BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN. Berdasarkan hasil empiris penelitian dan analisis pada bab sebelumnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berupaya memajukan perekonomiannya dengan berbagai faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

I. PENDAHULUAN. Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

PEMERINTAH KOTA PADANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. turunnya daya beli masyarakat tetapi juga karena tingginya inflasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menyita pikiran pemerintah untuk segera dipecahkan. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Melalui hal ini Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan Negara-negara lain di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

BAB I PENDAHULUAN. pada penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat. Dimana fungsi dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia perbankan saat ini semakin pesat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. material maupun secara spiritual. Dengan demikian, pembangunan. lain meliputi aspek sosial dan politik (Todaro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang salah satunya sebagai negara yang berkembang masih mengalami ketertinggalan

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Baasir (2003) yang dikutip oleh Andrianus (2006) dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM. bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). perbankan syariah. Sedangkan suku bunga kredit, presentase profit dan loss

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut (Todaro dan Smith, 2003). Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDB

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi global menghadapi tekanan yang berat dari krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dapat dilihat salah satu fungsi bank sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri menyebabkan perubahan tata perekonomian dalam negeri yang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

BABI PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di dalam perekonomian suatu. membutuhkan dana yang besar. Namun usaha pengerahan sumber dana dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaannya. Modal tersebut berasal dari dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

SARAN / MASUKAN DARI KADIN KALBAR PADA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

I.PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan, hanya saja yang membedakan pasar modal adalah barang barang

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

I. PENDAHULUAN. mengarahkan pembangunan ekonominya dengan berbasiskan pada kehandalan UMKM

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil empiris penelitian dan analisis pada bab sebelumnya untuk menjawab tujuan utama dari penelitian ini maka disimpulkan sebagai berikut: a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tren Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat mengalami fluktuasi. Dari tahun awal penelitian yaitu tahun 2008 mengalami penurunan pada tahun 2009 dikarenakan krisis ekonomi dan bencana alam gempa bumi yang membuat perekonomian menjadi lumpuh di beberapa daerah di Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat termasuk Kota Padang sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera barat. Pertumbuhan ekonomi kembali mengalami kenaikkan pada tahun 2010 hingga tahun 2013 karena pemerintah gencar melakukan pembangunan pasca gempa dan meningkatkan perekonomian dari segala sektor termasuk di dalamnya peningkatan jumlah modal dengan kedit, peningkatan jumlah anggaran pendidikan dan pengangguran, Sehingga perekonomian sudah kembali normal. Namun di akhir tahun 2013 menuju tahun 2014 perekonomian mengalami penurunan akibat masalah ekonomi nasional melemahnya nilai tukar Rupiah. Bahkan target pertumbuhan ekonomi nasional mengalami revisi akibat dampak dari perekonomian global. Penurunan ekonomi nasional berdampak terhadap perekonomian daerah. 93

b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh Kredit Perbankan terhadap pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat adalah Positif, dengan koefisien 0.051963 dan tingkat signifikan 99%. Artinya rata-rata kenaikkan jumlah kredit perbankan sebesar 1% menyebabkan kenaikkan pertumbuhan ekonomi sbesar 0.051936%. Semakin tinggi pertumbuhan angka kredit menandakan bahwa banyaknya masyarakat meminjam yang digunakan sebagai modal usaha untuk berinvestasi berarti meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan bertambahnya jumlah produktivitas di Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Kota Padang sebagai Kota yang memiliki angka tertinggi dalam pinjaman angka kredit dikarenakan merupakan Ibukota Provinsi sebagai pusat perekonomian Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Selanjutnya, Pengaruh Anggaran Pendidikan di Sumatera Barat terhadap pertumbuhan Ekonomi juga berpengaruh positif sebesar 0.319192 dengan signifikan 99%. Dimana pengeluaran pemerintah untuk anggaran pendidikan sebesar 1% menyebabkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.31912%. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kualitas sumberdaya manusia umpamanya sebagai Investasi bagi sumberdaya manusia layaknya modal dalam kegiatan produktivitas. Dan variable tenaga kerja yang dilihat dari Jumlah pengangguran menunjukkan bahwa pengangguran berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien sebesar -0.027679 dengan tingkat signifikan 99% menunjukkan bahwa setiap kenaikkan jumlah pengangguran sebesar 1% akan menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar -0,027679%. Semakin 94

meningkat pertumbuhan ekonomi maka jumlah pengangguran akan semakin berkurang di Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. c. Kebijakan dalam menganalisis pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan bantuan dana modal bagi masyarakat yang tidak berpusat di perkotaan tetapi secara merata di seluruh wilayah. Kendala modal dalam berusaha dapat ditanggulangi dengan pinjaman dari lembaga keuangan/bank milik pemerintah maupun swasta. Pemerintah dengan kebijakan Bank Sentral telah melakukan berbagai upaya seperti permudahan prosedur pinjaman dan penurunan suku bunga sehingga kredit dalam kegiatan komesial dapat berkembang. Kebijakan dalam bidang pendidikan adalah mengalokasikan dana 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk Pendidikan. Hal ini menandakan keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di Sumatera Barat. Pemerintah perlu mengawasi penyaluran dana anggaran pendidikan agar dapat tersalurkan dengan benar dan tepat kepada wilayah Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Meningkatkan kesadaran diri sendiri akan pentingnya pendidikan minimal Sembilan tahun sesuai Undang-undang yang telah ditetapkan pemerintah No.20 tahun 2003 dapat memajukan kualitas sumberdaya manusia untuk dapat bersekolah tanpa alasan biaya. Dan Kebijakan Pemerintah terkait pengangguran adalah membuka lebih banyak lapangan kerja dengan program pemerintah seperti UMKM yang menumbuhkan jiwa berwirausaha dan Bursa pasar kerja (Job Fair), serta memberikan pelatihan bagi tenaga kerja yang menganggur sehingga 95

mereka memiliki skill dan pengetahuan agar dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Meningkatnya keterampilan dan kewirausahaan diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran dan meringankan beban pemerintah di masa yang akan datang. Tingkat kesempatan keja yang semakin luas akan menyerap tenaga kerja lebih tinggi. 6.2 Keterbatasan dan Saran Saran dalam penelitian ini adalah agar setiap kabupaten dan kota hendaknya meningkatkan perekonomiannya dengan memperhatikan sumberdaya modal dan sumberdaya manusia agar tidak terjadi ketimpangan antar daerah. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas seluruh masyarakat di Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera barat. Penelitian ini telah menjawab bagaimana pengaruh kredit perbankan, anggaran pendidikan dan jumlah pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada data perbankan yang hanya bersumber dari Bank Pembangunan Daerah(Bank Nagari) untuk Sembilan belas kabupaten dan kota. Selanjutnya diharapkan penambahan pada variabel kredit perbankan data dari seluruh bank Konvensional, Syariah dan Bank perkeditan rakyat agar penelitian ini menjadi lebih sempurna. Data pendidikan juga menggunakan anggaran pendidikan, diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan variable jumlah penduduk yang bersekolah, jumlah guru, jumlah sekolah dan variable yang terkait dengan pendidikan agar penelitian juga lebih sempurna. Dari hasil regresi hasil yang positif dan signifikan 96

diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat mempertahankan dan lebih baik lagi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Penelitian ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Untuk kritik membangun dan saran sangat berguna agar penelitian menjadi lebih baik. 97