PEMANFAATAN MATHEMATICS MOBILE LEARNING APPLICATION SMARTPHONE OS. ANDROID UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR SPLDV DI SMP

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LUAS PERMUKAAN PRISMA DAN LIMAS DI SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI MTS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 MARAU

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT DI SMP

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

EFEKTIVITAS METODE INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB III METODE PENELITIAN

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. mengambarkan situasi yang mungkin muncul dalam proses belajar mengajar di

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN

p-issn : e-issn :

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE BERBANTUAN ANIMASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR TEMAN SEBAYA

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar matematika, maka guru perlu tahu bagaimana sebenarnya jalan atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

Yusuf Gafur Guru Biologi, SMP Negeri 2 Sano Nggoang -

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

BAB III METODE PENELITIAN

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING DALAM SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PEMANFAATAN MATHEMATICS MOBILE LEARNING APPLICATION SMARTPHONE OS. ANDROID UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR SPLDV DI SMP Muhammad Hendri, Bambang Hudiono, Dede Suratman Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN, Pontianak Email : eenbiarjak@yahoo.com.sg Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan pembelajaran pemanfaatan Mathematics Mobile Learning Application (MMLA)- Smartphone OS. Android pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) di SMP Negeri 10 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan, yaitu deskriptif dengan bentuk penelitian studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah 35 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengukuran, teknik observasi langsung dan teknik komunikasi tidak langsung. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan diperoleh bahwa ketuntasan hasil belajar secara klasikal tidak tercapai, aktivitas siswa termasuk dalam kategori cukup aktif, siswa memberikan respon yang positif. Pembelajaran pemanfaatan MMLA-Smartphone OS. Android pada materi SPLDV tidak efektif, dikarenakan hanya respon siswa yang positif dipenuhi. Kata Kunci: Efektivitas Belajar, MMLA Abstract: The aim of this research is to know the learning effectiveness of using Mathematics Mobile Learning Application (MMLA) - Smartphone OS. Android in two variable linier similarity system (SPLDV) at SMP Negeri 10 Pontianak. The method of this research is descriptive with case study research. The subject of this research are 35 students. The data collecting technique is measuring, observation, and indirectly communication. The data of this research was analyzed descriptively and the result was that completeness of studying classically result was not reached, student activity's included in active quite category, students gave positive response. The learning using MMLA-Smartphone OS. Android in SPLDV was not effective because only students response was reached. Key Word: Learning Effectiveness, MMLA P endidikan pada dasarnya adalah proses pengembangan potensi peserta didik. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa maupun potensi yang ada di luar diri siswa sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2012: 26). 1

Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah perubahan prilaku siswa baik perubahan prilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotor. Untuk mengubah prilaku siswa sesuai dengan tujuan diinginkan, diperlukan suatu perencanaan pembelajaran yang matang melalui proses perencanaan pebelajaran yang matang maka setiap guru akan dapat mengantisispasi kemungkinankemungkinan kegagalan untuk memperoleh keberhasilan pembelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah kegiatan pengajaran (Djamarah, 2008: 109). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru matematika kelas VIII pada tanggal 07 Januari 2015 tentang kegiatan pengajaran matematika di SMP Negeri 10 Pontianak antara lain: kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi, penyampaian materi dan memberikan contoh soal, kemudian dilanjutkan memberikan latihan-latihan soal, dan diakhiri dengan pemberian pekerjaan rumah (PR). Dalam pembelajaran guru berperan aktif dalam memberikan suatu informasi (pengetahuan), sehingga keterlibatan siswa dalam belajar kurang. Kegiatan pembelajaran dilakukan tanpa membagi siswa kedalam beberapa kelompok sehingga kerja sama antara siswa dan siswa, antara guru dan siswa, dan antara siswa dan lingkungan kurang terjadi. Langkah pemecahan masalah selalu disajikan langsung kepada siswa, tanpa menekankan kepada siswa secara mandiri ataupun berkelompok untuk memperoleh pengetahuan pemecahan masalah. Buku pegangan siswa dalam kegiatan pembelajaran berupa lembar kegiatan siswa berisi ringkasan materi yang kurang memungkinkan siswa untuk mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai materi dan untuk melakukan kegiatan penyelidikan untuk menyelesaian masalah. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah sistem persamaan linear (SPLDV). Dipilihnya materi SPLDV karena berdasarkan pengamatan langsung dengan peserta didik les. Setelah saya memberikan pengajaran dengan menggunakan MMLA yaitu aplikasi smartphone dengan nama Spear, minat belajar para peserta didik meningkat sehingga sejalan dengan penguasaan materi soal matematika untuk kemampuan mancari himpunan penyelesaian SPLDV. MMLA merupakan perpaduan atau kombinasi antara E-Learning dan Mobile Computing yang dapat mengakses suatu aplikasi pembelajaran kapan pun (anytime) dan dimana pun (anywhere). Perkembangan terbaru dalam teknologi mobile semakin memungkinkan untuk mendukung pembelajaran mobile dan memanfaatkan situasi belajar spontan ini. Selain itu, teknologi mobile menawarkan kesempatan baru untuk mengintegrasikan belajar spontan dalam skenario pembelajaran yang lebih formal. Salah satu MMLA yang dikembangkan untuk keperluan pembelajaran matematika khususnya sistem persamaan linear dua variable (SPLDV) adalah Aplikasi Spear. Spear sebagai media pembelajaran digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Aplikasi ini memiliki kemampuan untuk mengerjakan/memvisualisasikan sistem penyelesaian SPLDV. Aplikasi Spear ini diperoleh dengan proses download secara gratis melalui smartphone OS. Android yang siap pakai. Pembelajaran berbantuan media teknologi memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Cavus dan Uzuboylu 2

(2009:434-438), dalam penelitiannya menemukan bahwa M-learning juga berpotensi untuk digunakan dalam berbagai setting pembelajaran. Mereka juga menyatakan bahwa melalui M-learning siswa dapat mengakses pelajaran dengan personal device mereka secara individual. Mereka menemukan bahwa penggunaan mobile phone dalam M-learning (dalam hal ini, mengirim pesan, email, dan MSN Messenger) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu Evangelista Luis Windyana Palupi pada tahun 2010, penelitiannya menunjukkan kemampuan siswa dalam menggunakan Mathematics Mobile Learning Application (MMLA) yang dioperasikan dengan HP menarik respon semua siswa peserta uji coba terhadap MMLA adalah positif. Mereka tertarik dengan penggunaan MMLA dalam belajar matematika karena termasuk pembelajaran unik yang fleksibel untuk digunakan dimana pun dan kapan pun. Mereka juga berpendapat bahwa bahasa dan penjelasan materi SPLDV pada MMLA simple dan mudah dipahami dan mereka lebih menyukai belajar dengan MMLA daripada belajar dengan buku. Mereka berharap dapat menggunakan MMLA untuk belajar SPLDV maupun topik matematika lainnya. Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka mengoptimalkan keberhasilan pembelajaran matematika khususnya pada SPLDV dengan mengimplementasikan atau melaksanakan pembelajaran pemanfaataan MMLA - Smartphone OS.Android dan melihat keefektifan berdasarkan tiga indikator efektivitas pembelajaran yaitu hasil belajar, aktivitas siswa,dan respon siswa. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan bentuk penelitian adalah studi kasus. Subjek dalam penelitian ini Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 10 Pontianak tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 35 siswa. Penentuan kelas VIII C sebagai subyek penelitian dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru bidang studi matematika kelas VIII SMP Negeri 10 Pontianak. Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran berupa pemberian skor terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tes hasil belajar (post-test) tentang menentukan penyelesaian SPLDV sesudah diberi pelakuan berupa pembelajaran pemanfaatan MMLA-smartphone OS. Android, teknik observasi langsung dilakukan pada saat guru memulai pembelajaran dan diakhiri pada saat guru mengakhiri pelajaran bertujuan untuk melihat aktivitas siswa, teknik komunikasi tidak langsung dilakukan dengan mempergunakan angket atau kuisioner sebagai pengumpul data tentang respon siswa pada pembelajaran pemanfaatan MMLA-smartphone OS. Android. Instrumen penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan Matematika FKIP Untan dan satu orang guru SMP Negeri 10 Pontianak dengan hasil validasi bahwa instrumen yang digunakan valid. Berdasarkan analisis terhadap hasil uji coba soal diperoleh nilai koefisien reliabilitas soal (r 11 ) sebesar 0.91 tergolong sangat tinggi. Dari perolehan koefisien reliabilitas soal maka dapat disimpulkan bahwa tes dapat digunakan oleh peneliti dalam pengambilan data untuk mengukur hasil belajar siswatingkat reliabilitas soal yang disusun tergolong tinggi dengankoefisien reliabilitas sebesar 0,72. 3

Hasil tes belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P(n) = n 100%. Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika N dalam suatu kelas terdapat lebih besar dari atau sama dengan 85% siswa yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 70. Hasil lembar observasi pengamatan aktivitas siswa dianalisis untuk mengetahui persentase aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut: jumlah turus pada kategori kegiatan yang diamati X i =, T jumlah bagian waktu yang diamati i = X i 100%, dan T = N T 1 +T 2. dengan kriteria persentase aktivitas siswa: sangat aktif (80 % persentase 2 aktivitas 100 %), akttif (60 % persentase aktivitas < 80 %), cukup aktif (40 % persentase aktivitas < 60 %), pasif (20 % persentase aktivitas < 40 %), dan sangat pasif (0 % persentase aktivitas 20 %) (Yulianus: 2012). Data angket respon siswa dianalisis secara deskriptif dengan menghitung jumlah siswa dan persentase penilaian siswa dari setiap pernyataan. Respon siswa dikelompokkan menjadi respon pofitif dan respon negatif. Respon positif terdiri atas senang terhadap kegiatan pembelajaran, tidak sulit mempelajari materi dan diskusi, selalu mencoba mencari penyelesaian masalah, masalah yang diberikan mudah, berminat mengikuti kegiatan belajar, tidak mengalami kesulitan mengerjakan LKS, memahami bahasa yang digunakan dalam LKS, kegiatan dalam LKS jelas, tertarik pada penampilan LKS, dan LKS membantu dalam memahami materi. Respon positif diberi skor 1. Selanjutnya untuk mengetahui rata-rata jawaban berdasarkan skorsing jawaban dari responden dilakukan dengan menghitung skor kriterium dengan rumus: skor kriterium = skor tinggi tiap butir butir siswa (Sugiyono, 2012), dilanjutkan dengan menentukan tingkat respon skor respon siswa siswa dengan rumus: 100%. Jika persentase respon siswa lebih skor kriterium besar dari 50% maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa memberikan respon positif. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap akhir. Tahap persiapan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain: (1) Koordinasi dan Perijinan untuk mengetahui diperbolehkan atau tidak mengadakan penelitian di sekolah tersebut; (2) Surat menyurat; (3) Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dengan teknik wawancara kepada guru mata pelajaran matematika kelas VIII mengenai kondisi, situasi, dan prestasi belajar matematika kelas VIII SMP; (4) Penyusunan perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS pemanfaatan MMLA; (5) Penyusunan intrumen penelitian yaitu tes hasil belajar, lembar observasi aktifitas siswa dan angket respon; (6) Validasi perangkat pembelajaran; (7) Uji coba tes hasil belajar (post-test); (8) Menghitung koefisien validasi dan reliabilitas tes hasil belajar; (9) Merevisi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian berdasarkan hasil 4

validasi dan uji coba; (10) Menentukan waktu penelitian dengan berkonsultasi dengan guru matematika yang mengajar dikelas VIII SMP. Tahap pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan yaitu: (1) Pemilihan subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII C tahun ajaran 2014/2015; (2) Memberikan perlakuan berupa pembelajaran memanfaatkan MMLA-smartphone OS.Android pada materi SPLDV; (3) Pengisian lembar observasi aktivitas siswa oleh pengamat; (4) Memberikan tes hasil belajar (post-test) kepada subjek penelitian; (5) Memberikan angket respon siswa setelah diberi perlakuan. Tahap akhir a. Menganalisistes hasil belajar (post-test) siswa. b. Menganalisis lembar observasi aktivitas siswa. c. Menganalisis angket respon siswa. d. Menganalisis lembar observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran. e. Membuat kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kelompok data yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu data tes hasil belajar, data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan data respon siswa terhadap pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan pada satu kelas VIII SMP Negeri 10 Pontianak tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 35 siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran memanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android pada materi SPLDV sebanyak satu kali pertemuan. Tes hasil belajar setelah lembar jawaban tes terkumpul, data diolah dengan memberi skor pada setiap jawaban yang diberikan siswa, kemudian skor tersebut diubah dalam bentuk nilai berskala 1 100. Persentase siswa tuntas dan tidak tuntas dalam pembelajaran pemanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android pada materi SPLDV dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut: Tidak Tuntas 43% Tuntas 57% Diagram 1 Persentase Hasil Belajar Siswa 5

Dari hasil perhitungan tersebut tampak bahwa persentase siswa tuntas dengan memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 adalah 57% dan persentase siswa tidak tuntas dengan memperoleh nilai lebih kecil dari 70 adalah 43%. Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika dalam suatu kelas terdapat lebih dari atau sama dengan 85% siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70. Karena persentase siswa tuntas 57% kurang dari 85% maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar secara klasikal tidak terpenuhi. Aktivtas siswa diperoleh berdasarkan observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika memanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android yang dilakukan oleh dua orang observer. Tabel 1 Deskripsi Hasil Analisis Data Aktivitas Siswa Jenis Aktivitas Pertemuan pertama Rata-rata kriteria Aktivitas Visual 31.76 % pasif Aktivitas Lisan (Oral) 35.27% pasif Aktivitas Mendengar 55.98 % Cukup aktif Aktivitas Menulis 36.13% pasif Aktivitas Mental 58.05 % Cukup aktif Rata-rata 43.64 % Cukup aktif Menghitung persentase aktivitas siswa T 1 = T 1+T 2 +T 3 +T 4 +T 5 = 5 32.76 % + 35.27 % + 55.98 % + 36.13 % + 58.05 % = 43.64 % 5 Data angket respon siswa diperoleh setelah proses pembelajaran dengan pemanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android selesai. Data diperoleh dengan memberikan angket respon kepada 35 orang siswa. Dari data 35 angket yang dianalisis, diperoleh data persentase respon siswa tampak pada tabel berikut ini. Tabel 2 Deskripsi Hasil Respon Siswa Pernyataan Penilaian Ya % Tidak % Saya senang materi pelajaran SPLDV. 35 100 0 0 Saya senang suasana belajar di kelas pada materi pelajaran SPLDV. 33 94.29 2 5.71 Saya senang cara guru mengajar SPLDV menggunakan MMLA. 30 85.71 5 14.29 Saya senang pembelajaran materi SPLDV menggunakan MMLA. 35 100 0 0 6

Saya selalu mencoba mencari penyelesaian SPLDV menggunakan MMLA. Saya merasa sulit mencoba penyelesaian SPLDV menggunakan MMLA. Saya kesulitan dalam diskusi untuk mencari penyelesain masalah SPLDV menggunakan MMLA. Jika saya dihadapkan masalah SPLDV, saya selalu menggunakan MMLA. Saya memahami bahasa/ kalimat yang digunakan dalam MMLA. Saya sudah jelas dengan langkah-langkah/ cara penyelesaian SPLDV menggunakan MMLA. Saya tertarik dengan tampilan yang ada pada MMLA( pembelajaran, penyelesaian dan uji kemampuan ). Saya sangat terbantu memahami materi SPLDV melalui langkah-langkah MMLA. 34 97.14 1 2.86 7 20 28 80 9 25.71 26 74.29 32 91.43 3 8.57 24 68.57 11 31.43 29 82.86 6 17.14 33 94.29 2 5.71 31 88.57 4 11.43 skor respon siswa = 332 skor kriterium = skor tinggi tiap butir butir siswa skor kriterium = 1 12 35 = 420 Tingkat respon siswa terhadap pembelajaran dengan pemanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android adalah : skor respon siswa skor kriterium 332 100% = 100% = 79.04% 420 Pembahasan Proses pembelajaran pemanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android di kelas VIII C SMP Negeri 10 Pontianak dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Pertemuan dilaksanakan pada hari senin tanggal 19 Januari 2015 jam pelajaran 1, 2 dan 3. Kegiatan pembelajaran dari pendahuluan hingga penutup diikuti oleh 35 orang siswa. Penyajian materi dilakukan mengikuti langkah-langkah (sintaks) pembelajaran pemanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android yang dimulai dengan tahap orientasi pada masalah, tahap mengorganisasikan siswa belajar, tahap membimbing penyelidikan individu dan kelompok, tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan tahap menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah. Adapun materi yang dibahas adalah SPLDV. Pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaa pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan meskipun ada bagian dari RPP yang tidak dapat terlaksana secara maksimal. Pada tahap orientasi pada masalah, guru memberikan apersepsi dan motivasi, apersepsi tidak terlaksana secara maksimal dikarenakan siswa belum mendapatkan secara penuh materi tentang SPLDV sehingga sebelum 7

masuk ke apersepsi guru terlebih dahulu menyampaikan materi tersebut. Pada tahap mengorganisasikan siswa belajar dan tahap membimbing penyelidikan individu, siswa dibentuk kedalam beberapa kelompok dan siswa diberikan LKS, LKS terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu kegiatan 1 dan kegiatan 2. Kegiatan 1 yaitu kegiatan mencari informasi dari masalah dan kolaborasi antar anggota kelompok untuk menemukan penyelesaian masalah yang diberikan dengan diarahkan oleh guru untuk menemukan penyelesaian SPLDV dengan meminta siswa untuk memanfaatann MMLA- Smartphone OS. Android dan memahami cara-cara penyelesaian SPLDV. Kegiatan 2 yaitu kegiatan untuk mengaplikasikan temuan siswa tentang cara-cara penyelesaian SPLDV dengan meminta siswa menyelesaikan permasalahan dan langkah penyelesaian permasalahan diarahkan sesuai dengan langkah Polya. Tes hasil belajar diberikan dalam bentuk tes uraian sebanyak tiga soal. Soal pertama terdiri dari 4 poin soal dimana siswa diminta untuk menentukan cara-cara penyelesaian SPLDV dan soal kedua siswa diminta untuk menentukan hasil penyelesaian SPLDV benar atau salah dengan menggunakan cara penyelesaian SPLDV. Soal ketiga siswa diminta untuk menentukan penyelesaian dengan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. Untuk menentukan penyelesaian dari masalah yang diberikan siswa diminta untuk menjawabnya menggunakan langkah Polya yaitu memahami masalah, membuat rencana, melakukan perhitungan, memeriksa kembali, dan membuat kesimpulan. Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu apabila memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70, Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika dalam suatu kelas terdapat lebih dari atau sama dengan 85% siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70. Dari hasil penskoran dan nilai yang diberikan (Tabel 4.1 Skor dan Nilai Tes Hasil Belajar Siswa) diperoleh jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 70 sebanyak 20 orang dan jumlah siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 15 orang. Dari hasil tersebut diperoleh persentase siswa tuntas sebesar 57%, persentase siswa tidak tuntas sebesar 43%. Dengan demikian dapat dikatakan ketuntasan belajar secara klasikal tidak tercapai. Adapun penyebab siswa yang tidak tuntas berdasarkan jawaban yang diberikan adalah sebagai berikut: a) Siswa tersebut mengabaikan perintah yang terdapat di dalam soal tes seperti kurang lengkap dalam menuliskan informasi yang diberikan dari soal (diketahui dan ditanyakan), tidak membuat rencana penyelesaian masalah, tidak memberikan kesimpulan penyelesaian masalah; b) Siswa tidak memberikan jawaban secara lengkap; c) Siswa tidak memberikan jawaban untuk semua soal yang diberikan. Penyebab lain ketuntasan belajar yang tidak dapat dicapai oleh siswa dikarenakan siswa merasakan kesulitan dalam memahami materi ajar, hal tersebut dikarenakan siswa beranggapan bahwa masalah yang diberikan merupakan masalah yang rumit, siswa mengalami kesulitan dalam diskusi, dan siswa mengalami kesulitan mengerjakan LKS sehingga tidak mudah untuk siswa memahami materi ajar. Dalam penelitian ini terdapat lima jenis aktivitas yang diamati, yaitu: 1) aktivitas visual, 2)aktivitas lisan (oral), 3) aktivitas mendengar, 4) aktivitas menulis, 8

dan 5) aktivitas mental. Lima jenis aktivitas terbagi menjadi 13 kegiatan siswa. Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan oleh dua orang observer. Pengamatan dilakukan dari sejak guru memulai pembelajaran sampai berakhirnya pembelajaran, selama melakukan pengamatan, pengamatan duduk ditempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa yang diamati. Dalam penelitian ini terdapat lima jenis aktivitas yang diamati, yaitu: 1) Aktivitas visual terdiri dari aktivitas membaca buku siswa, membaca LKS, dan mengamati masalah yang diberikan dalam LKS; 2) Aktivitas lisan terdiri dari aktivitas berdiskusi dengan teman sekelompok, mengajukan pertanyaan dengan teman/guru jika belum mengerti, memberikan tanggapan atas presentasi teman, dan menyampaikan pendapat dengan teman/guru; 3) Aktivitas mendengarkan terdiri dari aktivitas mendengarkan saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan, dan mendengarkan presentasi teman; 4) Aktivitas menulis terdiri dari aktivitas menulis masalah yang diberikan dan menuliskan kesimpulan dalam buku catatan masingmasing; 5) Aktivitas mental terdiri dari aktivitas memecahkan masalah bersamasama teman sekelompok dan melihat hubungan-hubungan antara materi yang telah dipelajari dan materi yang akan dipelajari. Berdasarkan pada hasil analisis data yang diperoleh dari pengamatan dua orang observer, yaitu diperoleh rata-rata persentase aktivitas siswa untuk aktivitas visual sebesar 29.95% termasuk dalam kategori pasif, aktivitas lisan sebesar 32.2% termasuk dalam kategori pasif, aktivitas mendengar sebesar 51,18% termasuk dalam kategori cukup aktif, aktivitas menulis sebesar 33.03% termasuk dalam kategori pasif, dan aktivitas mental sebesar 53.08% termasuk dalam kategori cukup aktif, dan diperoleh persentasi rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan sebesar 39.89% termasuk dalam kategori pasif. Dari hasil persentase tersebut tampak bahwa aktivitas yang menonjol adalah aktivitas mendengar dan aktivitas mental dan aktivitas yang sangat kurang adalah aktivitas visual, aktivitas lisan dan aktivitas menulis. Angket respon siswa terdiri dari 12 pertanyaan dengan kategori Ya dan Tidak. Angket diberikan kepada siswa kelas VIII C sebanyak 35 siswa. Setiap jawaban siswa untuk setiap kategori pertanyaan, respon positif diberi skor 1 dan respon negatif diberi skor 0. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh jumlah skor respon siswa 332, skor kriterium sebesar 420, dan diperoleh persentase tingkat respon siswa terhadap pembelajaran dengan pemanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android sebesar 79.04%, Dari persentase tingkat respon siswa yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa respon yang diberikan siswa terhadap pembelajaran menggunakan MMLA- Smartphone OS. Android adalah positif. Efektivitas pembelajaran pemanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android pada materi SPLDV dari beberapa aspek, antara lain: 1) Pencapaian ketuntasan hasil belajar secara klasikal, yaitu jika dalam suatu kelas terdapat lebih dari atau sama dengan 85% siswa yang memperolah nilai lebih dari atau sama dengan 70; 2) Persentase aktivitas siswa terletak pada interval 60% s/d 100% atau pada kriteria 9

aktif atau sangat aktif; 3) Siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran. Apabila aspek 1) dan 3) terpenuhi, dan paling sedikit satu dari dua aspek lain terpenuhi maka pembelajaran pemanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android efektif untuk diterapkan pada pembelajaran materi SPLDV di kelas VIII C SMP Negeri 10 Pontianak. Hasil analisis data yang diperoleh dari ketiga indikator keefektivan pembelajaran yang telah dipaparkan di atas yaitu ketuntasan hasil belajar secara klasikal tidak tercapai, siswa cukup aktif dalam pembelajaran, dan siswa memberikan respon yang positif. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan pembelajaran memanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android tidak efektif untuk diterapkan pada pembelajaran materi SPLDV di kelas VIII C SMP Negeri 10 Pontianak. Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan, peneliti menduga bahwa dari ketiga indikator efektivitas pembelajaran yang digunakan memiliki keterkaitan yang dapat mempengaruhi satu sama lain. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber materi pelajaran adalah LKS pemanfaatan MMLA- Smartphone OS. Android, dilihat dari respon yang diberikan siswa terhadap LKS, respon siswa didominasi dengan respon negatif terhadap LKS, sebanyak 26 orang siswa mengalami kesulitan mengerjakan LKS atau sebesar 74.29% dan sebanyak 9 orang siswa menganggap masalah diberikan mudah atau sebesar 25.71%. Selain itu, dilihat dari hasil amatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, siswa juga kurang menunjukkan adanya keterlibatan yang aktif dalam pengorganisasian dan penemuan informasi (pengetahuan). Berdasarkan hasil respon dan amatan aktivitas tersebut peneliti menduga bahwa kegagalan dalam ketercapaian ketuntasan belajar siswa dipengaruhi oleh kesulitan siswa dalam mengerjakan LKS dan keaktifan siswa dalam pengorganisasian dan penemuan informasi (pengetahuan) sehingga tidak mudah bagi siswa untuk memahami materi dan berakibat ketercapaian ketuntasan secara klasikal tidak terpenuhi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat disampaikan adalah hasil analisis tes belajar siswa diperoleh bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal dalam menentukan penyelesaian SPLDV setelah diajarkan memanfaatkan MMLA- Smartphone OS. Android tidak terpenuhi, hasil analisis lembar pengamatan aktivitas siswa diperoleh bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menentukan penyelesaian SPLDV memanfaatkan MMLA- Smartphone OS. Android termasuk dalam kategori cukup aktif, 35 angket siswa yang dianalisis, siswa memberikan respon yang positif terhadap kegiatan pembelajaran menentukan penyelesaian SPLDV memanfaatkan MMLA- Smartphone OS. Android, penilaian keterlaksanaan sintaks pembelajaran diperoleh bahwa keterlaksanaan sintaks pembelajaran dalam menentukan penyelesaian SPLDV dengan memanfaatkan MMLA- Smartphone OS. Android termasuk dalam kategori baik atau keterlaksanaan sintaks pembelajaran efektif. Dengan kata lain, pembelajaran memanfaatkan MMLA- Smartphone OS. 10

Android tidak efektif untuk diterapkan pada pembelajaran materi SPLDV di kelas VIII C SMP Negeri 10 Pontianak. Saran Berdasarkan temuan-temuan di lapangan pada saat penelitian dilakukan, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut : Dalam pembelajaran matematika memanfaatkan MMLA- Smartphone OS. Android diperlukan perencanaan yang matang agar diperoleh hasil yang lebih akurat, dalam pembelajaran matematika menggunakan MMLA- Smartphone OS. Android hendaknya masalah yang diberikan merupakan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, sekolah, dan kelas secara pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa agar pemahaman siswa dapat maksimal, materi pelajaran sebaiknya disampaikan hingga siswa benar-benar mengerti tentang materi yang dipelajari, agar kemampuan siswa dalam menentukan penyelesaian masalah yang berkaitan SPLDV, kepada peneliti yang ingin menindaklanjuti penelitian ini disarankan untuk mengeliminir kelemahan-kelemahan penelitian ini agar diperoleh hasil yang akurat. DAFTAR RUJUKAN Cavus, Nadire & Huseyin Uzunboylu.2009. Improving critical thinking skills in mobile learning, Procedia Social and Behavioral Sciences 1 (2009). Djamarah, Syahful Bahri., Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta Evangelista Lus Windyana Palupi. 2010. Pengembangan Mathematics Mobile Learning Application (Mmla)-Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (Spldv) Untuk Siswa Smp Kelas 8. (Online).(http://evangelista.palupi@yahoo.com diakses tanggal 06 Januari 2014). Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan Desain System Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta Yulianus. 2013. Efektivitas Model Pembelajara Generative Pada Materi Lingkaran di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Marau. Jurnal Pendidikan Metematika Universitas Tanjungpura Pontianak. (Online). (http://jurnal.untan.ac.id, diakses tanggal 12 Oktober 2014) 11