Unnes Physics Journal

dokumen-dokumen yang mirip
Unnes Physics Journal

Unnes Physics Journal

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi

Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

Berkala Fisika ISSN : Vol.9, No.4, Oktober 2006, hal

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI DESA PLERET, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

MENENTUKAN KEDALAMAN BEDROCK MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI (Studi Kasus di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember) SKRIPSI.

Unnes Physics Journal

Berkala Fisika ISSN : Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 1-5

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DAERAH BAMBANKEREP NGALIYAN SEMARANG

Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

PENGIDENTIFIKASIAN DAERAH SESAR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh:

Analisis Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Universitas Tadulako

Berkala Fisika ISSN : Vol.9, No.3, Juli 2006, hal

Kata kunci : Seismik refraksi, metode ABC, metode plus-minus, frist break

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat

PENENTUAN BIDANG GELINCIR LONGSORAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK FISIS BATUAN DENGAN SEISMIK BIAS DANGKAL DI DAERAH CILILIN, BANDUNG

IDENTIFIKASI STRUKTUR BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KAMPUNG BARU BANJARBARU

PENENTUAN KEDALAMAN BATUAN DASAR DI SEISMIK REFRAKSI

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Komputasi Geofisika 1: Pemodelan dan Prosesing Geofisika dengan Octave/Matlab

VISUALISASI BAWAH PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN GENERALIZED RECIPROCAL METHOD BERDASARKAN DATA SEISMIK REFRAKSI DI DAERAH TRANGKIL GUNUNGPATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

Refraksi Picking First Break

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

ANALISIS DATA SEISMIK REFRAKSI DENGAN METODE GENERALIZED-RECIPROCAL

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 halaman 51 April 2012

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2016) Vol. 6 No. 02 Halaman 88 Oktober 2016

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

PENENTUAN STRUKTUR BATUAN DAERAH RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK MIKROTREMOR DI DESA ENU KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN METODE RESISTIVITAS UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBAB RAWAN LONGSOR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

Unnes Physics Journal

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian

Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK MENDETEKSI POTENSI LONGSOR DI DESA DELIKSARI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Rawan Longsor Berdasarkan Interpretasi Data Resistivitas

Angelia Rajagukguk, Riad Syech, Retno Agung

BAB III METODE PENELITIAN

Unnes Physics Journal

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Unnes Physics Journal

INVESTIGASI GERAKAN TANAH DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DI SEKITAR LERENG BGG JATINANGOR

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

DAFTAR ISI. RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. batuan, bahan rombakan, tanah, atau campuran material tersebut yang bergerak ke

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara,

Wahyuni Sofianti 1, Dr.Eng Idris Mandang, M.Si 2 1 Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Mulawarman

2016 STUDI PARAMATERIK PENGARUH INTENSITAS CURAH HUJAN TERHADAP JARAK JANGKAUAN DAN KECEPATAN LONGSOR BERDASARKAN MODEL GESEKAN COLOUMB SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

Investigasi Bidang Gelincir Tanah Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Desa Kebarongan Kec. Kemranjen Kab.

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

IDENTIFIKASI BATUAN DASAR (BEDROCK) MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Studi Geolistrik Untuk Mengidentifikasi Kedudukan Lumpur dan Air Dalam Rangka Optimalisasi Timbunan Lowwall

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

ANALISIS POTENSI LONGSORAN PADA DAERAH RANU PANI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG

GERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN: PENENTUAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE REFRAKSI MIKROTREMOR DI KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO

Pemetaan Karakteristik Dinamik Tanah Panti

RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL

Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur *Corresponding Author :

VARIASI METODE PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFRAKSI UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH TANAH DI DAERAH X PULAU BANGKA PROVINSI BANGKA BELITUNG

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol. 7 No.1 halaman 36 April 2017

Studi Geologi dan Geofisika Daerah Sungai Riam Manangar untuk Ketersediaan Listrik Di Desa Merayuh Kalimantan Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

ESTIMASI KARAKTERISTIK ELASTISITAS BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN GELOMBANG GESER (SHEAR-WAVE) Studi Kasus: Desa Salua Kecamatan Kulawi

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana

BAB I PENDAHULUAN. Bencana geologi merupakan bencana yang terjadi secara alamiah akibat

Unnes Physics Journal

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Transkripsi:

UPJ 3 (2) (2014) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj IDENTIFIKASI POTENSI LONGSOR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KAWASAN WISATA NGLIMUT DESA GONOHARJO LIMBANGAN KENDAL Sri Utami, Supriyadi Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Gedung D7 Lt. 2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229 Info Artikel Diterima Mei 2014 Disetujui Oktober 2014 Dipublikasikan November 2014 Keywords: landslide; plus-minus; seismic refraction; slip surface Abstrak Potensi tanah longsor suatu daerah dapat diketahui dengan pengukuran suatu metode geofisika. Metode geofisika yang dapat digunakan salah satunya adalah metode seismik refraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur lapisan bawah permukaan dan mengidentifikasi potensi longsor di kawasan Nglimut desa Gonoharjo Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. Penelitian dilakukan menggunakan alat Seismograph OYO McSeis-SX 3 channel. Pengolahan data menggunakan metode plus-minus pada Ms.excel. Model penampang bawah permukaan kecepatan rambat gelombang dibuat menggunakan software Surfer dan CorelDrawX3. Berdasarkan hasil interpretasi didapatkan struktur litologi bawah permukaan yang hampir sama antara ketiga lintasan dikarenakan terletak pada satu lokasi. Keadaan litologi bawah permukaan kawasan pemandian air panas Nglimut adalah berupa pasir dengan kecepatan rambat gelombang seismik pada lapisan pertama 254,7771 m/s - 704,2254 m/s pada kedalaman 0,5m 3.5 m dan berupa batu lempung dengan kecepatan rambat gelombang seismik 945,6265 m/s - 1886,7920 m/s dengan kedalaman 3,5 m-5,5m. Bidang gelincir daerah penelitian memiliki sudut kemiringgan 10,95 di barat laut-tenggara. Abstract Landslide potential of an area can be determined by measuring a geophysical method. Geophysical method that can be used one of which is seismic refraction. The purpose of this study was to determine the sub surface structure and identify potential landslide in Nglimut Gonoharjo, Limbangan, Kendal. A research with Seismograph OYO McSeis SX-3 channel. Data processing used plus-minus method on Ms.Excel. Modeling the sub surface structure of wave velocity using Surfer and CorelDrawX3 software. Based the interpretation results obtained lithology sub surface structure is almost the same among three line because of lay in one location. Sub surface lithology of Nglimut consist of sand with seismic wave velocity in the first layer was 254,7771 m/s 704,2254 m/s in the deepness 0,5 m 3,5 m and a clay stone with seismic wave velocity was 945,6265 m/s 1886,7920 m/s in the deepness 3,5 m-5,5m. Landslide slip surface at the research area had slope angular 10,95 at northwest-southeast. Alamat korespondensi: E-mail: tamie.leo92@gmail.com 2014 Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6978

PENDAHULUAN Bencana alam merupakan peristiwa alam yang dapat terjadi setiap saat dimana saja dan kapan saja, yang menimbulkan kerugian material dan immaterial bagi kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah bencana tanah longsor. Bencana tanah longsor di Indonesia umumnya terjadi pada musim penghujan. Hujan memicu tanah longsor melalui penambahan beban lereng dan penurunan kuat geser tanah (Soenarmo et al., 2008). Tanah longsor menjadi masalah yang umum di daerah yang memiliki kemiringan curam. Nglimut merupakan salah satu tempat wisata yang terletak di Kendal dan merupakan daerah berbukit. Pihak pengelola mengungkapkan dalam surat kabar Merdeka (17/02/2013), terdapat sejumlah titik rawan longsor berupa retakan tanah dari bukit yang mengelilingi lokasi pemandian air panas ini. Retakan terlihat dari mulai dari pintu masuk hingga ke kolam rendam pemandian air panas. Menurut Goenadi, sebagaimana dikutip oleh Effendi (2008), faktor penyebab tanah longsor secara alamiah meliputi morfologi permukaan bumi, penggunaan lahan, litologi, struktur geologi, dan kegempaan. Selain itu bentuk daerah yang berbukit-bukit juga memicu terjadinya longsor. Tanah longsor merupakan fenomena alam, namun beberapa aktivitas manusia dapat memicu terjadinya bencana tanah longsor. Ketika aktivitas ini beresonansi dengan kerentanan dan kondisi alam aktivitas manusia yang dapat memicu terjadinya tanah longsor. Aktivitas tersebut adalah penebangan pohon secara serampangan di daerah lereng, penambangan bebatuan, tanah atau barang tambang yang menimbulkan ketidakstabilan pada lereng, tingkat kebasahan tanah dan bebatuan (juga daya ikatnya) (Darsono et al., 2012). Menurut Darsono et al. (2012), salah satu faktor penyebab longsoran yang sangat berpengaruh adalah bidang gelincir (slip surface) atau bidang geser (shear surface). Bidang gelincir berada diantara bidang yang stabil (bedrock) dan bidang yang bergerak (bidang yang tergelincir) (Priyantari & Suprianto, 2009). Pada umumnya tanah yang mengalami longsoran akan bergerak di atas bidang gelincir tersebut. Mengingat besarnya dampak yang diakibatkan oleh bencana tanah longsor, maka identifikasi potensi tanah longsor perlu dilakukan untuk mengetahui berapa besar potensi suatu daerah terhadap bencana tanah longsor. Identifikasi longsoran ini dilakukan menggunakan metode geofisika, yakni metode seismik refraksi. Metode seismik sendiri merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, di mana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber getaran (palu/ledakan). Metode seismik refraksi dilakukan dengan memancarkan gelombang ke bawah permukaan perlapisan batuan. Respon tanah atau batuan direkam melalui geophone yang terpasang di atas permukaan tanah (Adnyawati et al., 2012). Metode seismik refraksi (seismik bias) merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk menentukan struktur geologi bawah permukaan (Refrizon et al., 2009). Metode seismik refraksi inilah yang efektif digunakan guna mengetahui nilai kedalaman lapisan relatif kedap air (bedrock) sebagai parameter kelongsoran suatu daerah (Priyantari & Suprianto, 2009). Dikarenakan metode seismik mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi di dalam menentukan struktur geologi. Kedalaman lapisan pada metode ini dapat diperoleh dengan mengetahui waktu jalar gelombang pada data rekaman yang didapat dari persamaan: (2) di mana: T = waktu jalar gelombang (s) D = kedalaman (m) = sudut kritis = kecepatan gelombang rata-rata (m/s) (3) 52

Keterbatasan metode seismik refraksi adalah tidak dapat dipergunakan pada daerah dengan kondisi geologi yang terlalu kompleks. Metode ini telah dipergunakan untuk mendeteksi perlapisan dangkal dan hasilnya cukup memuaskan. Menurut Sismanto, sebagaimana dikutip oleh Kartika et al., (2007), asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk penelitian perlapisan dangkal adalah: 1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan setiap lapisan menjalarkan gelombang seismik dengan kecepatan yang berbeda-beda. 2. Semakin dalam, batuan lapisan akan semakin kompak. 3. Panjang gelombang seismik lebih kecil daripada ketebalan lapisan bumi. 4. Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar, sehingga mematuhi hukum hukum dasar lintasan sinar. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan kecepatan pada lapisan di bawahnya. 5. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman Berikut dijelaskan tabel kecepatan gelombang berdasarkan material bawah permukaan pada Tabel 1: Tabel 1. Tabel kecepatan gelombang berdasarkan material bawah permukaan (Ali et al., 2012) No Material Kecepatan gelombang (m/s) 1 Air 332 2 Water 1400 1500 3 Granite 5500 5900 4 Sandstone 1400 4300 5 Limestone 5900 6100 6 Sand(Unsaturate) 200 1000 7 Sand ( Saturated ) 800 2200 8 Clay 1000 2500 Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Mengetahui struktur lapisan bawah permukaan di kawasan Nglimut desa Gonoharjo Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal dan mengidentifikasi potensi longsor menggunakan metode seismik refraksi di kawasan Nglimut desa Gonoharjo Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode seismik refraksi untuk menghitung kecepatan rambat gelombang dan kedalaman masing-masing lapisan setiap lintasan. Metode seismik refraksi memanfaatkan penjalaran gelombang bias yang merambat di bawah permukaan akibat adanya sumber getaran. Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik menuju penerima pada berbagai jarak tertentu. Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 1: 53

Gambar 1. Diagram Alur penelitian Bentangan lintasan dilakukan secara inline, dengan pengambilan data dilakukan secara bolak-balik (forward-reverse). Desain survey penelitian dapat dilihat pada Gambar 2: Gambar 2. Desain akusisi data seismik refraksi Tahap akuisisi data seismik refraksi dilaksanakan dengan desain survei 3 bentangan lintasan di dekat kawasan pemandian air panas, palu dan landasannya (lempeng besi) sebagai source atau sumber gelombang seismik, 3 geophone sebagai penerima gelombang seismik, panjang lintasan 45 meter, jarak spasi terdekat (offset minimum) 1 meter dan jarak spasi terjauh (offset maksimum) 45 meter. Data yang diperoleh dalam pengukuran lapangan adalah offset atau jarak antara geophone dan waktu rambat gelombang pada masing-masing geophone (t), sedangkan kecepatan rambat gelombang (v) diperoleh dari perhitungan menggunakan metode plus-minus. Model penampang bawah permukaan dibuat menggunakan software surfer dan CorelDrawX3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan diperoleh kecepatan rambat gelombang pada masingmasing lapisan untuk setiap lintasan. Pemodelan penampang bawah permukaan untuk setiap lintasan 54

menggunakan CorelDraw X3. Adanya perbedaan kecepatan gelombang mengindikasi perbedaan material pada masing-masing lintasan. Berikut diperlihatkan kecepatan rambat gelombang untuk masing-masing lintasan pada Gambar 3, 4 dan 5: Gambar 3. Model Penampang bawah permukaan dan kecepatan gelombang pada lintasan pertama Dari hasil perhitungan dengan metode plus-minus akan didapatkan litologi batuan bawah permukaan pada lintasan pertama yang ditunjukkan pada Tabel 2: Tabel 2. Tabel litologi batuan bawah permukaan pada lintasan pertama Kecepatan (m/s) Jenis batuan perkiraan Kedalaman (m) 254,7771-704,2254 Pasir 0,5-3 735,2941-1886,7920 Lempung berpasir 3-3.5 Gambar 4. Model Penampang bawah permukaan dan kecepatan gelombang pada lintasan kedua Pada lintasan kedua didapatkan litologi batuan bawah permukaan pada lintasan kedua yang ditunjukkan pada Tabel 3: Tabel 3. Tabel litologi batuan bawah permukaan pada lintasan pertama Kecepatan (m/s) Jenis batuan perkiraan Kedalaman (m) 310,3181-826,4463 Pasir 1-4,5 1064,861-1724,138 Lempung >4,5 55

Gambar 5. Model Penampang bawah permukaan dan kecepatan gelombang pada lintasan ketiga Dari hasil perhitungan dengan metode plus-minus akan didapatkan litologi batuan bawah permukaan pada lintasan ketiga yang ditunjukkan pada Tabel 3: Tabel 4. Tabel litologi batuan bawah permukaan pada lintasan pertama Kecepatan (m/s) Jenis batuan perkiraan Kedalaman (m) 490,1961-892,8571 Pasir 2-5 945,6265-1562,5 Lempung berpasir >5 Perbedaan jenis material pada daerah penelitian mengindikasikan adanya bidang gelincir (slip surface) yang menyebabkan terjadinya tanah longsor. Pada umumnya tanah atau bidang yang mengalami longsoran akan bergerak di atas bidang gelincir tersebut. Bidang gelincir berada diantara bidang yang stabil dan bidang yang bergerak (bidang yang tergelincir). Bidang gelincir daerah pengukuran diperlihatkan pada Gambar 6: Gambar 6. Letak bidang gelincir 56

Bidang gelincir terletak di antara lapisan tidak kedap air (pasir) dan lapisan tidak kedap air (lempung). Material pasir (lapisan permeable) ini merupakan material yang dapat menyimpan kandungan dan mudah meloloskan air sehingga jika air hujan melalui retakan akan terakumulasi pada lapisan ini, sehingga akan menambah beban pada gaya penahan, ini akan berbahaya jika curah hujan tinggi dan akan masuk kedalam batuan akuifer tersebut sehingga membebani lereng yang akan memicu terjadinya tanah longsor. Di mana tempat pengambilan lintasan ini sebelumnya pernah mengalami longsoran. Material lempung (lapisan impermeable) sendiri ketika musim kemarau akan kering dan mengeras menimbulkan retakan-retakan. Hal ini akan menyebabkan air permukaan meresap ke dalam lapisan tanah atau batuan melalui pori-pori antar butir tanah kemudian tertahan pada lapisan lempung di bawahnya, sehingga permukaan batu lempung akan menjadi lunak dan licin sehingga menjadikannya sebagai bidang gelincir. Dan pada saat terjadi hujan, air hujan akan meresap dan menembus tanah hingga ke lapisan kedap air yaitu lempung. Lapisan inilah yang akan berperan sebagai bidang gelincir dan menyebabkan gerakan tanah atau longsor. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan litologi bawah permukaan kawasan pemandian air panas Nglimut adalah berupa pasir dengan kecepatan rambat gelombng seismik pada lapisan pertama 254,7771 m/s - 704,2254 m/s pada kedalaman 0,5m 3.5 m dan berupa tanah lempung dengan kecepatan rambat gelombang seismik 945,6265 m/s - 1886,7920 m/s dengan kedalaman 3,5 m-5,5m. Bidang gelincir pada lintasan pertama dengan kemiringan sebesar 10,95 terhadap arah horizontal dengan kemiringan barat laut-tenggara. Sedangkan lintasan kedua dan ketiga tidak terdapat bidang gelincir. Saran yang diharapkan adalah menambah panjang lintasan untuk memperoleh kedalaman yang lebih dalam sehingga kondisi litologi bawah permukaan dapat terlihat lebih lengkap dan menambah banyak lintasan untuk memperoleh data yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Adnyawati, N.K., R. Efendi, & Sabhan. 2012. Analisis Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Universitas Tadulako. Jurnal Natural Science, Desember 2012 Vol. 1.(1) 17-26. Ali, N., R. Saad., M.M. Saidin, & M.M. Nordiana. 2012. Applying Seismic Refraction Method in Depicting Geological Contact at Bukit Bunuh, Lenggong, Perak, Malaysia. International Conference on Geological and Environmental Sciences (IPCBEE), vol.36. Darsono., B. Nurlaksito, & B. Legowo. 2012. Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode Resistivitas 2 Dimensi Di Desa Pablengan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Indonesian Journal of Applied Physics, Vol.2 No.1 halaman 51. Effendi, A. D. 2008. Identifikasi Kejadian Longsor dan Penentuan Faktor-Faktor Utama Penyebabnya di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Kartika, A.U., G. Yuliyanto, & U. Harmoko. 2007. Penentuan Struktur Bawah Permukaan dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika, Universitas Diponegoro, Semarang. Priyantari, N. & A. Suprianto. 2009. Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik Refraksi. Jurnal ILMU DASAR, Vol. 10 No. 1. 2009 : 6 12. Refrizon., Suwarsono, & K. Natalia. 2009. Visualisasi Struktur Bawah Permukaan Dengan Metode Hagiwara. Jurnal Gradien, Edisi Khusus- Januari 2009: 30-33. Soenarmo, S.H., I.A. Sadisun, & E. Saptohartono. 2008. Kajian Awal Pengaruh Intensitas Curah Hujan Terhadap Pendugaan Potensi Tanah Longsor Berbasis Spasial di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Jurnal Geoaplika, Volume 3, No. 3, Hal 133-141. 57