BAB I PENDAHULUAN. Allah menjadikan manusia di dunia ini untuk menjadi kholifah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan disegala bidang ilmu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN 04 PLUMBON TAHUN 2012/ 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya kesempurnaan fisik melebihi makhluk ciptaan Tuhan yang lain, tapi

PERBEDAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS II DI SMK DR. SOETOMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam pendidikan didefinisikan sebagai berikut, bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses tranformasi budaya dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

SKRIPSI Umtuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Pendidikan Studi Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

Transkripsi:

4 ( BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menjadikan manusia di dunia ini untuk menjadi kholifah. Manusia diciptakan Allah SWT dilengkapi dengan segenap organ tubuh dan kesempurnaan, yakni: fikiran, emosi, hawa nafsu dan kelengkapan lainnya. Kelengkapan itulah yang menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk Allah lainnya. Namun dengan menyalahgunakan kelengkapan itu pula manusia dapat menjadi makhluk rendah dan bahkan lebih rendah dari hewan sekalipun. Potensi yang ada pada manusia selayaknya ditumbuhkembangkan sesuai dengan profesinya. Allah dalam firman-nya mengungkapkan bahwa Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Firman Allah dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi: Ëx ø tƒ (#θßs øù$sù Ä Î= yfyϑø9$# Îû (#θßs x s? öνä3s9 Ÿ ŠÏ% #sœî) (#þθãζtβ#u t Ï%!$# $pκš r' tƒ (#θè?ρé& t Ï%!$#uρ öνä3ζïβ (#θãζtβ#u t Ï%!$# ª!$# Æìsùö tƒ (#ρâ à±σ$sù (#ρâ à±σ$# Ÿ ŠÏ% #sœî)uρ Î7yztβθè=yϑ ès? $yϑî/ ª!$#uρ (المجادلة: (11 öνä3s9 ª!$# ;M y_u yš zοù=ïèø9$# Artinya : Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah yang Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 1 1 Depag RI, Al-Qur an dan Terjemah (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur an, 2012), 910. 1

2 Berdasarkan nas tersebut di atas sudah jelas bahwa menuntut ilmu merupakan suatu keharusan bagi setiap hamba yang merasa dirinya beriman kepada Allah SWT, sebab dengan menuntut ilmu itu pula manusia pada hakikatnya akan kembali kepada naluriyah yang kodrati yakni mahluk yang berjiwa dinamis kreatif. Kreatifitas dan kedinamisan akan muncul pada diri manusia apabila manusia berubah, dan perubahan tidak akan pernah ada tempat, ada proses menuntut ilmu atau belajar. Dengan kata lain belajar bagi manusia merupakan proses nalurinya yang kodrati sebagai mahluk yang kreatif dan dinamis serta menentang kejumudan dan strategis. Sejalan dengan nas di atas, pemerintah melalui program pembangunan nasional sedang giat menggalakkan pembangunan di segala bidang ilmu pengetahuan. Untuk mensukseskan semua program tersebut dibutuhkan kader-kader bangsa yang dewasa, mandiri, berakhlakul karimah, bertaqwa kepada Allah Swt. Sedangkan untuk mencetak kader-kader yang berpotensi tersebut dilakukan melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun informal. Hal ini relevan dengan perintah Allah dalam Q.S. Az- Zariyat ayat 56 : ### $tβuρàmø)n=yz Ågø:$#} ΡM}$#uρ ωî)èβρß ç7 èu Ï9 Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. 2 2 Departemen Agama RI, Al Qur an, 862.

3 Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendewasakan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang berguna, oleh karena itu sekolah sebagai transformasi ilmu pengetahuan dari generasi ke generasi harus melaksanakan fungsinya dengan baik. Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa : Pendidikan berfungsi menyeimbangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, madiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Keberhasilan pendidikan dalam suatu sekolah bukan hanya tergantung pada guru yang berperan sebagai pendorong dan pemberi fasilitas bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, melainkan juga menjadi tanggung jawab orang tua yang mempunyai tanggung jawab mutlak atas pendidikan anak-anaknya. Kedua orang tua mempunyai tugas yang luhur misalnya : merawatnya, mengasuh dan mendidik secara layak, bahkan yang tak kalah pentingnya ketika anak sudah masuk ke lembaga pendidikan, orang tua hendaknya memberikan motivasi terhadap anak. Seorang guru bertanggung jawab atas pendidikan peserta didik selama di sekolah, selebihnya peserta didik waktunya lebih banyak bersama orang tua. Jadi sangatlah keliru apabila orang tua seratus persen menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak hanya kepada guru, tetapi mereka juga harus ikut mengawasi perkembangan anaknya di sekolah, orang tua bukan hanya 3 Sekretariat Negara RI, UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Fokus Media, 2003), 6-7.

4 percaya atau harus percaya pada guru, tetapi harus memberikan dukungan dan partisipasi sebesar mungkin untuk kepentingan pendidikan anak-anak mereka di sekolah. 4 Berdasarkan paparan di atas, dapat dilihat arti pentingnya bimbingan orang tua dalam proses belajar anaknya di rumah. Karena selain orang tua mempunyai kewajiban, dalam syariat Islam dikatakan bahwa belajar adalah hukumnya wajib. Sebagaimana firman Allah SWT : ãπt ø.f{$# y7š/u uρ ù&t ø%$# @,n=tã ô ÏΒ z ΣM}$# t,n=y{ t,n=y{ Ï%!$# y7în/u ÉΟó $Î/ ù&t ø%$# Λs> ètƒóοs9$tβ z ΣM}$# zο =tæ ÉΟn=s)ø9$Î/ zο =tæ Ï%!$# Artinya : 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5). 5 Peranan dan cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap perkembangan anaknya. Karena menurut Slameto 6 keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Untuk mencapai hasil yang diharapkan oleh orang tua harus ikut andil memberikan perhatian dan bimbingan serta motivasi kepada anaknya agar rajin belajar khususnya sewaktu di rumah, karena dengan rajin belajar tersebut ilmu pengetahuan anak akan meningkat, sehingga dengan peningkatan ilmu pengetahuan tersebut prestasi anak-anak dalam belajar akan meningkat pula. 4 Ibrahim, R & Nana Syaodih Sukmadinata, Perencanaan Pengajaran (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003), 196. 5 Depag RI, Al-Qur an dan Terjemah, 1079. 6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 61.

5 Erat kaitannya dengan pendidikan di sekolah adalah motivasi, karena motivasi merupakan daya pendorong yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dalam pencapaian suatu tujuan. 7 Begitu pula motivasi yang datangnya dari orang tua. Dengan motivasi dari orang tua terhadap anak, akan membuat anak lebih rajin dalam mengamalkan ajaran agamanya, karena anak merasa ada perhatian dan kasih sayang dari orang tua sehingga mereka memperhatikan dan memberikan motivasi. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Sehingga jika orang tua tidak memperhatikan atau bersikap acuh tak acuh terhadap anak-anaknya, dalam belajar anak menjadi malas. 8 Berdasarkan temuan awal, Sekolah Dasar Negeri Tempurejo 01 sebagai sekolah dasar yang berada di daerah pedesaan termasuk sekolah yang memiliki siswa cukup banyak. Dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa cukup tinggi ketika mengikuti pembelajaran, sehingga suasana di kelas cukup kondusif. Dari segi prestasi, Sekolah Dasar Negeri Tempurejo 01 selalu dapat meluluskan siswa-siswanya dengan baik. Mengacu deskripsi di atas, peneliti mempunyai ketertarikan untuk meneliti secara ilmiah tentang : Motivasi Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar Negeri 01 Tempurejo Jember. Karena secara ilmiah, belum diketahui apakah orang tua memberikan motivasi 7 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), 73. 8 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, 61.

6 terhadap siswa-siswa di Sekolah Dasar Negeri Tempurejo 01, sehingga siswa dapat menempuh pendidikan dengan semangat dan penuh antusias. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang, maka fokus penelitian ini adalah Bagaimana motivasi orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Tempurejo 01 Jember?. Dari fokus tersebut, selanjutnya dibagi menjadi sub fokus yaitu : 1. Bagaimana motivasi orang tua dengan cara pemberian hadiah dan pemberian pujian untuk meningkatkan prestasi siswa di Sekolah Dasar Negeri Tempurejo 01 Jember? 2. Bagaimana motivasi orang tua dengan punishmant / hukuman untuk meningkatkan prestasi siswa di Sekolah Dasar Negeri Tempurejo 01 Jember? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan motivasi orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Tempurejo 01 Jember. Sedangkan tujuan khususnya yaitu : 1. Mendeskripsikan motivasi orang tua dengan cara pemberian hadiah dan pemberian pujian untuk meningkatkan prestasi siswa di Sekolah Dasar Negeri Tempurejo 01 Jember.

7 2. Mendeskripsikan motivasi orang tua dengan punishmant / hukuman untuk meningkatkan prestasi siswa di Sekolah Dasar Negeri Tempurejo 01 Jember. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pembiasaan dalam mengamalkan ajaran agama Islam terhadap anak siswa di samping itu yang terpenting yakni membangun hubungan personal dan mempererat ikatan batin antara guru, orang tua, dan anak. 2. Secara Praktis Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi IAIN Jember Sebagai kontribusi pemikiran dalam mengembangkan ilmu ketarbiyahan. b. Bagi Peneliti. 1) Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang penelitian dan penulisan karya ilmiah sebagai bekal untuk mengadakan penelitian atau perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang. 2) Menambah wawasan terhadap disiplin ilmu yang dimiliki.

8 c. Bagi Sekolah Dasar Negeri Tempurejo 01 Jember 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi sekolah. 2) Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi Sekolah Dasar Negeri Tempurejo 01 Jember. E. Definisi Istilah 1. Motivasi Orang Tua Motivasi menurut Sardiman adalah daya dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan sesuatu, motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. 9 Islam mengenal kata motivasi dengan niat yaitu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 10 Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku dalam beribadah. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku anak untuk mengamalkan ajaran agamanya. Orang tua yang dimaksud di sini adalah ayah dan ibu kandung yang mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab pertama dan utama 9 Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), 73. 10 Sardiman., Interaksi dan Motivasi, 73.

9 bagi anak. Karena anak merupakan amanat Allah atas orang tua yang harus dibina dan didik, dan sesuai kodratnya orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam kehidupan anak, yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Hamalik 11 menyatakan bahwa motivasi penting artinya dalam anak, karena fungsinya untuk menggerakkan dan mengarahkan kegiatan tersebut. Seorang anak dalam belajar perlu dorongan atau motivasi dari orang tua. Bila anak sedang mengalami lemah semangat atau kurang berminat, maka orang tua harus memberikan motivasi. 2. Prestasi Belajar Siswa Prestasi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu adalah hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang sudah diusahakan. Menurut Slameto belajar adalah selalu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 12 Sedang belajar menurut Oemar Hamalik dalam Kurikulum dan Pembelajaran adalah: Belajar adalah memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Sedangkan menurut Aunurrahman dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran mengatakan: Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan 11 Oemar, Hamalik. Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 16. 12 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor, 2.

10 tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Umar Bukhari mengemukakan persepsinya tentang pengertian siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Pembahasan dalam penelitian ini, prestasi belajar siswa terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotorik. Akan tetapi yang difokuskan dalam penelitian ini adalah segi kognitif yang diambil dari raport siswa. Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud motivasi orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri 01 Tempurejo Jember adalah dorongan yang diberikan oleh orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak-anaknya, salah satunya dengan pemberian hadiah dan memberikan pujian, sehingga dengan kedua bentuk motivasi tersebut semangat anak-anak dalam belajar akan meningkat. F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga penutup. Sedangkan penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif 13 Adapun sistematika pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut : 13 Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIN, 2014:73).

11 Bab satu, Pendahuluan berisikan tentang : latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan. Bab dua, Kajian Pustaka, yang berisi penelitian terdahulu dan kajian teori terkait motivasi orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Bab tiga, Metode Penelitian. Dalam bab ini diterangkan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, tekhnik pengumpulan data, analisa data, keabsahan data, dan tahap tahap penelitian. Bab empat, Penyajian dan Analisis Data. Yang berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, penyajian dan analisis data, dan pembahasan temuan. Bab lima, penutup, terdiri dari kesimpulan, saran-saran. Bagian terakhir dari skripsi ini adalah memuat daftar kepustakaan, lampiran-lampiran, serta daftar riwayat hidup.