BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB IV PEMBAHASAN Perbedaan Sebelum di Development. dan tenaga yang di hasilkan kurang sempurna. menurunkan performa mesin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

BAB II LANDASAN TEORI

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

PERBANDINGAN KOMPRESI

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

BAB II LANDASAN TEORI

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA


PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. salah satu cabang dari AI yang membuat pengguna secara luas knowledge. pakar dengan sebuah sistem pakar antara lain (Tabel 1):

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

PENGARUH JENIS ALIRAN SILENCER MUFFLER KNALPOT TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN DAN EMISI GAS BUANG PADA KENDERAAN RODA EMPAT KAPASITAS 1600 CC

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

PENGARUH PENGGUNAAN RESIRKULATOR GAS BUANG PADA KNALPOT STANDAR, TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Penjelasan Umum

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

UNJUK KERJA MOBIL MSG 01 DENGAN SISTEM TENAGA UDARA

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki

BAB I LATAR BELAKANG. setiap orang menikmati manfaat yang dihasilkan oleh motor bakar. Pada tahun 1960 seorang Perancis bernama Lenoir berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor diindonesia sekarang ini

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195


KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Spark Ignition Engine

Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

I. PENDAHULUAN. (induction chamber) yang salah satunya dikenal sebagai tabung YEIS. Yamaha pada produknya RX King yang memiliki siklus pembakaran 2

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah suatu mekanisme atau konstruksi mesin yang merubah energi panas menjadi energi mekanis. Terjadinya energi panas karena adanya proses pembakaran, bahan bakar, udara, dan sistem pengapian. Dengan adanya suatu konstruksi mesin, memungkinkan terjadinya siklus kerja mesin untuk usaha dan tenaga dorong dari hasil ledakan pembakaran yang diubah oleh konstruksi mesin menjadi energi mekanik atau tenaga penggerak. (Hidayat, 2013) 2.2 Siklus Kerja Motor Bensin 4 langkah Pada motor bensin 4 langkah terdapat siklus yang terus berkelanjutan untuk menghasilkan suatu tenaga dan dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Adapun siklus tersebut merupakan langkah kerja naik turun piston. Langkah tersebut yaitu: 1. Langkah Hisap Sewaktu piston bergerak dari TMA ke TMB, maka tekanan diruang pembakaran menjadi hampa (vakum). Perbedaan tekanan udara luar yang tinggi dengan tekanan hampa, mengakibatkan udara akan mengalir dan bercampur dengan gas. Selanjutnya gas tersebut masuk melalui katup masuk yang terbuka mengalir masuk dalam ruang cylinder. 5

6 Prosesnya adalah : a) Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB). b) Katup buang tertutup dan katup masuk terbuka, bahan bakar masuk ke silinder c) Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder. Gambar 2.1. Langkah Hisap 2. Langkah Kompresi Setelah melakukan pengisian, piston yang sudah mencapai TMB kembali lagi bergerak menuju TMA, dimana katup masuk dan katup buang tertutup, ini memperkecil ruangan diatas piston, sehingga campuran udara-bahan bakar menjadi padat, tekanan dan suhunya naik. Tekanannya naik kira-kira tiga kali lipat. Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA terjadi letikan bunga api listrik dari busi yang membakar campuran udara-bahan bakar.

7 Prosesnya sebagai berikut : a) Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA. b) Katup masuk menutup, katup buang tetap tertutup, c) Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber) sehingga suhu dan tekanan akan naik. d) Sekitar +- 8 derajat sebelum TMA, busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran. Gambar 2.2. Langkah Kompresi 3. Langkah Usaha dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya.

8 Prosesnya sebagai berikut : a) Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar, dan Piston terlempar dari TMA menuju TMB. b) Katup masuk menutup penuh, katup buang menutup tetapi menjelang akhir langkah usaha katup buang mulai sedikit terbuka. c) Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi pada poros engkol. Gambar 2.3. Langkah Usaha 4. Langkah Buang (Exhaust stroke)pada langkah buang, piston bergerak dari TMB menuju TMA, katup masuk tertutup dan katup buang terbuka, Langkah buang ini menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Prosesnya adalah : a) Counter balance weight pada poros engkol memberikan gaya untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA. b) Katup buang terbuka Sempurna, katup masuk menutup penuh.

9 c) Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot. Gambar 2.4. Langkah Buang 2.3 Definisi Muffler Muffler adalah perangkat yang digunakan untuk mengurangi noise / kebisingan suara yang muncul dari proses pembakaran di mesin. Muffler ini sering disebut juga dengan silencer. Sedangkan keluaran dari Muffler adalah Tilepipe atau yang sering disebut dengan Knalpot. Knalpot mobil merupakan salah satu komponen yang ada pada mobil yang berfungsi sebagai saluran pembuangan gas sisa pembakaran. Knalpot mobil juga sangat berpengaruh terhadap kinerja mesin, jika posisi maupun konstruksinya tidak pas maka kinerja mesin akan turun begitu juga jika kita ingin memaksimalkan kerja mesin, banyak bengel mobil melakukan modifikasi pada saluran buang tersebut.

10 Dalam pemasangan knalpot mobil kita tidak bisa sembarangan, ada ukuran maksimal diameter pipa knalpot yang dibolehkan. Ukuran maksimal tersebut untuk menjaga keseimbangan antara kecepatan gas buang dengan jumlah gas buang. Terlalu kecil ukuran diameter berarti kecepatan gas buangnya besar hanya jumlahnya berkurang, sedang jika terlalu besar diameter knalpot, maka kecepatan gas buangnya rendah walaupun jumlah gas buangnya tinggi. Dari sisi tenaga mobil, peran knalpot sangat vital. Selain melakukan service mesin secara rutin, service kanlpot pun jangan lupa dilakukan secara berkala tujuannya adalah untuk menjaga agar supaya knalpot selalu dalam kondisi baik. Banyak pemakai mobil yang datang ke bengkel mobil untuk melakukan modifikasi pada header, diameter dan panjang pipa utama serta Kolektor. Karena dengan melakukan modifiaksi pada bagian ini maka torsi dan power bands akan berubah. Selain itu knalpot mobil juga berfungsi untuk membentuk suara deru mesin, Ada dua bagian dari sistem knalpot yang menetukan tone suara, yaitu resonator dan muffler. Melakukan perubahan pada dua bagian tersebut akan mengubah karakter suara mobil kita tanpa mengurangi performance (torsi dan Power Bands). Resonator ditempatkan di belakang collector (header) atau dibelakang Catalytic Converter (CAT). Prinsip kerja resonator adalah menggunakan metode refleksi gelombang dan ini yang akan menentukan nada dasar suara. Semakin panjang resonator maka semakin banyak gelombang yang

11 direfleksi / dipantulkan yang berinteraksi dengan gelombang yang datang sehingga suara menjadi kecil. Ada tiga jenis Muffler atau silencer untuk mendapatkan suara yang berbeda beda. Yaitu Chambered (ada ruangan pemisah/pembatas), Straight-Through, Twin-Pass (Double Tail Pipe). Umumnya untuk resonator tidak dilengkapi dengan glass wool karena gas buang sisa pembakaran di tempat itu masih panas (pendinginan belum komplit). Sehingga dibutuhkan pendinginan yang baik, jika tidak maka kebocoran gas akan terjadi. Biasanya kebocoran akan terjadi jika packing sambungan sudah terbakar, meskipun hanya kecil tapi akan berpengaruh terhadap kinerja knalpot mobil kita. Untuk itu selalu check exhaust manifold gasket. Sambungan Kolektor ke pipa dibelakangnya. 2.4 Komponen dan Fungsi Sistem Pembuangan (Muffler) Pada Mobil Sistem pembuangan terdiri dari beberapa komponen yang memiliki hubungan dan fungsi satu sama lain, seperti pipa pembuangan yang di sebut muffer (knalpot). Komponen-komponen sistem pembuangan pada motor roda empat:

12 Gambar 2.5. Komponen Sistem Pembuangan 1. Exhaust Manifold atau Header Merupakan komponen pertama yang menempel pada mesin, yang berfungsi untuk membuang gas sisa dari kepala silinder ke knalpot. Untuk material biasanya dibuat dari besi cor dan cast iron. Masalah yang sering terjadi adalah retak karena secara tiba-tiba tersiram air, yang dikarenakan dek pelindung yang dibawah rusak dan berlubang. Gambar 2.6. Header

13 2. Resonator Komponen ini berfungsi untuk meredam suara dan membuat back pressure (tekanan balik) kemudian penempatannya dibawah/setelah catalytic converter. Problem yang sering timbul adalah keropos dan gepeng sampai dengan bocor. Gambar 2.7. Resonator 3. Muffler Yaitu berbentuk tabung yang penempatannya terakhir pada exhaust sistem fungsinya sama dengan resonator. Problemnya juga sama yaitu keropos dan penyok. Pada muffler juga biasanya terdapat sekat-sekat yang juga bertujuan untuk membuat back pressure dan meredam suara.

14 Gambar 2.8. Komponen Muffler 3.1 Glaswool Memodifikasi mobil untuk mendapatkan performa yang lebih besar. Salah satu cara yang umum dilakukan adalah mengganti knalpot standar dengan knalpot racing atau melebarkan lubang bagian dalam knalpot standar. Satu efek negatif dari memodifikasi peredam knalpot standar adalah suara yang dihasilkan akan menjadi lebih bising. Suara bising yang dihasilkan tersebut biasanya terjadi akibat busa peredam, atau biasa disebut glasswool, yang terdapat di bagian silinder knalpot berkurang kemampuannya. Tugas utama busa peredam atau glasswool adalah untuk meredam suara knalpot, yang timbul dari hasil pembakaran mesin. Tingkat kebisingan sebuah knalpot tergantung pada ketebalan, kerapatan dan daya tahan serat busa peredam itu sendiri. Kelebihan yang ditawarkan glasswool berkualitas bagus adalah mampu meredam suara lebih baik dan tahan lama.

15 a. Jenis peredam suara lain adalah yang terbuat dari bahan fiberglass. Kelebihan peredam berbahan fiber ini lebih tahan lama, karena seratnya yang terbuat dari bahan kaca, sehingga peredam itu tidak mudah habis terbakar jika suhu knalpot mulai panas. Gambar 2.9. Glaswool Fiberglass b. Jenis peredamknalpot steelwool. Seratnya berbahan dasar besi yang dililitkan atau digumpalkan. Kelebihannya tidak akan habis terbakar oleh panas dan tidak akan terbuang keluar. Daya tahan atau keawetan steelwool bisa mencapai dua kali lipat dari glasswool standar atau yang berbahan fiber.kelemahannya hanya satu, karena berbahan dasar besi, steelwool bisa berkarat bila sudah terlalu lama tidak diganti. Gambar 2.10. Glaswool Stelwool

16 3.2 Saringan Knalpot (REFLECTION PERFORATOR) Seperti saringan (seperti sarang tawon di dalam knalpot) yang berada di dalamnya itu berfungsi untuk meredam suara knalpot agar tidak terlalu bising. Gambar 2.11. Saringan Knalpot 3.3 Casing (SILINCER) Pada Muffler Silincer adalah untuk memperindah tampilan mobil. Bisa juga sebagai pemanis. Selain itu, silincer juga berguna menyaring atau lebih tepatnya meredam emisi gas buang sehingga gas buang yang nantinya akan keluar dari siilncer, bisa lebih ramah lingkungan. Gambar 2.12. Silincer HKS

17 4. Muffler tip Komponen ini merupakan saluran yang keluar dari muffler, dan sifatnya hanya pipa pembuangan sisa gas. Komponen ini biasanya sering diganti untuk menambah penampilan. Karena komponen ini langsung terlihat dan dianggap dapat langsung mendongkrak penampilan. 2.5 Cara Kerja Muffler Meneruskan out put pengeluaran gas buang dari ruang bakar menuju exhaust manifold, dan menyaring kotoran atau partikel-partikel yg keluar dari exhaust manifold. Juga meredam suara yg keluar dari exhaust manifold menuju muffler, sehingga suara tersebut di saring oleh gaswool dan saringan knalpot, akan menghasilkan suara yang empuk dan mengurangi emisi gas buang yang berlebihan. 2.6 Penjelasan Tentang Konfigurasi 4-1, 4-2-1 dan 4-3 2.6.1 Penjelasan Header Konfigurasi 4-1 Header Konfigurasi 4-1 yaitu dari 4 pipa menjadi 1 pipa sudah pasti ukuran pipa nya besar. Sehingga power band bergeser, misalnya torsi puncak di putaran 4000 RPM menjadi 5000 RPM. Jadi semakin besar ukuran pipa, semakin tinggi power band nya. Maka dari itu Header dengan konfigurasi 4-1 tidak disarankan untuk harian melainkan untuk kebutuhan balap. Jika mesin sudah dilakukan modifikasi atau upgrade spesifikasi seperti kompresi

18 tinggi, maka disarankan memakai header 4-1. Tetapi kalau mesin standar dan pakai header 4-1, torsi akan hilang. Gambar 2.13. Header Konfigurasi 4-1 Terdapat juga konfigurasi 4-1 pendek dan 4-1 panjang. Maksudnya, panjang dan pendek tersebut adalah panjang atau pendeknya pipa header. Seperti contoh 4-1 pendek memiliki pipa header yang lebih pendek, konfigurasi ini akan menghasilkan atau lebih enak diputaran atas, sehingga dengan mesin standar tetapi akan di pakai untuk putaran atas lebih enak menggunakan 4-1 pendek. Untuk 4-1 panjang, pipa header lebih panjang yang berakibat mesin ini akan enak di putaran menengah keatas karena gas buang lebih lama mengisi header tersebut dibandingkan dengan 4-1 pendek.

19 Gambar 2.14. Header 4-1 panjang Gambar 2.15. Header 4-1 pendek

20 2.6.2 Penjelasan Header Konfigurasi 4-2-1 Header Konfigurasi 4-2-1 biasanya direkomendasikan untuk harian dan masih mendapatkan efisiensi konsumsi bahan bakar karena tenaga maupun torsi meningkat di putaran mesin rendah. Dikarenakan sambungan dari 4 pipa menjadi 2 memang besar, tetapi dari 2 pipa menjadi 1 tidak besar. Jadi bertahap, sehingga power band tidak berubah terlalu jauh. Karena header 4-2-1 sebenarnya sifatnya hanya melancarkan flow saja, jadi tenaga dan torsi tetap di putaran mesin rendah. Rata-rata mobil bawaan pabrik kebanyakan memakai header konfigurasi 4-2-1. Gambar 2.16. Header 4-2-1

21 2.6.3 Penjelasan Header Konfigurasi 4-3 Header Konfigurasi 4-3 yaitu sambungan dari 4 pipa menjadi 3 pipa dan 1 pipa terpisah dari resonator. Jadi suara yang dihasilkan jadi lebih keras dari header standar. Karena header 4-3 hanya menghasilkan suara keras saja dan tidak berpengaruh sekali di dalam tenaga mobil maka jarang sekali yang menggunakan header Gambar 2.17. Header 4-

22