BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Selama hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana atau delik berasal dari bahasa Latin delicta atau delictum yang di

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB I PENDAHULUAN. macam variasi barang maupun jasa. Banyaknya variasi barang maupun jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Agar kebutuhan dan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dijanjikan. Demikian pengertian jual beli menurut pasal 1457 Kitab Undang-

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan komunikasi adalah berkembangnya penggunaan internet. Salah satu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

KAJIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE SURAKARTA. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. transportasi untuk melakukanperpindahan orang dan/atau barang dari satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

PERLINDUNGAN KONSUMEN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

BAB II LANDASAN TEORI. diterbitkan oleh dan diakui karena (kekuasaan) nagara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagaimanatelahdiketahuinyakeabsahan perjanjian jual beli yang

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. informasi global yang serba transparan, menurut Toffler, adalah gejala

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM, CEK KOSONG, DAN JAMINAN. Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah zoon politicon,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi dapat memperluas ruang gerak transaksi barang dan/atau jasa. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju dan terus berkembang. Kondisi demikian sangat menguntungkan

BAB I PENDAHULUAN Meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 mulai bermunculan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

POTENSI KEJAHATAN KORPORASI OLEH LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM JUAL BELI KENDARAAN SECARA KREDIT Oleh I Nyoman Gede Remaja 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudaayaan-kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, manusia memerlukan adanya manusia-manusia lain yang bersamasama

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan Indonesia dewasa ini dalam berbagai bidang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilindungi oleh Pemerintah dan Undang-undang. Setiap warga. bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

BAB I PENDAHULUAN. sejenis menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang terjadi di negara-negara berkembang pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. menggariskan Indonesia sebagai negara hukum (rechtstaat) dan tidak berdasar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini tak terhindarkan lagi dampaknya. menjadi kebutuhan pokok saat ini berdampak pada inovasi-inovasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan memiliki rumah yang terjangkau bagi banyak orang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan relasi kerjasama abadi antara laki laki dan perempuan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

I. PENDAHULUAN. negatif bagi manusia dan lingkungannya, yaitu ditandai dengan adanya kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial, mempunyai bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan koneksi internet melalui telepon seluler atau laptop, barang

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

Sudah menjadi kodratnya bahwa manusia harus hidup bermasyarakat dan saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas yang tinggi sehingga mereka membutuhkan jasa transportasi yang cepat,

Perjanjian yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor. pemakaian los Pasar Klitikan Niten juga dipandang menarik untuk diteliti,

BAB I PENDAHULUAN. aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap berbagai bidang baik sosial, politik, budaya,

II. TINJAUAN PUSTAKA. konsumen. Lebih lanjut, UUPK mengupayakan perlindungan. konsumen yang haknya dilanggar oleh pelaku usaha dan kewajiban-kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. dirugikan. Begitu banyak dapat dibaca berita-berita yang mengungkapkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 58 TAHUN 2001 (58/2001) TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM DAN HAK PENGUASAAN ATAS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. disebut e-commerce (electronic commerce) atau transaksi elektronik. E- serta tidak menggunakan tanda tangan asli (non-sign).

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangatlah bermacam-macam, dimulai dari

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis di atas penulis akan memberikan kesimpulan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 20 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat pedesaan, tetapi bertambahnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi setiap harinya. Terkadang kesibukan serta aktivitas yang padat tidak memungkinkan lagi untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi untuk keperluan acara besar seperti arisan, pesta ulang tahun, pesta pernikahan, dan acara besar lainnya yang membutuhkan jumlah makanan dalam porsi besar. Hal tersebut memberikan peluang yang sangat menguntungkan dalam dunia bisnis. Bisnis dunia kuliner ini salah satu contohnya adalah katering. Jasa boga atau yang lebih dikenal dengan katering ini adalah istilah umum untuk usaha yang melayani pesanan hidangan untuk pesta, pertemuan dan lain lain. 1 Pada umumnya, usaha katering dilakukan oleh perorangan dengan memiliki suatu kantor dan rumah produksi sebagai tempat usaha. Konsumen yang memerlukan katering biasanya datang ke kantor katering untuk memilih dan memesan makanan yang diinginkan melalui daftar menu yang disediakan. Bagi yang sudah berlangganan, biasanya pemesanan hanya melalui telepon dan pembayaran down payment atau disering disebut DP, dilakukan dengan mentransfer uang ke rekening pemilik catering, begitu pula mengenai pelunasannya.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 1. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Jasa Boga. http://kbbi.web.id/index.php?w=jasa+boga. Diakses tanggal 1 November 2014.

Kitab Undang Undang Hukum Perdata (untuk selanjutnya disingkat KUHPerdata) mengatur mengenai perjanjian dalam Pasal 1313 dengan memberikan pengertian perjanjian yaitu, suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Melihat dari pengertian perjanjian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perjanjian jual beli makanan ini lahir karena pihak konsumen mengikatkan dirinya kepada pihak Katering X yakni dengan membeli makanan yang ditawarkan pihak Katering X. Pengertian perjanjian jual beli sendiri tercantum dalam Pasal 1457 KUHPerdata yang mengatakan bahwa : jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Pasal tersebut dipertegas oleh pasal selanjutnya yakni Pasal 1458 yang mengatakan : jual beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, segera setelah orang-orang itu mencapai kesepakatan tentang barang tersebut beserta harganya, meskipun barang itu belum diserahkan dan harganya belum dibayar. Keberadaan suatu proses penawaran dan penerimaan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu perjanjian, karena dalam proses inilah dapat diketahui keinginan dan salah satu pihak yang dimanifestasikan dalam bentuk suatu penawaran kepada pihak lainnya yang akan dinyatakan dalam suatu penerimaan. 2 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa jual beli makanan antara Katering X dengan konsumen ini telah memenuhi pengertian jual beli karena!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 2 Samuel M. P. Hutabarat, 2010, Penawaran dan Penerimaan dalam Hukum Perjanjian, Grasindo, Jakarta, hlm. 80.

terdapat para pihak yang saling mengikatkan diri yaitu pihak Katering X yang menawarkan makanan yang dijualnya dan pihak konsumen yang menerima penawaran Katering X dengan memesannya. Perjanjian jual beli makanan ini pun dapat dikatakan telah lahir meski makanan yang dipesan belum diserahkan dan pembayaran belum dilaksanakan. Hal itu dikarenakan telah terjadinya kesepakatan dengan cara, pihak konsumen memesan makanan dan pihak Katering X menyanggupinya. Katering X sebagai katering baru yang mulai menjajaki dunia bisnis kuliner ini mencoba memberikan pelayanan maksimal kepada setiap konsumennya. Hal ini ia lakukan dengan mengutamakan kepercayaan dalam setiap transaksi yang dilakukannya. Banyak dari para pelanggannya adalah rekan pemilik katering sendiri, sehingga katering ini tidak memberlakukan aturan yang ketat. Hal ini dimaksudkan agar konsumen merasa lebih nyaman dalam bertransaksi dengan Katering X. Perjanjian jual beli makanan antara Katering X dengan konsumen tidak selalu berjalan mulus. Wanprestasi terkadang terjadi baik dari pihak konsumen maupun pihak Katering X. Perlindungan hukum tentu diperlukan bagi para pihak untuk melindungi kepentingan masing masing pihak yang dirugikan. Pengertian perlindungan hukum dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Para ahli mendefinisikan perlindungan hukum sebagai berikut : 1. Satjipto Raharjo mendefinisikan perlindungan hukum yaitu memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan

perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. 2. Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan. 3. Perlindungan hukum menurut CST Kansil adalah berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak manapun. 4. Menurut Philipus M. Hadjon, perlindungan hukum adalah kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya. Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak tersebut. 5. Muktie. A. Fadjar mendefinisikan perlindungan hukum sebagai penyempitan arti dari perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan yang diberikan oleh hukum, terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia sebagai subyek hukum dalam interaksinya dengan sesama manusia serta lingkungannya. Sebagai subyek hukum manusia memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan suatu tindakan hukum.

Melihat dari berbagai pengertian perlindungan hukum di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa perlindungan hukum adalah kumpulan peraturan yang memberikan pengayoman kepada hak orang lain dengan berbagai upaya hukum untuk mewujudkannya. UU PK memberikan definisi yang berbeda mengenai perlindungan hukum dengan mengaitkan pengertian perlindungan hukum dengan perlindungan konsumen dalam Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa : perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. UU PK selain memberikan definisi mengenai perlindungan konsumen, juga memberikan pengertian dari konsumen itu sendiri. Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) konsumen adalah : setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pengertian pelaku usaha juga dijelaskan dalam UU PK Pasal 1 ayat (3) yang menyebutkan : pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Pada penulisan hukum ini, penulis memilih untuk membahas mengenai wanprestasi yang dilakukan para pihak dan penyelesaiannya. Perlindungan terhadap

konsumen diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (untuk selanjutnya disingkat UU PK). Di Indonesia, perlindungan hukum bagi pelaku usaha tidak secara rinci diatur dalam undang-undang khusus seperti pada perlindungan konsumen. Perlindungan hukum bagi pelaku usaha lebih tegas dan jelas diatur dalam KUHPerdata. Bab mengenai perjanjian dan wanprestasi sebetulnya tidak hanya memberikan perlindungan hukum terhadap pelaku usaha, tetapi lebih kepada para pihak dalam perjanjian yang merasa dirugikan akibat wanprestasi yang dilakukan pihak lain dalam perjanjian. Ketentuan-ketentuan tertentu di dalamnya juga memuat aturan yang melindungi pihak yang melakukan wanprestasi dengan dibatasinya ganti rugi yang dapat dituntut oleh pihak yang merasa dirugikan. Berdasarkan pemaparan yang penulis uraikan di atas, penulis tertarik untuk menuangkan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian jual beli makanan antara Katering X dengan konsumen di Yogyakarta dan perlindungan hukum terhadap para pihak serta upaya penyelesaian yang sudah dilakukan dalam hal terjadi wanprestasi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian jual beli makanan antara pihak Katering X dengan konsumen di Yogyakarta? 2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap para pihak dalam perjanjian jual beli makanan antara Katering X dengan konsumen di Yogyakarta serta upaya penyelesaian yang sudah dilakukan dalam hal terjadi wanprestasi?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Objektif a. Mengetahui dan mengkaji pelaksanaan perjanjian jual beli makanan antara pihak Katering X dengan pihak konsumen di Yogyakarta. b. Mengetahui dan mengkaji mengenai perlindungan hukum terhadap para pihak dalam perjanjian jual beli makanan antara Katering X dengan konsumen di Yogyakarta serta upaya penyelesaian yang sudah dilakukan dalam hal terjadi wanprestasi. 2. Tujuan Subjektif Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka menyusun penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah wawasan dan pengembangan ilmu serta untuk lebih mengerti dan memahami perlindungan hukum terhadap para pihak dalam perjanjian jual beli makanan antara Katering X dengan konsumen di Yogyakarta.

b. Bentuk pelatihan dan pembelajaran dalam penerapan teori yang dipelajari dalam Hukum Perdata yang berkaitan dengan perjanjian jual beli dan perlindungan hukum terhadap para pihak serta upaya penyelesaian yang sudah dilakukan dalam hal terjadi wanprestasi. 2. Manfaat Praktis a. Meningkatkan pemahaman masyarakat terkait dengan perlindungan hukum terhadap para pihak dalam perjanjian jual beli makanan. b. Sebagai persyaratan tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan selama proses penelitian di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penelitian menyangkut tentang perlindungan hukum terhadap para pihak dalam perjanjian jual beli makanan belum ditemukan penelitian khusus mengenai judul yang penulis angkat dalam penulisan hukum ini. Penulis hanya menemukan beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang hampir sama namun berbeda subjek, objek dan lingkup yang diteliti dengan penelitian hukum ini, yaitu : 1. Indra Rukma Hison Safi i, 2012, Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam Perjanjian Jual Beli Nomor Cantik Kartu Perdana Seluler di Gejayan Kabupaten Sleman. Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian jual beli nomor

cantik kartu perdana seluler serta penyelesaian sengketa yang terjadi antara penjual dengan pembeli. 3 2. Anindyarsa Dwiangga, 2011, Tanggung Jawab Pihak Penjual dan Pembeli dalam Perjanjian Jual Beli Peralatan Fotografi Melalui Media Elektronik (E- Commerce) pada Bursa Fotografi Situs Fotografi.net. Penelitian ini membahas mengenai perjanjian jual beli peralatan fotografi melalui media elektronik dalam kaitannya apabila ditemukan cacat tersembunyi. 4 3. Humam Fairuzy Fahmi, 2009, Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen dalam Perjanjian Jual Beli Kendaraan Bermotor secara Kredit di PT. Yamaha Mataram Sakti melalui Pembiayaan PT. Bussan Auto Finance (BAF) Cabang Pati. Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan perlindungan hukum terhadap konsumen dalam melakukan perjanjian jual beli kendaraan bermotor secara kredit di PT. Yamaha Mataram Sakti dan praktek penyelesaian sengketa apabila konsumen dirugikan oleh pihak PT. Yamaha Mataram Sakti ataupun oleh PT. Bussan Auto Finance (BAF) Cabang Pati dalam perjanjian jual beli kendaraan bermotor secara kredit melalui perjanjian pembiayaan. 5!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 3 Indra Rukma Hison Safi i, 2012, Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam Perjanjian Jual Beli Nomor Cantik Kartu Perdana Seluler di Gejayan Kabupaten Sleman, Skripsi Program Sarjana Hukum, Universitas Gadjah Mada. 4 Anindyarsa Dwiangga, 2011, Tanggung Jawab Pihak Penjual dan Pembeli dalam Perjanjian Jual Beli Peralatan Fotografi Melalui Media Elektronik (E-Commerce) pada Bursa Fotografi Situs Fotografi.net, Skripsi Program Sarjana Hukum, Universitas Gadjah Mada. 5 Humam Fairuzy Fahmi, 2009, Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen dalam Perjanjian Jual Beli Kendaraan Bermotor secara Kredit di PT. Yamaha Mataram

Penelitian ini secara khusus penulis arahkan pada pelaksanaan perjanjian jual beli makanan antara pihak Katering X dengan pihak konsumen di Yogyakarta dan perlindungan hukum terhadap para pihak serta upaya penyelesaian yang sudah dilakukan dalam hal terjadi wanprestasi. Adapun tema yang penulis angkat belum pernah penulis temukan, dengan demikian tema yang penulis angkat dapat dianggap layak untuk diteliti, namun apabila diluar sepengetahuan penulis masih terdapat penelitian yang serupa, maka penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian penelitian yang telah dilakukan.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Sakti melalui Pembiayaan PT. Bussan Auto Finance (BAF) Cabang Pati, Skripsi Program Sarjana Hukum, Universitas Gadjah Mada.