BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) yang wajib dipelajari. Menurut James dalam ensiklopedia Matematika, Ismunamto (2011) mengungkapkan bahwa, matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Sesuai dengan pengertian tersebut James menyatakan bahwa matematika terbagi menjadi tiga bidang yang meliputi aljabar, analisis dan geometri. Pembelajaran Matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan kritis dalam menganalisis dan memecahkan masalah, selain itu juga matematika juga dianggap penting karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang tidak lepas dari konteks matematika. Selain itu, pentingnya pembelajaran matematika juga karena terdapat proses pembentukan karakter di dalamnya seperti berpikir kritis, ketekunan, kesabaran, ketelitian, dan lain-lain. Oleh sebab itu, mata pelajaran Matematika ada disetiap jenjang termasuk di Sekolah Dasar. Mata pelajaran Matematika di kelas IV SDN 1 Langensari dipandang sebagai mata pelajaran yang ditakuti oleh sebagian besar siswa, oleh karena itu antusias siswa terhadap mata pelajaran matematika masih kurang. Setelah penulis melakukan pengamatan selama proses mengajar di SDN 1 Langensari, masih banyak guru yang kurang bervariasi dalam penggunaan metode pembelajaran sehingga pembelajaran Matematika terasa monoton. Menurut hasil tes ulangan tengah semester pada mata pelajaran Matematika kelas IV semester 2 tahun ajaran 2012/2013 SDN 1 Langensari nilai sebagian besar siswa belum mencapai KKM yaitu masih di bawah 62. Selain itu, siswa kurang fokus dan tidak konsentrasi ketika belajar serta terbiasa bermain pada saat pelajaran berlangsung. 1
2 Tabel 1.1 Tabel Hasil UTS Semester Genap Kelas IV SDN 1 Langensari 2012/2013 Nilai No Nama Keterangan KKM UTS 1 Agus F. 62 68 Tuntas 2 Dini S. 62 80 Tuntas 3 Erik S. 62 76 Tuntas 4 Fitri N. 62 72 Tuntas 5 Ghaida Nurul Q. 62 56 Tidak Tuntas 6 Hafid F. 62 56 Tidak Tuntas 7 Haris M. 62 56 Tidak Tuntas 8 Lucky R. 62 52 Tidak Tuntas 9 M. Ridwan 62 72 Tuntas 10 M. Yajid Y. 62 48 Tidak Tuntas 11 Neng Sri M. 62 52 Tidak Tuntas 12 Nida L. 62 46 Tidak Tuntas 13 Putri S. 62 68 Tuntas 14 Ranti 62 70 Tuntas 15 Rika A. 62 60 Tidak Tuntas 16 Rini I. 62 58 Tidak Tuntas 17 Riska A. 62 46 Tidak Tuntas 18 Siti Fathonah 62 80 Tuntas 19 Sulastri 62 48 Tidak Tuntas 20 Taufik S. 62 62 Tuntas 21 Tiara R. 62 78 Tuntas 22 Tila Siti N. 62 76 Tuntas 23 Vina N. 62 66 Tuntas 24 Wida W. 62 78 Tuntas 25 Windi R. 62 50 Tidak Tuntas 26 Yani S. 62 46 Tidak Tuntas 27 M. Reihan 62 70 Tuntas 28 Rio A. 62 54 Tidak Tuntas 29 Robi Paka P. 62 56 Tidak Tuntas 30 Deden S. 62 30 Tidak Tuntas 31 Winda Dwi A. 62 66 Tuntas
3 Sesuai data nilai ujian tengah semester mata pelajaran Matematika siswa kelas IV diperoleh rata-rata kelas yang masih di bawah KKM yaitu 61,16 dengan nilai KKM 62, dari 31 jumlah siswa kelas IV hanya 15 siswa yang nilainya di atas KKM dan dinyatakan lulus yaitu 48,39%, sedangkan sisanya masih di bawah KKM dan dinyatakan tidak lulus yaitu 51,61% masih di bawah nilai 62. Hasil belajar dilihat dari nilai ulangan tengah semester, selain juga hasil tanya jawab yang diajukan kepada siswa selama kegiatan observasi, sekitar 80% siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan. Pembelajaran Matematika di kelas IV dilakukan dengan metode yang tidak bervariasi, yaitu kegiatan pembelajarannya berpusat pada guru (teacher centered), maksudnya yaitu guru hanya berceramah atau menyampaikan materi sedangkan siswa hanya duduk, diam dan mendengarkan. Selain itu siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran, kegiatan pembelajaran otoriter yang dilakukan oleh guru seperti ini kurang menumbuhkan keikutsertaan siswa sehingga pada saat siswa tidak memahami materi, siswa tidak berani bertanya dan tidak memiliki kemauan untuk mencari tahu, padahal siswa kelas IV tergolong siswa-siswa yang aktif. Hasil belajar yang masih di bawah KKM pada mata pelajaran Matematika khususnya pada materi bangun ruang di kelas IV SDN 1 Langensari perlu mendapat perhatian karena ini sangat berpengaruh di jenjang selanjutnya. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan melibatkan siswa kelas IV agar aktif dalam pembelajaran Matematika adalah dengan menerapkan Model Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada pembelajaran Matematika, karena dengan model cooperative learning tipe STAD siswa dapat bekerja sama dan ketua kelompok harus memastikan semua anggotanya memahami materi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut H. Karli dan Yuliariatiningsih, M.S. (2002) dalam Hamdani (2011: 165), menyatakan: Metode cooperative learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang
4 terdiri atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri. Menurut Slavin (1994,1995) STAD merupakan model cooperative learning yang paling sederhana dan mudah dipahami (Arends, 2008: 13) yang diterjemahkan oleh Soetjipto. Model cooperative learning tipe STAD adalah salah satu model yang sering diaplikasikan dalam pembelajaran kooperatif, komponen yang terdapat dalam model cooperative learning tipe STAD ada lima, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan invidual dan rekognisi tim. Dalam pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD ini, semua siswa memiliki kesempatan untuk memperoleh hasil yang maksimal, dan meningkatkan hasil belajar serta menumbuhkan kreativitas dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Model cooperative learning tipe STAD ini dapat diterapkan dalam pembelajaran Matematika di kelas IV oleh guru untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam memahami materi ajar baik secara perorangan maupun kelompok, selain itu juga siswa dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator. Dalam penelitian ini siswa akan saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi ajar bersama dan menyelesaikan tugas dari guru. Dengan penerapan model cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran Matematika tidak akan terasa monoton. Sesuai dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model cooperative learning tipe STAD adalah model pembelajaran melalu proses kerja sama dalam kelompok, keaktifan dalam belajar, berbagi ilmu pengetahuan serta tanggung jawab secara individu. Melalui model cooperative learning tipe STAD, siwa melakukan kegiatan kerja sama dalam kelompok, saling membantu dalam memahami materi bangun ruang maka akan menjadikan siswa lebih mudah menguasai materi sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal lain yang melatarbelakangi penerapan model cooperative learning tipe STAD yaitu adanya penelitian yang berhasil menerapkan model cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran Matematika yaitu penelitian yang
5 dilakukan oleh Hesti Setianingsih dengan skripsinya yang berjudul Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 1 Slawi Tahun Pelajaran 2006/2007, telah membuktikan bahwa model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu juga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. (Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Langensari Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat) B. Rumusan Masalah Hasil akhir dari penelitian ini adalah mengetahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika materi Bangun Ruang dengan model cooperative learning tipe STAD di kelas IV SDN 1 Langensari. Program ini dikembangkan berdasarkan gambaran objektif yang diperoleh dari pengumpulan data dari siswa secara langsung beserta kajian teoritik yang mendalam tentang penerapan metode STAD dari berbagai sumber yang relevan. Dengan demikian permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran Matematika dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD?. Untuk menjawab masalah itu, penulis jabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IV SDN 1 Langensari dengan menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD?? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IV SDN 1 Langensari dengan menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD?
6 3. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Langensari dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan sebagaimana yang telah dirumuskan, maka tujuannya adalah: 1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IV SDN 1 Langensari dengan menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IV SDN 1 Langensari dengan menggunakan Model Coopertive Learning Tipe STAD. 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Langensari dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru : Dengan penerapan model cooperative learning tipe STAD ini dapat dijadikan bahan masukan bagi guru dalam mengembangkan pembelajaran Matematika khususnya materi bangun ruang dengan metode pembelajaran yang lebih bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi Sekolah : Dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di SDN 1 Langensari khususnya pada mata pelajaran Matematika materi Bangun Ruang di kelas IV. 3. Bagi Peneliti : Memperoleh ilmu dan pengalaman baru mengenai keterampilan belajar mengajar di sekolah, khususnya pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD.
7 E. Definisi Operasional Dalam bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing variabel yang dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci yang digunakan dalam penelitain ini sebagai berikut: 1. Bangun Ruang di kelas IV SD Pembelajaran matematika materi bangun ruang kelas IV di SDN 1 Langensari yaitu sifat-sifat bangun ruang dan jaring-jaring bangun ruang. Bangun ruang yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari kubus, balok, tabung, kerucut dan bola. 2. Model Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Model cooperative learning tipe Student Team Achievement Division merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk dapat menjelaskan dan membantu teman atau anggota sekelompoknya. Langkahlangkah dalam pembelajarannya yaitu persiapan, presentasi, belajar tim, kuis individual dan rekognisi tim. 3. Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika berupa peningkatan dalam pencapaian KKM. Hasil yang diperoleh yaitu dari nilai post test dalam pembelajaran matematika, setelah siswa medapat pembelajaran Matematika dengan model cooperative learning tipe STAD.