BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah pengguna aktif layanan internet selalu meningkat dari tahun ke tahun terlihat dari peningkatan lalu lintas data internet setiap tahunnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh CISCO (2012) dalam paper Cisco Visual Networking Index : Forecast and Methodology 2012 2017, lalu lintas data internet secara global meningkat lebih dari 4 kali lipat dalam 5 tahun terakhir, sedangkan dalam 5 tahun kedepan akan menjadi 3 kali lipat dibandingkan sekarang. Dari tahun 2012 sampai tahun 2017 diperkirakan akan meningkat sekitar 23% setiap tahunnya. Hal ini tentu menjadi kesempatan dan tantangan sendiri bagi penyedia layanan. Bagi penyedia layanan komersial tentu ini akan menjadi peluang untuk mendapatkan untung lebih banyak. Namun dapat juga terjadi sebaliknya ketika pelanggan banyak, tapi website mereka mengalami down atau tidak bisa diakses karena overload, hal itu akan berdampak pada kekecewaan pengguna dan penyedia layanan bisa kehilangan pelanggannya. Untuk itu penyedia layanan perlu meningkatkan kemampuan server mereka agar dapat melayani permintaan pengguna yang terus meningkat dengan melakukan scaling yaitu menambah sumber daya komputasi pada server. Setidaknya ada dua pendekatan umum yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan server penyedia layanan, yang pertama adalah dengan menambah kapasitas sumber daya server seperti RAM, harddisk, atau mengganti prosesor dengan yang lebih cepat yang biasa disebut vertical scaling. Kedua, horizontal scaling yaitu dengan menambah satu atau beberapa server kemudian beban request dibagi pada server-server yang ada menggunakan load balancer. Kedua solusi diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Vertical scaling cenderung lebih mudah dan lebih murah, karena bisa dengan menambah komponen yang dibutuhkan saja. Tapi memiliki keterbatasan jumlah maksimal yang dapat ditingkatkan. Sedangkan horizontal scaling cenderung 1
2 mahal karena harus menambah server utuh, belum lagi kebutuhan ruang dan sumber daya listrik, namun horizontal scaling unggul dari segi ketersediaan. Berkat teknologi virtualisasi server yang belakangan menjadi lebih terkenal adanya dengan teknologi cloud computing IaaS, scaling server dapat dilakukan dengan lebih mudah karena fleksibilitas yang ditawarkan penyedia layanan virtualisasi serta pengguna server juga tidak perlu berhubungan langsung dengan karakter fisik dari komponen-komponen server. Pengguna cloud computing semakin hari juga semakin banyak, dimana berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh CIO Custom Solutions Group dalam paper CIO Global Cloud Computing Adoption Survey Results Summary hanya terdapat 7% responden yang tidak memiliki rencana untuk menggunakan cloud, 22% responden telah menggunakan cloud, sedangkan sisanya hampir 2/3 responden merencanakan untuk menggunkan cloud. Untuk pembagian deployment type yang digunakan, private cloud adalah yang paling banyak digunakan yaitu 46%, berikutnya public cloud sebanyak 35%, dan sisanya menggunakan hybrid cloud. Bagi perusahaan yang memiliki infrastruktur sendiri lebih menguntungkan jika infrastruktur tersebut diimplementasikan private cloud. Misalkan suatu perusahaan memiliki sebuah server dengan kapasitas sumber daya yang besar yang akan diinstall sebuah aplikasi yang memerlukan sumber daya tidak begitu besar. Jika menggunakan virtualisasi private cloud, pada server fisik tadi dapat dibuat server virtual yang akan menangani aplikasi tersebut. Ketika suatu saat ada aplikasi lain yang harus digunakan, maka perusahaan tidak perlu lagi membeli server baru, cukup dengan membuat virtual machine yang baru diatas server fisik tadi. Dengan kata lain biaya yang dikeluarkan lebih efisien. Kebutuhan resource akan meningkat ketika pengguna semakin banyak. Untuk itu server virtual perlu diberikan sumber daya tambahan. Alokasi sumber daya dengan private cloud bersifat dinamis, dimana dengan mudah dapat dialokasikan sumber daya tambahan pada server virtual untuk melakukan vertical scaling. Solusi lainnya adalah horizontal scaling yaitu dengan membuat server virtual tambahan yang terinstal aplikasi yang sama kemudian beban kerja dibagi
3 pada kedua server virtual tersebut. Untuk membuat server virtual baru juga dapat dilakukan dengan mudah, pada Proxmox VE misalnya, terdapat fitur untuk membuat duplikasi virtual machine. Idealnya dengan meningkatkan kapasitas sumber daya server, kemampuan server dalam menyediakan layanan juga meningkat sama besarnya dengan jumlah sumber daya yang ditambah. Untuk itu penelitian ini akan menguji dan membandingkan seberapa besar peningkatan kinerja yang didapatkan dengan menggunakan horizontal scaling dan vertical scaling pada web server yang menggunakan virtual machine dari sebuah platform cloud computing IaaS sebagai hosting servernya. Sehingga didapatkan skema scaling mana yang paling efektif untuk meningkatkan layanan web server. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah yang akan diselesaikan yaitu : 1. Bagaimana melakukan virtualisasi web server? 2. Bagaimana melakukan scaling secara vertikal pada web server virtual? 3. Bagaimana melakukan konfigurasi beberapa web server virtual dan melakukan load balancing pada web server virtual tersebut untuk horizontal scaling? 4. Bagaimana melakukan pengujian load testing pada beberapa skema scaling? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Deployment model yang digunakan adalah private cloud 2. Platform cloud computing yang digunakan adalah Proxmox VE 2.1 3. Setiap web server merupakan virtual machine yang dijalankan diatas Proxmox VE. 4. Cloud server menggunakan server tunggal.
4 5. Pengujian hanya diujikan pada web server. 6. Pengujian dilakukan pada file html. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar peningkatan kinerja yang didapatkan dengan melakukan vertical scaling dan horizontal scaling pada web server yang menggunakan virtual machine sebagai hosting server. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan informasi tentang karakteristik peningkatan kinerja web server yang didapatkan dengan melakukan horizontal scaling dan vertical scaling pada web server yang menggunakan virtual machine sebagai hosting server. Sehingga dapat juga menjadi pertimbangan untuk pengembangan website terutama yang akan menggunakan vitual server atau layanan cloud computing IaaS. 1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Studi Pustaka Studi Pustaka dilakukan dengan mencari informasi terkait penelitian yang akan dilakukan dengan pada buku, jurnal, artikel, serta sumber lainnya. Studi Pustaka diperlukan untuk mendapatkan landasan-landasan dan informasi lainnya mengenai pengujian server, server scaling dan load balancing yang sangat dibutuhkan untuk mendapatkan rancangan penelitian yang sesuai. 1.6.2 Analisis dan Perancangan Data yang didapatkan dari studi pustakan kemudian dianalisis untuk mendapatkan variabel-variabel apa saja yang akan digunakan dalam pengujian. Kemudian dapat dirancang skema penelitian yang akan dilakukan serta tool apa saja yang akan digunakan.
5 1.6.3 Pengujian dan Pengolahan data Penelitian dilakukan berdasarkan skema yang telah dirancang sebelumnya. Kemudian data yang didapatkan dari hasil pengujian diolah untuk mendapatkan kesimpulan perbandingan antara horizontal scaling dan vertical scaling. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan, dan sistematika penulisan skripsi. 2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain, dimana penelitian tersebut berkaitan dengan penelitian yang dilakukan sehingga dapat dijadikan acuan dalam penelitian yang dilakukan. 3. BAB III : LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang teori-teori yang menjadi landasan dari topik yang dibahas dalam penelitian 4. BAB IV : ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini menjelaskan tentang analisis kebutuhan perangkat keran dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam penelitian serta analisis terhadap parameter-parameter yang terkait dengan penelitian. Selanjutnya dari analisis kebutuhan sistem dan parameter-parameter terkait dibuat rancangan pengujian. 5. BAB V : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini menjelaskan mengenai implementasi dari rancangan penelitian yang telah dibuat serta menjelaskan bagaimana jalannya pengujian yang dilakukan terhadap sistem.
6 6. BAB VI : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi pengolahan data yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan beserta pembahasannya. 7. BAB VII : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya.