BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,berakhlak mulia, berilmu, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan saat ini terpusat pada peningkatan kualitas dari pendidikan itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari kebijakan pemerintah yang memberikan standar kelulusan di setiap tingkatan dalam pendidikan. Selain itu pendidikan juga ditingkatkan kualitasnya melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang didalamnya terdapat guru dan peserta didik yang memiliki perbedaan kemampuan, ketrampilan, filsafat hidup dan lain sebagainya. Pendidikan di Indonesia berdasarkan Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran 1
untuk mencapai tujuan pendidkan sesuai dengan standar nasional pendidikan. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita tidak hanya memandang dari sebuah sistem yang diterapkan pemerintah. Dalam hal ini kita perlu memperhatikan bagaimana meningkatkan pemahaman guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman siswa terkait bahan ajar yang akan disampaikan tidak hanya berbicara dalam lingkup siswa mampu menerima saja, tetapi siswa seharusnya mengerti bahkan menguasai materi bahan ajar yang telah dipelajari. Agar kualitas pendidikan semakin baik maka pemahaman siswa terhadap materi bahan ajar harus senantiasa ditingkatkan. Berdasarkan observasi pada tanggal 28 september 2011, terhadap siswa di SMK Bina Teknologi Purwokerto diperoleh data nilai ulangan siswa yang belum mencapai nilai standar ketuntasan pada pokok bahasan aproksimasi, hal ini dikarenakan kemampuan pemahaman siswa yang kurang baik. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan terhadap pemahaman siswa pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir kedunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera indera yang lainnya. 2
Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan. Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inquiry menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Pembelajaran dengan pendekatan inquiry yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap pelajaran matematika, khususnya kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa. Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. 3
Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah: Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematika dengan model pembelajaran inquiry dan ekspositori pada siswa kelas X SMK Bina Teknologi Purwokerto tahun pelajaran 2011/2012. C. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman matematika dengan model pembelajaran inquiry dan ekspositori pada siswa kelas X SMK Bina Teknologi Purwokerto tahun pelajaran 2011/2012. 4
D. Manfaat Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi siswa a) Dapat meningkatkan Kemampuan bertanya dan memecahkan masalah. b) Dapat mengevaluasi dan mensintensis informasi, ide dan masalah baru c) Dapat memperkuat ketrampilan berfikir kritis 2. Bagi guru a) Guru dapat menemukan konsep belajar mengajar yang efektif demi terwujudnya pemahaman siswa. b) Guru mendapat pengalaman dalam kegiatan belajar dengan menerapkan pembelajaran Inquiry. 3. Bagi sekolah a) Dapat mngembangkan model pembelajaran inquiry demi terwujudnya pemahaman siswa di segala bidang. b) Dengan meningkatnya pemahaman siswa, maka akan diiringi dengan peningkatan prestasi siswa, sehingga mampu menciptakan out put yang berkualitas. 4. Bagi peneliti Peneliti dapat mengetahui apakah konsep inquiry dapat meningkatkan pemahaman siswa. 5