BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya berbagai industri di era globalisasi maka tingkat kerumitan suatu informasi dalam laporan keuangan semakin meningkat sehingga dalam hal ini diperlukan keahlian seorang auditor dalam proses pemeriksaan laporan keuangan yang nantinya akan digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini auditor berperan penting untuk meningkatkan mutu informasi laporan keuangan agar keputusan ekonomi dapat diambil secara tepat. Selain itu juga profesi auditor adalah salah satu profesi kunci di era globalisasi dalam mewujudkan era transparansi bisnis yang fair. Auditor merupakan salah satu profesi yang memiliki peran cukup besar dalam dunia bisnis, sosial maupun lembaga pemerintahan. Seorang Auditor juga dapat berperan dalam menjaga kepercayaan dan kepentingan publik melalui pemberian jasa atestasi, jasa audit, jasa assurance ataupun jasa lainnya, oleh sebab itu prestasi auditor menjadi nilai yang penting dalam proses audit untuk menghasilkan opini audit yang baik. Dalam melaksanakan tugas audit seorang auditor bukan hanya semata untuk kepentingan perusahaan (client), tetapi pihak luar perusahaan seperti investor, kreditor, supplier, customer, pemerintah maupun masyarakat sekalipun memerlukan jasa pihak audit untuk memperoleh keyakinan 1
2 bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusan-keputusan yang diambil oleh mereka. Kasus yang ditemukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam audit kinerja di pemerintah pusat, daerah, BUMN, BUMD, perusahaan kontraktor kerja sama migas (KKKS), dan BLU yang menimbulkan potensi kerugian negara mencapai Rp. 9,72 triliun dari 12.947 kasus. Prestasi kerja/kinerja seorang auditor menjadi sorotan dalam kasus tersebut karena dalam pemeriksaan kinerja 154 entitas di pemerintah pusat, daerah, dan sebagainya ditemukan kasus inefektivitas sebanyak 1.440 kasus senilai Rp. 1,22 triliun, 36 kasus ketidakhematan senilai Rp. 56,73 miliar, serta 12 kasus inefisien senilai Rp. 141,34 miliar (Metrotv News 2013). Terdapat juga kasus lain yang menarik yang terjadi pada PT. Telkom yang melibatkan para auditor dari KAP Eddy Pianto & Rekan, dalam kasus ini laporan keuangan auditan PT. Telkom tidak diakui oleh Securities and Exchange Commisions yang menyebabkan harus dilakukannya audit ulang terhadap PT. Telkom oleh KAP yang lain (Media Akuntansi 2003), selain itu masih ada lagi kasus-kasus besar yang terungkap seperti Enron, Anderson, Worldcom, Tyco dan Walt Disney. Oleh karena itu, auditor dituntut untuk menjaga prestasi kerjanya dalam mempertahan kepercayaan yang telah mereka dapatkan dari pihak internal maupun eksternal. Berdasarkan kasus diatas, auditor terutama auditor eksternal menjadi pihak yang harus turut bertanggung jawab terhadap merebaknya kasus-kasus manipulasi
3 akuntansi seperti ini. Selain itu kasus tersebut menimbulkan pertanyaan bagi banyak pihak bagaimana prestasi kerja seorang auditor dalam penugasan auditnya mengapa dapat muncul kasus-kasus tersebut. Menurut Porter dan Lawler dalam Sarita & Agustia (2009) mengemukakan bahwa prestasi kerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan merupakan hasil yang ingin dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Prestasi kerja pada garis besarnya dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor individu dan faktor situasi. Prestasi kerja merupakan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan melalui atasan langsung, rekan kerja, diri sendiri atau bawahan langsung. Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja auditor, perilaku kepemimpinan dipandang sebagai salah satu faktor penting. Kepemimpinan merupakan suatu hal penting yang diperlukan dalam menjalankan organisasi. Para manajer biasanya memiliki gaya atau model kepemimpinan tersendiri dalam memberikan influence terhadap kelompoknya agar dapat mencapai tujuan dari organisasi yang dipimpin olehnya. Pada penelitian ini lebih memfokuskan pada gaya kepemimpinan situasional yang telah dikembangkan Hersey and Blanchard (1992) dalam Agustia (2009) yang menekankan pada keterkaitan antara gaya kepemimpinan yang efektif dan tingkat kematangan pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan cara pimpinan sebagai para perilaku yang konsisten untuk memengaruhi orang lain/bawahannya menurut yang dipersiapkan pemimpin sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin
4 tidak disenangi (Ginanjar 2009). Menurut Hasibuan (2001), bahwa gaya kepemimpinan pada hakikatnya bertujuan untuk mendorong gairah kerja, kepuasan kerja, dan produktivitas kerja karyawan yang tinggi, agar dapat mencapai tujuan organisasi yang maksimal. Dalam penelitian Sarita dan Agustia (2009) menunjukan bahwa hasil studi ini tidak dapat membuktikan bahwa gaya kepemimpinan situasional berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja auditor penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian Nurjanah dan Didin Mukodim (2012) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap prestasi kerja auditor. Motivasi kerja dapat mempengaruhi tingkat prestasi kerja seorang auditor. Menurut Astriyani (2011:17) motivasi sering diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Dengan demikian, motif merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatannya itu terdapat tujuan tertentu. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja itu. Itulah sebabnya, motivasi kerja dalam psikologi karya biasa disebut pendorong semangat kerja. Menurut Sarita dan Agustia (2009) Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang ikut menentukan besar kecilnya prestasi kerja orang tersebut. Penelitian ini sudah pernah diteliti oleh Jena Sarita dan Dian Agustia (2009) yang menunjukan hasil bahwa motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja auditor, hasil serupa juga terjadi pada penelitian Gede Prawira Utama Putra dan Made Subudi (2012) bahwa motivasi kerja
5 berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja baik secara simultan maupun parsial. Sikap seorang auditor terhadap pekerjaan yang ditekuninya, secara potensial juga merupakan indikator yang memengaruhi prestasi kerja auditor. Locus of control merupakan salah satu aspek karakteristik kepribadian yang dimiliki oleh setiap individu dan dapat dibedakan atas locus of control internal dan locus of control external (Sarita dan Agustia: 2009). Menurut Setiawan dan Ghozali (2006:66) dalam Astriyani (2011:25) Locus of control atau pusat kendali menunjukkan pada sejauh mana individu meyakini bahwa dia dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi dirinya. Menurut Julianingtyas (2012) Pengaruh locus of control dengan kinerja adalah seseorang dengan locus of control internal akan berusaha dan percaya dengan kemampuannya sendiri untuk menghasilkan kinerja yang baik. Sebaliknya seseorang dengan locus of control external yang tinggi maka dia akan mudah pasrah dan menyerah dalam menghadapi suatu masalah, sehingga dalam pekerjaan menghasilkan kinerja yang tidak maksimal. Pada variabel locus of control dalam penelitian Sarita dan Agustia (2009) menunjukan hasil bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap prestasi kerja auditor berbeda dengan Maulana Ichwan (2012) yang menunjukan hasil bahwa locus of control berpengaruh negatif terhadap prestasi kerja auditor. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian yang dilakukan oleh Sarita dan Agustia (2009) dengan judul gaya kepemimpinan situasional, motivasi kerja, locus of control terhadap kepuasan kerja dan prestasi kerja auditor. Perbedaan
6 antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah objek penelitian yang digunakan peneliti sekarang adalah pada kantor akuntan publik yang berada di DKI Jakarta karena DKI Jakarta merupakan mayoritas kegiatan perekonomian di Indonesia, baik perkantoran, perdagangan ataupun yang lainnya sedangkan penlitian sebelumnya adalah pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. Selain itu peneliti juga berada di Jakarta sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini juga peneliti menghilangkan satu variabel dependen yaitu kepuasan kerja. Berdasarkan latar belakang, fenomena dan kasus diatas serta inkonsistensi hasil yang terjadi sehingga peneliti tertarik untuk meneliti kembali variabelvariabel yang mempengaruhi prestasi kerja auditor, maka dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional, Motivasi Kerja dan Locus of Control Terhadap Prestasi Kerja Auditor Pada KAP di DKI Jakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Gaya Kepemimpinan Situasional berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja auditor? 2. Apakah Motivasi Kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja auditor?
7 3. Apakah Locus of Control berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja auditor? C. Tujuan Penelitian Dengan adanya masalah dalam penelitian ini, maka tujuan peneliti ini untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap prestasi kerja auditor 2. Menganalisis pengaruh Motivasi Kerja terhadap prestasi kerja auditor 3. Menganalisis perngaruh locus of control terhadap prestasi kerja auditor D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi kontribusi teoritis dan kontribusi praktis. 1. Kontribusi Teoritis a) Mahasiswa Jurusan Akuntansi Yaitu guna menambah wawasan dan knowledge tentang ilmu akuntansi khususnya dibidang audit, sehingga dapat menganalisis Gaya kepemimpinan situasional,motivasi kerja, dan locus of control terhadap prestasi kerja audit.
8 b) Peneliti Yaitu guna untuk memberikan pemahaman tambahan, memperluas wawasan dan menambah referensi agar diperoleh hasil yang bermanfaat bagi peneliti dimasa yang akan datang. c) Ilmu Akuntansi Audit Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang akuntansi audit terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Gaya kepemimpinan situasional,motivasi kerja, dan locus of control terhadap prestasi kerja auditor. 2. Kontribusi Praktis a) Kantor Akuntan Publik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak kantor akuntan publik, baik auditor junior maupun auditor senior tentang pentingnya suatu komitmen, perilaku agar terciptanya prestasi atas kerjanya dan auditor senior tentang motivasi kerja, gaya kepemimpinan situasional dan locus of control agar menghasilkan prestasi kerja.