Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 05, No.03 (2017), hal ISSN : X

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X CASED BASED REASONING UNTUK PEMILIHAN KEGIATAN ORGANISASI MAHASISWA

RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Case Based Reasoning

Case-Based Reasoning Untuk Diagnosa Penyakit Respirologi Anak Menggunakan Similaritas Simple Mathcing Coefficient

CASE BASED REASONING MENENTUKAN KELOMPOK UKT (STUDI UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Implementasi Case Base Reasoning Untuk Mendiagnosa Penyakit Gigi dan Mulut Implementation of Case-Based Reasoning for Diagnosing Oral Disease

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIS UNTUK MENGEFISIENKAN DIAGNOSA PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING

SISTEM PAKAR KNOWLEDGE-BASED UNTUK DIAGNOSA SAKIT KEPALA

Penentuan Penanganan Kasus Terhadap Penyakit...

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENENTUAN PEMASANGAN SALURAN AIR PDAM KOTA CIMAHI DENGAN MENGGUNAKAN CBR DAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBORS

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PAKAR PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS WEB DENGAN METODE CASE BASED REASONING

PERANCANGAN APLIKASI KONSELING MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING. Syaiful Hendra 1*, Sri Kusumadewi 2

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT MUSANG DENGAN METODE CASE BASED REASONING BERBASIS WEB

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian

DAFTAR ISI. Abstraksi... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang rentan akan penyakit. Pada bidang teknologi kesehatan semua

PENALARAN BERBASIS KASUS UNTUK DETEKSI DINI PENYAKIT LEUKEMIA

PENERAPAN CASE BASED REASONING (CBR) UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT STROKE MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PENCERNAAN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING. Ernawati

Penerapan Case Based Reasoning (CBR) untuk Mendiagnosa Jenis Pecandu Narkoba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK PENGOBATAN BEKAM DENGAN METODE CASE BASE REASIONING (STUDI KASUS : RUMAH BEKAM MUSLIMAH YOGYAKARTA)

Case Base Reasoning Penentuan Harga Rumah Dengan Menggunakan Metode Tversky (Studi Kasus: Kota Pontianak)

DIAGNOSA PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN (THT) PADA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE ANDROID

DIAGNOSIS KERUSAKAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE SIMILARITY JACCARD COEFFICIENT

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI SISTEM PAKAR PENENTUAN PERAWATAN KECANTIKAN BERBASIS WEB (STUDI KASUS : PAMELLA SALON YOGYAKARTA)

PENENTUAN PENANGANAN KERUSAKAN MESIN PRODUKSI RESLETING DI PT. HERO TOP ZIP MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING DAN SORENSEN COEFFICIENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Bahan bangunan merupakan salah satu faktor yang penting untuk membuat sebuah rumah, untuk

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dan Permasalahan Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting, namun tidak semua orang dapat menempuh

Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Meningitis Menggunakan Metode Naïve Bayes Berbasis Web

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM BERBASIS KASUS UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT MELALUI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT USUS BUNTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB SKRIPSI

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akan memeriksa dan melakukan diagnosa. Bila dokter cukup sibuk dan

REKOMENDASI PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI CITEUREUP MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING DAN NEAREST NEIGHBORS

Case Based Reasoning (CBR) Untuk Pendeteksi Penyakit Pada Tanaman Kacang Kedelai Berbasis Web

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA AWAL PENYAKIT THT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 8 tahun

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

Case Based Reasoning Untuk Diagnosis Penyakit Demam Berdarah

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer.

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER

BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. diagnosa penyakit pada Kanker Rahim dengan menggunakan metode certainty

PENGEMBANGAN SISTEM CERDAS MENGGUNAKAN PENALARAN BERBASIS KASUS (CASE BASED REASONING) UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT AKIBAT VIRUS EKSANTEMA

CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

LAPORAN SKRIPSI SISTEM PAKAR PENDIAGNOSA PENYAKIT SYARAF PUSAT. Oleh : Adistia Pradika Saputra

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

Fungsi Similaritas Pada Sistem Berbasis Kasus Penyelesaian Masalah Akademik Mahasiswa

Transkripsi:

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT ANAK BERBASIS WEB Tri Rezki Maulidia 1, Tedy Rismawan 2, Syamsul Bahri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jalan Prof Dr. H. Hadari Nawawi Pontianak Telp./Fax. : (0561) 577963 e-mail: 1 ieie.rezki@gmail.com, 2 tedyrismawan@siskom.untan.ac.id, 3 syamsul.bahri@siskom.untan.ac.id Abstrak Gejala penyakit merupakan awal atau tanda dari sebuah penyakit yang dapat mengancam kesehatan seseorang, khususnya pada anak-anak. Namun pada kenyataanya gejala dari penyakit tersebut dianggap sebagai hal yang remeh bagi sebagian orang. Sudah banyak sistem yang dikembangkan untuk melakukan diagnosis penyakit dengan berbasiskan sistem pakar. Salah satu metode yang dapat mengatasi kesulitan dalam merepresentasikan pengetahuan pakar adalah Case-Based Reasoning / CBR (penalaran berbasis kasus). CBR adalah suatu pendekatan untuk menyelesaikan suatu permasalahan berdasarkan solusi dari permasalahan sebelumnya. CBR terdapat empat tahapan proses yaitu Retrieve, Reuse, Revise dan Retain. Aplikasi yang akan dibuat pada penelitian ini adalah aplikasi berbasis web dengan menggunakan metode case-based reasoning sebagai penalarannya.untuk studi kasus dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Rubini Kabupaten Mempawah. Pada proses retrieve dilakukan perhitungan untuk membandingkan data uji dengan data latih yang didapat dari rekam medis rumah sakit. Berdasarkan proses pengujian terhadap 30 kasus baru,diperoleh hasil bahwa sistem memiliki nilai rata-rata sebesar 86%. Setelah itu sistem mulai menambahkan aturan dengan masukkan data uji yang telah memiliki masalah yang mirip dan disebut dengan proses retain. Kata Kunci : Penyakit anak, Case Based Reasoning, Nilai kemiripan (similarity), Bobot parameter 1. PENDAHULUAN Gejala penyakit merupakan awal atau tanda dari sebuah penyakit yang dapat mengancam kesehatan seseorang, terlebih pada anak-anak. Namun pada kenyataanya gejala dari penyakit tersebut dianggap sebagai hal yang remeh bagi sebagian orang. Penyakit pada anak-anak bisa menjadi momok menakutkan bagi orang tua, karena jika salah dalam membaca atau mendiagnosis dan menangani gejala penyakit yang ada pada anak tentunya dapat berakibat fatal dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Sebelumnya sudah banyak sistem yang dikembangkan untuk melakukan diagnosis penyakit dengan berbasiskan sistem pakar. Salah satu metode yang dapat mengatasi kesulitan dalam merepresentasikan pengetahuan pakar adalah Case-Based Reasoning / CBR (penalaran berbasis kasus) yang digunakan sebagai dasar solusinya adalah kasus yang pernah terjadi sebelumnya. Pada CBR terdapat empat tahapan proses yaitu Retrieve, Reuse, Revise dan Retain. Penelitian menggunakan metode Casebased reasoning pernah dilakukan oleh Syaiful Muzid, yang berjudul Teknologi Penalaran Berbasis Kasus (Case-Based Reasoning ) Untuk Diagnosa Penyakit Kehamilan [1]. Pada penelitian ini menggunakan metode CBR untuk menghasilkan solusi suatu masalah, CBR harus melakukan beberapa tahap proses yang dimana CBR harus mencari kemiripan kasus baru dengan kasus yang tersimpan, atau ketika ada perubahan terhadap solusi suatu kasus. Metode yang paling tepat menurut peneliti tersebut adalah Similarity. 57

Penelitian lain tentang diagnosa penyakit juga sudah pernah dilakukan oleh Tedy R dan Sri H, yang berjudul Case-Based Reasoning untuk Penyakit THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan) [2] dimana penelitian ini dibuat dengan sistem yang akan melakukan proses indexing dengan metode backpropagation untuk memperoleh indeks dari kasus tersebut. Setelah memperoleh indeks, sistem selanjutnya melakukan proses perhitungan nilai similarity antara kasus baru dengan basis kasus yang memiliki indeks yang sama menggunakan metode cosine coefficient. Kasus yang diambil adalah kasus dengan nilai similarity paling tinggi. Jika suatu kasus tidak berhasil didiagnosa, maka akan dilakukan revisi kasus oleh pakar. Kasus yang berhasil direvisi akan disimpan ke dalam sistem untuk dijadikan pengetahuan baru bagi sistem. Perhitungan yang menggunakan metode case based reasoning dengan algoritma nearest neighbor juga dilakukan oleh Rabiah A yang berjudul Case Based Reasoning Untuk Diagnosis Penyakit Demam Berdarah [3] dimana pada penilitian ini menggukanan perhitungan persamaan menggunakan rumus similarity global nearest neighbor yang telah dimodifikasi sesuai dengan persamaan. Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penelitian ini akan dibuat aplikasi Implementasi Case Based Reasoning Untuk Sistem Diagnosa Penyakit Anak Berbasis Web menggunakan metode yang berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Tedy R dan Sri H, dan menggunakan perhitungan persamaan yang berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Rabiah A. Perbedaannya terletak pada aplikasi yang dibangun serta metode dan rumus perhitungannya. Aplikasi yang akan dibuat pada penelitian ini adalah aplikasi berbasis web dengan menggunakan metode case-based reasoning sebagai penalarannya. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah program komputer yang menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu. [4]. Umumnya sistem pakar digunakan untuk memecahkan masalah yang memang sulit untuk dipecahkan dengan pemrograman biasa, mengingat biaya yang diperlukan untuk membuat sistem pakar jauh lebih besar dari pada pembuatan sistem biasa. 2.2 Case Based Reasoning (CBR/Penalaran Berbasis Kasus) CBR ini merupakan suatu paradigma pemecahan masalah yang banyak mendapat pengakuan yang pada dasarnya berbeda dari pendekatan utama AI lainnya. Suatu masalah baru dipecahkan dengan menemukan kasus yang serupa dimasa lampau, dan menggunakannya kembali pada situasi masalah yang baru[5]. CBR dikembangkan dari sistem pembelajaran berbasis kesamaan (similaritybased learning). Secara sederhana CBR merupakan sebuah sistem yang menggunakan pengalaman untuk dapat mengerti dan menyelesaikan masalah baru, beberapa kesulitan yang dihadapi dalam membangun sistem metode ini diantaranya menentukan kesamaan data kasus baru dengan sistem penalaran berbasis data kasus lama yang ada dalam data base penyimpanan data kasus (case base), dan mencari efisiensi dari data kasus-kasus yang sama dan kemudian menyesuaikan hasil dari data kasus lama dengan masalah data kasus yang baru. Rumus untuk menghitung nilai bobot kemiripan (similarity) dengan algoritma nearest neighbor retrieval adalah : Similarity = (1) Keterangan: s = similarity (nilai kemiripan) w = weight (bobot yang diberikan) 3. METODE PENELITIAN Proses pertama yang akan dimulai dengan studi literatur yang terkait dengan metode CBR, penyakit anak, dan teori penunjang lainnya. Selanjutnya dilakukan analisis kebutuhan dan dilanjutkan dengan pengumpulan data-data untuk penelitian ini. Setelah data terkumpul, lalu dibuatlah perancangan sistem yang kemudian diintegrasikan menjadi suatu sistem sehingga berfungsi sebagaimana mestinya. Selanjutnya dilakukan pengujian dan implementasi untuk mengetahui kinerja sistem apakah sistem yang dibuat berkerja sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah itu dilakukan analisa untuk mendapatkan kesimpulan akhir dari proses 58

penelitian. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Mulai Studi Literatur Analisa Kebutuhan Pengumpulan data Perancangan Sistem Implementasi Pengujian Selesai Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 4. PERANCANGAN SISTEM Diagram blok dari perancangan sistem ini dapat dilihat pada Gambar 2. Masukkan Data Kasus Menentukan Diagnosa penyakit dengan metode Case-based Reasoning Gambar 2. Diagram Blok Perancangan Sistem Gambar 2 adalah adalah gambaran secara umum sistem pada penelitian ini. Gejala-gejala penyakit akan dimasukkan kedalam sistem oleh user atau pengguna, kemudian sistem akan melakukan proses penetuan diagnosa penyakit menggunakan metode case based reasoning dengan perhitungan nilai kedekatan (similarity). Nilai bobot kemiripan (similarity) dihitung dengan rumus algoritma nearest neighbor retrieval. Setelah nilai bobot kemiripan didapat, selanjutnya dibandingkan dengan nilai bobot pada kasus sebelumnya yang memiliki nilai kemiripan tinggi yang kemudian akan digunakan sebagai hasil keluaran diagnosa penyakit berdasarkan gejala-gejala yang dimasukkan oleh orang tua. Dalam penelitian ini juga terdapat rancangan pada basis data yaitu Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD). DFD merupakan gambaran aliran data atau informasi dimana di dalamnya Hasil 59 terlihat keterkaitan diantara data-data yang ada. Sedangkan ERD merupakan suatu pemodelan data untuk menggambarkan hubungan antar data dalam basis data. 4.1 Data Flow Diagram (DFD) Terdapat tiga buah entitas dalam sistem ini yaitu administrator (admin), pengguna (user), dan dokter. Seorang admin dapat mengolah data penyakit, data gejala, dan data pengetahuan. Dari data-data gejala yang telah dimasukkan terdapat nilai-nilai densitas, nilai tertinggi dari perhitungan metode Case Based Reasoning tersebut akan menentukan suatu penyakit dai gejala-gejala yang dipilih user pada aplikasi. Dan outputnya berupa hasil diagnosa penyakit terhadap anak-anak. User hanya dapat melakukan konsultasi, sedangkan dokter dapat mengolah data hasil uji pasien jika benar maka akan ditambahkan ke dalam data kasus. Pada DFD Level 1 sistem diagnosa penyakit anak terdapat dua buah entitas yaitu admin dan user serta 8 buah proses pengolahan data, yaitu login, pengelolaan admin, pengelolaan data gejala, pengelolaan data penyakit, pengelolaan data solusi, pengelolaan data kasus, pengelolaan data konsultasi, dan konsultasi. Proses-proses yang digambarkan pada gambar 3 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Proses 1.0 yaitu proses login admin Proses ini admin melakukan login agar dapat mengakses halaman admin. 2. Proses 1.1 yaitu proses pengelolaan data admin Proses ini dapat melakukan pengolahan data pada sistem data admin. 3. Proses 1.2 yaitu proses pengelolaan data gejala Pada proses ini admin menambahkan data gejala berupa gejala dan data kategori gejala. 4. Proses 1.3 yaitu pengelolaan data penyakit Proses ini admin memasukkan data penyakit dan data penyakit solusi yang ada. 5. Proses 1.4 yaitu pengelolaan data solusi Proses ini merupakan proses dari admin untuk memasukkan data solusi. 6. Proses 1.5 yaitu proses pengelolaan data kasus Proses ini admin melakukan masukkan berupa data kasus/data latih dan data kasus gejala. 7. Proses 1.6 yaitu proses pengelolaan konsultasi

Proses ini merupakan proses dari admin untuk melakukan masukkan data berupa data konsultasi, data konsultasi hasil, dan data konsultasi gejala. 8. Proses Diagnosa Proses ini dilakukan seteleah user memasukkan data informasi pada halaman konsultasi dan sistem akan menampilkan hasil diagnosa beserta solusi penanganan penyakit secara umum. DFD Level 1 dapat dilihat di gambar 3. Informasi data kasus baru Dokter Data username dan password Invormasi validasi 1.0 Login Cek validasi Informasi validasi Validasi Hasil Konsultasi Data kasus baru Admin Data kasus Data kasus gejala Informasi konsultasi, Konsultasi gejala, Konsultasi hasil Informasi data admin Data admin Data gejala dan Data kategori gejala Informasi data penyakit Informasi penyakit solusi Data solusi Data penyakit Data penyakit solusi Informasi data solusi Informasi data gejala Informasi kategori gejala Informasi data kasus dan kasus gejala Data konsultasi, Konsultasi gejala, Konsultasi hasil 1.1 admin 1.2 data gejala 1.3 data penyakit 1.4 data solusi 1.5 data kasus 1.6 konsultasi Informasi data admin Data admin Data gejala Informasi data gejala Ta_admin Ta_gejala Data kategori gejala Ta_gejala_kategori Informasi kategori gejala Data gejala kategori Ta_penyakit Data penyakit Informasi datapenyakit Informasi data gejala kategori Data penyakit solusi Ta_penyakit_solusi Informasi id_penyakit Id_solusi Data id_penyakit Informasi penyakit solusi Data id_solusi Data solusi Informasi data solusi Informasi data kasus Data kasus Ta_solusi Ta_kasus Ta_kasus_gejala Data kasus gejala Ta_konsultasi Informasi data kasus gejala Data konsultasi Data konsultasi gejala Informasi konsultasi gejala Ta_konsultasi_gejala Data konsultasi hasil Informasi konsultasi hasil Ta_konsultasi_hasil Informasi data kasus baru I Data kasus baru Informasi data gejala yang dipilih Data gejala yang dipilih Informasi data user Data user Informasi id_konsultasi Informasi id_gejala stastus Informasi id_konnsultasi Informasi id_kasus Informasi id_penyakit Data id_konsultasi Data id_gejala status Diagnosa Data id_konsultasi Data id_kasus Data id_penyakit Hasil diagnosa Data informasi user Data gejala Memberikan Data hasil konsultasi User Meminta data hasil konsultasi Gambar 3. DFD Level 1 Sistem diagnosa penyakit anak 4.2 Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu pemodelan data untuk menggambarkan hubungan antar data dalam basis data. ERD terdiri atas entitas-entitas, atribut dan hubungan. Terdapat 2 (dua) entitas pada sistem diagnosa penyakit anak yaitu admin dan user. Pada entitas bagian user berhubungan dengan tabel konsultasi sedangkan admin merupakan entitas yang dapat berhubungan dengan tabel kasus, gejala, penyakit, dan solusi. Proses ERD dapat dilihat pada gambar 4. 60

Gambar 4. Entity Relationship Diagram (ERD) 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengujian Tampilan awal beranda sistem dapat dilihat pada Gambar 5 sampai Gambar 6. Gambar 5. Tampilan Konsultasi dalam memilih gejala. Pada Gambar 5 merupakan proses konsultasi ketika user memilih gejala yang dirasakan oleh penderita. Gambar 6. Tampilan Hasil Diagnosa Konsultasi Pengujian dilakukan pada sistem menggunakan metode case based reasoning yang akan melihat apakah sistem dapat berjalan dengan sesuai dengan perancangan sistem. Teknik yang dilakukan dengan perhitungan retrieval berdasarkan nilai kemiripan dan bobot penyakit dengan menggunakan perhitungan similarity. Pengujian ini dilakukan pada proses input data kasus baru terhadap data kasus yang sudah ada. Berikut pengujian yang telah dilakukan pada sistem diagnosa penyakit anak. A. Pengujian Sistem Berdasarkan Hasil Rekam Medis Pasien. Hasil diagnosis yang dihasilkan oleh sistem diagnosa penyakit anak akan diuji kecocokannya dengan cara menghitung nilai kemiripan data gejala kasus yang baru dengan data gejala yang sudah ada berdasarkan nilai bobot dan kemiripan dari gejala yang baru dipilih oleh pengguna dengan gejala yang sudah ada pada data berdasarkan rekam medis pasien. Data rekam medis yang digunakan adalah data dari tahun 2015 s/d bulan agustus tahun 2016. Tabel 1. Data Kasus yang sudah ada berdasarkan hasil rekam medis Kasus Lama : Apriani ( Tonsilofaringitis) - Demam - Radang tenggorokkan - Lemas - Demam naik turun 61

Tabel 2. Data Gejala Kasus Baru Kasus Baru : X - Demam naik turun - Kaki dan tangan hangat - Radang tenggorokkan - Demam Tabel 1 dan 2 adalah hasil pengujian sistem berdasarkan data kasus. Metode pengujian case based reasoning memiliki 4 tahapan proses yaitu, retrieve, reuse, revise, dan retain. a. Proses retrieve Proses retrieve dihitung dengan rumus pada persamaan 2.1, perhitungan pada data latih dan data uji secara manual. Bobot penyakit (w) : Gejala utama = 5 Gejala pendamping = 3 & 1 - Bobot gejala : - Demam naik turun 5 - Kaki & tangan hangat 1 - Demam biasa 1 3 - Lemas 1 - Radang tenggorokkan Tabel 3. Perhitungan kasus 1 Kasus Baru = X - Demam naik turun - Kaki dan tangan hangat - Radang tenggorokkan - Demam (S) 5 3-5 1 Kasus Lama = Apriani - Demam naik turun - lemas - Radang tenggorokkan - demam Similarity (X,Apriani) = ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) = = 0,93 b. Proses reuse Proses ini digunakan untuk kembali mencocokan nilai kemiripan bobot pada pada proses retrieve perhitungan manual dengan perhitungan pada aplikasi cocok yaitu menghasilkan diagnosa penyakit beserta solusi penanganan secara umum. 5.2 Pembahasan Berdasarkan dari hasil perancangan dan pengujian sistem yang sudah dilakukan, maka akan dilakukan analisa pada seluruh sistem yang ada untuk mengevaluasinya. Berikut ini merupakan hasil dari analisa Implementasi sistem diagnosa penyakit anak berbasis web, yaitu : 1. Berdasarkan hasil dari implementasi penyakit, sistem diagnosa bisa digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada anak dengan memasukkan data gejala ke dalam sistem data kasus dan dapat memberikan hasil keluaran berupa diagnosa penyakit yang di derita, informasi penyakit, dan solusi penanganan secara umum. 2. Berdasarkan hasil dari pengujian perhitungan manual pada proses retrieve menunjukan proses awal diagnosa, pengguna akan memilih data gejala-gejala penyakit yang dirasakan atau yang terlihat oleh orang tua penderita. Pengguna akan menandai gejala berdasarkan pilihan gejala yang dialami, setelah semua gejala dipilih maka pengguna dapat menekan pilihan simpan data dan selanjutnya menekan pilihan lanjut konsultasi untuk dapat mengetahui hasil diagnosa penyakit yang diderita. Kemudian sistem akan langsung memproses nilai kemiripan dengan nilai bobot secara satu persatu antara data gejala data kasus baru dengan data gejala yang sudah ada dalam basis pengetahuan. 3. Pada proses retrieve dilakukan perhitungan manual untuk membandingkan hasil dari nilai kemiripan bobot penyakit apakah sama atau tidak, setelah dilakukan perhitungan pada salah satu contoh perhitungan data uji dengan data latih. Pada perhitungan tersebut didapatkan nilai kemiripan antara data uji dengan beberapa data latih yang memiliki kemiripan berdasarkan nilai bobot peyakitnya. Berdasarkan proses retrieve data latih yang memiliki nilai persentase kemiripan dengan data uji paling tinggi, seperti pada contoh pengujian perhitungan manual didapatkan hasil bahwa nilai pada kasus lama Apriani yaitu Tonsilofaringitis dihitung dengan kasus baru X menunjukkan nilai kemiripan nya melebihi 80% jadi solusi dari kasus Apriani yang paling dianjurkan. Sedangkan data latih yang lain memiliki nilai kemiripan yang tidak terlalu tinggi dengan selisih yang tidak berjauhan. 62

Selanjutnya proses revise yang merupakan peninjauan kembali data kasus dan solusi yang di berikan pada proses retrieve jika sistem yang dijalankan tidak mendapatkan hasil diagnosa yang sesuai. Sedangkan pada contoh kasus data uji sebelumnya nilai kemiripan yang didapat melewati batas rata-rata 80% maka solusi yang dihasilkan dapat langsung ditampilkan. Setelah proses revise selesai dan sudah menemukan hasil solusi yang tepat maka sistem mulai menambahkan aturan dengan masukkan data uji yang telah memiliki masalah yang sama mirip.dan disebut dengan proses retain yang dilakukan apabila sudah di koreksi oleh dokter dan akan tersimpan sebagai data baru pada data kasus. 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan terhadap implementasi case based reasoning sistem diagnosa penyakit anak berbasis web maka dapat disimpulkan : 1. Penelitian ini berhasil membangun sistem diagnosa penyakit berdasarkan data kasus dengan proses retrieve dengan mendapatkan hasil yang sesuai dengan perhitungan data kasusnya. 2. Keberhasilan sistem implementasi yang dibangun berdasarkan hasil perhitungan manual dengan perhitungan program memiliki nilai kecocokan yaitu 86% untuk menghasilkan diagnosa yang tepat. 6.2 Saran Hal-hal yang menjadi saran untuk pengembangan sistem diagnosa penyakit anak dengan metode case based reasoning sebagai berikut : 1. Aplikasi diagnosa penyakit anak berdasarkan gejala tanpa adanya pemeriksaan lebih lanjut, tidaklah 100% benar karena aplikasi ini hanya membandingkan gejala data uji dengan gejala data latih yang ada. Oleh sebab itu, anak yang sakit harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat dan terpercaya untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. 2. Aplikasi diagnosa penyakit anak dapat digunakan pada berbagai sistem operasi seperti Blackberry, ios dan Windows. 3. Perlunya penambahan data penyakit yang belum ada dalam penelitian ini, agar dapat lebih banyak pilihan penyakit yang bisa didapatkan DAFTAR PUSTAKA [1] Muzid, Syafiul. 2008. Teknologi Penalaran Berbasis Kasus (Case Based Reasoning) Untuk Diagnosa Penyakit Kehamilan. Jurnal, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. [2] Rismawan, Tedy., dan Hartati, S. 2012. Case-Based Reasoning Untuk Diagnosa Penyakit Tht (Telinga Hidung Tenggorok). Jurnal, Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. [3] Adawiyah, Rabiah. 2017. Case Based Reasoning Untuk Diagnosis Penyakit Demam Berdarah. Jurnal, Jurusan Sistem Informasi, Universitas Sembilanbelas November, Kolaka [4] Kusrini. 2006. Sistem Pakar,Teori Dan Aplikasi. Penertbit Andi off set, Yogyakarta. [5] Ungkawa, Uung. 2013. Pembangunan Aplikasi Travel Recommender Dengan Metode Case Base Reasoning. Jurnal, Jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Nasional, Bandung. 63