BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tinggi memberikan kontribusi dalam menyiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Tuntutan masyarakat semakin. memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman di era abad 21 yang pesat menuntut adanya sumber

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Sastra Inggris,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan memiliki peranan penting terhadap kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mempercepat modernisasi segala bidang, sehingga

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. sedang bangsa Indonesia hadapi saat ini. Dimana pengangguran merupakan akibat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoga Sidik Permana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin maju menuntut dunia pendidikan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Siswa Kelas X Ak SMK N 1 Sibolga > N Tidak Tuntas o

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orangorang

siswa, karena yang seharusnya siswa dapat memahami akan tetapi siswa hanya menghafal sehingga materi tidak dapat terserap dengan sempurna oleh otak.

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

kedalam bentuk nilai maupun sebuah pernyataan. Tabel 1.1 Tuntas Persentase (orang) % % % %

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana utama yang dapat mengembangkan kemampuan dan potensi generasi penerus bangsa untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencapai tujuan tersebut serangkaian usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah pengembangan lembaga-lembaga pendidikan tinggi yakni lembaga Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Pendidikan tinggi memiliki peranan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di era globalisasi. Abdul, dkk (2012:220) mengemukakan bahwa: Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Djokopranoto (2006:4) mengemukakan pendidikan tinggi terdiri atas pendidikan akademik (sarjana, magister, doktor) dan pendidikan profesional (program diploma I-IV). Seseorang yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi akan lebih menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dibanding dengan individu yang hanya tamatan dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah 1

kejuruan. Karena di perguruan tinggi peserta didik dituntut untuk dapat melaksanakan tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga seseorang yang menempuh pendidikan tinggi akan lebih banyak memiliki kecakapan tidak hanya keterampilan serta menguasai tentang ilmunya, tetapi juga mengembangkannya, bahkan bisa menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Dengan demikian apabila menempuh pendidikan menengah saja tidak cukup untuk dapat bersaing di zaman yang modern ini. Menurut Kadir, dkk (2012: 220) pendidikan tinggi adalah kelanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Menurut Ihsal (2013:24): Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum meliputi SMA (Sekolah Menenga Atas) dan MA (Madrasah Aliyah). Pendidikan menengah umum berfungsi mempersiapkan pelajar untuk mengikuti pendidikan di perguruan tinggi. Pendidikan menengah kejuruan berfungsi untuk mempersiapkan pelajar memasuki lapangan kerja atau untuk mengikuti pendidikan keprofesian pada tingkat pendidikan tinggi. Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan mendidik siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi perlu 2

ditumbuhkan dan dikembangkan dalam diri siswa sejak awal terutama bagi siswa Sekolah Menengah Atas. Slameto (2013:180) menyatakan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Djamarah (2011: 166) menjelaskan secara sederhana bahwa minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya. Sehingga siswa yang memiliki minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat dilihat dari sikapnya, yaitu memusatkan perhatian terhadap bidangnya dan menggali informasi yang berkaitan dengan perguruan tinggi yang diminatinya. Minat tersebut tidak muncul begitu saja dalam diri siswa melainkan ada faktor- faktor yang membangkitkan minat tersebut. Minat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: prestasi belajar, motivasi belajar, intelegensi, bakat, keadaan fisik, sikap, dan pengharapan kerja. Faktor eksternal meliputi: lingkungan sosial budaya, teman sekolah dan faktor sosial ekonomi dan lain lain. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bernard dalam Rizki, dkk (2016: 3) bahwa, Minat tidak timbul secara tiba tiba atau spontan, melainkan timbul dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar dan bekerja. Dalam penelitian ini faktor internal yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah prestasi belajar. Menurut Istarani 3

dan Pulungan (2015: 34) prestasi belajar adalah hasil perubahan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Syarif (2015:132) menyatakan bahwa: Siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi, mereka menentukan target prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar keras dan tekun, serta aktivitas-aktivitas mereka selalu diarahkan pada kegiatan akademis. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa siswa yang berprestasi rendah akan memiliki minat yang rendah untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Faktor kedua adalah faktor ekternal, dalam hal ini kondisi ekonomi orangtua, karena orangtua berperan penting dalam rangka pelaksanaan pendidikan. Orangtua memiliki tanggungjawab penuh dalam pengembangan bakat dan minat anaknya serta menyediakan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pendidikan. Mengingat biaya pendidikan setiap tahunnya mengalami peningkatan khususnya di perguruan tinggi, hal ini akan menimbulkan masalah bagi orangtua untuk kelanjutan studi anaknya. Orangtua yang berstatus sosial ekonomi baik biasanya akan memiliki perhatian yang tinggi terhadap pendidikan anaknya, begitu juga sebaliknya. Senada dengan pendapat Slameto (2013:63) yang mengatakan bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak baik dalam memenuhi kebutuhan pokoknya serta memberikan fasilitas belajar yang menunjang peningkatan prestasi belajar anak. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada 13 Januari 2017 dengan seorang guru bidang studi ekonomi di SMA Negeri 1 Parbuluan yaitu Bapak Rensinus Situngkir, S.Pd, diperoleh informasi bahwa rendahnya minat 4

siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Pihak sekolah telah melakukan upaya dalam meningkatkan minat siswa untuk melanjutkan studi seperti memberikan informasi mengenai beasiswa perguruan tinggi, kemudian memberikan informasi tentang kampus-kampus ternama yang ada di seluruh dunia dan keuntungan yang diperoleh setelah lulus dari perguruan tinggi. Namun upaya tersebut belum optimal karena setiap tahunnya siswa yang melanjut kuliah berkisar 15%, sedangkan 85% siswa memutuskan untuk terjun ke dunia kerja. Kemudian penulis melakukan wawancara dengan beberapa orang siswa kelas XI IPS, mereka lebih memilih untuk langsung bekerja. Beberapa siswa beranggapan bahwa melanjut kuliah itu sulit, saingan tidak hanya teman sekolah tetapi dari seluruh siswa-siswa yang ada di Indonesia. Kemudian ada yang mengatakan bahwa belum tentu lulus kuliah langsung mendapatkan pekerjaan yang bagus, karena banyak sarjana yang menganggur. Mereka beranggapan bahwa untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus tidak harus melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Selain itu masih banyak siswa yang mengatakan bahwa lulus dari SMA saja sudah syukur, alasannya: ada beberapa siswa sekolah hanya karena dorongan orangtua saja, dan beberapa siswa mengatakan kondisi ekonomi orangtua tidak mendukung untuk melanjutkan studi karena biaya pendidikan di perguruan tinggi mahal. Kondisi ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Dalam menunjang pendidikan anak, sarana dan prasarana harus terpenuhi khususnya kebutuhan pokoknya. Meskipun ada tunjangan beasiswa yang telah disediakan oleh pemerintah, akan tetapi belum tentu semua siswa mendapatkan beasiswa 5

tersebut. Selain itu untuk mendapatkan beasiswa harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, salah satunya adalah harus berprestasi. Oleh sebab itu, orangtua yang memiliki kondisi ekonomi baik akan cenderung memiliki perhatian yang tinggi terhadap kelanjutan studi anaknya demikian sebaliknya. Senada dengan pendapat Santrock (2009: 194) bahwa Individu yang kondisi ekonominya rendah, seringkali mempunyai tingkat pendidikan dan kekuatan yang rendah untuk mempengaruhi institusi masyarakat (seperti sekolah) dan sumber ekonomi lebih sedikit. Ketika pendapatannya sudah mapan, maka orangtua akan lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan keluarga termasuk pemenuhan kebutuhan anak. Pada dasarnya pendapatan seseorang dipengaruhi oleh pekerjaannya, ketika pekerjaannya baik maka pendapatannya juga akan baik. Wawancara terkait dengan kondisi ekonomi orang tua, diperoleh informasi bahwa pendapatan orangtua seluruh siswa kelas XI IPS tergolong menengah kebawah karena ratarata pekerjaan orangtua siswa tersebut adalah sebagai petani. Adapun persentase pekerjaan orangtua siswa adalah sebagai berikut: Tabel 1.1. Persentase kategori pekerjaan orangtua siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017 No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase 1 PNS/Pegawai Swasta 5 Keluarga 4,62% 2 Wiraswasta 30 Keluarga 27,78% 3 Petani 73 Keluarga 67,60% Jumlah 108 100% Sumber: Tata Usaha Sekolah Selanjutnya prestasi belajar siswa masih tergolong rendah. Rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPS berada dibawah KKM, kemudian masih ditemukan 6

siswa yang bolos saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Berhasil tidaknya peserta didik belajar sebagian besar terletak pada usahanya sendiri. Peserta didik akan berhasil dalam belajar jika berusaha untuk rajin belajar, tekun dan bisa memanfaatkan waktu sehingga meningkatkan prestasi belajar mereka. Berikut Persentase prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan. Tabel 1.2 Persentase Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017 Mata pelajaran KKM Kelas XI IPS Total Tuntas Tidak Tuntas % tuntas % Tidak Tuntas Agama 75 108-100% - PKN 75 96 12 88,89% 11,11% Bhs. Indonesia 75 84 24 77,77% 22,23% Bhs. Inggris 72 73 35 67,59% 32,41% Matematika 72 73 35 67,59% 32,41% Sejarah 70 78 30 72,22% 27,78% Geografi 75 82 26 75,93% 24,07% Ekonomi 77 69 39 63,89% 36,11% Sosiologi 73 85 23 78.71% 21,29% Seni Budaya 75 86 22 79,62% 20,38% TIK 75 84 24 77,77% 22,23% Keterampilan 75 86 22 79,62% 20,38% Mulok 70 96 12 88,89% 11,11% Sumber: Guru Bidang Studi Kelas XI IPS 7

Berdasarkan persentase prestasi belajar siswa kelas XI IPS bahwa masih terdapat siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah untuk setiap mata pelajaran. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas XI IPS sebagian besar termasuk kedalam prestasi belajar yang rendah. Berdasarkan fenomena di atas, maka yang menjadi alasan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh prestasi belajar dan kondisi ekonomi terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Maka berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Prestasi Belajar Dan Kondisi Ekonomi Orangtua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Kelas XI SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Masih terdapat siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017 yang memiliki prestasi belajar yang rendah. 2. Masih rendahnya minat siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017 untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 3. Masih terdapat siswa yang menganggap bahwa untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus tidak harus melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 4. Rata-rata pendapat orangtua siswa XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan tergolong menengah kebawah karena mayoritas pekerjaan orangtua siswa adalah petani. 8

5. Kondisi ekonomi orangtua tidak mendukung untuk melanjutkan studi karena biaya pendidikan di perguruan tinggi mahal. 1.3. Batasan Masalah Penulisan penelitian ini dibatasi pada masalah prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017 pada semester ganjil dan kondisi ekonomi orangtua siswa dengan indikator yang digunakan adalah pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, dan pendapatan orangtua serta pengaruhnya terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi masalah tersebut diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017? 2. Apakah ada pengaruh kondisi ekonomi orangtua terhadap minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017? 3. Apakah ada pengaruh prestasi belajar siswa dan kondisi ekonomi orangtua terhadap minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 9

1. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017. 2. Untuk mengetahui pengaruh kondisi ekonomi orangtua terhadap minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017. 3. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar siswa dan kondisi ekonomi orangtua terhadap minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2016/2017 1.6. Manfaat Penelitian Setelah penelitiaan dilaksanakan diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk : 1. Menambah pengetahuan penulis tentang pengaruh prestasi belajar siswa dan kondisi ekonomi orangtua terhadap minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi 2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan pengetahuan tentang pengaruh prestasi belajar siswa dan kondisi ekonomi orangtua terhadap minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi 3. Penelitian ini dapat menambah informasi kepada pihak sekolah mengenai pengaruh prestasi belajar siswa dan kondisi ekonomi orangtua terhadap minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. 10

4. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas akademik Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan khususnya dan bagi pihak lain dalam melakukan penelitian yang sama. 11