BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgement yang didasarkan pada kejadian masa lalu, sekarang, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menaikan tingkat keandalan laporan perusahaan-perusahaan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tinggi independen, integritas dan profesional. BPK wajib untuk mematuhi

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment

BAB I PENDAHULUAN. akuntan didukung oleh sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan

BAB II. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit

BAB I PENDAHULUAN. Auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi

BAB I PENDAHULUAN. sendiri terdapat banyak kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara yang diatur dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. yang benar dan bisa dihandalkan oleh pihak internal maupun eksternal. mengalami kebangkrutan setelah opini terebut dikeluarkan.

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. (Daljono dan Fitriani,

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

Penelitian tentang audit judgment pernah dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan gender antara

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. (Singgih dan Bawono, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap opini Badan. Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini audit telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

pula kepercayaan publik terhadap auditor eksternal. dilakukan oleh beberapa KAP bahkan salah satu KAP berstatus big five

BAB I PENDAHULUAN. dicapai auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik. Salah satu bukti kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usahanya di tengah ketatnya persaingan di dunia usaha. Laba yang besar yang

perusahaan didenda oleh BAPEPAM (Winarno dalam Christiawan, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini, membuat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini,

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/ menyebutkan bahwa perusahaan yang go

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. harus adanya pemisahan tanggung jawab antara prinsipal dan agen. Prinsipal

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN GENDER TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Kasus pada BPKP Provinsi Jawa Timur) SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering

BAB I PENDAHULUAN. publik menjadi kritikan karena diasumsikan memberikan informasi yang salah, hal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh manajemen ini diharapkan dapat memberikan gambaran. mengenai kinerja manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi dalam bidang pengelolaan keuangan daerah. membuat pemerintah daerah dituntut membawa perubahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperoleh suatu entitas atas transaksi-transaksi yang telah dilakukan selama

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

BAB I PENDAHULUAN. jasa akuntan publik semakin tinggi dikarenakan bukan hanya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan suatu keputusan. Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Seorang auditor menjalankan tugasnya dengan melaksanakan pemeriksaan harus mempunyai kemampuan profesional. Sebagai seorang profesional, auditor akan dituntut untuk berpegang teguh terhadap tanggung jawab profesinya. Tanggung jawab profesi auditor adalah menyampaikan laporan kepada klien dan bertanggung jawab terhadap isi pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati sekali dalam melaksanakan tugas audit serta dalam menetapkan judgment yang akan diberikannya. Seorang auditor harus memiliki cara pandang auditor dalam menanggapi informasi ini yang berhubungan dengan tanggung jawab dan risiko audit yang akan dihadapi oleh auditor sehubungan dengan judgment yang dibuatnya. Menurut Arens et al. (2012: 15) auditor dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: 1. Kantor akuntan publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada akuntan yang telah mendapat izin untuk memberikan jasa. Kantor akuntan publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan historis yang dipublikasikan dari semua perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta banyak perusahaan berskala kecil dan organisasi non-komersil. 2. Audit internal merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas 1

utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja. 3. Audit pajak yaitu auditor yang tanggung jawab utamanya mengaudit pajak penghasilan dari para wajib pajak untuk menentukan apakah mereka telah mematuhi undang-undang perpajakan yang berlaku. Seorang auditor yang terlibat dalam audit pajak ini harus memiliki pengetahuan perpajakan serta keahlian audit yang cukup agar dapat melaksanakan suatu audit yang efektif. 4. Auditor pemerintahan adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK RI sebagai lembaga pemeriksa eksternal dituntut untuk memeriksa laporan keuangan yang berbasis standar akuntansi memberikan tantangan dalam peningkatan aspek pemeriksaan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah. BPK RI sebagai badan keuangan negara yang merupakan salah satu unsur pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan negara dan mempunyai manfaat yang sangat penting guna memeriksa laporan keuangan pemerintah daerah menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 menyebutkan bahwa pemerintah daerah diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban telah berakhirnya tahun anggaran yang disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan wajib diaudit oleh BPK. Pemeriksaan laporan keuangan daerah oleh BPK bertujuan untuk menjamin kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah daerah (Praditaningrum, 2012). Menurut UU No 15 Tahun 2006 salah satu tugas BPK 2

adalah memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga negara lainnya yang dilakukan berdasarkan Undang-Undang. BPK dituntut untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan dalam menentukan audit judgment. Audit judgment merupakan suatu pertimbangan yang mempengaruhi bukti yang ditetapkan dan keputusan opini yang dibuat oleh auditor. Nadhiroh (2010) mengatakan bahwa dalam pembuatan judgment ini auditor mempunyai kesadaran bahwa suatu pertanggungjawaban merupakan faktor yang cukup penting karena penilaiannya akan ditinjau dan dimintai keterangan. Judgment mengacu pada aspek kognitif dalam proses pengambilan keputusan dan mencerminkan perubahan dalam evaluasi, opini, dan sikap. Kualitas judgment ini menunjukkan seberapa baik kinerja seorang auditor dalam melakukan tugasnya. Oleh karena itu judgment yang dibuat oleh auditor memiliki peranan penting dalam menjamin hasil audit agar tetap memperoleh kepercayaan dari masyarakat seperti yang dipaparkan dalam Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya harus berdasarkan pada ada tidaknya melakukan kesalahan besar sehingga berdampak buruk terhadap citra profesi akuntan pubik di mata masyarakat dan pihak-pihak lainnya. Sehubungan kinerja seorang auditor dalam menentukan audit judgment dapat dilihat dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi informasi, baik bersifat teknis maupun non-teknis. Secara teknis, faktor pengetahuan, pengalaman, perilaku auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi informasi, tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa, serta kompleksitas tugas saat melakukan pemeriksaan dapat mempengaruhi judgment auditor, 3

sedangkan salah satu faktor non-teknis adalah aspek perilaku individu (Jamilah dkk., 2007). Aspek perilaku individu sebagai salah satu faktor yang banyak mempengaruhi pembuatan audit judgment, sekarang ini semakin banyak menerima perhatian dari para praktisi akuntansi ataupun dari akademisi. Namun demikian meningkatnya perhatian tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan penelitian di bidang akuntansi perilaku di mana dalam banyak penelitian tidak menjadi fokus utama (Meyer dan Rigsby, 2001 dalam Jamilah dkk., 2007). Persepsi auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi informasi untuk menentukan judgment dapat dipengaruhi juga oleh tekanan ketaatan. Dalam melaksanakan proses audit sering kali auditor akan mengalami tekanan kerja, seperti adanya tekanan ketaatan dari atasan sampai tekanan dari entitas yang diperiksanya. Tekanan ketaatan sangat erat bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya harus mematuhi dan berpegang teguh pada etika profesi dan standar auditing. Tidak jarang muncul potensi konflik yang muncul ketika auditor berusaha untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya tetapi disisi lain dituntut pula untuk memenuhi perintah dari atasan maupun entitas yang diperiksa. Situasi konflik seperti inilah yang dapat membuat auditor mengalami kebimbangan dalam mempertahankan independensinya. Konflik kepentingan ini dapat merusak proses judgment. Akuntan sering berhadapan dengan keputusan yang hasilnya tidak cukup oleh kode etik maupun oleh standar akuntansi berterima umum. Pertimbangan utama dalam keputusan adalah etika, walaupun sering kali melibatkan berbagai macam konflik kepentingan. Judgment akuntan profesional dapat rusak oleh konflik kepentingan terhadap dua konflik kepentingan yaitu real conflik dan latent conflik. Real conflict adalah yang konflik mempunyai pengaruh pada 4

masalah judgment yang ada, sedangkan latent conflik adalah konflik yang bisa mempengaruhi judgment dimasa mendatang (Jenie dkk., 2011). Selain tekanan ketaatan, judgment juga dapat dipengaruhi oleh kompleksitas tugas. Penelitian mengenai teori kompleksitas tugas seperti yang telah diungkapkan oleh Thomas et al. (2003) dalam Yuliani (2012) merupakan suatu faktor penting di dalam memprediksi proses waktu, dan itu adalah bukti dimana efek kesulitan menyamaratakan ke pertimbangan masyarakat dari waktu penyelesaian tugas mereka. Teori kompleksitas tugas banyak yang berbeda karena tugas yang harus dipindahkan bervariasi, antara satu tugas dengan tugas yang lain itu tidak sama (Davies, 2000 dalam Yuliani, 2012). Pengaruh kompleksitas tugas membantu menjelaskan kepercayaan auditor mengenai keputusan bantuan ketika dihadapkan atau dihubungkan dengan resiko kesalahan, tingkat tekanan waktu. Hal ini membantu auditor ketika dalam proses audit, kompleksitas tugas itu berperan memberikan keputusan yang bersumber pada literatur yang ada untuk melihat ketelitian sasaran audit (Gomaa, 2005 dalam Yuliani, 2012). Badan audit research ternama telah mendemonstrasikan bahwa sejumlah faktor level individu terbukti berpengaruh terhadap keputusan seorang auditor (Solomon dan Shields, 1995 dalam Jamilah dkk., 2007) dan bahwa pengaruh dari keberadaan faktorfaktor ini berubah-ubah seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas yang dihadapi (Tan dan Kao, 1999 dalam Jamilah dkk., 2007). Kuantitas informasi yang akan diperoleh auditor dalam suatu pekerjaan audit sangatlah kompleks. Banyaknya jumlah informasi yang harus diproses dan tahapan pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan mengindikasikan tingkat kompleksitas tugas yang sedang dihadapi oleh auditor. Suatu judgment diperlukan untuk menyeleksi informasi. Informasi tersebut agar dapat diproses lebih lanjut secara efektif dan efisien 5

(Puspitasari, 2011). Puspitasari (2011) juga menjelaskan bahwa kompleksitas tugas juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seorang auditor dalam mengambil keputusan. Pengujian pengaruh kompleksitas tugas bersifat penting karena kecenderungan bahwa tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan kompleks. Bonner (1994) dalam Jamilah dkk. (2007) mengemukakan ada tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas audit untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas audit ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas audit. Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah audit dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit. Penelitian ini pada dasarnya mereplikasi penelitian dari Sembiring (2009) yang berjudul Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment Auditor Pada Kantor Akuntan Publik BIG FOUR. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa gender dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgment auditor, tetapi tekanan ketaatan berpengaruh signifikan terhadap audit judgment auditor. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini tidak memasukan variabel gender. Secara absolut, laki-laki menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perempuan, tetapi perbedaan tersebut secara statistik tidak signifikan. Oleh karena itu tidak ada perbedaan yang begitu signifikan antara auditor laki-laki dan auditor perempuan di dalam menunjukkan kinerja lebih akurat dalam menyelesaikan tugas yang komplek untuk pembuatan suatu judgment. Hal ini 6

memberikan implikasi dalam penugasan audit bahwa isu gender atau peran ganda perempuan tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitifnya dalam pembuatan judgment. Penelitian yang dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa perbedaan gender antara auditor pria dan wanita dengan perbedaan karakter dan sifat yang melekat pada individu masing-masing tidak berpengaruh terhadap judgment yang akan diambilnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor eksternal pemerintah, yaitu auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah. Penentuan sampel ini dengan alasan bahwa penelitian mengenai audit judgment telah banyak dilakukan pada akuntan publik, namun masih jarang penelitian yang menggunakan auditor yang bekerja di lembaga pemerintahan sebagai sampel penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul : Pengaruh Tekanan Ketaatan Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Kasus Pada Kantor Badan Pemeriksaan Keuangan Perwakilan Jawa Barat 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka pokok permasalahan dari penelitian ini adalah : 1. Apakah tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgment? 2. Apakah kompleksitas tugas berpengaruh terhadap audit judgment? 7

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgment. 2. Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas terhadap audit judgment pada Kantor BPK perwakilan Jawa Barat, serta sebagai tambahan dokumentasi di lingkungan akademis sehingga dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan gambaran tentang dinamika yang terjadi di dalam Kantor BPK perwakilan Jawa Barat khususnya auditor dalam membuat audit judgment. 8