BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar PAI di. membuat RPP (perencanaan pelaksanaan pembelajaran).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Intrinsik Siswa Kelas. untuk kehidupan di masa yang akan datang nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tidak seorang pun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia handal dan mampu berkompetensi. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB II KAJIAN TEORI. A. Diskripsi Teori. 1. Pengertian strategi pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan suatu kegiatan baik yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai interaksi antara guru dan anak didik. Interaksi yang edukatif ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. lembaga formal inilah yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang Sistem

BAB V PEMBAHASAN. personal guru dalam kategori tinggi. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan

BAB IV ANALISIS DATA Juni W. J. S, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hlm.

BAB V PEMBAHASAN. A. Kesulitan Belajar yang Dihadapi Oleh Siswa pada Mata Pelajaran Al-

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

Peningkatan Pemahaman Tata cara pernikahan Melalui Metode Role Playing dan Demonstrasi Pada Siswa Kelas XII

Arifin, Imron, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, Malang : Kalimasada Press, 1994.

IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M.

HaidarPputra Daulay, Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2004, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB II KERANGKA TEORITIS

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, M Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia.

BAB I PENDAHULUAN. pembimbingan secara intensif. Undang-undang sistim nasional (UUSPN) nomor 2 tahun 1989 dan peraturan pemerintahan

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS IX-F SMP NEGERI 1 PADEMAWU TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diperoleh kesimpulan secara umum sebagai berikut: Ibnu Mas ud sudah diterapkan dengan baik. Pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km.

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai a plan method, or series of ectiviries designed to echieves a

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009) hlm. 175

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. pada bagian sebelumnya tentang proses pembelajaran gerak tari baleo kreasi

BAB II KAJIAN TEORI. akan selalu menutupi dunia pendidikan dan pengajaran. pengertian disiplin, antara lain sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS, METODE PEMBELAJARAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA N 1 SAPURAN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Perencanaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar PAI di SMAN 1 Karangan Pada pembahasan penelitian yang berkaitan dengan perencanaan guru Pendidikan Agama Islam dalam menerapkan pembelajarannya yaitu menggunakan perencanaan stretegi dan guru membuat RPP (perencanaan pelaksanaan pembelajaran). Untuk perencanaan yang dilakukan oleh guru yang pertama membuat RPP sesuai kurikulum yang telah ditentukan dari sekolah,serta memakai acuan-acuan yang sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar dan diterapkan dalam nilai praktis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah aspek-aspek tentang akhlak yang sesuai dengan kurikulum yang diterapkan oleh sekolah. 1 Seperti yang dijelaskan oleh E. Mulyasa dalam bukunya kurikulum tingkat satuan pendidikan bahwasanya agar kegiatan belajar dan pembelajaran terarah sesuai tujuan yang akan dicapai, guru harus merencanakan kegiatan belajar dan pembelajaran yang akan diselenggarakan dengan seksama. Rencana ini dituangkan ke dalam RPP(rencana pelaksanaan pembelajaran). Menurut E. Mulyasa RPP ini 1 Hasil temuan peneliti tentang perencanaan di SMAN 1 Karangan 76

77 dapat diumpamakan sebagai sebuah skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru dalam interval waktu yang telah ditentukan, RPP ini akan dijadikan pegangan guru dalam menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar dan pembelajaran yang diselenggarakannya bagi siswa. 2 Begitu juga dengan Pupuh Fathurrahman Dalam bukunya strategi belejar mengajar melalui peranan konsep umum & konsep islami tujuan atau perencanaan mempunyai jenjang dari yang luas atau umum sampai kepada yang sempit/khusus. Semua tujuan itu berhubungan antar satu dengan yang lainnya, dan tujuan diatasnya, bila tujuan terendah tidak tercapai maka tujuan diatasnya tidak tercapai pula. Hal ini disebabkan tujuan berikutnya merupakan turunan dari tujuan sebelumnya, dengan ini diartikan bahwa dalam merumuskan tujuan, maka kita harus benar-benar memperhatikan kesinambungan setiap jenjang tujuan pendidikan dan pengajaran. Karena itu guru dalam melakukan pengajaran,sekalipun hanya berupa sub materi bahan ajar, tidak boleh terlepas dari konteks tujuan sebelumnya. 3 2 E. Mulyasa,dalam bukunya kurikulum tingkat satuan pendidikan(bandung : Remaja Rosda karya. 2002), hlm. 218 3 Pupuh Fathurrahman dan M Sobry Sutekno. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum& Konsep Islami.(Bandung :PT Refika Aditama.2010), hlm. 13-14

78 2. Pelaksanaan Guru dalam Meningkatkan motivasi belajar PAI di SMAN 1 Karangan Dalam hal penggunaan metode, pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di SMAN 1 Karangan dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu metode. Didalam pelaksanaannya guru Pendidikan Agama Islam menyediakan materi atau bahan pembelajaran yang biasanya bersumber dari LKS, buku paket, ataupun yang lainnya. Begitu juga dengan tugas guru didalam kelas, guru harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar. Maka jelaslah, bahwa bagaimana baiknya, peranan guru sangatlah mutlak diperlukan. Metode yang baik tidak akan mampu untuk mencapai tujuan, bila gurunya tidak baik pribadinya, dan sebaliknya dalam menentukan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Karangan sudah mulai mempertimbangkan persyaratan memakai metode dan hal-hal yang masih diperhatikan dalam pemakaian dan penentuan metode pembelajaran. Dalam hal penyediaan materi pelajaran, guru mulai melakukan sebuah strategi yaitu inovasi dalam penyediaan materi pembelajaran, misalnya dengan membuat materi sendiri dan mencatatnya. Maka dari itu, guru harus kreatif dengan mengusahakan meteri mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dari sumbernya secara langsung. Karena unsur materi merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran tidak akan dapat

79 berlangsung tanpa adanya materi. Karena mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bersumber al-qur an dan hadits. seperti yang di katakan Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Pelaksanaan guru dalam pembelajaran ini meliputi penggunaan bahan, metode, media atau alat dan sumber pembelajaran sebagai implementasi dari pelaksanaan guru dalam pembelajaran. Adapun perinciannya sebagai berikut: Bahan adalah subtansi yang akan disampaikan dalam proses interaksi edukatif. Tanpa bahan pelajaran proses interaksi edukatif dan tidak akan berjalan. 4 a. Motivasi Guru Motivasi yang sengaja dibentuk oleh orang luar dalam hal ini guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 1. Pemberian penghargaan. Dengan pemberian penghargaan ini dapat bersifat positif karena dapat menumbuhkan inisiatif, kemampuan-kemampuan yang kreatif dan semangat berkompetisi yang sehat, pemberian penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak selalu harus berwujud atau barang, tetapi dapat juga berupa pujian-pujian dan hadia-hadiah im-material. 2. Pemberian Perhatian. Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang sederhana. Dari kajian teori belajar pengolahan 4 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 70

80 informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin adanya pembelajaran. Perhatian akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, apabila bahan pelajaran dirasakan sebagai suatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan sehari-hari akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. 5 Apabila perhatian alami ini tidak ada, maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya. 3. Ajakan Berpartisipasi. Pada diri manusia ada sesuatu perasaan yang dihargai apabila dia dilibatkan pada sesuatu kegiatan yang dianggap berharga. Oleh karena itu guru, harus selalu mengajak dan mengulurkan tangan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran guna lebih bergairah dalam belajar dan memperkaya proses interaksi antar potensi siswa dalam proses pembinaan. 6 b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologi dalam diri seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. 7 Faktor-fatktor tersebut antara lain: 1) Faktor Ekstern meliputi: 5 Nana Syaodih, Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), hlm. 68 6 Nana Syaodih, Sukmadinata, Landasan Psikologi...hlm. 70 7 Janeniez.blogspot.com/2009/12/23/faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi/ diakses tanggal 24 Maret 2016

81 a) Lingkungan pekerjaan b) Pemimpin dan kepemimpinannya c) Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas d) Dorongan atau bimbingan atasan Sumber lain mengungkapkan bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi antara berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud meliputi: a. Individu dengan segala unsurnya: kemampuan dan keterampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, latar belakang kehidupaan sosial budaya, tingkat kedewasaan, dan sebagainya. b. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan: persepsi individu terhadap kerja, harapan dan citacita dalam kerja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan. c. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu terhadap pelaksanaannya. d. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak: pengaruh dari sesama rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar pekerjaan. e. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu

82 f. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu g. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita, dan tujuan. 8 Jadi motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, akan tetapi kemunculannya karena adanya dorongan atau rangsangan dari unsur-unsur lain yang keberadannya diluar diri manusia, umpamanya dirangsang atau didorong oleh tujuan itu menyangkut terhadap masalah kebutuhan manusia. 3. Faktor yang mendukung dan penghambat strategi guru dalam meningkatkan Motivasi belajar PAI Berdasarkan temuan yang menjadi faktor pendukung dan penghambat: a. Faktor pendukung (1) Siswa: kondisi kejiwaan siswa yang stabil dalam mengikuti pembelajaran maka pembelajaran akan berjalan lancar sehingga tercipta komunikasi yang aktif. (2) Fasilitas(media dan sumber belajar): fasilitas yang lengkap tentunya mempermudah dalam pembelajaran disamping meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan adanya fasilitas pembelajaran yang memadai melatih siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan teori eksperiencing. 8 Janeniez.blogspot.com/2009/12/23/faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi/ diakses tanggal 24 Maret 2016

83 (3) Lingkungan atau milliu: kondisi lingkungan pembelajaran yang nyaman akan menambah suasana belajar yang menggairahkan. Sehingga siswa mudah dalam pemahaman materi yang disampaiakan. (4) Guru: kemampuan guru dalam mengampu pelajaran, sekaligus menyusun strategi pembelajaran tentunya akan mencapai tujuan pembelajaran dengan mudah. (5) Budaya: membiasakan aktifitas yang mengandung nilai-nilai Islam, seperti membaca Al-Qur an tiap pagi, mengucapkan salam, PHBI, dan sholat berjamaah. b. Faktor penghambat 1) Siswa: kondisi kejiwaan siswa yang labil dalam mengikuti pembelajaran maka pembelajaran akan terganggu, strategi yang digunakan guru pun menjadi tidak efektif. Seperti ketika siswa mendapat masalah dalam keluarga, ini sangat berpengaruh dalam pembelajaran. 2) Guru: jika kurangnya kemampuan guru dalam mengampu pelajaran, sekaligus menyusun strategi pembelajaran kurang tentunya sulit akan mencapai tujuan pembelajaran. 3) Lingkungan atau milliu: kondisi lingkungan pembelajaran yang tidak mendukung akan mempengaruhi belajar siswa di kelas, siswa akan merasa tidak nyaman dengan proses pembelajaran.

84 4) Fasilitas(media dan sumber belajar): fasilitas yang belum lengkap mengakibatkan motivasi belajar siswa rendah, siswa akan merasa kesulitan memahami materi yang disampaikan guru. Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Anissatul mufarokah mengenai faktor pendukung dan penghambat strategi dalam meningkatkan motivasi belajar agama islam yaitu kondisi individu pelajar, instrumental, lingkungan, bahan atau hal yang dipelajari. Pengaruh yang sangat besar terhadap pembelajaran disamping hal diatas adalah lingkungan belajar siswa yang perlu diperhatikan.