BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang baik. Hal ini sejalan dalam Undang-Undang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. 1. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah. a. Masalah, Pedagogi, dan Permbelajaran Berbasis Masalah. 2) Masalah dan Pedagogi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang baik. Hal ini sejalan dalam Undang-Undang No.20 tahun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu cara yang. ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. ujian akhir semester (UAS) ganjil T.A 2011/2012. Ujian Akhir Semester Ganjil TB Rerata Kelas SMP Negeri 2 Pahae Julu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

Rata-rata UN SMP/Sederajat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat esensial,

BAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan siswa yang berkualitas. Siswa yang berkualitas adalah siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN. menumbuhkembangkan kemampuan dan pribadi siswa yang sejalan dengan tuntutan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. ini mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai taraf optimal.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mendidik anak-anaknya. Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang. dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Cornelius mengemukakan ada lima alasan perlunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. berada. Pada dasarnya setiap peserta didik sudah memiliki potensi yang baik di. dapat berkembang melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu cara untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi warga negara yang baik. Hal ini sejalan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan sains dan teknologi, serta berperan besar dalam mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah merupakan salah satu pilar penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah mendorong siswa menjadi seorang pemecahmasalah yang baik. Oleh sebab itu pendidikan matematika yang diajarkan di jenjang sekolah menengah adalah pendidikan matematika yang dapat menata nalar, membentuk kepribadian, menanamkan nilai-nilai, memecahkan masalah dan melakukan tugas tertentu. 1

Wawancara yang saya dilakukan pada tanggal 24 September 2015 dengan guru matematika di SMPN 1 Galing, pada materi perbandingan masih mengalami kesulitan dilihat dari hasil hasil belajar siswa dimana nilai ratarata ulangan harian siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 73. Masalah yang dihadapi di SMPN 01 Galing adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dilihat dari indikator adalah sebagai berikut (1) kurangnya pemahaman siswa untuk menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan, (2) kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, (3) masih banyak siswa belum bisa memberikan penjelasan sederhana dalam mengerjakan soal. Terlihat bahwa di dalam proses pelaksanaan pembelajaran tersebut kurangya kemampuan berpikir kritis siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Agar kemampuan berpikir kritis siswa membaik maka guru perlu mencarikan solusi yang tepat dalam kegiatan belajarnya. Adapun kemampuan bepikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi kehidupan sehingga dijadikan tujuan pokok dalam pendidikan. Karena kemampuan berpikir kritis adalah suatu sikap maupun berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang, pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan penalaran yang logis, semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut, berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya (Fisher, 2009: 3).

Mengingat pentingnya kemampuan berpikir kritis, maka disekolah perlu disusun suatu pembelajaran supaya siswa mampu berpikir kritis. Ini berarti seorang guru harus memiliki kiat-kiat khusus untuk memilih strategi, pendekatan, metode dan teknik yang cocok digunakan pada topik matematika tertentu, sehingga akan mempermudah proses terbentuknya pengetahuan pada siswa. Berkaitan dengan masalah tersebut tentunya harus diberikan suatu solusi yang dapat membuat suasana belajar yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah melalui strategi konflik kognitif. Kemampuan berpikir kritis siswa terhadap matematika merupakan komponen penting yang harus dimiliki oleh seorang siswa, sehingga dengan memiliki kemampuan ini akan membantu siswa dalam memecahkan masalah matematika, maupun masalah sehari-hari. Salah satu cara mengembangkan kemampuan ini adalah dengan pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif (PBLKK). PBLKK merupakan pembelajaran yang berdasarkan masalah, dimana pada masalah yang dikemukakan terdapat fakta, keadaan, situasi yang mempertentangkan struktur kognisi siswa. Dalam situasi ini terjadi konflik antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan situasi yang sengaja disediakan. (Ismaimuza) Menurut teori Piaget, tentang proses perkembangan kognitif mengatakan struktur kognitif yang kita miliki selalu berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara asimilasi dan akomodasi. Namun jika terjadi konflik maka

seseorang berada pada keadaan tidak seimbang. Ketika seorang berada pada keadaan tidak seimbang, dia akan merespon keadaan dan berupaya mengingat, memberdayakan konep yang dimilikinya untuk mencari keseimbangan baru dengan lingkungannya. Jadi strategi konflik kognitif merupakan syarat awal dalam memperoleh keseimbangan baru, yang dilakukan pada saat siswa mengalami konflik atau permasalahan dalam proses pembelajaran. Ketika siswa sedang mengalami konflik maka diberikanlah strategi kognitif melalui metakognisi, bertanya pada teman yang tidak mengalami konflik, atau scaffolding yang diberikan guru maka siswa dapat keluar dari konflik Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menitik beratkan pada kegiatan pemecahan masalah yang harus diselesaikan merupakan masalah yang tidak terstruktur dengan baik, sehinga hal ini dapat menantang siswa untuk berpikir dan melakukan diskusi secara kelompok. Siswa dihadapkan pada masalah nyata atau masalah yang disediakan, siswa bekerja sama secara berkelompok untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, kemudian siswa mendiskusikan apa yang harus dilakukan. Berdasarkan uraian tersebut peneliti berinisiatif melakukan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Strategi Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Materi Perbandingan. B. Rumusan Masalah

Masalah umum dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Strategi Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Materi Perbandingan? Masalah umum dalam penelitian ini dibagi menjadi sub-sub masalah yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi perbandingan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah melalui strategi konflik kognitif? 2. Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi perbandingan yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional? 3. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi perbandingan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah melalui strategi konflik kognitif lebih baik daripada yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Strategi Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Materi Perbandingan. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi perbandingan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah melalui strategi konflik kognitif.

2. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi perbandingan yang diajarkan dengan permbelajaran konvensional. 3. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi perbandingan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah melalui strategi konflik kognitif lebih baik daripada yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Galing. 2. Bagi Siswa a. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis kelas VII SMP Negeri 1 Galing. b. Untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika. 3. Bagi Guru a. Agar guru mendapatkan solusi dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran matematika di kelasnya. b. Mendorong semangat para guru agar jeli dalam memilih metode pembelajaran matematika. 4. Bagi Lembaga Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi rekan-rekan mahasiswa dan juga pembaca lain, sehingga dapat

meningkatkan pandangan dan wawasan tentang pembelajaran berbasis masalah melalui strategi konflik kognitif. E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian Hadi dan Haryono (2005: 205) menyatakan, Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang akan dijadikan objek pengamatan penelitian. Sedangkan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti adalah: a. Variabel Bebas Sugiyono (2012: 61) menyatakan Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif. b. Variabel Terikat Sugiyono (2012: 61) menyatakan Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa. c. Variabel Kontrol Sugiyono (2012: 64) menyatakan Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan

variabel indenpenden terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak ditoleh. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah materi pelajaran, jumlah jam pelajaran, dan guru yang mengajar adalah peneliti. 2. Definisi Operasional a. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan komplektisitas yang ada dan mempunyai 5 langkah antara lain: 1) Orientasi siswa pada masalah; 2) Mengorganisasi siswa untuk belajar; 3) Membimbing pengalaman individual/kelompok; 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. b. Strategi Konflik Kognitif Strategi Konflik Kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengubah konseptual yang dapat menggoyahkan stabilitas miskonsepsi siswa untuk menuju konsep ilmiah yang bermuara pada prestasi belajar. Strategi konflik kognitif diberikan saat orientasikan siswa pada masalah dan mengorganisasikan siswa untuk belajar dalam model pembelajaran berbasis masalah.

c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Strategi Konflik Kognitif Dengan adanya Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Strategi Konflik Kognitif dapat menantang siswa untuk berpikir dan melakukan diskusi secara kelompok, dimana siswa yang mengalami konflik akan diberikan strategi kognitif berupa teknik pemberian dukungan belajar secara terstruktur yang dilakukan pada tahap awal untuk mendorong siswa agar dapat belajar secara mandiri. d. Kemampuan berpikir kritis Kemampuan berpikir kritis dalam matematika adalah berpikir yang menguji, mempertanyakan, menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada dalam situasi ataupun suatu masalah. Indikator yang digunakan yang pertama memberikan penjelasan sederhana dengan sub indikator memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan, yang kedua mengatur strategi dan taktik dengan sub indikator menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. e. Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran yang biasa dilaksanakan guru dengan langkah-langkah pembelajaran dimulai dari tahap pendahuluan,

tahap kegiatan inti dan tahap penutup dengan menggunakan metode ceramah. f. Materi Perbandingan Materi perbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi yang dipelajari pada tingkat SMP kelas VII. Materi perbandingan terdiri dari beberapa sub materi yaitu mengenal perbandingan, mengenal skala, mengenal perbandingan senilai, mengenal perbandingan berbalik nilai dan memecahkan masalah perbandingan. Dalam rancangan peneilitian ini yang akan dibahas adalah: 1. Perbandingan senilai 2. Perbandingan berbalik nilai F. Hipotesis Penelitian Menurut Budiyono (2009: 141), hipotesis adalah dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 1 Galing yang diberikan model pembelajaran berbasis masalah melalui strategi Konflik kognitif lebih baik daripada yang diberikan pembelajaran konvensional.