawat seperti tehnik relaksasi dan distraksi (Potter, 2005). Salah satu teknik distraksi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan pada pasien adalah dengan mendengarkan musik atau murottal (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur an). Tehnik distraksi merupakan tindakan untuk mengalihkan perhatian contohnya dengan mendengarkan musik dan murottal (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al- Qur an) (Siswantina, 2012). Murottal adalah suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al- Qur an). Lantunan Al-Qur an secara fisik menggandung unsur suara manusia. Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menurunkan ketegangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik. Biasanya jika kita mendengarkan murottal, gelombang otak berada dalam fase theta (Luthfi, 2012). METODE PENELITIAN Dsain Penelitian Desain penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan rancanganpretes-post testwith control. Ciripenelitianiniadalahdenganmembagi 2 kelompokyaitukelompokkontroldankelom pokperlakuan,
padakelompokperlakuandiberiintervensise dangkanpadakelompokkontroltidakdiberiin tervensi, setelahitusamasamadiukurkembaliuntukdilihathasilnya.d engan demikian hasil penelitian dapat dilihat lebih akurat karena dapat dilihat perbedaanhasildarikelompokkontroldanhas ildarikelompokperlakuan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 24 pasien baru yang menjalani terapi hemodialisa di RSD dr. Soebandi Jember. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan 2 alat pengumpulan data yaitu kuesioner demografi dan kuesioner skala HARS. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data demografi dari responden yang berisi tentang identitas responden meliputi: nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, agama. Sedangkan alat atau instrumen pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kecemasan menggunakan kuesioner skala HARS. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Menganalisa variabel dependen yaitu tingkat kecemasan. Pada penelitian ini variabel dependen disajikan dalam bentuk tabel distribusi prosentase. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh terapi murottal terhadap tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa. Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak adalah dengan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Uji wilcoxon digunakan untuk membandingkan dua variabel pada sampel yang sama. Penggunaaan uji wilcoxon ini digunakan untuk mengetahui nilai sebelum pemberian terapi murottal ( pre test) dan nilai rata-rata setelah pemberian terapi murottal (post test) dari suatu sampel dengan tingkat kesalahan atau =0,05. Artinya apabila p value 0,05, maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh terapi murottal Al-Quran terhadap tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa. HASIL PENELITIAN Analisa Univariat Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan di poli klinik hemodialisa RSD dr. Soebandi Jember pada tanggal 2-7 juni 2014 dengan 24 responden didapatkan bahwa responden jumlah terbanyak pada kelompok jenis kelamin adalah laki-laki sebanyak 14 responden (58,3%).jumlah responden terbanyak pada kelompok usia 45-49 tahun dengan jumlah 7 responden (29,9%). Jumlah responden terbanyak pada tingkat pendidiakan adalah tingkat
SD yaitu 11 responden (45,8%). Jumlah responden terbanyak pada kelompok pekerjaan adalah karyawan swasta dan wiraswasta yaitu masing-masing 5 responden (20,8%). Jumlah responden terbanyak pada kelompok pendapatan adalah responden berpenghasilan 1.000.000-1.700.000 per bulan sebanyak 11 responden (45,5%). Analisa bivariat Berdasarkan uji statistik menggunakan uji wilcoxon didapatkan hasil sebagai berikut: Pre-post perlakuan Pre-post kontrol Z Asymp. Sig.(2-tailed) -2.714 0.007-1.000 0.317 Kecemasan post perlakuan - post kontrol Z Asymp. -2.235 0.025 Sig.(2-tailed) Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil p value pada kelompok kontrol 0.317 artinya tidak ada perubahan tingkat kecemasan pada kelompok kontrol saat diberikan pre test dan pengukuran kecemasan saat post test. Sedangkan pada kelompok perlakuan didapatkan hasil p value 0.007 ( 0.05) yang artinya H1 diterima yaitu ada pengaruh terapi murottal Al-Quran terhadap tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yng menjalani hemodialisa di poli klinik hemodialisa RSD dr. Soebandi Jember. PEMBAHASAN setelah dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan analisis Two Independent Samples Test (Two -Sample Kolmogorov- Smirnov Test) didapatkan hasil sebagai berikut : berdasarkan usia responden didapatkan hasil p value sebesar 0.847, berdasarkan tingkat pendidikan responden didapatkan hasil p value sebesar0.249, berdasarkan jenis pekerjaan responden didapatkan hasil p value sebesar0.847, berdasarkan pendapatan responden didapatkan hasil p value sebesar 0.996. dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa dari masing-masing kategori didapatkan hasil p value memiliki nilai 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa kategori responden berdasarkan usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan jumlah pendapatan per bulan adalah homogen atau sama sehingga tingkat kecemasan masing-masing responden jika dilihat dari ke 4 kategori adalah sama sehingga kecemasan responden saat dilakukan pengukuran setelah perlakuaan dipengaruhi oleh terapi murottal Al-Quran yang telah diberikan.
1. Tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa pada kelompok perlakuan. Berdasarkan data hasil penelitian didapatkan hasil dari 12 responden yang dilakukan pengukuran tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi murottal terdapat 3 responden (25%) mengalami cemas ringan, 6 responden (50%) mengalami cemas sedang dan 3 responden (25%) mengalami cemas berat. Setelah diberikan terapi murottal dan diukur tingkat kecemasannya didapatkan hasil 1 responden (8,3%) tidak ada kecemasan, 7 responden (58,3%) cemas ringan dan 4 responden (33,3%) mengalami cemas sedang. Tingkat kecemasan ringan sampai berat yang dirasakan responden saat menjalani hemodialisa sebelum diberikan terapi murottal Al-Quran disebabkan karena mekanisme koping dalam diri individu itu sendiri yang kurang baik, pasien yang sedang menjalani hemodialisa sebagian dari mereka mengalami takut akan fikirannya sendiri, mereka berfikir macam-macam. Dan karena mereka berfikir bahwa mereka harus rutin menjalani hemodialisa seumur hidupnya sebanyak 2 kali dalam satu minggu. Kurangnya penerimaan diri terhadap kondisi tersebutlah yang dapat memicu timbulnya kecemasan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa belum lama mereka akan mengalami kondisi cemas. Namun kondisi cemas pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa dapat berkurang apabila pasien tersebut memiliki mekanisme koping yang baik dan mendapat dukungan emosional dan spiritual dalam manajemen kecemasan. Penurunan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa dapat disebabkan karena meningkatnya mekanisme koping individu yang merupakan dampak dari peningkatan spiritual pasien setelah pemberian terapi murottal Al-Quran. Lantunan ayat Al-Quran yang dibacakan oleh seorang qori akan mengaktifkan hormon endorfin alami sehingga dapat menimbulkan peningkatan rasa nyaman. Mendengarkan lantunan ayat suci Al- Quran pada surat Ar-Rahman mengandung arti bahwa setiap manusia hendaknya senantiasa selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita umatnya sehingga jika didengarkan dengan seksama maka dapat mengingatkan kepada pasien agar selalu bersyukur sehingga dapat ikhlas dalam menjalani terapi hemodialisa sehingga dapat menurun tingkat kecemasannya.
2. Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Hemodialisa pada kelompok kontrol Dari hasil penelitian didapatkan hasil tingkat kecemasan responden saat pre test adalah 4 responden (33,3%) mengalami cemas ringan, 2 responden (16,7%) mengalami cemas sedang, dan 6 responden (50%) mengalami cemas berat. Adapun tingkat kecemasan pasien pada kelompok kontrol setelah dilakukan post test didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan, hanya ada 1 responden (8,3%) responden mengalami penurunan tingkat kecemasan dan 1 responden (8,3%) mengalami peningkatan tingkat kecemasan, 10 responden lainnya tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan/ tetap. Kecemasan adalah suatu keadaan dimana individu atau kelompok mengalami perasaan yang sulit (ketakutan) akibat aktivitas sistem syaraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan (Capernito,1998). Cemas timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres atau konflik. Rangsangan berupa konflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri sendiri, akan menimbulkan respon dari sistem syaraf yang mengatur pelepasan hormon tertentu. Akibat pelepasan hormon tersebut, maka muncul perangsangan organ-organ seperti lambung, jantung, pembuluh darah maupun alat-alat gerak (Stuart and Sundeen, 2007). Dilihat dari data yang telah diperoleh dapat dijelaskan bahwa tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa pada kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang berarti. Responden dalam kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan murottal Al-Quran dan sebagian besar dari mereka tidak mengalami penurunan tingkat kecemasan artinya tingkat kecemasan dari hasil pre test dan post test menunjukkan hasil yang sama. Hal ini disebabkan karena tidak ada rangsangan dari luar yang dapat mengalihkan perhatian responden sehingga responden tetap merasa cemas. Keterbatasan Penelitian 1. Dalam pemberian terapi murottal Al-Quran membutuhkan konsentrasi dan keyakinan dari responden sehingga akan memberikan efek relaksasi pada responden, dalam hal ini peneliti tidak dapat mengukur tingkat konsentrasi dan keyakinan responden saat pemberian terapi murottal Al-Quran. 2. Jarak antar pasien satu dengan yang lain pada ruang hemodialisa cukup
dekat sehingga terdapat kemungkinan terjadi interaksi antar pasien saat mendengarkan terapi murottal Al-Quran. Implikas Dalam Bidang Keperawatan Pelayanan kesehatan yang diberikan saat ini masih mengutamakan aspek klinis dan belum memperhatikan aspek psikologis, padahal aspek psikologis juga penting diberikan untuk memberikan kenyamanan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa. Tekhnik distraksi relaksasi adalah salah satu terapi yang dapat diberikan kepada pasien untuk memberikan kenyamanan pada pasien. Terapi murottal Al-Quran merupakan salah satu terapi distraksi relaksasi yang sangat efektif untuk mengurangi kecemasan pasien saat menjalani hemodialisa. Terapi murottal Al- Quran yang bersifat rileks dengan frekuensi nada yang sesuai akan menciptakan ketenangan jiwa pasien dan meningkatkan spiritialitas pasien. Peneliti berharap agar pemberian terapi murottal Al-Quran dirumah sakit-rumah sakit terutama di RSD dr. Soebandi Jember perlu diaktifkan kembali untuk meningkatkan kenyamanan pasien sehingga meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Pada kelompok kontrol menunjukkan hasil dari pengukuran tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di RSD Dr. Soebandi Jember yaitu dari 12 responden setelah dilakukan pengukuran tingkat kecemasan sebanyak dua kali pengukuran ( prepost) didapatkan hasil 1 responden (8,3%) mengalami peningkatan tingkat kecemasan, 1 responden (8,3%) mengalami penurunan tingkat kecemasan dan 10 responden (83,3%) tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan (tetap). Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa masih mengalami kecemasan walaupun mereka sudah pernah menjalani hemodialisa sebelumnya. 2. Klien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di RSD Dr. Soebandi Jember yang termasuk dalam kelompok perlakuan sebanyak 12 responden, setelah diberikan perlakuan berupa terapi murottal Al-Quran menunjukkan
hasil 1 responden (8,3%) mengalami peningkatan tingkat kecemasan, 8 responden (66,7%) mengalami penurunan tingkat kecemasan dan 3 responden (24,9%) tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan (tetap). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil antara sebelum perlakuan dan setelah perlakuan, maka dapat dikatakan bahwa salah satu terapi untuk mengatasi kecemasan yaitu dengan murottal Al- Quran. 3. Ada pengaruh terapi murottal Al-Quran terhadap tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di RSD Dr. Soebandi Jember. Saran 1. Pasien dan keluarga Setelah mengetahui manfaat dari penelitian ini yang dapat dilihat dari hasil penelitian, harusnya pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di poli hemodialisa RSD Dr. Soebandi Jember dapat menerapkan terapi murottal ini untuk mengatasi kecemasan yang mungkin timbul saat menjalani hemodialisa. 2. Institusi Kesehatan Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan terutama bagi pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan pandangan agar RSD Dr. Soebandi dapat memberikan fasilitas terapi murottal Al-Quran sebagai sebuah terapi komplementer bagi pasien gagal ginjal yang sedang menjalani hemodialisa sehingga akan tercipta suatu kenyamanan dan kepuasan atas pelayanan yang telah diberikan. 3. Peneliti lebih lanjut Penelitian ini masih banyak kekurangan, maka sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian ini diharapkan untuk menambah sampel penelitian sehingga hasil yang didapat lebih valid. Serta perlu menambah variabel penelitian yang termasuk dalam faktorfaktor yang dapat berpengaruh terhadap kecemasan. Bagi peneliti selanjutnya dapat dilakukan penelitian dengan judul pengaruh tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang mnenjalani hemodialisa. Daftar Pustaka Alam, S & Hadibroto, I. (2007). Gagal Ginjal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Luthfi, M. (2012). Pengaruh Murottal Qur an Terhadap Tingkat Kecemasan Seseorang. http://www.scribd.com. Diperoleh 14 Januari 2014
Potter, P & Perry, A. (2005). Fundamental of nursing: Concepts,Process, and Practice. Asih Yasmin et al (Penerjemah). Edisi 4.Jakarta: EGC Siswantina (2012) Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Dilakukan Tindakan Hemodialisa Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/122/j tptunimus-gdl-siswantina-6072-2.pdf diakses tanggal 20 januari 2014 Stuart,G.W.,&Sunnden, S.J.(2005). Buku saku keperawatan jiwa edisi 3. Jakarta:EGC