SIMPOSIUM DIALISIS 2015

dokumen-dokumen yang mirip
SIMPOSIUM DIALISIS 2015

SIMPOSIUM DIALISIS 2015

PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 812/MENKES/PER/VII/2010 TENT ANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan terjadi gagal ginjal. Jika tidak diobati, penyakit ginjal bisa

REHABILITASI KANKER PAYUDARA

PERAN PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PASIEN PERITONIAL DIALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap


LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

KATA PENGANTAR. Lamongan, Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

HIPERTENSI ARTERI PULMONAL IDIOPATIK

BAB I PENDAHULUAN. dan 8 16% di dunia. Pada tahun 1999 berdasarkan data Global burden of

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

Faktor-faktor yang Berkorelasi dengan Status Nutrisi pada Pasien Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

REGULASI UNIT HEMODIALISIS DI INDONESIA

GANGGUAN SALURAN CERNA PADA AWAL MASA KEHIDUPAN ANAK DWI PRASETYO

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

Gagal Ginjal Kronis. 1. Apa itu Gagal Ginjal Kronis?

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENCEGAHAN REAKTIVASI DEMAM REMATIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

Kondisi Kesehatan Ginjal Masyarakat Indonesia dan Perkembangannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan berakhir dengan kematian.

KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENYELENGGARAAN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT DIHUBUNGKAN DENGAN ASAS PERLINDUNGAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat disembuhkan. Penyakit ini ditandai turunnya fungsi ginjal sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

Proses Peritoneal dialisis dan CAPD. Dahlia Lara Sikumalay Putri Ramadhani Tria Wulandari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK PERANAN DIALISA PERITONEAL P ADA GAGAL GINJAL

STANDAR KOMPETENSI PERAWAT DIALISIS INDONESIA NIKEN D CAHYANINGSIH BIDANG DIKLAT PP IPDI

PARADIGMA BARU KARDIOMIOPATI PERIPARTUM

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

EFEKTIVITAS BIAYA DIALISIS DI INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN DEPRESI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUP. PROF. Dr. R. D.

7 th Report Of Indonesian Renal Registry 2014

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (Alashek et al, 2013). Data dari Indonesian Renal Registry (2014)

HEMODIALYSIS PADA ANAK. Tatik Dwi Wahyuni, SKep Ns RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

PENYAKIT PERIKARDIUM AUGUSTINE PURNOMOWATI. Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat

MANAJEMEN PENGEMBANGAN UNIT HD DALAM ERA JKN. Ria Bandiara Div Ginjal Hipertensi Dept / SMF Ilmu Penyakit Dalam FK. UNPAD / RS.Hasan Sadikin Bandung

8 th Report Of Indonesian Renal Registry 2015

DAFTAR PUSTAKA. Alam et al., Gagal Ginjal, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2007).

transplantasi adalah pasien dan hanya ada 920 pasien yang menerima transplantasi (NHSBT, 2014). Hemodialisis merupakan metode perawatan umum

PEMAKAIAN DIALIZER REUSE YANG LAYAK DIGUNAKAN PADA PASIEN DENGAN HEMODIALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

Infeksi pada Pasien Hemodialisis: HIV, Hepatitis & MRSA

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

ASPEK LEGALITAS TINDAKAN HEMODIALISIS RULLY ROESLI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

Terapi Pengganti Ginjal. Ledy Martha Aridiana, S.Kep. Ns. M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

ILUSTRASI PELAYANAN HEMODIALISIS DENGAN FASILITAS JKN AFIATIN

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

PERSENTASE KEBERHASILAN OPERASI CIMINO DAN AV-SHUNT CUBITI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUP PROF KANDOU PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013

Strategi Pemasaran Pelayanan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis di Klinik Khusus Ginjal X Batam Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Insidensi penyakit gagal ginjal kronik semakin. meningkat dengan sangat cepat. Hal ini tidak hanya

BAB I. PENDAHULUAN. yang semakin tinggi diantara rumah sakit. Rumah sakit dituntut untuk tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah pasien gagal ginjal kronis setiap tahun semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

MANAJEMEN CAPD : PRESKRIPSI DAN ADEKUASI. Ria Bandiara Div Ginjal Hipertensi Dept / SMF Ilmu Penyakit Dalam FK. UNPAD / RS.Hasan Sadikin Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA PT ASKES (PERSERO) BAB I PERSYARATAN UMUM

Nilai Diagnostik Rerata Tekanan Darah Pre dan Post Hemodialisis pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis Kronik

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan lambat. PGK umumnya berakhir dengan gagal ginjal yang memerlukan terapi

KARDIOMIOPATI TAKOTSUBO

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

Transkripsi:

PERNEFRI KORWIL JABAR Proceeding WORKSHOP NEFROLOGI INTERVENSI & SIMPOSIUM DIALISIS 2015 Optimalisasi Peranan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi di Bidang Nefrologi Intervensi Optimalisasi Pelayanan Dialisis pada Era JKN 19-21 Februari 2015 Hotel Hilton Bandung Editor: Rully MA Roesli Rubin Surachno Gondodiputro Ria Bandiara Afiatin Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) Koordinator Wilayah Jawa Barat Divisi Ginjal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran RSUP. dr. Hasan Sadikin Bandung ISBN : 978-602-7628-20-5

Proceeding WORKSHOP NEFROLOGI INTERVENSI & SIMPOSIUM DIALISIS 2015 Tema: Optimalisasi peranan dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi di bidang nefrologi intervensi Optimalisasi pelayanan dialisis pada era JKN Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) Koordinator Wilayah Jawa Barat Divisi Ginjal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK - UNPAD/RSUP. dr. Hasan Sadikin Bandung

Proceeding WORKSHOP NEFROLOGI INTERVENSI & SIMPOSIUM DIALISIS 2015 Copyright @ 2015, PERNEFRI JABAR Diterbitkan Oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) Koordinator Wilayah Jawa Barat Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung Jl. Pasirkaliki No.190 Bandung Tim Editor: Rully MA Roesli Rubin Surachno Gondodiputro Ria Bandiara Afiatin Hak cipta di lindungi oleh Undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit viii+400; 14,5 x 20.5 cm ISBN : 978-602-7628-20-5

Pengantar WORKSHOP NEFROLOGI INTERVENSI & SIMPOSIUM DIALISIS 2015 Tema : Optimalisasi peranan dokter Spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi di bidang nefrologi intervensi Optimalisasi pelayanan dialisis pada era JKN Jumlah penderita Penyakit Ginjal Kronik stadium 5 yang memerlukan dialisis semakin meningkat di Indonesia, data dari Indonesian Renal Registry menunjukkan peningkatan yang signifikan dan konsisten setiap tahunnya. Jumlah pasien baru tercatat 15.128 dan pasien aktif 9.396 orang dengan jumlah tindakan hemodialisis sebanyak 706.527 kali selama tahun 2013. Angka ini tentunya semakin meningkat di era Jaminan Kesehatan Nasional dari BPJS kesehatan yang mulai berlaku Januari 2014. Program ini memberi kesempatan lebih luas kepada masyarakat untuk mendapatkan akses dan pembiayaan dialisis baik hemodialisis maupun dialisis peritoneal. Peningkatan jumlah pasien dan tindakan sewajarnya harus disertai dengan peningkatan kebutuhan tenaga medis yang terlatih dialisis. Jumlah tenaga terlatih saat ini belum mencukupi kebutuhan dasar pelayanan dialisis untuk jumlah tersebut. Keterbatasan jumlah tenaga medis mulai dari spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi, spesialis penyakit dalam dan perawat terlatih dialisis bukan merupakan alasan pelayanan kurang optimal. Tenaga medis ini memerlukan pendidikan yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kemampuan dasar dan update ilmu terbaru di bidang dialisis. Simposium Dialisis & Workshop Nefrologi Intervensi tahun 2015 merupakan pendidikan yang diharapkan akan selalu berwawasan terkini (up to date) untuk mempertahankan standar profesi tenaga medis di bidang dialisis serta tuntutan profesi. Bandung, Februari 2015 Pernefri Korwil Jabar

DAFTAR ISI Pengantar... Daftar isi... v vi 01 Renal Denervasi sebagai Pilihan pada Hipertensi Resisten Rubin Surachno Gondodiputro 02 Diagnosis Penyakit Ginjal Kronik... Chandra Irwanadi Mohani 03 Inisisasi Dialisis pada Penyakit Ginjal Kronik... Prof. Rully MA Roesli 04 Ketepatan Waktu untuk Melakukan Terapi Pengganti Ginjal pada Penderita Gangguan Ginjal Akut... Abdul Hadi Martakusumah 05 Prinsip dan Teknik Transport Molekul pada Terapi Pengganti Ginjal... Prof. Rully MA Roesli 06 Adekuasi Henodialisis... Lilik Sukesi 07 Hemodialisis Konvensional... 08 Hemodiafiltrasi... Afiatin 09 PIRRT (Prolonged Intermittent Renal Replacement Therapy)... Prof. Rully MA Roesli 1 17 33 43 59 83 101 131 143 vi

10 Prinsip Manajemen CAPD: Preskripsi dan Adekuasi CAPD Ria Bandiara 11 Teknik Insersi Kateter Tenckhoff: Dengan Metode Bandung... 12 Komplikasi Non Infeksi dan Infeksi pada CAPD... Lilik Sukesi 13 AV Shunt: Pemeliharaan dan Penanganan Shunt Failure Non Bedah... Dono Antono. 14 Akses Hemodialisis... 15 Hipertensi Intradialitik: Diagnosis dan Penatalaksanaan... Rubin Surachno Gondodiputro 16 Manajemen Pencegahan Penyakit Kardiovaskular pada Penderita Dialisis... Erwan Martanto 17 Penatalaksanaan Anemia pada Penyakit Ginjal Kronik... Zulkhair Ali 18 Neuropati Uremik... Afiatin. 19 Prinsip Terapi Nutrisi pada Pasien Dialisis... Haerani Rasyid 20 Penilaian Status Nutrisi Pasien Dialisis... Ria Bandiara 21 Terapi Nutrisi pada Pasien Dialisis: Oral Nutritional Support & Parenteral... Afiatin 155 177 203 225 227 239 275 285 297 307 331 349 vii

22 Regulasi Unit Hemodialisis di Indonesia... Dharmeizar 23 Manajemen Pengembangan Unit HD dalam Era JKN... Ria Bandiara 24 Indonesian Renal Registry... Afiatin 361 375 390 25 Index... 399 viii

TEKNIK INSERSI KATETER TENCKHOFF Dengan Metode Bandung Divisi Ginjal & Hipertensi Departemen/SMFIlmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNPAD RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung SIMPOSIUM DIALISIS S4 Manajemen CAPD

TEKNIK INSERSI KATETER TENCKHOFF Dengan Metode Bandung Divisi Ginjal & Hipertensi Departemen/SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNPAD/RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung ABSTRAK Dialisis peritoneal berkesinambungan (CAPD) merupakan salah satu pilihan teknik dalam terapi pengganti ginjal. Kelebihan CAPD bagi pasien diantaranya adalah kebebasan dalam tempat dan mesin sehingga tidak tergantung pada mesin di klinik/rumah sakit, begitu pula dengan kesulitan geografis Pemasangan kateter Tenckhoff untuk pemakaian dialisis peritoneal berkesinambungan atau CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis) meliputi berbagai teknik yaitu teknik bedah dan teknik bed side. Teknik bedah dapat dikerjakan dengan terbuka maupun secara laparaskopik sedangkan teknik bed side dapat dikerjakan dengan teknik Seldinger, teknik peritonesokopik dan teknik trokar. Teknik Seldinger kemudian dikembangkan menjadi teknik perkutaneus dengan kawat pemandu (metode Bandung). Pemasangan kateter Tenckhoff oleh nefrologis masih jarang dilakukan. Di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia yang merupakan negara kepulauan, perlu dicari suatu metode pemasangan yang praktis, sederhana, tidak memerlukan alat yang canggih, tetapi efektif dan aman. Penelitian observasional terhadap keberhasilan pemasangan kateter Tenckhoff untuk CAPD dengan metode Bandung. Data disajikan secara deskriptif. 178

Teknik Insersi Kateter Tenckhoff dengan Metode Bandung Dari Mei 2012 Juli 2013, telah dilakukan pemasangan kateter Tenckhoff terhadap 34 (21 laki-laki, 13 perempuan) penderita penyakit ginjal kronik stadium akhir. Usia rata-rata adalah 50.91 tahun (antara 14-77 tahun). Sayatan kulit 1-2 cm di bawah umbilikus sepanjang 3 cm yang diikuti dengan membuka jaringan secara tumpul sampai tampak peritoneum dilaksanakan dengan anastesi lokal. Jarum introducer dimasukkan ke dalam rongga panggul. Kawat pemandu dimasukkan melalui jarum, kemudian jarum tersebut dikeluarkan dan dimasukkan dilator melalui kawat pemandu. Kawat pemandu dan dilator dikeluarkan, kateter Tenckhoff dimasukkan dengan panduan stilet. Komplikasi awal, dalam 30 hari, setelah insersi kateter terjadi pada 5 penderita, yaitu 1 perdarahan (3%), 1 obstruksi outflow (3%), 1 malposisi (3%), 1 infeksi exit-site (3%) dan 1 peritonitis (3%) dimana pada penderita ini dilakukan pencabutan kateter. Komplikasi lanjut (> 30 hari) terjadi pada 1 penderita (3%) yaitu malposisi kateter yang tidak bisa diperbaiki, sehingga kateter harus dicabut. Pengalaman dan keahlian dokter bersama pendekatan multidisiplin serta pemilihan dan pemilahan pasien untuk optimalisasi PD, teknik insersi kateter dan pencegahan komplikasi dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien dan mengurangi morbiditas. Metode Bandung merupakan teknik pemasangan kateter Tenckhoff yang praktis, sederhana, efisien dari segi biaya, tidak memerlukan alat yang canggih dan ruang operasi, aman, dan komplikasi yang relatif rendah. Teknik ini sangat berguna bagi negara-negara berkembang. Kata Kunci: pemasangan kateter CAPD; teknik bedah; teknik bed side 179