III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan Pertanian (SPP) Fakultas Pertanian Universitas Riau, Laboratorium Hama Tumbuhan selama tiga bulan mulai bulan Mei 2009 sampai Juli 2009. 3.2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih Sawi hijau varietas toksakan, polybag ukuran 8 kg (23 cm x 34 cm), pupuk kandang, tanah lapisan atas, larva Spodoptera litira F., biji jarak, plastik transparansi, air dan kain kasa. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sungkup kecil (diameter 20 cm dan tinggi 40 cm), handsprayer, cangkul, kotak pengembangbiakan larva Spodoptera litura, botol farpum berukuran 20 ml, gunting, gelas ukur, timbangan analitik, pinset, tissue, oven, loyang aluminium, gelas ukur ukuran 25 ml, blender dan saringan. 3 J. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuanya adalah konsentrasi 15% biji jarak untuk mengendalikan berbagai instar ulat grayak {Spodoptera litura V.) PI P2 : Ulat Instar II : Ulat Instar III
11 P3 P4 : Ulat Instar IV : Ulat Instar V Data yang diperoleh dari penelitian akan dianalisis secara statistik menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut DNMRT. Model linier: Yij = + Ti + eij Keterangan: Yijk : Nilai pengamatan pada satuan percobaan yang mendapat perlakuan pestisida nabati ke-i dan pada ulangan ke-j. H : Nilai tengah umum. xi : Pengaruh dari perlakuan pestisida nabati- ke - i. eij : Pengaruh galat pada satuan percobaan yang mendapat perlakuan pestisida nabati ke - i dan pada ulangan ke-j. 3.4. Pelaksanaan 3.4.1. Penanaman Tanaman Untuk Makanan Spodoptera litura F. Tanaman sediaan untuk makanan ulat grayak adalah sawi hijau varietas Toksakan yang ditanam 2 minggu sebelum pembiakan S. litura. Tanaman untuk keperluan ini ditanam sebanyak 10 polybag dan tidak diberikan perlakuan pestisida. Setelah tanaman berumur tiga minggu, daun segar sawi ini digunakan sebagai makanan larva S. litura hingga mencapai instar yang dibutuhkan.
12 3.4.2. Persiapan Media Tanam Untuk Tanaman Uji Lokasi pengambilan tanah di tempat pembuangan sampah di Jin. Cendrawasih Sakti Panam. Tanah dibersihkan dari gulma dan kotoran, kemudian lapisan tanah paling atas diambil dengan cangkul sampai kedalaman 20 cm. Tanah yang sudah diambil kemudian diayak, sehingga bersih dari kotoran dan gulma kemudian dicampur dengan pupuk kandang yang telah matang dengan perbandingan 2:1. Tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang tersebut dimasukkan kedalam polybag, sebanyak 8 kg untuk setiap polybag. Kemudian diletakkan/disusun di Rumah Kasa Sentral Pengembangan Pertanian (SPP). 3.4.3. Persemaian Benih Sawi Persemaian sawi dilakukan di seed bed dengan menyebarkan benih sawi pada seed bag yang terlebih dahulu diisi dengan tanah dan kompos. Benih yang disebar terlebih dahulu direndam dalam air selama 10 menit untuk merangsang pemecahan dormansi. Benih dicampur dengan pasir supaya tidak saling melekat saat disebar, Selama peremaian penyiraman dilakukan tiap hari sesuai kebutuhan dengan menggunakan handsprayer. Setelah tanaman berumur satu minggu dipindahkan ke dalam polybag. 3.4.4. Penanaman Tanaman Uji Di Polybag. Penanaman tanaman uji di polybag dilakukan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan Pertanian (SPP) Fakultas Pertanian Universitas Riau. Bibit yang akan ditanam di polybag dipilih kriteria bibit yang baik: batang berwama hijau (tidak
13 berwama putih), tidak terlalu panjang, tegak dan daun muda tidak rusak. Tanaman sawi ditanam sebanyak dua rumpun setiap polybag. Sebagian bibit juga ditanam di polybag sebagai tanaman cadangan. Penanaman dilakukan dengan hati-hati menggunakan pisau yang permukaanya lebar dengan mengikutsertakan sebagian tanah pada akar dan dilakukan pada sore hari. Penyiraman dilakukan setiap hari apabiia diperlukan. 3.4.5. Pembuatan Sungkup Sungkup plastik dibuat untuk mengisolasi tanaman dari hama lain serta raencegah keluamya hama yang telah diinfestasikan. Sungkup dibuat dari plastik transparansi/ bening berukuran tinggi 40 cm, dengan diameter 26 cm, di bagian atas sungkup diberi kain kasa untuk sirkulasi udara dan di bagian samping dibuat jendela kecil yang digunakan untuk penyemprotan. Sungkup diberikan pada masing-masing polybag percobaan. 3.4.6. PembJakan Spodoptera litura F Pembiakan Spodoptera litura F. dilakukan di Laboratorium Hama Tumbuha Fakultas Pertanian Universitas Riau. Kelompok telur S. litura yang akan dibiakkan diambil dari pertanaman pepaya berlokasi di Pertanian Orgnik di belakang Fakultas pertanian Universitas Riau. Pengambilan telur dilakukan sebanyak 4 kali dengan selang waktu 2 hari untuk setiap pengambilan. Kelompok telur S. litura dimasukkan kedalam kotak pengembangbiakan dan ditutup dengan daun sawi. Setelah telur menetas ulat diberi makan daun sawi segar yang diganti setiap hari. Saat ulat
14 mencapai instar yang dibutuhkan sebagai perlakuan, maka ulat grayak siap dipindahkan ke tanaman uji. 3.4.7. Pembuatan Ekstrak Biji Jarak Biji jarak yang digunakan berasal dari lahan UPT Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pembuatan ekstrak biji jarak dilakukan di Laboratorium Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Biji jarak yang sudah dikeringkan dihaluskan dengan blender dan ditimbang sebanyak 150 g. Dilarutkan dalam 500 ml air, kemudian dipanaskan dalam oven selama 10 menit pada suhu 90 C. Pada ekstrak ditambahkan 50 g deterjen, 2 sendok makan minyak tanah dan 500 ml air lalu diaduk sampai tercampur rata kemudian disaring. Hasil penyaringan disemprotkan ke tanaman sawi dan ulat grayak {Spodoptera litura). 3.4.8. Investasi Larva S. litura Larva S. litura diinvestasikan ke dalam tanaman uji pada waktu tanaman telah berumur 20 hst. Larva S. litura yang diinvestasikan adalah instar II, III, IV, V sebanyak 5 ekor per polybag. Jumlah seluruh larva yang dibutuhkan adalah 100 ekor. Investasi larva dilakukan pada jam 16.00 WIB. 3.4.9. Pemberian Perlakuan Perlakuan diberikan 2 jam setelah investasi agar hama terlebih dahulu dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Untuk menentukan banyaknya cairan ekstrak yang diberikan pada setiap tanaman, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi sebagai
15 berikut: handsprayer berukuran 200 ml diisi penuh dengan air kemudian disemprotkan ke sampel tanaman hingga rata dan dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil rata-rata banyaknya air yang terpakai yang dijadikan acuan banyaknya cairan semprot (ml) yang akan digunakan pada setiap tanaman uji. Cairan ekstrak biji jarak yang telah jadi dimasukkan ke dalam handsprayer ukuran 200 ml tadi untuk disemprotkan langsung ke tanaman uji dan ulat S. litura F. Penyemprotan per rumpun adalah 40 ml. Penyemprotan dilakukan dari jendela yang dibuat pada salah satu sisi samping dari sungkup, dan dilakukan pada sore hari jam 18.00 WIB. Hal ini dilakukan karena ulat grayak aktif pada sore dan malam hari serta pertimbangan bahwa ekstrak mudah menguap/ terurai oleh sinar ultra violet apabiia disemprotkan pada siang hari. 3.5. Pengamatan 3.5.1. Awal Kematian Larva. (Jam). Pengamatan dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mematikan paling awal salah satu larva uji. Pengamatan dimulai 12 jam setelah pemberian perlakuan, sampai salah satu ulat uji ada yang mati. 3.5.2. Persentase Mortalitas Larva Setiap hari /rumpun. (%). Pengamatan dilakukan dengan menghitung semua larva yang mati dari satu hari setelah diberikan perlakuan sampai lima hari setelah diberi perlakuan.
16 Menurut Kusnadi dan Sanjaya 2003 persentase mortalitas larva harian dihitung dengan rumus sebagai berilcut: M = ^~^xl00% X Keterangan: M : Persentase mortalitas larva harian Spodoptera litura F. X Y : Jumlah larva Spodoptera litura F. yang diuji : Jumlah larva uji Spodoptera litura F yang masih hidup 3.5.3. Lethal Time (LT 50). (Jam). Pengamatan dilakukan untuk menghitung waktu yang dibutuhkan setiap perlakuan dapat mematikan 50% jumlah larva uji. Pengamatan dilakukan setiap 12 jam dari jam 06.00 WIB dan 18.00 WIB. 3.5.4. Perubahan Tingkah Laku Dan Morfologis Pengamatan dilakukan setiap 12 jam dengan melihat perubahan baik tingkah laku maupun,morfologi yang terjadi pada Spodoptera litura F setelah diberi perlakuan hingga mati. Data disajikan dalam bentuk tabel.
17 3.5.5. Lama Hidup Larva. (Hari). Apabiia ada ulat yang masih hidup, maica dihitung jumlah waktu yang dibutuhkan untuk meneylesaikan siklus hidupnya sampai instar akhir. Data disajikan dalam bentuk tabel.