BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya kelak dapat memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan perubahan perubahan yang terjadi dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA (masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.dalam hal ini signifikan pendidikan merupakan institusi utama dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta mampu bersaing dan beradaptasi dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mensukseskan pembangunan khususnya di dunia industri. Sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 menyatakan: pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendaian diri, kepribadian,kecerasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat bangsa dan negara. Bagi siswa SMK terutama Bidang Permesinan diharapkan setelah lulus sekolah mampu menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang telah dibekali dengan pengetahuan bekerja, mencari pekerjaan atau menciptakan lapangan pekerjaan sesuai dengan bidangnya misalnya dengan membuka bengkel las. 1

2 Dalam GBPP (1999 : 2) dinyatakan, bahwa sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional bertujuan: (1) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, (2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri, (3) menyiapkan tenaga kerja menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha industri pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, dan (4) menyiapkan tamatan agar mampu menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. Pada zaman sekarang ini permasalahan yang sering timbul adalah sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan, sehingga semakin bertambah jumlah pengangguran.seperti yang dikemukakan oleh Syafril (2005) pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan kerja, atau sedang mencari pekerjaan. Pengangguran tidak hanya disebabkan karena kurangnya lowongan pekerjaan tetapi juga disebabkan oleh kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja ( persyaratan yang dibutuhkan). Lebih lanjut Syafril (2005) mengemukakan bahwa untuk mengatasi pengangguran dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu : (1) Menyiapkan diri untuk memasuki dunia kerja, (2) Berusaha mencari informasi kerja dan mempunyai jiwa wirausaha. Pemerintah telah menetapkan beberapa pengertian berwirausaha yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil No. 961/KEP/M/XI/1995, antara lain: 1) Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan,2)

3 Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Syah Muhibbin, 2010).Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Hal ini sesuai dengan dikemukakan oleh hadiwaratama (2002:2) bahwa sekolah menengah kejuruan bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam bidang industri, perdagangan dan jasa, serta mampu berusaha sendiri dalam membuka lapangan kerja baru guna meningkatkan produksi dan perluasan kesempatan kerja. Berwirausaha adalah salah satu sarana untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi jumlah pengangguran, oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Bagi siswa SMK Program Keahlian Teknik Permesinan, siswa diharapkan setelah lulus sekolah mampu mengembangkan pada dunia usaha dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan keterampilannya masing-masing.

4 Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapennas) jumlah pengangguran usia muda di Indonesia mencapai 19,9 % dengan rincian 50% adalah lulusan SD dan SMP, 30% lulusan SMA/SMK, dan 20% lulusan perguruan tinggi, padahal jumlah wirausahawan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan yakni hanya 1,26% dari jumlah penduduk Indonesia,padahal jumlah idealnya minimum harus 2% (www.sindonews.com) Sebagai pendukung untuk terciptanya jiwa wirausaha yang tinggi diperlukan juga aspek kemandirian belajar, sesuai dengan yang dikemukakan Sejati (1989) bahwa kemandirian belajar adalah suatu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yang dilakukan seseorang tanpa suruhan atau paksaan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah yang terkadang tertarik untuk diteliti, seperti halnya dengan kemandirian belajar seorang siswa, kemandirian belajar akan menghasilkan prestasi yang membangggakan, jika ditinjau dari sisi ini maka seseorang yang minat belajarnya rendah pastilah hasil belajar yang diperoleh rendah, hal ini bertolak belakang dengan fakta dilapangan, seorang siswa yang kemandirian belajar teknik pengelasannya rendah bisa mendapatkan hasil belajar teknik pengelasan yang baik, ini merupakan masalah yang sering ditemukan pada siswa sekolah, dalam prakteknya kemandirian belajar tersebut apabila dihubungkan dengan hasi belajar teknik pengelasan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar teknik pengelasan yang diperoleh siswa memuaskan sekalipun kemandirian belajar teknik pengelasannya rendah, dari hasil observasi penulis di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam dan bertanya langsung dengan guru yang bersangkutan, hasil

5 pengamatan guru kepada siswa yang mandiri dalam praktek pengelasan yang tercatat hanya sekitar 30%. Dari hasil tersebut, penulis mengasumsikan bahwa hal ini dapat terjadi jika dalam suatu evaluasi pembelajaran baik praktek maupun tertulis siswa melakukan kerja sama, sehingga bisa saling menutupi akan kekurangan siswa yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran teknik pengelasan adalah mata pelajaran yang terfokus lebih kepada praktek, dimana dalam pelajaran ini siswa diajarkan tentang cara pengelasan yang sesuai dengan standard kompetensi yang berlaku. Dalam praktek teknik pengelasan tersebut siswa dituntut juga mendesain sebuah konstruksi las dasar yang bernilai ekonomi, sehingga secara tidak langsung mata pelajaran teknik pengelasan memperkenalkan pada dunia wirausaha yang berkaitan dengan pengelasan.terlepas dari masalah diatas, wirausaha merupakan salah satu tuntutan yang harus dikembangkan oleh siswa SMK, dimana wirausaha tersebut dapat mengurangi jumlah pengangguran. Dipandang dari sisi ilmu ekonomi usaha pengelasan adalah usaha yang menjanjikan karena untuk menciptakan suatu produk pengelasan hanya membutuhkan alat yang sederhana, dan hasil pengelasan tersebut dapat dijual dengan harga yang pantas dan sesuai dengan tingkat kesulitan dan kepresisian pembuatan produk tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Hubungan Kemandirian Belajar Dan Hasil Belajar Mata

6 Pelajaran Teknik Pengelasan Dengan Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XI SMK N 1 Lubuk Pakam. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat banyak faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa, hal ini dapat ditinjau dari berbagai komponen proses belajar mengajar seperti siswa, guru, sarana dan prasarana, media dan masih banyak komponen lainnya. Dari banyaknya masalah-masalah yang dihadapi, secara sfesifik dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemandirian belajar Siswa kelas XI Bidang keahlian Teknik Permesinan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun ajaran 2015/2016? 2. Bagaimana kemandirian belajar Siswa kelas XI Bidang Keahlian Teknik Permesinan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Fator-faktor apa saja yang mempengaruhi Hasil Belajar Teknik Pengelasan Siswa kelas XI Bidang Keahlian Teknik Permesinan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016? 4. Bagaimana Hasil Belajar Teknik Pengelasan siswa kelas XI Bidang Keahlian Tenik Permesinan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016?

7 5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Minat Berwirausaha Siswa kelas XI Bidang Keahlian Teknik Permesinan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016? 6. Bagaimana Minat Berwirausaha Siswa kelas XI Bidang Keahlian Teknik Permesinan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? 7. Apakah kemandirian belajar memiliki hubungan dengan Minat Berwirausaha siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Permesinan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam 2015/2016? 8. Apakah Hasil belajar Teknik Pengelasan memiliki hubungan dengan minat berwirausaha siswa kelas XI Bidang Keahlian Teknik Permesinan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016? 9. Apakah Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar Teknik Pengelasan memiliki hubungan dengan Minat Berwirausaha siswa kelas XI Bidang Keahlian Teknik Permesinan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016? C. Pembatasan Masalah Dalam identifikasi masalah ditemukan berbagai masalah tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.dengan mempertimbangkan kemampuan penulis, biaya, keterbatasan waktu dan luasnya cakupan masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah penelitian. Maka penulis membatasi permasalahan ini hanya pada:

8 1. Kemandirian belajar mata pelajaran teknik pengelasan yang dilakukan siswa kelas XI Teknik Permesinan SMK N 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016 baik di jam sekolah maupun diluar jam sekolah 2. Hasil belajar teknik pengelasan yang di ambil dari siswa kelas XI Teknik Permesinan SMK N 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016. 3. Minat berwirausaha siswa kelas XITeknik Permesinan SMK N 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016 dalam membuat usaha industri pengelasan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara kemandirian belajar dengan minat berwirausaha siswa kelas XI SMK N 1 Lubuk Pakam tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah terdapat hubungan antara hasil belajar teknik pengelasan dengan minat berwirausaha siswa kelas XI SMK N 1 Lubuk Pakam tahun ajaran 2015/2016? 3. Apakah terdapat hubungan anatara kemandirian belajarteknik pengelasan dan hasil belajar secara bersama-sama dengan minat berwirausaha siswa kelas XI SMK N 1 Lubuk Pakam tahun ajaran 2015/2016?

9 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1. Untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dengan minat berwirausaha siswa kelas XI SMK N 1 Lubuk Pakam tahun ajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui hubungan antara hasil belajar teknik pengelasan dengan minat berwirausaha siswa kelas XISMK N 1 Lubuk Pakam tahun ajaran 2015/2016 3. Untuk mengetahui hubungan kemandirian belajar teknik pengelasan dan hasil belajar dengan minat berwirausaha siswa kelas XI SMK N 1 Lubuk Pakam tahun ajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat berupa: a. Manfaat Secara Teoritis 1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan pertimbangan bagi guru teknik pengelasan dalam usaha meningkatkan kemandirian belajar dan minat berwirausaha siswa kelas XI di SMK N 1 Lubuk Pakam 2. Memberikan informasi tentang kemandirian belajar teknik pengelasan dan hasil belajar dengan minat berwirausaha siswa kelas XIdi SMK N 1 Lubuk Pakam tahun ajaran 2015/2016

10 3. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya b. Manfaat Secara Praktis 1. Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan minat berwirausaha, khususnya pada siswa kelas XI SMK N 1 Lubuk Pakam. 2. Sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang. 3. Sebagai masukan maupun bekal bagi peneliti yang kelak akan terjun menjadi guru khususnya