dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA HAMBATAN KAPAL AKIBAT PENAMBAHAN STERN TUNNELS PADA KAPAL TROPICAL PRINCESS CRUISES MENGGUNAKAN METODE CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC)

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

MODIFIKASI BENTUK BURITAN PADA SHALLOW DRAFT BULK CARRIER UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI SISTEM PROPULSI

PENGARUH VARIASI BENTUK BURITAN KAPAL TERHADAP HAMBATAN TOTAL MENGGUNAKAN METODE CFD

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 4 Oktober Arief Situmorang 1, Parlindungan Manik 1, Muhammad Iqbal 1 1)

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISA HAMBATAN AKIBAT PENAMBAHAN STERN WEDGE PADA KRI TODAK MENGGUNAKAN METODE CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC)

Studi Desain Model Konfigurasi Lambung pada Kapal Trimaran dengan bantuan CFD

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL

ANALISA HAMBATAN AKIBAT PENAMBAHAN STERN FLAP PADA KAPAL KRI TODAK MENGGUNAKAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD)

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

ANALISA PENGARUH VARIASI KECEPATAN TERHADAP TEKANAN, KECEPATAN ALIRAN FLUIDA DAN NILAI HAMBATAN TOTAL PADA KAPAL KRISO 3600 TEU MENGGUNAKAN CFD

PENGARUH JARAK RUDDER DAN PROPELLER TERHADAP KEMAMPUAN THRUST MENGGUNAKAN METODE CFD (STUDI KASUS KAPAL KRISO CONTAINER SHIP)

ANALISA PENGARUH BENTUK FOIL SECTION NOZZLE TERHADAP EFISIENSI PROPULSI PADA KAPAL TUNDA

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP POLA ALIRAN DAN POWERING PADA KAPAL PERAIRAN SUNGAI DAN LAUT

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISA PENGARUH VARIASI BULBOUS BOW TERHADAP HAMBATAN TOTAL PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK PENYEBERANGAN DI KEPULAUAN SERIBU MENGGUNAKAN CFD

ANALISA ENGINE PROPELLER MATCHING PADA KAPAL PERINTIS BARU TYPE 200 DWT UNTUK MEDAPATKAN SISTEM PROPULSI YANG OPTIMAL

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISA PENGARUH VARIASI SUDUT RAKE PROPELLER B-SERIES TERHADAP DISTRIBUSI ALIRAN FLUIDA DENGAN METODE CFD

Studi Kasus : Penerapan Energy Saving Device dalam Rangka Menaikkan Efisiensi Thrust pada Kapal Tanker Pertamina Ltdw

Bilge keel. Bilge keel. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) G-174

BAB III METODE PELAKSANAAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-139

ANALISA PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN HUB PROPELLER TIPE B-SERIES

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

ANALISA PENGARUH MODIFIKASI BENTUK HALUAN KAPAL TERHADAP HAMBATAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN CFD

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) G-47

Analisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar

ANALISA PERBANDINGAN TIPE KORT NOZZLE TERHADAP GAYA DORONG PROPELLER DENGAN METODE CFD

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

Analisis CFD Pengaruh Penambahan Elliptical Bulb Terhadap Hambatan Viskos dan Gelombang Pada Kapal Monohull

PENGARUH PENAMBAHAN FIN PADA RUDDER UNTUK MENGURANGI HAMBATAN KEMUDI KAPAL DENGAN METODE CFD (STUDI KASUS KAPAL KRISO CONTAINER SHIP)

ESTIMASI HAMBATAN TOTAL KAPAL TANKER KVLCC2M DENGAN MENGGUNAKAN CFD

ANALISA ALIRAN PADA DUCTED PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS)

DESAIN DAN ANALISA STATIK SISTEM PENGGERAK ITS AUV-01 (AUTONOMUS UNDERWATER VEHICLE)

ANALISA GERAKAN SEAKEEPING KAPAL PADA GELOMBANG REGULER

DESIGN STUDI PERANCANGAN WAKE EQUALIZING DUCT DALAM MENGOPTIMALKAN ALIRAN FLUIDA DIBURITAN KAPAL KRISO CONTAINER SHIP (KCS) DENGAN MTODE CFD

OPTIMALISASI DESIGN TRIPLE SCREW PROPELLER UNTUK KAPAL PATROLI CEPAT 40M DENGAN PENDEKATAN CFD

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. displacement dari kapal tersebut. Adapun hasil perhitungan adalah : 2. Coefisien Blok (Cb) = 0,688

ANALISA PENGARUH PELETAKAN OVERLAPPING PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

TUGAS AKHIR (LS 1336)

Analisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

OPTIMISASI BENTUK BULBOUS BOW DENGAN MENGGUNAKAN KONEKSI (LINK) ANTARA MAXSURF DAN MICROSOFT EXCEL (STUDI KASUS : KAPAL TANKER 6500 DWT)

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

STUDI HAMBATAN DAN KECEPATAN KAPAL TIPE LAMBUNG SERIES 60 DITINJAU DARI TIGA BENTUK HALUAN KAPAL

Penilaian Hambatan Total Kapal Transportasi Antar Pulau Tipe Longboat

ANALISA PERBANDINGAN PROPELLER

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN CHINE PADA HAMBATAN KAPAL IKAN TIPE KATAMARAN

Pengaruh Bulbous bow Terhadap Pengurangan Tahanan Kapal Kayu Tradisional

Pengaruh Jumlah dan Posisi Rudder Terhadap Kemampuan Manoeuvring Kapal

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL

ANALISA TAHANAN KAPAL PATROLI X MENGGUNAKAN METODE KOMPUTERISASI

STUDI PERANCANGAN SISTEM PROPULSI WATERJET PADA KAPAL PENUMPANG 200 PAX TIPE WAVE PIERCHING CATAMARAN

ANALISA EFISIENSI PROPELLER B-SERIES DAN KAPLAN PADA KAPAL TUGBOAT ARI 400 HP DENGAN VARIASI JUMLAH DAUN, SUDUT RAKE MENGGUNAKAN CFD

PENGARUH PENAMBAHAN FIN PADA RUDDER UNTUK MENGURANGI HAMBATAN KEMUDI KAPAL DENGAN METODE CFD (STUDI KASUS KAPAL KRISO CONTAINER SHIP)

KAJIAN BENTUK STERN HULL KAPAL SHALLOW DRAFT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANCE KAPAL

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISA KINERJA HULL FORM METODE FORMDATA KAPAL IKAN TRADISIONAL 28 GT KM. SIDO SEJATI

Analisa Performance Propeller B-Series dengan Pendekatan Structure dan Unstructure Meshing

ANALISA PENGARUH ALIRAN FLUIDA YANG DITIMBULKAN OLEH GERAKAN PUTARAN PROPELLER PADA KAPAL IKAN TERHADAP TEKANAN PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD

STUDI PERANCANGAN ROV (REMOTELY OPERATED VEHICLE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MANEUVERING DI BAWAH LAUT DENGAN PENDEKATAN CFD

ANALISA HAMBATAN PADA VARIASI BENTUK LAMBUNG KAPAL IKAN TRADISIONAL CATAMARAN DENGAN METODE CFD

Analisa Rekondisi Main Engine dan System Propulsi Kapal Kumawa Jade 20.7 Meter Catamaran

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISA PENGARUH ALIRAN FLUIDA YANG DITIMBULKAN OLEH GERAKAN PUTARAN PROPELLER PADA KAPAL IKAN TERHADAP TEKANAN PROPELLER DENGAN PENDEKATAN

ANALISA PERBANDINGAN ULSTEIN X-BOW DENGAN BULBOUS BOW KONVENSIONAL TERHADAP NILAI HAMBATAN TOTAL DAN SEAKEEPING KAPAL MENGGUNAKAN METODE CFD

BAB IV PERHITUNGAN & ANALISA

PENGARUH BENTUK PROFILE

ANALISA HAMBATAN KAPAL IKAN TRADISIONAL CATAMARAN DI PERAIRAN CILACAP KARENA PERUBAHAN BENTUK LAMBUNG DENGAN PENDEKATAN LATTICE BOLTZMANN METHOD (LBM)

RANCANG BANGUN AIRBOAT SEBAGAI ALAT ANGKUT PENANGGULANGAN BENCANA TAHAP II

Oleh. Muwafiqul Khoirul Afif 1), Irfan Syarif Arief ST, MT 2),Ir. Toni Bambang M, PGD 2)

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN ELLIPTICAL BULB TERHADAP HAMBATAN VISKOS DAN GELOMBANG PADA KAPAL MONOHULL DENGAN PENDEKATAN CFD

Optimasi Kinerja Propulsi pada Kapal Ikan Studi Kasus : Kapal Ikan di Perairan Brondong, Lamongan

Analisa CFD Pengaruh Penambahan Appendage pada Lambung Katamaran terhadap Hambatan Viskos

PERBAIKAN DESAIN KAPAL PERIKANAN PADA TAHAP PLERIMINARY DESAIN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BAHAN BAKAR

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR O LEH :

Perhitungan Wave Making Resistance pada Kapal Katamaran dengan Menggunakan CFD

ANALISA PENGARUH LETAK LUNAS BILGA TERHADAP PERFORMA KAPAL IKAN TRADISIONAL (STUDI KASUS KAPAL TIPE KRAGAN)

STUDI HALUAN KAPAL SELAM BENTUK KAPSUL UNTUK MEMINIMALISIR HAMBATAN GESEK TERHADAP AIR LAUT

Abstrak

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

Analisis Sloshing 2D pada Dinding Tangki Tipe Membran Kapal LNG Akibat Gerakan Rolling di Gelombang Regular

Perbandingan Variasi Bidang Trim tab Pada Kapal Pilot Boat 15,85 meter dengan mengunakan Pendekatan CFD

Investigasi Efisiensi Propeler Kapal Ikan Tradisional

PENGARUH VARIASI BENTUK HULL KAPAL CATAMARAN TERHADAP BESAR HAMBATAN TOTAL MENGGUNAKAN CFD

MODIFIKASI BENTUK BURITAN KAPAL DAN SISTEM PROPULSI KT ANGGADA XVI AKIBAT RENCANA REPOWERING. A.K.Kirom Ramdani ABSTRAK

PREDIKSI TAHANAN KAPAL CEPAT DOLPIN DENGAN METODE EKSPERIMEN

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

ANALISA RESPON HARMONIK STRUKTUR POROS PROPELLER KAPAL MENGGUNAKAN ANSYS WORKBENCH 14.5

Transkripsi:

ANALISA EFFECTIVE WAKE FRICTION AKIBAT PENAMBAHAN STERN TUNNELS PADA KAPAL TROPICAL PRINCESS CRUISES MENGGUNAKAN METODE CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC) Tuswan 1), Deddy Chrismianto 1), Parlindungan Manik 1) 1) Jurusan S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia Email : tuswannavalarch12@gmail.com, deddychrismianto@yahoo.co.id, parlin1974@yahoo.com Abstrak Peningkatan performa kapal harus dilakukan untuk menunjang kinerja kapal terutama kapal penumpang yang membutuhkan efisiensi berlayar yang baik. Salah satu cara meningkatkan performa kapal adalah dengan meningkatkan efisiensi sistem propulsi kapal dengan memusatkan aliran menuju propeller. Stern tunnels adalah modifikasi bentuk buritan kapal dengan membuat sebuah cekungan kedalam untuk memusatkan aliran air menuju propeller kapal. Dengan penambahan stern tunnels ini dapat meningkatkan performa kapal yaitu dapat meningkatkan kecepatan advanced (Va) kapal dan mengurangi nilai wake kapal. Stern tunnels dipasang pada dua sisi buritan kapal dengan menggunakan dua variasi yaitu ketinggian stern tunnels (Hw) dan panjang stern tunnels (L). Analisa perhitungan kecepatan advanced dan wake friction kapal menggunakan software berbasis CFD dengan menggunakan 9 titik koordinat probe. Dari analisa didapatkan hasil bahwa kedua belas model variasi tersebut dapat meningkatkan kecepatan advanced kapal dan mengurangi wake friction kapal. Model M dengan tinggi penambahan tinggi stern tunnels 0,2 m dan panjang stern tunnels 9 m adalah model yang memiliki kecepatan advanced terbesar dan wake friction terkecil dengan presentase peningkatan kecepatan advanced sebesar 4,927 % dan presentase pengurangan nilai wake sebesar 30,4 % Kata kunci : Stern Tunnels, Kecepatan Advanced, Wake, CFD, Kapal Penumpang 1. PENDAHULUAN Kajian mengenai peningkatan performa kapal terutama kapal penumpang yang memperhatikan keefisiensian dalam berlayar masih terus dilakukan di bidang Teknologi Kelautan terutama di bidang Teknik Perkapalan. Dalam mengkaji performa kapal masih dilakukan berbagai riset untuk menghasilkan hullform dengan performa kapal yang baik. Salah satu aspek yang perlu ditinjau dalam meningkatkan performa kapal adalah efisiensi propeller yang berhubungan dengan gaya dorong propeller tersebut. Penelitian ini dilakukan pada kapal penumpang MV Tropical Princess Cruises yang merupakan kapal penumpang yang memiliki bentuk lambung v hull dengan menggunakan 2 propulsor sebagai alat penggeraknya. Pada kapal penumpang ini akan ditambahkan stern tunnels pada kedua sisi buritan kapal. Stern tunnels adalah salah satu modifikasi hullform yang bertujuan untuk memusatkan aliran air menuju propeller kapal yang berfungsi meningkatkan kecepatan advanced kapal sehingga stern tunnels ini dapat menambah gaya dorong dan efisiensi propeller serta mengurangi nilai wake/ arus ikut kapal. Kajian yang dilakukan pada kapal penumpang ini adalah melakukan modifikasi bentuk buritan kapal (stern) dengan 2 variasi yaitu variasi ketinggian stern tunnels (Hw) dan variasi panjang stern tunnels (L) dengan menggunakan software berbasis CFD dan tidak melakukan pengujian towing tank. Beberapa Kajian yang sudah dilakukan [1] yang melakukan variasi parameter sekunder kapal yaitu memodifikasi stern tunnels dengan variabel yaitu ketinggian kenaikan stern tunnels (Hw) menjadi 3 variasi dari 1,1 m - 1,5 m pada kapal Cargo Vessel BM DUISBURG untuk menganalisis performa kapal berkesimpulan bahwa peningkatan Hw cenderung mengurangi wake friction dan meningkatkan trust deduction factor. Dengan landasan tersebut maka perlu kiranya dilakukan pengkajian mengenai penambahan stern tunnels pada kapal KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016 92

penumpang dengan bentuk dan variasi berbeda dari penelitian sebelumnya guna mendapatkan model variasi yang memiliki nilai kecepatan advanced (Va) terbesar dan nilai wake friction (We) terkecil. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Kapal Penumpang Kapal Tropical Princess Cruises merupakan jenis kapal penumpang yang melayani penyeberangan antar pulau. Kapal ini dikategorikan kapal penumpang dengan kapasitas kecil karena dimensi ukuran utama yang relatif kecil. Kapal penumpang harus memiliki kecepatan kapal yang baik dibandingkan dengan jenis kapal lainnya karena mempertimbangkan waktu pelayaran yang cepat. 2.2 Karakteristik Stern Tunnels Stern Tunnels adalah modifikasi bentuk buritan kapal dengan membuat sebuah lekukan kedalam sehingga memungkinkan pemasangan propeller berdiameter lebih besar. Keuntungan dari stern tunnels ini adalah efisiensi yang lebih tinggi karena kombinasi dari penurunan sudut poros dan peningkatan ukuran baling-baling (yang mengarah ke efisiensi propeller yang lebih besar) [1]. Gambar 1 menunjukan dimensi stern tunnels yang digunakan dalam penelitian ini.[1] kapal. Fenomena aliran air dibelakang kapal antara lain Velocity of advance (Va) dan Wake (w) [3]. Dalam setiap aliran air yang bergerak pada badan kapal dari depan kapal sampai ke bagian buritan kapal, selalu terjadi wake / arus ikut (w) yang merupakan perbedaan antara kecepatan kapal dengan kecepatan air yang melalui baling-baling [2]. Semakin besar w yang terjadi akan mengakibatkan Va akan menjadi lebih kecil. Dengan Va yang semakin kecil maka daya yang diperlukan untuk mendorong kapal agar mencapai kecepatan yang diinginkan akan menjadi lebih besar. Wake pada kapal dapat terjadi karena pengaruh lambung kapal itu sendiri (dimana air akan mengalir menuju buritan dan membentuk arus) atau juga karena gerakan baling-baling kapal sehingga pada daerah disekitar baling-baling mengandung arus sesuai arah gerak balingbaling tersebut. Besarnya Va dapat dirumuskan sebagai berikut [3]: Va / Vs = (1-w) (1) Sehingga wake friction (w) dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut [5] : w = 0.3095.Cb + 10.Cv.Cb 0.23D/(BT) 0,5 (2) Besarnya Va dapat dirumuskan sebagai berikut [5]: Va = (1-w) Vs (3) Dengan : Va : Velocity of advance (m/s) Vs : Kecepatan dinas kapal (m/s) w : Wake friction Gambar 1. Dimensi Stern Tunnels Keterangan: L : Panjang stern tunnels Hw: Ketinggian stern tunnels D : Diameter propeller Dw: Diameter stern tunnels Zo : Jarak hub propeller ke baseline Wake Distribution Gambar 2 menunjukan distribusi wake akibat dari pengaruh bentuk buritan 2.3 Effective Wake Friction Fenomena yang terjadi dibagian belakang kapal akibat perubahan dari kecepatan aliran yang dihasilkan dari bagian depan kapal. Aliran air yang nantinya memasuki propeller berdampak pada harga efisiensi sistem propulsi KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016 93

Gambar 2. Pengaruh bentuk buritan pada wake distribution [4] Akibat bentuk lambung pada buritan dan akibat pengembangan dari boundary layer, distribusi wake bersifat non-uniform disekitar baling-baling. Bentuk buritan yang berbeda menyebabkan distribusi wake yang berbeda. 2.4. Computational Fluid Dynamic (CFD) Computational Fluid Dynamics (CFD) merupakan salah satu cabang dari mekanika fluida yang menggunakan metode numerik dan algoritma untuk menyelesaikan dan menganalisa permasalahan yang berhubungan dengan aliran fluida. Tujuan dari CFD adalah untuk memprediksi secara akurat tentang aliran fluida, perpindahan panas, dan reaksi kimia dalam sistem yang kompleks, yang melibatkan satu atau semua fenomena di atas Computational Fluid Dynamics terdiri dari tiga elemen utama yaitu: Pre Processor Solver Manager Post Processor 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bentuk dan Ukuran Kapal Pada penelitian ini model yang akan di analisa mengunakan software CFD diskala pada ukuran tertentu agar memudahkan dalam proses perhitungan. Skala yang digunakan adalah 1 : 40 dengan rincian sebagai berikut: Tabel.1 Ukuran Utama Kapal Dimensi Skala Asli Model Kapal LOA 30.66 m 0.7665 m Lwl 28.655 m 0.7164 m B 6.08 m 0.1520 m T 1.52 m 0.0380 m WSA 170.953 m 2 0.1067 m 2 Vs 7.716 m.s -1 1.2188 m.s -1 Fn 0.46 0.46 Gambar 3. adalah tampilan 3D kapal penumpang yang dibuat di software Rhinoceros. Gambar 3. 3D modelling kapal 3.2 Parameter Penelitian Penelitian ini difokuskan pada efek yang ditimbulkan oleh penambahan stern tunnels. Parameter yang dipakai adalah sebagai berikut : Parameter tetap : 1. Dimensi properties dari lambung kapal antara lain, Length Perpendicular (LPP) (m) Breadth (B) (m) Draft (T) (m) Kecepatan kapal (Vs) (m/s) Diameter stern tunnels (m) Diameter propeller (m) Parameter peubah 1. Ketinggian stern tunnels (Hw) (m) 2. Panjang stern tunnels (L) (m) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemodelan Variasi Stern Tunnels Metode yang digunakan dalam variasi bentuk stern tunnels adalah korespondensi satu satu dari parameter yang digunakan. Gambar 4 menunjukan parameter bentuk stern tunnels pada pemodelan variasi. Gambar 4. Parameter bentuk stern tunnels Dalam penelitian ini dirancang model stern tunnels sebanyak 2 buah yaitu di starboard dan portside buritan kapal. Bentuk dari stern tunnels adalah bentuk ellips dengan bantuan spline antara titk BL 1, BL 2 dan BL 3 pada autocad. Parameter pada variasi bentuk stern tunnels adalah Hw (ketinggian stern tunnels) yang diukur dari baseline dan L (panjang stern tunnels) yang diukur dari ujung KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016 94

buritan sedangkan diameter stern tunnels diasumsikan tetap dengan diameter stern tunnels sebesar 1.555 m yang diambil dari titik BL 1 dan BL 3 sehingga dari model variasi desain tersebut didapatkan 12 model variasi baru dengan batas nilai perubahan WSA maksimal sebesar 5% dari WSA kapal original. Hw original kapal sebesar 1,244 m. Skema korespondensi satu satu menghasilkan variasi bentuk stern tunnels seperti data yang tersaji pada Tabel 2 Tabel. 2 Variasi Model Model Hw tunnel L tunnel Model A Original Original Model B 1,344 m 7 m Model C 1,344 m 8 m Model D 1,344 m 9 m Model E 1,394 m 7 m Model F 1,394 m 8 m Model G 1,394 m 9 m Model H 1,444 m 7 m Model I 1,444 m 8 m Model J 1,444 m 9 m Model K 1,494 m 7 m Model L 1,494 m 8 m Model M 1,494 m 9 m Model sebanyak 13 tersebut kemudian dibuat di software Rhinoceros 5.0 sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan pada masing-masing variasi stern tunnels. Berikut adalah tampilan gambar model asli dan hasil korespondensi satu - satu variasi bentuk stern tunnels. Gambar 5 & 6 menunjukan bentuk perbedaan hullform model original dan model yang ditambahkan stern tunnels Gambar 5 Model Original Gambar 6. Gambar Model + stern tunnels Dari penambahan stern tunnels tersebut mengakibatkan perubahan nilai wetted surface area (WSA) kapal. Tabel 3 menunjukkan nilai perubahan WSA tiap model. Tabel.3 Perbandingan Nilai WSA Kapal Model WSA (m 2 Presentase ) Selisih (%) Model A 0.10676 0.000 Model B 0.10713 0.342 Model C 0.10720 0.412 Model D 0.10725 0.461 Model E 0.10733 0.535 Model F 0.10738 0.579 Model G 0.10739 0.592 Model H 0.10740 0.598 Model I 0.10743 0.628 Model J 0.10756 0.752 Model K 0.10758 0.771 Model L 0.10768 0.861 Model M 0.10775 0.925 Model asli dan model variasi tersebut dianalisa menggunakan software berbasis CFD dan hasilnya dicari nilai Va dan wake nya. 4.2 Perhitungan Wake Friction Pada CFD software package fitur yang digunakan untuk menganalisa kecepatan aliran di buritan yaitu mendapatkan nilai kecepatan advanced (Va) dengan fitur probe dengan memasukan koordinat x,y dan z. Oleh karena itu lokasi point perlu dirancang sedemikian rupa untuk mewakili nilai kecepatan advance didaerah buritan kapal. Point dirancang sesuai dengan diameter propeller kapal. Lokasi point direncanakan menjadi 9 (sembilan) lokasi berbeda. Gambar 7 menunjukan Penempatan lokasi point. [5] KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016 95

Gambar 7. Lokasi penempatan point pada propeller Penempatan propeller diletakan dengan jarak dasar/ baseline sampai bos poros propeller sebesar 0,01242 m dengan diameter propeller diambil pada 0,7 xt adalah 0,0252 m. Dalam menenetukan nilai wake, hasil dari kecepatan advanced pada model yang sudah diskala kemudian dihitung nilai Fn untuk mencari nilai kecepatan advance yang asli. Kemudian dari kecepatan advance yang asli dicari nilai wake/arus ikut dengan menggunakan rumus W = 1 - (Va/Vs). Tabel 4 menunjukan perbandingan nilai Va tiap model variasi. Tabel. 4 Perbandingan Nilai Va tiap Model MODEL Va Vs [m/s] [m/s] Selisih (%) Model A 6.6407 7,716 Model B 6.6913 7,716 0.761 Model C 6.7194 7,716 1.185 Model D 6.7928 7,716 2.290 Model E 6.8413 7,716 3.020 Model F 6.8860 7,716 3.694 Model G 6.8512 7,716 3.170 Model H 6.8769 7,716 3.556 Model I 6.8951 7,716 3.831 Model J 6.9364 7,716 4.452 Model K 6.8773 7,716 3.562 Model L 6.9155 7,716 4.138 Model M 6.9679 7,716 4.927 Berdasarkan data pada Tabel 4 dapat dibuat grafik perbandingan nilai velocity of advanced masing masing variasi model. Gambar 8 menunjukan perbandingan nilai Va pada ketiga model variasi. Gambar 8. Lokasi penempatan point pada propeller Berdasarkan data pada Tabel 4 menunjukan bahwa penambahan stern tunnels pada kapal penumpang ini dapat meningkatkan kecepatan advanced kapal pada kedua belas model yang divariasi dengan range selisih meningkat 0,761 4,927 %. Dari data tersebut didapatkan bahwa model M dengan tinggi stern tunnels 1,494 m dan panjang stern tunnels 9 m adalah model yang memilki kecepatan advanced terbesar yaitu sebesar 6,9679 m/s dan dapat meningkatkan kecepatan advanced sebesar 0,3272 m/s atau sebesar 4,927 %. Tabel 5 menunjukan perbandingan nilai wake pada tiap model variasi. Tabel. 5 Perbandingan Nilai Wake tiap Model MODEL Va [m/s] Wake Selisih %) Model A 6.641 0.139 Model B 6.691 0.133-4.699 Model C 6.719 0.129-7.318 Model D 6.793 0.120-14.144 Model E 6.841 0.113-18.648 Model F 6.886 0.108-22.813 Model G 6.851 0.112-19.577 Model H 6.877 0.109-21.963 Model I 6.895 0.106-23.658 Model J 6.936 0.101-27.497 Model K 6.877 0.109-22.001 Model L 6.916 0.104-25.555 Model M 6.968 0.097-30.430 Grafik nilai wake friction tiap tiap model variasi disajikan pada gambar 9. KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016 96

Gambar 9. Grafik nilai wake friction Berikut (Gambar 10,11,12) adalah perbedaan contour water velocity pada penampang propeller kapal pada model A, Model F dan Model M. Gambar 10. Contour Water Velocity Model A Gambar 11. Contour Water Velocity Model F dilakukan penambahan stern tunnels maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada penelitian ini, Model M dengan penambahan stern tunnels dengan tinggi stern tunnels 1,494 m atau rasio penambahan stern tunnels sebesar 20 % dan panjang stern tunnels 9 m adalah model yang memiliki nilai kecepatan advanced kapal terbesar yaitu sebesar 6,9679 m/s dengan selisih nilai Va dengan model original meningkat sebesar 0,0,3272 m/s dan presentase selisihnya meningkat sebesar 4,927%. 2. Pada penelitian ini, Model M dengan penambahan stern tunnels dengan tinggi stern tunnels 1,494 m atau rasio penambahan stern tunnels sebesar 20 % dan panjang stern tunnels 9 m adalah model yang memiliki nilai effective wake friction kapal terkecil yaitu sebesar 0,0969 dengan selisih nilai wake dengan model original berkurang sebesar 0,0424 dan presentase selisihnya berkurang sebesar 30,4 %. 3. Pada penelitian ini membuktikan bahwa dengan adanya penambahan stern tunnels dapat meningkatkan kecepatan advanced kapal dan mengurangi nilai effective wake friction kapal. 5.2 Saran Adapun saran- saran yang dapat dilakukan terhadap analisa ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analisa penambahan stern tunnels dengan bentuk variasi bentuk stern tunnels yang berbeda. 2. Dari penelitian ini dapat dikembangkan untuk kajian efek penambahan stern tunnels terhadap gaya efisiensi propeller kapal Gambar 12. Contour Water Velocity Model M 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan percobaan dan simulasi yang telah dilakukan terhadap model kapal penumpang original dan kapal yang telah DAFTAR PUSTAKA [1] Kulczyk, J & Tabaczek. 2014 Coefficients of propeller- hull interaction in propulsion system of inland waterway vessel with stern tunnels. TransNav the International Journal on Marine Navigation and Safety of Sea Transportation Vol. 8 No. 3 pp. 377-384 [2] Harvald. S.S. 1983. Resistance and Propulsion of Ships. New York: John Wiley and Sons. KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016 97

[3] Lewis, Edward, V. 1988. Society of Naval Architects and Marine Engineers (SNAME), Principles of Naval Architecture Vol. II, Resistance and Propulsion. New Jersey. [4] Molland, F.A., Turnock, R.S., & Hudson, A.D. 2011, Ship Resistance and Propulsion: practical estimation of ship propulsive power. New York: Cambridge University Press [5] Setiawan, A.Y.2014. Modifikasi Bentuk Buritan Pada Shallow Draft Bulk Carrier Untuk Meningkatkan Efisiensi Sistem Propulsi. ITS Undergraduate paper pp. 1-6 KAPAL, Vol. 13, No.2 Juni 2016 98