THE EFFECT OF SHUTLLE RUN TO MOBILITY OF ATLET TAEKWONDO WINNER CLUB KYORUKI OF PEKANBARU.

dokumen-dokumen yang mirip
THE EFFECT INTERVAL TRAINING EXERCISE TOWARD CARDIORESPIRATORY ENDURANCE OF FENCING MEN JUNIOR ATHLETE OF BENGKALIS FENCING CLUB

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

THE EFFECT BOW JUMPS EXERCISE TOWARD EXPLOSIVE POWER OF LEG MUSCLE OF MUSTANK PEKANBARU VOLLEYBALL CLUB

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DALAM MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA BERLATIH DI KRAKATAU TAEKWONDO KLUB MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keyword: Practice of Running drill clock, Agility

PENGARUH LATIHAN X-PATTERN MULTI SKILL TERHADAP KELINCAHAN SISWA SSB RUMBAI PRATAMA PEKANBARU

THE EFFECT OF LEGS CIRCUITS EXERCISE TOWARD STRENGTH OF LIMBS MUSCLES OF SMA N 3 PEKANBARU WOMEN'S VOLLEYBALL TEAM

PENGARUH LATIHAN 360-DEGREE DRILL TERHADAP KELINCAHAN PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 6 PEKANBARU

THE INFLUENCE OF TRAINING CIRCUIT (CIRCUIT TRAINING) AGAINST RESISTANCE FROM THE CLUB BADMINTON PLAYER PB. SON STAR CITY PEKANBARU.

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

THE EFFECT OF EXERCISE PUSH-UP (GRIP ON THE BODY) TO SPEEDHIT GYAKUSUKI IN ATHLETES KARATE PUBLIC WORKS PEKERJAAN UMUM (PU) PARIT INDAH PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN H-MOVEMENT TERHADAP KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAKBOLA SSB RUMBAI PRATAMA PEKANBARU

Education Coaching Sports Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

Journal of Sport Sciences and Fitness

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN INCLINE BOUND DENGAN LATIHAN DECLINE HOP

EFFECTS OF SKILLS TRAINING PENALTY AREA SHOTS ON SHOOTING ACCURACY OF TALENT IN SSB BINA BAKAT U-17 PEKANBARU

THE INFLUENCE OF BOX JUMP TRAINING TO LEG MUSCLES POWER ON SPORT LADIES STUDENTS IN THE SEMESTER OF 6 A YEAR 2013 RIAU UNIVERSITY

INTERVAL TRAINING EXERCISE EFFECT ON HEALTH RESISTANCE AND HEART AT TEAM BASKET PUTRA SMKN 7 PEKANBARU

THE INFLUENCE OF SKIPPING ON THE SPEED OF TABLE TENNIS MAN S TEAM SMA NEGERI OLAHRAGA RIAU PROVINCE

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

SPORT COACHING EDUCATION FACULTY OF TEACHERS TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF RIAU

THE INFLUENCE OF CONTROLLED SPEED POLYGON EXERCISE TOWARD RESISTANCE IN FEMALE FUTSAL TEAM DABORIBO

THE EFFECT OF TRAINING VARIATIONS ON SHOOTING PRECISION ON TEAM OF SMAN 2 TANAH PUTIH

THE EFFECT OF BENCH PRESS EXERCISE ON ARM MUSCLE AND SHOULDER STRENGTH AGAINST PUNCHING AT MALE BOXING ATHLETE DENPAL BOXING CAMP PEKANBARU

SPORT COACHING EDUCATION FACULTY OF TEACHERS TRAINING AND EDUCATION RIAU UNIVERSITY

RELATIONS LEG MUSCLE STRENGTH WITH PRECISION SHOOTING TOWARD THE GOAL IN THE GAME FOOTBALL STUDENT EXTRACURRICULAR SMP DA WAH PEKANBARU

Jeimmy.S.Arnando 1, Drs. Slamet, M.Kes,AIFO 2, Zainur, S.Pd,M.Pd 3

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN QUICK STEP DAN LATIHAN HIGH KNEES TERHADAP HASIL LARI 100 METER SISWA SMA N 3 PEKANBARU

THE EFFECT OF MULTIBALL TRAINING ON BACKHAND DRIVE SKILL OF TABLE TENNIS MALE ATHLETES IN STUDENT EDUCATION AND TRAINING CENTER (PPLP) RIAU

2014 PROFIL KECEPATAN TENDANGAN IDAN DOLLYO CHAGI PADA ATLET TIM TAEKWONDO UPI

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

Education Coaching Sports Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENGARUH LATIHAN SPLIT JUMP TERHADAP POWER TUNGKAI PADA KARATEKA DI SMP NEGERI 3 GORONTALO NI WAYAN SUMIASIH AHMAD LAMUSU MARSA LIE TUMBAL

THE CONTRIBUTION OF WRIST AND SERVICE ACCURACY COORDINATION IN VOLLEY BALL FOR FEMALE TEAM OF ANJUNGAN JUNIOR PEKANBARU

THE EFFECT OF UNDER THE BASKET SHOT TRAINING TO THE SKILL OF SHOOTING THE BASKETBALL GAME ON MALE OF CLUB ANGKASA JUNIOR TUALANG KABUPATEN SIAK

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN FORWARD RUN DENGAN LATERAL SHUFFLE TERHADAP KELINCAHAN SISWA SMA NEGERI 2 PEKANBARU PADA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA

PENGARUH LATIHAN BEREDAR DENGAN BOLA TERHADAP KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA PEMAIN U-17 SSB SATRIA ZAHRA PEKANBARU

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 2 KUBU JURNAL. Oleh SUPIAN

PROBABILITAS TENDANGAN KE ARAH BADAN DAN MUKA TERHADAP PELUANG POIN PADA PERTANDINGAN TAEKWONDO SIMULASI PRA KUALIFIKASI PORDA XI 2010

PENGARUH LATIHAN DODGE BALL TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN SEPAKBOLA SSB RUMBAI PRATAMA

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL FREE THROW PADA PERMAINAN TIM BOLA BASKET PUTRA SMAN 14 PEKANBARU

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN VARIASI DRILL PASSING DAN WALL PASSING TERHADAP KEMAMPUAN CHEST PASS PADA PEMAIN BOLA BASKET SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI

THE EFFECT OF INSTEP DRIVE EXERCISE TRACKING ON SHOOTING SKILL ON TEAM SSB DURI GALAXY

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA TIM SMA 2 RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU JURNAL. Oleh ASRI

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB I PENDAHULUAN. tradisional korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu :Tae yang berarti

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING TIM SEPAKBOLA LIPURI PEKANBARU TAHUN 2013 ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN LATIHAN GERAKAN BEREAKSI TERHADAP KELINCAHAN PADA SISWI KELAS VIII SMP N 17 PEKANBARU 1, 2 3

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EXTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 GONDANG NGANJUK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) GENERASI MUDA GANTING (GMG) KELOMPOK UMUR-15 KOTA PADANG PANJANG JURNAL

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH ATLET BOLAVOLI MINI DI SDN 34 PENEBAL KECAMATAN BENGKALIS JURNAL. Oleh AGUSRIZAL

THE EFFECT OF COUPLE DOWN PASSING DRILLS TOWARD PASSING DOWN SKILLS TO VOLLEYBALL TEAM SMPN 06 SIAK HULU

PENGARUH LATIHAN BENCH DIP TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU PADA PEMAIN TERATAI TENNIS CLUB PEKANBARU

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016

THE EFFECT OF EXERCISE IN FIVE THE BALL INTO THE NET ON THE ACCURACY OF THE SHOOTING ON THE FOOTBALL TEAM KOTO RANAH

PENGARUH LATIHAN GERAKAN BEREAKSI TERHADAP KELINCAHAN SISWA MTs DINNIYAH PUTERI PEKANBARU YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT,,

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

MARPION SAPUTRA NIM

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA TIM SEPAK BOLA SMKN 5 PEKANBARU.

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

AN EFFECT OF RUNNING COORDINATION EXERCISE WITH HIGH KNEE AND FOLLOWED BY SPRINT ON THE RUNNING SPEED 50 M OF THE ATHLETES SPRINT 100 M OF PPLP RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI SISWA PUTRA KELAS V SDN 018 TELUK KENIDAI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR JURNAL

PENGARUH GAYA STRADLE TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DWI HURIGI PADA BELADIRI TAEKWONDO JURNAL. Oleh ZIKO FAJAR RAMADHAN

PENGARUH METODE LATIHAN TEKNIK DISTRIBUSI TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLING ZIG ZAG PERMAINAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

THE EFFECT PARTNER-RESISTED BACK SQUAT EXERCISE TOWARD STRENGHT OF LEG MUSCLE OF SMAN 2 PEKANBARU MAN VOLLYBALL CLUB

THE RELATIONSHIP ARM AND SHOULDER MUSCLE STRENGHT OVER UP SERVICE VOLLEY BALL RESULT AT MALE TEAM OF SMPN 10 TAPUNG KAMPAR REGENCY

CORRELATION ENDURANCE AND SPEED WITH THE RESULTS IN THE 800M MAN S ATHLETE ATHLETICS PASI RIAU

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KEMAMPUAN SEPAK SILA PADA ATLET PERSATUAN SEPAKTAKRAW SELURUH INDONESIA (PSTI) KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. 2002:xv). Tiga materi terpenting dalam berlatih taekwondo adalah jurus dalam

STUDI STATUS KONDISI FISIK ATLET TAEKWONDO USIA TAHUN PADA DOJANG SE-KEDIRI TAHUN 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

THE EFFECT OF SLALOM DRIBBLE EXERCISE ON THE DRIBBLING SKILLS SSB MUDA MANDIRI PLAYERS U-15 PEKANBARU

RELATIONSHIP OF AGILITY TO THE ABILITY OF DRIBBLE ON THE GIRL S BASKETBALL TEAM SMAN 3 MANDAU

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

BAB III METEDOLOGI PENELELITIAN. Yang dilaksanakan selama 16 kali pertemuan dengan frekuensi 4 kali seminggu

THE EFFECT OF EXERCISE DIRECTIONAL ON ABILITY PASS AND STOP THE BALL GAME FOOTBALL STUDENT SMA NEGERI 1 PERANAP

Agility T Test Taekwondo

PENGARUH PELATIHAN LARI ZIG ZAG TERHADAP KELINCAHAN SISWA EKSTRA KURIKULER SEPAK BOLA SMA NEGERI 2 KOTA GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai mana pada tabel I, dalam lampiran. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah skor data

Transkripsi:

1 THE EFFECT OF SHUTLLE RUN TO MOBILITY OF ATLET TAEKWONDO WINNER CLUB KYORUKI OF PEKANBARU. Endang Purnama Sari 1, Drs. Slamet, M.Kes, AIFO 2, Ni Putu Nita Wijayanti, S.Pd. M.Pd 3 Email: endangrn2@gmail.com, slametunri@gmail.com, nitawijayanti87@yahoo.com Phone Number: 08126677035 Education Coaching Sports Faculty of Teacher Training and Education Riau University Abstrac: Pursuant to observation which is writer do conduct at the time of Taekwondo club winner kyoruki atlet of Pekanbaru in following various championship and in practice., most from them only awaiting attack of just opponent while practice moment only flange at just technique, but the condition of its physical of him at mobility still less nimble and opponent still can do conduct attack so that they cannot get poin number and go to the wall moment contest. This research aim to to know influence of practice of Shutlle Run To Mobility of Atlet Taekwondo Winner Club kyoruki of Pekanbaru. Form this research is research with treatment of attempt (Eksperimental), with sampel counted 6 people. Research data obtained and collected to pass through tes early and final tes before and after doing conducting practice of Shutlle Run use instrument of Shutlle Run test, with aim to to measure mobility. Afterwards, data processed with statistic, to test normalitas with test of lilifors at level of signifikan α (0.05). Hypothesis the raised is the existence of influence of practice of Shutlle Run to mobility. Pursuant to analysis test t yield T hitung equal to 110 and T tabel 1,943, meaning T hitung > T tabel. Pursuant to statistical analysis, there are mean of pree-test equal to 13.92 and mean of post-test equal to 12.94, hence the data normal. Thereby, there are Influence of practice of Shutlle Run To Mobility of Atlet Taekwondo Winner Club kyoruki of Pekanbaru. Keywords : Shutlle run, mobility

2 PENGARUH LATIHAN SHUTLLE RUN TERHADAP KELINCAHAN ATLET KYORUKI TAEKWONDO WINNER CLUB PEKANBARU Endang Purnama Sari 1, Drs. Slamet, M.Kes, AIFO 2, Ni Putu Nita Wijayanti, S.Pd. M.Pd 3 Email: endangrn2@gmail.com, slametunri@gmail.com, nitawijayanti87@yahoo.com 08126677035 Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada saat atlet kyoruki Taekwondo winner club Pekanbaru dalam mengikuti berbagai kejuaraan dan dalam latihan,kebanyakan dari mereka hanya menunggu serangan dari lawan saja sedangkan disaat latihan hanya mengarah pada teknik saja, namun kondisi fisik kususnya pada kelincahan masih kurang lincah dan lawan masih bisa melakukan serangan sehingga mereka tidak bisa mendapatkan poin/angka dan mengalami kekalahan saat bertanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan Shutlle Run Terhadap Kelincahan Atlet kyoruki Taekwondo Winner Club Pekanbaru. Bentuk penelitian ini adalah penelitian dengan perlakuan percobaan (Eksperimental), dengan sampel sebanyak 6 orang. Data penelitian diperoleh dan dikumpulkan melalui tes awal dan tes akhir sebelum dan sesudah melakukan latihan Shutlle Run menggunakan instrumen Shutlle Run test, yang bertujuan untuk mengukur kelincahan. Setelah itu, data diolah dengan statistik, untuk menguji normalitas dengan uji lilifors pada taraf signifikan α (0.05). Hipotesis yang diajukan adalah adanya pengaruh latihan Shutlle Run terhadap kelincahan. Berdasarkan analisis uji t menghasilkan T hitung sebesar 110 dan T tabel 1,943, berarti T hitung >T tabel. Berdasarkan analisis data statistik, terdapat rata-rata pree-test sebesar 13.92 dan rata-rata post-test sebesar 12.94, maka data tersebut normal. Dengan demikian, terdapat Pengaruh latihan Shutlle Run Terhadap Kelincahan Atlet kyoruki Taekwondo Winner Club Pekanbaru. Kata Kunci : Shutlle run, Kelincahan

3 PENDAHULUAN Olahraga merupakan aktivitas yang sudah menjadi kebutuhan manusia karena dengan tingkah laku atau aktivitas olahraga yang teratur, terukur dan terarah maka akan menjadikan jiwa dan raga manusia menjadi lebih baik. Olahraga adalah penggunaan raga manusia yang diolah untuk melakukan aktifitasaktifitas karena manusia itu terbagi menjadi dua bagian yaitu jiwa sebagai penggerak dan raga sebagai alat gerak. Menurut Heru Suranto dalam Marthon Corry Ferdenand, (2005:2) Manusia dikatakan sebagai makhluk monodualisme artinya bahwa manusia merupakan kesatuan tak terpisahkan antara dua aspek yang saling berbeda yaitu jiwa dan raga. Selain olahraga berfungsi untuk meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani olahraga juga berfungsi untuk meraih prestasi dalam kejuaraan-kejuaran baik tingkat provinsi, nasional maupun internasional. Salah satu cabang olahraga untuk prestasi adalah seni bela diri. Seni bela diri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang untuk mempertahankan diri. Seni bela diri termasuk jenis olahraga combative sport artinya olahraga pertarungan yang melibatkan full body contact. Olahraga ini melibatkan kontak fisik dengan orang lain yang dipandang menimbulkan ancaman. Seni bela diri bisa dikatakan merata dunia, dan hampir setiap negara mempunyai seni bela diri yang berkembang secara tempatan atau diubah sesuai dengan seni bela diri dari luar yang meresap masuk. Bagaimanapun kemudahan perhubungan dan komunikasi yang ada pada saat ini memudahkan perkembangan ide dan seni bela diri tidak lagi terhalang di tanah asalnya saja tetapi telah berkembang keseluruh dunia sebagai olahraga yang menjadi pendorong prestasi bagi negaranya masing- masing. Prestasi yang baik itu bisa didapatkan dengan usaha latihan-latihan yang teratur dan countinue. Prestasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik menuju kondisi puncak untuk melakukan kegiatan atau melakukan aktivitas olahraga dengan prestasi optimal. Dari berbagai jenis olahraga prestasi yang ada di dunia, Bela diri merupakan salah satu cabang olahraga yang berkembang sangat pesat di Indonesia. Adapun olahraga beladiri yang berkembang pesat di Indonesia antara lain Taekwondo (Dari Korea), Pencak Silat (Dari Indonesia), Karate (Dari Jepang), Kungfu (Dari Cina), Boxing (Dari Amerika) dan masih banyak lagi jenis atau nama-nama beladiri yang masuk dan berkembang di Indonesia Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri tradisional korea. Taekwondo mengandung aspek filosofi yang mendalam sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran,jiwa, dan raga kita secara menyeluruh akan tumbuh dan berkembang. Taekwondo terdiri dari tiga kata : tae berarti kaki/ menghancurkan dengan teknik tendangan, kwon berarti tangan/ menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan, serta do yang berarti seni/cara mendisiplikan diri. Maka jika diartikan sederhana, taekwondo berarti seni atau cara mendisiplinkan diri/ seni beladiri yang menggunakan teknik kaki dan tangan kosong. Menurut Yoyok Suryadi V. (2002:7) Taekwondo sendiri sudah masuk dan berkembang di Indonesia selama kurang lebih 30 tahun dengan pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International Tae Kwon Do Federation), berkembang pula aliran WTF ( The World Taekwondo Federation ) tahun 1982 bergabung menjadi TI (Taekwondo Indonesia ). Menurut V.Yoyok Suryadi (2002:XV)

4 tiga materi penting dalam berlatih taekwondo adalah Poomsae (rangkaian teknik gerakan), Kyukpa (p emecahan benda keras), Kyoruki (pertarungan). Untuk cabang olahraga beladiri Taekwondo ini, memerlukan kondisi tubuh dan kondisi fisik yang prima agar hasil prestasi dapat dicapai dengan maksimal. Kondisi fisik adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaan nya. Kondisi fisik yang dibutuhkan oleh atlet taekwondo menurut Devi tirtawirya dalam Ayub tata admaja (2015:3) adalah daya tahan, kelentukan, kecepatan, kekuatan, ketepatan dan kelincahan. Dari factor-faktor diatas kelincahan merupakan faktor kondisi fisik yang sangat diperlukan untuk menunjang prestasi seorang atlet taekwondo karena dengan adanya kelincahan yang bagus seorang taekwondo-in dapat menghindari serangan dari lawan maupun menyerang lawan kembali dengan mudah. Menurut Harsono (1988:172) adapun latihan-latihan yang dapat meningkatkan kelincahan adalah latihan shuttle run, zig-zag, squat thrust atau modifikasinya, bumerang. Dari berbagai macam bentuk latihan untuk melatih kelincahan di atas menurut park kyung soon (2005:30) shuttle run merupakan latihan yang paling bagus digunakan untuk melatih kelincahan atlet ketika sparing, karena seorang yang mampu merubah satu posisi ke suatu posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik merupakan kesempurnaan dalam kelincahan. Dalam olahraga kelincahan sangat di butuhkan semua atlit agar dapat menghindari kejaran lawan yang akan menghadang atau lawan yang berusaha menciderai atlit. Sementara kelincahan itu sendiri harus di asah setiap hari agar kelincahan posisi badan lebih cepat dan tepat. Dalam Taekwondo altet harus lincah agar dapat menghindar dari serangan lawan dan dapat mencegah lawan mendapatkan poin. Untuk memperoleh kelincahan dalam sparing atlet taekwondo membutuhkan suatu latihan yang tepat. Maka dari itu pelatih harus cermat dan tepat dalam menerapkan program latihan terhadap atlet yang dilatih nya. Dari hasil pengamatan penulis terhadap latihan yang dilakukan tiga kali seminggu oleh Taekwondoin winner club maka masih perlu dilakukan evaluasi yang mengarah pada kendala-kendala yang dihadapi oleh pelatih, diantaranya adalah metode latihan yang belum sepenuhnya terprogram, kurangnya tenaga pelatih yang ada dan terbatasnya sarana dan prasarana, serta kurangnya program latihan untuk meningkatkan kelincahan atlet, kebanyakan dalam program latihan Taekwondoin Winner Club Pekanbaru hanya diarahkan pada penguasaan teknik saja. Pada kenyataannya hanya dengan latihan teknik saja, masih kurang sesuai dengan apa yang diharapkan pelatih, yang menyebabkan rendahnya kemampuan atlet dalam menghidari serangan lawan ketika sparing, maka dari itu pada saat bertandaing atlet sering diam dan hanya menerima serangan dari lawan sehingga atlet sering kalah poin saat bertanding maupun sparing. Untuk mengetahui pengaruh latihan shuttle run terhadap kelincahan atlet ketika sparing maka perlu diadakan sebuah penelitian dimana sampel yang akan digunakan adalah Taekwondoin Putra-putri winner Club Pekanbaru. Dari permasalahan tersebut diatas, maka penelitian ini mengangkat judul tentang Pengaruh Latihan Shutle Run Terhadap Kelincahan Atlet kyoruki Taekwondo Winner Club Pekanbaru 1. Definisi Kelincahan.Kelincahan adalah kemampuan atlet untuk melakukan gerakan-gerakan yang berkesinambunagan secara berturut-turut dalam waktu yang cepat. Dalam berbagai cabang olahraga, kelincahan merupakan komponen fisik

5 yang esensial. Kelincahan menjadi faktor penentu kemenangan di dalam cabang olahraga seperti sepak bola, tinju, anggar dan olahraga beladiri. Dalam Taekwondo kelincahan juga merupakan sesuatu yang sangat dominan, karena semakin lincah kita dalam sparing maka akan mudah bagi atlet dalam menghindari serangan lawan. Semakin atlet mempunyai kelincahan maka lawan akan sulit untuk menyerang area body protector kita. 2. Shuttle run adalah suatu macam bentuk latihan yang dilakukan dengan gerakan bolak balikdari satu titik ke titik lain nya, dengan tujuan melatih kemampuan gerak dan mengubah arah dengan cepat. Bentuk latihan ini sesuai dengan gerakan-gerakan menghindar pada pertandingan taekwondo. METODE PENELITIAN Adapun rancangan penelitian ini menggunakan One-Group Preetest Design yang diawali dengan melakukan test shuttle run. Setelah itu diberikan latihan Shuttle run selama 16 kali pertemuan, maka akan dilakukan post test yaitu dengan melakukan test shuttle run untuk melihat apakah ada peningkatan setelah melakukan latihan Shuttle run Terhadap kelincahan Atlet kyoruki Taekwondo winner club pekanbaru Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiono (2014:215). Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet taekwondo winner club pekanbaru yang berjumlah 6 orang. Menurut Sugiyono (2008:217) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diperlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betulbetul representatif (mewakili). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling dimana keseluruan populasi dijadikan sampel yaitu atlet taekwondo winner club pekanbaru yang berjumlah 6 orang. Alat dan perlengkapan dalam penelitian ini,belangko pengukuran tes awal,belangko pengukuran tes akhir,alat tulis,stopwach,cunt,meteran.

6 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Penelitian Data Hasil Pree-test Setelah dilakukan shuttle run test sebelum dilaksanakan latihan shuttle run maka didapat data awal (pree-test) shuttle run test adalah sebagai berikut : skor tertinggi 13.46 detik, skor terendah 14.51 detik, dengan rata-rata 13.92, varian 0.23, standar deviasi 0.48. Data Hasil Post-test Setelah dilakukan shuttle run test sesudah dilaksanakan latihan shuttle run didapat data akhir (post-test) shuttle run test adalah sebagai berikut : skor tertinggi 13.07 detik, skor terendah 12.28 detik, dengan rata-rata 12.54, varian 0.11104, standar deviasi 0.33. Distribusi Frekuensi Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pree-test shuttle run test Tabulasi Frequency Absolute Frequency Relative Interval (FA) (FR) 13.00-13.35-0 0 % 13.36-14.11 III 3 50 % 14.12 15.47 III 3 50 % Jumlah 6 100 % Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dari 6 sampel, sebanyak 0 orang dengan rentangan interval 13.00 13.35 diklasifikasikan kurang, 3 orang dengan rentangan interval 13.36-14.11 diklasifikasikan sedang, dan 3 orang dengan rentangan interval 14.12 12.14 diklasifikasikan sedang. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Post-test shutlle run test Tabulasi Frequency Absolute Frequency Relative Interval (FA) (FR) 12.22 12.44 IIII 4 66.66 % 12.45 13.07 II 2 33.33 % Jumlah 6 5 99,99 %

7 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dari 6 sampel, sebanyak 4 orang dengan rentangan interval 12.22 12.44 diklasifikasikan baik, dan 2 orang dengan rentangan interval 12.45 13.07 diklasifikasikan baik. Uji Normalitas Pengujian persyaratan analisis dimaksudkan untuk menguji asumsi awal yang dijadikan dasar dalam menggunakan teknik analisis varians. Asumsi adalah data yang dianalisis diperoleh dari sampel yang mewakili populasi yang berdistribusi normal, dan kelompok-kelompok yang dibandingkan berasal dari populasi yang homogen. Untuk itu pengujian yang digunakan yaitu uji normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan uji liliefors dengan taraf signifikan 0,05 dengan hasil dari pengujian persyaratan sebagai berikut : 1. Uji normalitas dilakukan dengan uji liliefors, hasil uji normalitas terhadap variabel penelitian yaitu latihan shuttle run (X) hasil kelincahan (Y) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3 Uji Normalitas Variabel L hitung L tabel Ket Hasil Pree-test shuttle run test 0.0045 0.319 Berdistribusi Normal Hasil Post-test shuttle run test 0.0758 0.319 Berdistribusi Normal Dari tabel diatas terlihat bahwa data hasil pree-test shuttle run test setelah dilakukan perhitungan menghasilkan L hitung sebesar 0,0045 dan L tabel sebesar 0.319. Ini berarti L hitung < L tabel. Dapat disimpulkan penyebaran data hasil pree-test shuttle run test adalah berdistribusi normal. Untuk pengujian data hasil shuttle run test menghasilkan L hitung 0,0758< L tabel sebesar 0.319. Dapat disimpulkan bahwa penyebaran data hasil shuttle run test adalah berdistribusi normal. 1. Pengujian Hipotesis. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis penelitian yang telah diajukan sesuai dengan masalahnya yaitu : terdapat pengaruh latihan shuttle run (X) yang signifikan terhadap kelincahan (Y). Berdasarkan analisis uji t menghasilkan T hitung sebesar 110 dant tabel 1.943. Berarti t hitung >t tabel. Dapat disimpulkan bahwa H a diterima.

8 75.24 N 6 12.54 SD 0.28 2.45 T 110 Keterangan : d = rata-rata Sd = Standar deviasi n = Sampel = = T = 110 t hitung > t tabel = 110 > 1.943 PEMBAHASAN Latihan secara umum dapat diartikan suatu instruksi yang diorganisasikan dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik, psikis serta keterampilan baik intelektual maupun keterampilan gerak olahraga. Keberhasilan dalam proses latihan sangat tergantung dari kualitas latihan yang dilaksanakan, karena proses latihan merupakan perpaduan kegiatan dari berbagai faktor pendukung. Dengan latihan yang terprogram dan teratur dapat memperoleh hasil yang lebih baik dari kemampuan yang sebelumnya. Latihan shuttle run perlu adanya pengontrol agar latihan dapat dievaluasi dan diperbaiki lebih baik dari sebelumnya. Latihan shuttle run dapat meningkatkan kelincahan. Berdasarkan hasil tes shuttle run test pada atlet kyoruki Taekwondo Winner club Pekanbaru ternyata memang terdapat kekurangan yang dimiliki yaitu kurangnya kelincahan. Dimana rata-rata hasil tes mereka 13.50 detik, nilai ini masih dikategorikan sedang berdasarkan norma. Sedangkan untuk mencapai kategori baik harus mencapai 12.13 detik. Adapun bentuk-bentuk latihan yang dapat meningkatkan

9 kelincahan menurut Harsono (1988.172) adalah Shuttle run, zig-zag,squat thrust atau modifikasinya,dan bumerang. Shuttle run adalah perangkat utama dalam proses latihan yang peneliti lakukan disetiap pertemuan untuk meningkatkan Kelincahan pada atlet kyoruki taekwondo Winner club Pekanbaru. Pelaksanaan latihan shuttle run yaitu : pemain berdiri dari garis start yang sudah ditentukan, kemudian berlari ke depan sejauh 5 meter bolak-balik sebanyak 10 kali. Latihan shuttle run dapat meningkatkan kelincahan pada gerak atlet. Dalam penerapan latihan shuttle run, peneliti berpedoman pada program latihan yang telah disusun dan dipersiapkan untuk setiap pertemuan latihan, sebelum peneliti menerapkan latihan, peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan tata cara pelaksanaan gerakan latihan sampai akhir, namun pada kenyataannya masih terdapat kendala dalam proses latihan seperti: 1. Cuaca yang tidak menentu terkadang tiba-tiba hujan disore hari ketika ada jadwal latihan 2. Kendala yang lain dikarenakan semua testee siswa SMA, sehingga sulit menyesuaikan waktu latihan dan ada sebagian testee yang tidak dapat hadir. 3. Kedala lain karna untuk latihan fisik jarang dilakukan di dojang ini maka testee mudah kelelahan saat melakukan shuttle run ini. Walaupun kelelahan testee tetap melakukan shuttle run dengan optimal. Setelah dilaksanakan penelitian yang diawali dari pengambilan data hingga pengolahan data yang akhirnya dijadikan patokan sebagai pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: pengaruh latihan shuttle run (X) terhadap kelincahan (Y) atlet kyoruki Taekwondo Winner club Pekanbaru ini menunjukkan pengaruh yang signifikan antara dua variabel tersebut diatas. Sehingga terjawablah hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh latihan shuttle run (X) terhadap kelincahan (Y) atlet kyoruki Taekwondo Winner club Pekanbaru. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan terdapat pengaruh latihan latihan shuttle run (X) terhadap kelincahan (Y) atlet kyoruki Taekwondo Winner club Pekanbaru. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sebelum dilakukan analisis,terlebih dahulu dilakukan pree-tes shutlle run dengan hasil rata-rata sebesar 13.92 kemudian dilakukan latihan shutlle run selama 16 kali pertemuan pada atlet kyoruki taekwondo winner club pekanbaru yang berjumlah 6 orang dan didapatkan hasil rata-rata sebesar 12.54. bedasarkan hasil pree-tes dan pos-tes ada peningkatan rata-rata sebesar 1.38 dan berdasarkan analisis uji t menghasilkan t hitung sebesar 110 dan t tabel 1.943. Berarti t hitung >t tabel,dapat disimpulkan bahwa kelincahan atlet berpengaruh dengan latihan shuttle run yang dibutuhkan untuk mendukung frekuensi saat melakukan latihan dalam meningkatkan hasil kelincahan.

10 Berdasarkan hasil temuan dan pengolahan data diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: terdapat pengaruh latihan shutlle run (X) terhadap kelincahan (Y) atlet kyoruki Taekwondo Winner club Pekanbaru. Saran Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini saran yang mungkin dapat berguna dalam upaya meningkatkan kelincahan adalah: 1. Diharapkan agar penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam menyusun strategi latihan dalam olahraga yang mampu meningkatkan kelincahan. 2. Diharapkan agar menjadi dorongan dalam meningkatkan kualitas kelincahan menjadi lebih baik. 3. Bagi peneliti, sebagai masukan penelitian lanjutan dalam rangka pengembangan ilmu dalam bidang pendidikan olahraga. 4. Bagi club agar menjadi pedoman dalam membuat program latihan kelincahan DAFTAR PUSTAKA Harsono. 1998. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coacing. Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan tenaga Pendidikan Irwandi, Hendri, 2014. Kondisi fisik dan pengukurannya. UNP press Ismariati, 2008, Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta, Jawa Tengah : Lembaga Pengembangan Pendidikan (LLP) UNS dan UPT penerbit dan percetakan UNS (UNS press) Kyung soon, Park2005.Gambaran kebugaran fisik dan komposisi Latihan Dalam Taekwondo.Korea (diakses pada tanggal 26 juni 2016 pada jam 16.30) Kosasih, Engkos, 1993. Olahraga Teknik dan Program Latihan.Jakarta : Akademika pressindo Marathon, corry ferdena, 2005.pengaruh latihan weight training dan pliometrik terhadap kecepatan tendangan ap chagitaekwondoin putra usia 15-19 tahun di pms Surakarta.(diakses pada tanggal 17 september 2016 jan 19.00) Rittonga, Zulfan.2007. Statiska Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.Pekanbaru: Cendikia Insani Pekanbaru

11 Sajoto. M. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi fisik dalam Olahraga. Sukadianto.2010. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta Sugiono.2014.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Syarifuddin, Aip dan Yusuf Hadisasmita. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta : Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Tirtawirya, Devi. 2006. Metode Melatih Teknik dan Taktik Taekwondo. Jogjakarta : Universitas Jogjakarta(diakses pada tanggal 25 September 2016 pada jam 13.45) V. yoyok suryadi, 2002. taekwondo pomsae dan taegeuk.jakarta: gramedia pustaka