Kesesuaian Lahan dan Geographic Information System (GIS) Kompetensi Utama: Kompetensi Inti Guru: Kompetensi Dasar: Profesional Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Dapat melakukan perhitungan curah hujan A. Kesesuaian Lahan Menurut FAO (1976) lahan memiliki pengertian sebagai bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi (relief), tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Dalam pengertian yang lebih luas lahan merupakan wilayah yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas fauna dan manusia baik di masa lalu maupun saat sekarang, seperti tindakan konservasi tanah dan reklamasi pada suatu lahan tertentu. Setiap aktivitas manusia baik langsung maupun tidak langsung selalu berkaitan dengan lahan, seperti untuk pertanian, pemukiman, transportasi, industry, atau bahkan untuk rekreasi, sehingga lahan dapat dikatakan merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia (Karin & Rahayu, 2014). Menurut Sitorus (2001) sumber daya lahan (landresources) didefinisikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Kesesuaian lahan (land suitability) merupakan kecocokan (adaptability) suatu lahan untuk tujuan penggunaan tertentu, melalui penentuan nilai (kelas) lahan serta pola tata guna lahan yang dihubungkan dengan potensi wilayahnya, sehinga dapat diusahakan penggunaan lahan yang lebih terarah berikut usaha pemeliharaan kelestarian (Setianingrum et al., 2014). Sumber Belajar PLPG 2016 Halaman ke-1 dari 5 halaman
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah sumber daya lahan yang bersifat terbatas, sedangkan kebutuhan manusia akan lahan semakin lama semakin bertambah seiring bertambah pesatnya jumlah penduduk. Kebutuhan lahan untuk pertanian, pemukiman, transportasi, dan industri semakin besar sehingga mengakibatkan semakin langkanya lahan hijau. Oleh sebab itu penggunaan lahan harus dimanfaatkan secara maksimal dan dipergunakan secara optimal untuk memperoleh hasil baik yang menunjang kepada peningkatan kualitas hidup. Evaluasi kesesuaian lahan adalah proses menaksir kesesuaian lahan untuk berbagai pilihan penggunaan tertentu, kerangka dasar evaluasi lahan untuk mencocokan (matching) kualitas suatu lahan dengan syarat yang diperlukan untuk suatu penggunaan tertentu (Hardjowigeno, 2007). Hal ini mempunyai maksud agar tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan yang dapat merugikan berbagai pihak seperti degradasi lingkungan. Penempatan lokasi pembangunan permukiman perlu diselaraskan dengan kesesuaian lahannya. Dengan demikian permasalahan jangka panjang dan dampak negatif yang terjadi dapat dihindari serta dapat menjaga kelestarian alam yang dapat diwariskan ke generasi selanjutnya (Hidayati et al., 2015). B. Geographic Information System (GIS) Geographic Information System mulai dikenal pada awal 1980 an, sejalan dengan kemajuan perangkat komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, GIS pun berkembang pesat pada era 1990 an, secara harfiah menurut Tim SIG PT. Geomatik-Konsultan (2010), GIS dapat diartikan sebagai suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis, sedangkan menurut Yousman Y (2003) GIS merupakan sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menggabungkan, mengatur, mentransformasi, memanipulasi, dan menganalisis
data-data geografi. GIS memiliki kemampuan yang berbeda dengan sistem informasi lainnya, karena GIS dapat menghubungkan berbagai kata pada suatu titik tertentu di bumi lalu menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Dilihat dari definisinya, GIS adalah satu sistem yang tidak dapat berdiri sendiri. GIS memiliki berbagai perangkat yaitu perangkat keras dan perangkat lunak akan tetapi tanpa adanya sumber daya manusia dan data spasial sistem tersebut tidak akan berjalan, karena itu seperti halnya sistem komputer lainnya GIS hanyalah sebuah alat yang memliki kemampuan khusus. Jadi secara umum, GIS merupakan suatu sistem komputer yang memiliki empat kemampuan mengelola data, yaitu (Tim SIG PT. Geomatik-Konsultan, 2010). 1. Memasukan data (input data) 2. Mengeluarkan data 3. Manajemen data 4. Analisis data dan manipulasi data Menurut Muslim (2005), Geographic Information System memiliki 4 komponen utama yang terdiri atas : 1. Hardware GIS dalam pelaksanaannya memerlukan perangkat komputer yang memiliki kemampuan kecepatan pemprosesan data tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya, karena data yang digunakan baik data vektor maupun spasial dalam analisis GIS membutuhkan ruang yang besar serta memori besar. 2. Software Geographic Information System selain memerlukan komputer sebagai perangkat kerasnya dalam melaksanakan tugasnya, GIS juga harus memiliki perangkat lunak atau software yang memiliki toll-toll yang mampu melaksanakan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis. 3. Data
Data yang digunakan dalam GIS biasaya terdiri dari data spasial, data vektor, data raster dan data atribut. Data spasial data yang memiliki referensi ruang kebumian (posisi koordinat)/ geoference, Kemudian untuk data atribut biasanya termasuk di dalam data spasial. Sedangkan data vektor merupakan data yang mempresentasikan bumi kita sebagai suatu mosaik dalam bentuk garis (arc/ line). Data raster merupakan data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan jauh. 4. Metode Metode saat melakukan analisis dengan menggunakan GIS haruslah memiliki keserasian antara rencana desian dengan aturan-aturan yang ada sebagai syaratnta, sehingga mengahsilkan ketepatan model dan implementasi terhadap permasalahan yang ada. 5. Manusia Peran manusia dalam hal ini adalah sebagai pelaksana dan pemanfaat. Menurut Tim SIG PT. Geomatik-Konsultan (2010) secara garis besar GIS memiliki 4 tahapan utama, yaitu : 1. Tahap Input Data Saat akan melakukan analisis dengan menggunakan GIS, tahap pertama adalah menginput data yang akan dianalisis. Pada tahapan ini merupakan tahapan kritis karena tahapan ini merupakan awal untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan pada tahapan ini juga akan menghabiskan banyak waktu dan biaya. Tahapan ini meliputi proses perencanaan, penentuan tujuan, pengumpulan data serta memasukan data-data yang ada ke dalam komputer. 2. Tahap Pengelolaan Data Tahap ini meliputi kegiatan klasifikasi dan stratifikasi data, komplisi, serta geoprosesing (clip, merge, dissolve). Proses ini akan menghabiskan waktu dan biaya mencapai 20% dari total kegiatan Geographic Information System.
3. Tahap Analisis Data Pada tahapan ini dilakukan berbagai macam analisa keruangan, seperti buffer, overlay, dan lain-lain. Proses ini akan menghabiskan waktu dan biaya mencapai 10% dari keseluruhan kegiatan Geographic Information System. 4. Tahap Output Tahap ini merupakan fase akhir, dimana ini akan berkaitan dengan penyajian hasil analisa yang telah dilakukan, apakah disajikan dalam bentuk peta hard copy, tabulasi data, CD sistem informasi, maupun dalam bentuk situs web site. Perkembangan ilmu dan tekhnologi sangat pesat, tidak terkecuali dalam bidang informasi geografis atau GIS. perkembangan GIS sudah hampir menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan, seperti perencanaan bangunan, jalan, saluran air dan lain-lain, lalu dalam bidang pertanian, kesehatan, sosial budaya, militer, dan termasuk politik (Tim SIG PT. Geomatik-Konsultan, 2010).