SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dari tahun ke tahun semakin cepat. Hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku mayarakat dan peradaban manusia secara global. Di

PANANGGULANGAN KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME) DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA (STUDI DI DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA)

BAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.

BAB III PENUTUP. Setelah melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh. guna menjawab permasalahan yang diteliti, maka pada bab ini

BAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENGGUNA WEBSITE PORNO RAFIKA DURI / D

PENGATURAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP CYBERPORN

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE

BAB I PENDAHULUAN. berbagai implikasi. Disamping ada aspek manfaat tentu ada pula aspek

KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN PIDANA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

I. PENDAHULUAN. berkembang dari waktu kewaktu semakin pesat. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

KENDALA DALAM PENANGGULANGAN CYBERCRIME SEBAGAI SUATU TINDAK PIDANA KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. sadar bahwa mereka selalu mengandalkan komputer disetiap pekerjaan serta tugastugas

BAB III PENUTUP. 1. Upaya Penegakan Hukum terhadap Cybercrime terkait pembuktian. pembuktian terhadap perkara dibidang cybercrime tidak

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INFORMASI PRIBADI TERKAIT PRIVACY RIGHT

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA TERKAIT PENCEMARAN NAMA BAIK PADA PASAL 27 AYAT (3) UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.i. HALAMAN PERSETUJUAN...ii. HALAMAN PENGESAHAN...iii. HALAMAN PERNYATAAN...iv. HALAMAN MOTTO.. v. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji tentang kemajuan teknologi informasi, maka tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang penting bagi sebuah kemajuan bangsa.seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dari hari ke hari berkembang sangat pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. maraknya penggunaan media elektronik mulai dari penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap undang-undang yang dibuat oleh pembuat undangundang

BAB III PENUTUP. 1. Kendala Polda DIY dalam penanganan tindak pidana penipuan : pidana penipuan melalui internet dan minimnya perangkat hukum.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hubungan melalui jaringan internet 1. dampak perkembangan internet adalah cybercrime; bahkan pembajakan

BAB III PENUTUP. 1. Perundang-undangan pidana umum yakni KUHP beserta semua perundangundangan

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. berbasiskan internet yaitu pelaksanaan lelang melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. tabu untuk dilakukan bahkan tidak ada lagi rasa malu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil kemungkinan membuat kesalahan, sehingga menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang ditandai dengan munculnya internet yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang

BAB I PENDAHULUAN. ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum penulis menguraikan hasil penelitian dan pembahasan, dan untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti

PENDAHULUAN. teknologi. Pengaruh arus globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh. kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UniversitasMercuBuanaYogyakarta ProgramStudi: TeknikInformatika TUGAS KOMPUTER MASYARAKAT

PENEGAKAN HUKUM KEJAHATAN DUNIA MAYA (CYBERCRIME) YANG DILAKUKAN ANAK DI BAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki

I. METODE PENELITIAN. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai

JURNAL PENELITIAN HUKUM / SKRIPSI UPAYA POLISI RESORT (POLRES) SLEMAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI PRAKTEK JUDI SEPAK BOLA ONLINE

HASIL WAWANCARA DENGAN AKBP AUDIE LATUHERY KASAT CYBERCRIME DIT RESKRIMSUS POLDA METRO JAYA

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya.

BAB III PENUTUP. disimpulkan beberapa hal dalam penulisan ini, yaitu:

MATERI MUATAN REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Oleh Prihatin Effendi ABSTRAK. a. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik dalam bentuk hardware dan software. Dengan adanya sarana

I. PENDAHULUAN. dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,

CYBERCRIME & CYBERLAW

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

INFORMATION SYSTEM AND SOCIAL ETHICS

TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PROSTITUSI SECARA ONLINE BERDASARKAN PERSPEKTIF CYBER CRIME

BAB I PENDAHULAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi pada akhir-akhir ini. akibatnya banyak pihak-pihak yang merasa dirugikan.

PENGATURAN TINDAK PIDANA CYBER PROSTITUTION DALAM UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UU ITE)

CYBER LAW & CYBER CRIME

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan merupakan sebuah hal yang tidak dapat dihindari, sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembahasan : 1. Cyberlaw 2. Ruang Lingkup Cyberlaw 3. Pengaturan Cybercrimes dalam UU ITE

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisa (Soerjono Soekanto,

PENANGANAN KONTEN NEGATIF BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB IV. A. Proses Pembuktian Pada Kasus Cybercrime Berdasarkan Pasal 184 KUHAP Juncto

JURNAL ILMIAH TINJAUAN TENTANG CYBER CRIME YANG DIATUR DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang terbukti melakukan korupsi. Segala cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. moderen demi menunjang dan mempermudah kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Efek positif yang paling nampak yakni interaksi antara masyarakat dalam

BAB II PENGATURAN KEJAHATAN INTERNET DALAM BEBERAPA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi terus berkembang seiring dengan perkembangan peradaban

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

KAJIAN YURIDIS SOSIOLOGIS TERHADAP PERKEMBANGAN CYBERPORN (STUDI KASUS DI JAWA TENGAH) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bertransformasi dalam bentuk-bentuk yang semakin canggih dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN MELALUI JUAL-BELI ONLINE

[ Cybercrime ] Presentasi Kelompok VI Mata Kuliah Etika Profesi STMIK El-Rahma Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. di seluruh belahan dunia. Tidak hanya negara maju, namun negara. yang penting bagi kemajuan sebuah bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan usaha, bekerja, sekolah, bahkan menjadi gaya hidup bagi sebagian elemen

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan

Informasi Elektronik Sebagai Bukti dalam Perkara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. dunia menjadi suatu masyarakat global (global society). Selanjutnya, global

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) sebagai

MAKALAH UU ITE DI REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

POIN PENTING DALAM UU ITE

BAB I PENDAHULUAN. Dari putusan Mahkamah Agung Nomor 2365 K/Pdt/2006 yang penulis analisis dapat

Transkripsi:

PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN SOFTWARE SEBAGAI SARANA KEJAHATAN CYBERPORN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Binsar Soritua Panjaitan NIM: 312012062 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Mei 2016

DAFTAR ISI Halaman UCAPAN TERIMA KASIH... i KATA PENGANTAR... ii ABSTRAK... iii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Alasan Pemilihan Judul... 1 B. Latar Belakang Masalah... 5 C. Rumusan Masalah... 11 D. Tujuan Penelitian... 11 E. Manfaat Penelitian... 11 1. Manfaat Teoritis... 11 2. Manfaat Praktis... 12 F. Metode Penelitian... 12 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Masalah... 12 2. Data Penelitian... 13 3. Analisis Data... 14 BAB II. PEMBAHASAN... 16 A. Tinjauan Pustaka... 16 1. Internet dan Teknologi Informasi... 16 a) Pengertian Internet... 17 b) Pengertian Software... 20 2. Kejahatan Mayantara (Cybercrime)... 22 a) Pengertian Kejahatan... 22 b) Pengertian Cybercrime... 24 c) Jenis-jenis Cybercrime... 26 3. Pornografi di Intenet (Cyberporn)... 30

a) Pengertian Pornografi... 30 b) Pengertian Cyberporn... 33 4. Undang-Undang Indonesia... 36 a) Undang-undang ITE... 36 b) Kitab Undang-undang Hukum Pidana... 40 c) Undang-undang Pornografi... 43 5. Yurisdiksi... 44 6. Penegakan Hukum... 47 a) Pengertian Penegakan Hukum... 47 b) Unsur-unsur Penegakan Hukum... 50 B. Hasil Penelitian... 52 C. Analisis Data... 59 1. Pengaturan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) mengatur kejahatan Pornografi di Internet... 61 2. Ketentuan Pidana Terhadap Kejahatan Cyberporn Dalam Pasal 27 Jo 34 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)... 76 BAB III. PENUTUP... 88 A. Kesimpulan... 88 B. Saran... 90 DAFTAR BACAAN... 93

Kata Pengantar Teknologi informasi saat ini menjadi pedang bermata dua, karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus menjadi arena efektif perbuatan melawan hukum. Dampak negatif tersebut antara lain munculnya kejahatan baru yang lebih canggih dalam bentuk kejahatan mayantara (cyber crime), yaitu: cyberporn. Cyberporn merupakan penyebaran bahan-bahan atau materi-materi pornografi melalui internet, baik itu tulisan, gambar, foto, suara maupun film/video. Materimateri pornografi di internet dapat dijumpai pada situs-situs porno. Pemerintah dalam hal ini telah melakukan upaya pemblokiran, namun dengan perkembangannya teknologi informasi yang semakin canggih, banyaknya alat-alat pendukung yang dikembangkan guna dapat diaksesnya kontent ilegal tidak dapat dipungkiri upaya pemblokiranpun sudah tidak efektif, yang kemudian penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi bagaimana pengaturan hukumnya terhadap penyalahgunaan alat-alat pendukung (Perangkat lunak) sebagai sarana kejahatan cyberporn. Adapun Bab I menjelaskan tentang alasan dan latar belakang Penulis memilih judul skripsi ini, yang dikarenakan Penulis merasa perlu mengangkat tulisan berkaitan dengan pengaturan UU ITE terhadap penggunaan perangkat lunak sebagai sarana kejahatan cyberporn, yang mana banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seakan masih belum dapat dijangkau oleh UU ITE ini. Dalam Bab II menjelaskan tentang teori-teori hukum dan peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan penggunaan perangkat lunak sebagai sarana kejahatan cyberporn serta menjelaskan tentang analisis masalah dari hasil penelitian yang berkaitan

dengan pornografi di internet dan alat-alat pendukungnya dengan menggunakan teori-teori hukum dan peraturan perundangan. Kemudian dalan Bab III akan dihubungkan antara isu hukum yang ada dengan teori serta pembahasan yang telah dianalisis, ini akan memunculkan sebuah kesimpulan mengenai problematika apa saja yang menghambat pengaturan yang ada seakan tidak bisa menjangkau para pelaku. Dari kesimpulan yang diperoleh tersebut, penulis memberikan saran sebagai bentuk pemikiran ilmiah yang kemudian diharapkan dapat berguna untuk berbagai pihak. Salatiga, Mei 2016 Binsar. S. Panjaitan

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan hukum Indonesia dalam hal ini Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mengatur penyalahgunaan software sebagai sarana kejahatan pornografi di internet (cyberporn) dan apakah pengaturan tersebut sudah memadai dan konsisten dalam perkembangan pornografi di internet (cyberporn) sekarang. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif bersifat deskriptif dengan pendekatan undang-undang (statue approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach), Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data sekunder yang digunakan mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi dokumen atau bahan pustaka. Studi dokumen atau bahan pustaka ini meliputi usaha usaha pengumpulan data dengan cara mengunjungi perpustakaan perpustakaan, membaca, mengkaji dan mempelajari buku buku, literatur, artikel, majalah, koran, karangan ilmiah, makalah, internet yang berhubungan dengan obyek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan hukum positif Indonesia mengatur penyalahgunaan software sebagai sarana kejahatan pornografi di internet (cyberporn) dan mengingat ruang lingkupnya adalah dunia maya maka Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dianggap paling tepat digunakan, dikarenakan bersifat khusus. Peraturan ini dianggap belum memadai jika dikaitkan dengan perkembangan pornografi di internet (cyberporn) sekarang, dintaranya adalah pemberian batasan pornografi yang tidak jelas, penegakan hukum yang tidak konsisten, tidak ada penjelasan mengenai mekanisme khusus yang menentukan bahwa tindakan atau kegiatan yang dilakukan di dunia maya merupakan sah dan tidak melawan hukum, serta ketidakjelasan pihak yang dianggap tepat atau berwenang dan bertanggungjawab untuk melakukan tindakan tertentu dalam menangani masalah pornografi. Kata Kunci : Cyberporn, Perangkat lunak (software), UU ITE