BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya anak usia dini memiliki potensi yang dibawa sejak lahir, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

RINANGGA KURNIA RIANTI

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi anak usia prasekolah. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan utama. yang mendukung pentingnya pendidikan prasekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara pemberian stimulasi tersebut. Prinsip tersebut meninjau atas

Di susun Oleh: PUJI RAHAYU A

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING ANAK KELOMPOK A DI PAUD KASIH IBU BANDA ACEH. Fitriah Hayati 1 dan Sari Mustika 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah dunia anak. Jean Piaget (dalam Moeslichatoen R.,1996)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN.

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah tunas berpotensi, generasi penerus yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi. atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui. yang lebih lanjut.(yamin & Jamilah, 2012: 1)

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya setiap anak berbeda-beda kemampuan dan potensinya. Masa usia dini merupakan masa peka bagi anak, dimana anak sangat sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya. Pada masa ini terjadinya pematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan lingkungan, sehingga potensi anak dapat berkembang. Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 1 butir 14: "Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan umur enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus atau rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan bagi anak usia 0-6 tahun merupakan proses peletakan dan pembentukan yang mendasar bagi perkembangan anak. Berbagai macam pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ditemukan di sekitar kita, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun pihak swasta. Lembaga PAUD diharapkan dapat memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sedini mungkin yang meliputi aspek-aspek perkembangan nilai agama moral (NAM), fisik motorik, bahasa, sosial emosional, seni, dan kognitif. Salah satu aspek kognitif juga harus dikembangkan karena kemampuan berpikir sangat diperlukan dalam kehidupan seseorang. 1

2 Menurut Permendikbud No. 137 Tahun 2014 Ruang lingkup perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun diharapkan anak mampu membilang banyak benda dari satu sampai sepuluh, mengenal konsep bilangan, mengenal lambang bilangan, dan mengenal lambang huruf. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwasanya perkembangan kognitif perlu dikembangkan yakni dalam kemampuan mengenal konsep bilangan. Mengenal konsep bilangan merupakan dasar pembelajaran matematika sederhana yang harus dimiliki anak, karena melalui pengenalan konsep bilangan anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan mengenal dan menghitung bilangan. Kemampuan mengenal konsep bilangan tidak terlepas dari pengenalan konsep tentang angka-angka, karena pengenalan kosep bilangan melibatkan pemikiran tentang beberapa jumlah suatu benda dan lambang angka. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Inra (2012:372) menyatakan Konsep bilangan adalah ide atau rancangan pengetahuan dalam memahami kumpulan angka-angka dan menyatakan nilai banyak anggota suatu benda dalam matematika. Anak usia 4-5 tahun hendaknya sudah mulai mengembangkan pemahaman konsep bilangan, agar pemahaman konsep bilangan anak berkembang sesuai dengan tahapannya. Untuk itu guru dituntut mampu menguasai konsep materi-materi apa yang harus diberikan untuk mengenalkan konsep bilangan pada anak. Susanto (2012:107) menyatakan Materi yang diberikan dalam mengenalkan konsep bilangan pada anak usia 4-5 tahun diantaranya: membilang, menyebut urutan bilangan dari 1-10, membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan bendabenda) 1-10, membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda,

3 menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda hingga 10 (anak tidak disuruh menulis), membedakan dan membuat dua kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak, lebih sedikit. Kemampuan mengenal konsep bilangan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dikemas secara menarik dan inovatif, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar anak dan pembelajaran mengenal konsep bilangan dapat tersampaikan dengan baik. Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari guru di Taman Kanakkanak Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 05 Medan sebagian anak usia 4-5 tahun kurang mampu mengenal konsep bilangan 1-10 dengan baik, terlihat dari 45 orang anak usia 4-5 tahun terdapat 25 orang yang kurang mengenal konsep bilangan. Mereka dapat menyebutkan bilangan 1-10 tetapi belum secara berurutan, pada saat membilang 1-10 anak kurang mengerti angka atau lambang bilangannya, hal ini terlihat saat anak disuruh menunjukkan salah satu angka yang berada pada papan tulis, sebagian anak masih dibantu oleh guru, serta dalam pembelajaran menghubungkan benda dengan lambang bilangannya masih banyak anak yang melakukan kesalahan. Rendahnya kemampuan anak dalam mengenal bilangan 1-10 disebabkan karena media pembelajaran yang digunakan dalam mengenalkan konsep bilangan 1-10 seperti menggunakan media poster, dan media papan tulis kurang menarik minat anak dalam mengenal konsep bilangan. Metode pembelajaran yang dilakukan guru kurang tepat dalam menarik perhatian anak terhadap pembelajaran mengenal bilangan, terlihat dari kurangnya penggunaan permainan dalam mengenalkan konsep bilangan 1-10 pada anak, guru sering menggunakan metode tanya jawab dan pemberian tugas, pembelajaran juga masih menekankan pada

4 penggunaan LKA atau majalah sebagai sumber belajar untuk mengenalkan konsep bilangan. Kurangnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru ini membuat anak bosan dan jenuh sehingga anak tidak konsentrasi saat mengikuti pembelajaran yang diberikan guru. Dunia anak adalah dunia bermain, sehingga salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 pada anak usia 4-5 tahun adalah melalui permainan. Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto (2012:107) yang menyatakan memahami konsep bilangan melalui permainan sangat penting karena dengan permainan anak akan dapat cepat memahami maksud dari pembelajaran. Permainan yang dapat digunakan adalah permainan bowling modifikasi.wulandari (2012:38) menjelaskan bahwa Permainan bowling merupakan suatu jenis olahraga atau permainan yang dimainkan dengan menggelindingkan bola dengan menggunakan tangan, bola bowling akan digelindingkan ke pin yang berjumlah sepuluh buah yang telah disusun menjadi bentuk segitiga bila dilihat dari atas. Permainan ini ditujukan untuk anak usia dini, agar sesuai dengan perkembangan kemampuan anak usia 4-5 tahun maka permainan ini dimodifikasi atau diubah dalam bahan, alat, aturan permainannya. Permainan bowling modifikasi adalah suatu jenis permainan yang menggunakan alat yang terdiri dari sebuah bola dan pin/botol plastik dengan jumlah 10 buah yang disusun dalam bentuk segitiga, kemudian bola bowling digelindingkan ke arah pin/botol tersebut agar pin itu terjatuh. Dalam permainannya anak diminta untuk mundur enam langkah dari susunan pin/botol plastik, dan menggelindingkan bola bowling ke arah pin/botol tersebut agar pin/botol itu

5 terjatuh. Setelah pin/botol plastik terjatuh, anak diminta untukmenyebutkan angka berapa saja yang berhasil ia jatuhkan, membilang dengan menunjuk pin-pin atau botol plastik sampai 10, menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan pin-pin atau botol plastik sampai 10, membuat urutan bilangan 1-10 dengan pinpin atau botol plastik sampai 10, serta membedakan dan membuat dua kumpulan pin-pin atau botol plastik yang sama jumlahnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Madyawati (2012:44) mengutarakan salah satu manfaat permainan bowling modifikasi adalah mengenal angka 1-10 sambil menjumlah. Bermain dengan menggunakan permainan bowling modifikasi cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 bagi anak usia dini. Hal ini dibuktikan dalam beberapa hasil penelitian yang relevan, diantaranya ialah penelitian yang dilakukan oleh Sodikin pada tahun 2016 yang berjudul Pengaruh Permainan Bowling Modifikasi terhadap Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Kelompok A TK PGRI Desa Prunggahan Kulon Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Dalam penelitian tersebut, kesimpulan yang dihasilkan adalah terdapat pengaruh yang signifikan permainan bowling modifikasi terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 pada anak usia 4-5 tahun, hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan kemampuan mengenal konsep bilangan anak sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan permainan bowling modifikasi. Berdasarkan latar belakang yang memuat landasan teori maupun bukti yang mendukung penggunaan permainan bowling modifikasi berpengaruh terhadap kemampuan mengenal bilangan pada anak, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul: Pengaruh Permainan Bowling

6 Modifikasi terhadap Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan 1-10 pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 05 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut: 1. Sebagian besar anak usia 4-5 tahun masih kurang mampu mengenal konsep bilangan 1-10 dengan baik 2. Media pembelajaran yang digunakan dalam mengenalkan konsep bilangan 1-10 kurang menarik minat anak dalam mengenal konsep bilangan. 3. Metode pembelajaran yang dilakukan guru kurang tepat dalam menarik perhatian anak terhadap pembelajaran mengenal bilangan, terlihat dari kurangnya penggunaan permainan dalam mengenalkan konsep bilangan 1-10 pada anak. 1.3 Batasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini maka peneliti memberikan batasan pada pengaruh permainan bowling modifikasi terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 pada anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 05 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh yang signifikan permainan bowling modifikasi terhadap kemampuan pengenalan konsep bilangan 1-10 pada anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bushtanul Athfal 05 Medan Tahun Ajaran 2016/2017?

7 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui pengaruh permainan bowling modifikasi terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 pada anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Busthanul Athfal 05 Medan Tahun Ajaran 2016/2017 1.6 Manfaat Penelitian Sehubungan dengan penelitian yang akan dibahas diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pembelajaran di PAUD khusunya aspek pengembangan kognitif dalam hal pengenalan konsep bilangan 1-10 b. Manfaat Praktis 1. Bagi penulis Sebagai informasi bagi penulis tentang bagaimana perkembangan kognitif khususnya dalam hal kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 2. Bagi anak Membantu anak agar lebih mudah dalam memahami pembelajaran khususnya pengenalan konsep bilangan.

8 3. Bagi orangtua Memberikan masukan bagi orangtua untuk memberikan permainan yang dapat mengembangkan aspek perkembangan kognitif anak khususnya dalam hal kemampuan mengenal monsep bilangan anak. 4. Bagi guru Diharapkan dapat membantu guru untuk memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan seluruh aspek perkembangan anak terutama aspek kognitif dalam mengenalkan konsep bilangan dengan menggunakan permainan bowling, juga sebagai masukan serta pengetahuan kepada guru untuk mengetahui pengaruh permainan bowling modifikasi terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak 5. Bagi sekolah Sebagai pertimbangan sekolah agar menyediakan alat permainan yang edukatif agar perkembangan anak tercapai dengan baik. 6. Bagi peneliti lain Sebagai bahan masukan atau referensi bagi peneliti lainnya yang akan meneliti masalah yang berkaitan.