BAB I PENDAHULUAN. Allah. Zakat telah ditentukan oleh Allah dengan dalil-dalil syara secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Zakat bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi sosial ekonomi dan dengan zakat, di samping ikrar tauhid (syahadat)

BAB I PENDAHULUAN. karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam zakat terdapat dua unsur, yaitu ta abbudi dan ta aqquli.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

ZAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Disusun oleh DAVID SATRIA I

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sekarang bentuk pendapatan yang paling menonjol adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. mereka berusaha dengan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai nelayan. Masyarakat nelayan memiliki tradisi yang berbeda. setempat sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

PENDAHULUAN. muslim kini sedikit banyak mengetahui cara-cara baru untuk tetap bisa. memilih zakat yang dianggap mudah menurut keyakinan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

BAB I PENDAHULUAN. antara orang-orang kaya dengan orang-orang miskin adalah mengeluarkan

PANDANGAN ULAMA ACEH TIMUR TERHADAP PEMBAGIAN ZAKAT FITRAH SECARA MERATA (Analisa Terhadap Kasus Pembagian Zakat Fitrah di Kampung Pasir Putih)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah


MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH

{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????},

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kekayaan mereka tersedia hak peminta-minta dan orang-orang yang hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah km² yang menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

الز كاة. وحج البيت. وصىم رمضان. 1

Infaq. Zakat. Shadaqoh. Apa Bedanya? #yukzakat. Zakat Bukti Tanda Cinta Cinta Allah, Cinta Sesama. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.sunnah Rasulullah-lah yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, menuntut semua aktfitas dapat dilakukan dengan cepat,

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan suatu ibadah mâlíyah ijtimâiyyah (ibadah yang

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan 1. Ramadhan yang disebut juga dengan istilah zakat fitrah 2.

BAB I PENDAHULUAN. terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

BUKU III ZAKAT DAN HIBAH

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF QARDAWI DAN MASDAR FARID MAS UDI MENGENAI PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK KEMASLAHATAN UMAT

RINGKASAN SKRIPSI A. ABSTRAK SKRIPSI

BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

Aplikasi Penghitung Zakat dan Penunjuk Lokasi Tempat Pengelolaan Zakat Terdekat Berbasis Android pada Alat Komunikasi Bergerak

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sebaliknya seseorang dianggap tidak berhasil bila ia

BAB I PENDAHULUAN. swadaya masyarakat Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) tersisa 2,2 juta nelayan dari total jumlah penduduk Indonesia.

Definisi Keuangan Negara

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

I. JENIS ZAKAT. A. Zakat Fithrah B. Zakat Harta

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat peraturan yang dicantumkan dalam undang-undang. Hal

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini berkembang pesat begitu juga dengan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. karenanya dan sebaliknya, Kedudukan ini setara dengan perintah shalat, Islam untuk menunda zakat dan mengerjakan shalat.

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan ekonomi keuangan dan kemasyarakatan, dan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah memberikan rizki pada manusia melalui berbagai cara, Pekalongan. Dan di kecamatan Pekalonagn Urata terdapat TPI yang hasil

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang akuntansi. Beberapa penelitian tentang zakat misalnya

BAB I PENDAHULUAN. umat Islam, yaitu yang disebut dengan Rukun Islam. Rukun Islam itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT PROFESI. dari zakat yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. 1 Secara istilah zakat

ANALISIS PENDAPAT DIDIN HAFIDHUDDIN TENTANG ZAKAT PRODUK HEWANI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan allah

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

RELASI ZAKAT DAN PAJAK PASCA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT


BAB I PENDAHULUAN. manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja atas melimpahnya harta benda.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. daya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1 NISHOB ZAKAT UANG

ANALISIS MAS}HLAH}AH TERHADAP ZAKAT BESI TUA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu dari lima rukun islam. Zakat. sendiri merupakan tanggungan wajib yang harus dikeluarkan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA

BAB I PENDAHULUAN. Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam kewajiban zakat memiliki makna yang sangat fundamental.

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV. Paparan Data dan Hasil Penelitian. Sulton2 bergerak dalam bidang perdagangan retail (eceran). Perusahaan tersebut

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.

ARTIKEL WEBSITE KONSEP ZAKAT DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DALAM MASYARAKAT ISLAM. Oleh : Drs. Kgs. H. M. Daud, M.Hi (Widyaiswara Madya BDK Palembang)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan suatu kewajiban yang telah ditentukan oleh Allah. Zakat telah ditentukan oleh Allah dengan dalil-dalil syara secara pasti. Allah SWT telah menetapkan bahwa zakat adalah salah satu kewajiban dalam agama Islam. Zakat merupakan salah satu ibadah dan menjadi salah satu tiang yang menegakkan agama Islam, karena zakat merupakan rukun Islam yang keempat, sehingga Islam seseorang belum tegak selama belum mengeluarkan zakat. Berdasarkan Firman Allah Swt: 1

2 Artinya: Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan. 1 Adapun zakat yang telah ditetapkan kewajiban zakatnya yaitu terbagi dalam dua bentuk, yakni zakat badan (fithrah) dan zakat harta ( l). Zakat mal mempunyai sifat miyyah (ditentukan) 2 dan diwajibkan pada harta-harta: (1) Ternak, yaitu unta, sapi dan kambing (2) Tanaman (hasil pertanian da a - han (3) d/mata uang (emas dan perak) (4) Keuntungan dari perdagangan. Zakat diwajibkan pada jenis harta-harta tersebut, jika telah mencapai ab, hutangnya sudah dilunasi, serta sudah mencapai satu tahun (haul). Kecuali untuk tanaman hasil pertanian dan buahbuahan, zakatnya diwajibkan pada saat panen. 3 Dalam ijtihad fiqh kontemporer mengenai zakat yang muncul sekarang ini telah membagi ke dalam sembilan kategori, yaitu zakat binatang ternak, zakat emas dan perak yang juga meliputi uang, zakat kekayaan dagang, zakat hasil pertanian, zakat madu dan produksi hewani, zakat barang 1 QS. Al-Baqarah (2): 110 2 M. Arief Mufraini, Akuntansi Dan Manajemen Zakat Mengomunikasikan Kesadaran Dan Membangun Jaringan (Jakarta: Kencana, 2006), h. 57. 3 Jalmila, Adaka Zakat Perika a? http://jalmilaip.wordpress.com/2012/04/27/adakah-zakatperikanan/, diakses tanggal 13 Desember 2013.

3 tambang dan hasil laut, zakat investasi pabrik, gedung dan lain-lain, zakat pencarian, jasa dan profesi serta zakat saham dan obligasi. 4 Dari sisi jumlah katagori, kita akan dapatkan bahwa hasil ijtihad fiqh zakat kontemporer jumlahnya hampir dua kali lipat katagori harta wajib zakat yang telah diklasifikasikan oleh para ulama klasik. Katagori baru yang terdapat pada buku tersebut adalah zakat madu dan produksi hewani, zakat investasi pabrik, gedung dan lain-lain. Zakat pencarian dan profesi serta zakat saham dan obligasi. Bahkan suf al-qardh wiy juga menambah dengan zakat hasil laut yang meliputi mutiara ambar dan lain-lain. 5 Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama tentang hukum zakat hasil laut. Jumhur Ulama Salafiyah tidak mengenakan pungutan apa-apa, karena memang tidak ada nash-nya disamping itu juga belum dijadikan usaha untuk mencari kekayaan. Hal ini berbeda dengan sekarang, bahwa peternakan dan perikanan dijadikan usaha besar yang penghasilannya bisa lebih besar dari hewan yang dikenakan zakatnya oleh nash. 6 Dengan artian bahwa Ulama Salafiyah tidak mewajibkan adanya zakat hasil laut dan tidak terdapat ketentuan pasti yang menjelaskan tentang zakat hasil laut. Sedangkan s al- ard iy dalam kita ya, al-fiqh al-zakat, berpendapat bahwa penangkapan ikan juga dapat dikenakan wajib zakat. Alasannya, hasil ikan sangat besar dan menghasilkan uang yang sangat 4 Yusuf Qardawi, Fiqhuz Zakat, terj. Salman Harun, Didin Hafidhuddin dan Hasanuddin, (Cet. 4; Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 1996), h. 122. 5 Fa r l Malik, Fiqi Zakat Ko temporer, http://ilmufiqh.blogdrive.com/archive/2.html, diakses tanggal 13 desember 2013. 6 De ag s, Zakat ko temporer, http://denbagusmyx.blogspot.com/2009/11/zakatkontemporer.html, diakses tanggal 31 Agustus 2013.

4 banyak, semenjak digarap oleh perusahaan-perusahaan besar dengan peralatan modern. Oleh karena itu tidak wajar sama sekali apabila ikan tidak terkena kewajiban zakat berdasarkan penganalogian dengan barang tambang, hasil pertanian dan lain-lain. 7 Harta yang berasal dari kekayaan bumi baik dari pertanian, pertambangan dan sebagainya merupakan harta yang memiliki nilai lebih untuk dizakatkan. Bukan karena atas kewajiban yang telah ditentukan namun untuk membantu sesama umat Islam. Berkenaan dengan zakat atas barang atau penghasilan dari bumi maka zakat hasil laut masuk dalam pembahasan ini. Adapun zakat hasil laut bagi masyarakat Pantura (Pantai Utara) hanya hasil laut yang berupa ikan. Karena masyarakat pantura merupakan masyarakat yang mayoritas sebagai pencari ikan. Di wilayah Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan terdapat masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai pencari ikan. Wilayah ini merupakan wilayah muslim yang terletak di pesisir pantai utara. Sedangkan komoditi hasil laut di wilayah ini produktif, sehingga dari hasil laut ini mereka mencukupi hidup. Jika dibandingkan dengan zakat dari perdagangan dan pertanian maka zakat perikanan seharusnya menjadi kewajiban untuk dikeluarkan zakatnya. Sehingga bagi masyarakat pesisir yang mencari nafkah dari laut mendapat kewajiban untuk mengeluarkan zakatnya. Namun ternyata masyarakat pesisir tidak banyak tahu tentang adanya zakat hasil laut. 7 Yusuf Qardawi, Fiqhuz Zakat, h. 432.

5 Memang sangat ironi, mengingat bahwa sebagian besar warga Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan bermata pencaharian sebagai nelayan dan menjadikan hasil laut sebagai mata pencaharian yang tetap. Namun, bukan berarti masyarakat pantura (Pantai Utara) tidak melaksanakan zakat hasil laut. Karena realitas yang ada bahwa terdapat juragan nelayan di Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan yang melakukan praktek zakat hasil laut. Dengan adanya praktek zakat hasil laut yang dilakukan oleh juragan nelayan ini menjadi suatu hal yang penting untuk diketahui. Disamping itu, walaupun mereka tidak mengetahui tentang adanya zakat hasil laut, namun para juragan nelayan ini ternyata tetap menunaikan zakat. Terdapat macam-macam cara yang dilakukan para juragan nelayan tersebut dalam melaksanakan zakat hasil laut. Mereka melakukan zakat hasil laut tergantung pamahaman mereka tentang zakat. Tentu dengan alasan dan cara yang berbeda-beda. Karena para juragan menganggap terdapat hak orang lain yang masih tersimpan pada perolehan hasil kerja mereka. Hal ini yang menarik dibahas dan dilakukan penelitian karena terdapat cara yang menarik dan alasan atau pemahaman para juragan dalam melakukan zakat hasil laut. sehingga perlu diketahui masyarakat pantura tentang pelaksanaan zakat hasil laut. Maka dari itu penelitian ini merupakan penelitian yang perlu dilakukan.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka terdapat rumusan masalah berikut: 1. Bagaimana perspektif para juragan nelayan Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan tentang zakat hasil laut? 2. Bagaimana pelaksanaan zakat hasil laut oleh para juragan nelayan di Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan? C. Batasan Masalah Berdasarkan tema zakat hasi laut yang memiliki banyak klasifikasi maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Hal ini dilakukan agar kajian masalah tidak meluas, maka penulis membatasinya hanya pada zakat hasil laut yang berupa ikan, yaitu dengan adanya pelaksanaan zakat hasil laut yang dilaksanakan oleh para juragan nelayan di Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dan perspektif para juragan nelayan tentang zakat hasil laut dari hasil perikanan. Alasan peneliti hanya membatasi pada perikanan yaitu karena merupakan matapencaharian nelayan masyarakat pesisir Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. D. Tujuan Penelitian Secara spesifik tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengetahui perspektif para juragan nelayan Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan tentang zakat hasil laut.

7 2. Mengetahui pelaksanaan zakat hasil laut yang dilakukan para juragan nelayan di Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan penafsiran terhadap variabel, kata dan istilah teknis yang terdapat dalam judul, maka peneliti merasa perlu untuk mencantumkan definisi operasional dan ruang lingkup penelitian ini. Dengan adanya pengertian antara lain: 1. Hasil Laut adalah sesuatu yang dihasilkan dari kekayaan laut dan bernilai ekonomis (diperjual belikan), baik berupa mutiara, marjan, ambar dan ikan. Diantara barang-barang berharga tersebut dapat menjadi penghasilan bagi masyarakat pesisir. Adapun hasil laut di Desa Kranji berupa ikan. 2. Juragan adalah tuan atau pemilik perusahaan 8 dalam penelitian ini berarti pemilik perahu besar, baik atas modal sendiri maupun dengan modal bersama. Perahu besar ini bermuatan ± 30 orang. Juragan mempunyai kewenagan untuk menempatkan bagian pekerjaan tiap nelayan, menentukan hari berlayar mencari ikan, menghitung perolehan atau hasil tiap berlayar, membagi hasil yang telah didapatkan, dan sebagainya. 3. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya menangkap ikan, 9 baik perahu kecil maupun perahu besar. Pekerjaan ini mayoritas dijadikan 8 Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis (Surabaya: Arkola, 1994), h. 208. 9 Trisno, Kamus Lengkap, h. 295.

8 pekerjaan tetap oleh masyarakat pantura (Pantai Utara). Karena mencari ikan merupakan hal yang biasa dilakukan di kalangan masyarakat yang berdekatan dengan laut. F. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis. 1. Secara teoritis a. diharapkan dari penelitian ini merupakan bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang ada kaitannya dengan permasalahan ini. b. diharapkan dari penelitian ini dapat menambah kajian kelimuan yang mengulas tentang zakat hasil laut bagi masyarakat pesisir laut. 2. Secara praktis a. Secara sosial, dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang berkepentingan untuk mengetahui pelaksanaan zakat hasil laut yang dilakukan oleh para juragan nelayan di Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. b. Dapat memberikan informasi dan pengetahuan khususnya bagi peneliti secara pribadi dan masyarakat luas pada umumnya mengenai nilainilai Islam atas pelaksanaan zakat hasil laut yang dilakukan masyarakat yang bersangkutan.

9 G. Sistematika Penulisan Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan skripsi, maka penulis akan membagi menjadi lima bab yang susunan operasionalnya berdasarkan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I, berisi Pendahuluan yang memaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab I ini memiliki fungsi sebagai pengantar bagi pembaca tentang topik permasalahan yang diankat dalam tulisan ini. Bab II, tentang Tinjauan Pustaka yang meliputi penelitian terdahulu dan kerangka teori, dalam kerangka teori memuat penjelasan umum tentang zakat, diantaranya: pengertian zakat, dasar hukum zakat, hukum zakat, syarat-syarat wajib zakat, macam-macam zakat, orang yang berhak menerima zakat, pengertian zakat hasil laut, pembagian hasil laut, pengertian perikanan, pendapat ketentuan zakat perikanan. Dalam Bab IIini memiliki fungsi untuk wacana teori dan bahan analisa dalam bab IV. Bab III, tentang Metode Penelitian. Terdiri dari jenis penelitian, pendekatan penelituan, lokasi penelitian, Jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode pengolahan data. Dalam ini memberikan informasi tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV, tentang hasil penelitian dan pembahasan, berisi paparan data dan analisis data, yang berisi pemaparan tentang wilayah Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupten Lamongan, pelaksanaan zakat hasil laut

10 (perikanan) oleh juragan nelayan Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dan perspektif juragan nelayan tentang zakat hasil laut. Bab V, adalah Penutup, berisi kesimpulan dan saran. Pada bab ini peneliti menyimpulkan tentan temuan yang telah didapatkan sebagai hasil dari analisa data, kemudian menyarankan agar pelaksanaan zakat hasil laut di Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dapat berjalan dengan maksimal yang sesuai dengan syariah islam, sehingga Zakat Hasil Laut yang dilaksanakan oleh juragan nelayan memiliki kualitas yang lebih baik lagi.