BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusianya (SDM) dan kualitas pendidikannya. Tingkat pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan manusia. Dengan pendidikan

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan individu yang cerdas, sehat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin moderen terutama pada era. globalisasi seperti sekarang ini memuat adanya sumber daya manusia

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA NEGERI I TERAS BOYOLALI TAHUN 2009/2010 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Kemajuan bangsa

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

pembelajaran yang bersifat monoton, yakni selalu itu-itu saja atau tidak ada

REFLEKSI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MAN 1 SURAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar dalam menghadapi tantangan global salah satunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menghadapi berbagai masalah dan tantangan global tersebut perlu dilakukannya penataan terhadap sistem pendidikan secara utuh dan menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan dengan perubahan kurikulum. Berkaitan dengan perubahan kurikulum tersebut berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Hasil survei Trends in Internasional math and Science tahun 2007 yang dilakukan Global Institute, menunjukkan hanya 5% peserta didik 1

2 Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkatagori tinggi, padahal peserta didik Korea dapat mencapai 71%, sebaliknya 78% peserta didik Indonesia dapat mengerjakan soal hafalan berkatagori rendah, sementara siswa Korea 10% (Mulyasa, 2014:60). Oleh karena itu, pemerintah (Mendikbud) menegaskan perlunya perubahan dan pengembagan Kurikulum 2013 serta merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter lebih menekankan pada pengalaman lapangan dan memfokuskan pada pemerolehan kompetensikompetensi tertentu oleh peserta didik. Tujuan pengembangan Kurikulum 2013 ini diharapkan mampu menghasilkan generasi yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Strategi belajar dalam Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter mengupayakan strategi belajar individual personal. Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan belajar personal adalah interaksi edukatif berdasarkan keunikan peserta didik, minat, bakat dan kemampuan personal. Kemudahan dalam Kurikulum 2013 diberikan melalui kombinasi antara pembelajaran individual personal dengan pengalaman lapangan, dan pembelajaran secara tim. Hal tersebut dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi yang telah dirancang seperti video, telivisi, radio, buletin, jurnal dan surat kabar. Berbagai media komunikasi tersebut perlu didayagunakan secara optimal untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik dalam menguasai dan memahami kompetensi tertentu.

3 didayagunakan secara optimal untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik dalam menguasai dan memahami kompetensi tertentu. Pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 berbasis kompetensi menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan saintific atau pendekatan ilmiah merupakan pengetahuan yang bersifat empiris. Proses pembelajaran scientific merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran dengan pendekatan saintific menuntut siswa mampu menggunakan metode-metode ilmiah yaitu menggali pengetahuan melalui mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang, melaksanakan eksperimen, mengkomunikasikan pengetahuannya kepada orang lain dengan menggunakan keterampilan berfikir, dan menggunakan sikap ilmiah seperti ingin tahu, hati-hati, objektif, dan jujur. Suatu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal, baik guru maupun oleh peserta didik. Hal ini disebabkan karena guru mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 berbasis kompetensi, guru hendaknya tidak lagi berperan sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran, sebab pembelajaran dapat dilakukan dengan mendayagunakan aneka ragam sumber belajar. Untuk itu guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan

4 penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil belajar peserta didik serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran. Usman dan Asnawir (2002:11) menyatakan bahwa media merupakan suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien ( siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan teknologi dalam pendidikan merupakan alternative untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil dan proses, meliputi sumber belajar, dimana guru dan peserta didik dituntut aktif untuk menggunakan media dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendekatan teknologi pendidikan, media pembelajaran menjadi daya tarik bagi dunia pendidikan. Media tidak hanya sebagai alat bantu, akan tetapi juga sebagai alat penyalur pesan-pesan pendidikan. Dengan demikian, guru tidak boleh berpandangan sebagai satu-satunya sumber belajar, karena sumber belajar lainnya seperti buku teks ajar, alam lingkungan, media masa cetak, dan media masa elektronik dapat berperan dalam proses pembelajaran. Namun, di tengah kemajuan ilmu teknologi dan komunikasi saat ini masih banyak guru di Indonesia yang gagap teknologi (gaptek). sekitar tiga juta guru yang tersebar di Indonesia, hanya 20% guru yang mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi (Komp asiana.com). Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan sekertaris jendral Ikatan Guru Indonesia (IGI) bahwa 79% guru di Indonesia belum menggunakan internet. Padahal, penerapan Kurikulum 2013 mengintegrasikan mata pelajaran TIK ke dalam semua mata pelajaran. Artinya bahwa setiap guru harus mampu mengoperasikan ICT dan

5 mengoptimalkan ICT sebagai media/sarana yang dapat memperkaya materi pengajaran (Eduqo.com). Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 dan PP No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam hal sarana dan prasarana telah menjelaskan kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan media pembelajaran (Mulyasa, 2014:23). Dengan demikian, kurikulum 2013 menganjurkan kepada seluruh jenjang pendidikan menggunakan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas. Selain itu pada kurikulum 2013 yang sedang diterapkan menggunakan pendekatan scientific, dimana dalam proses pembelajarannya melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan materi yang di ajarkan sehingga penggunaan media pembelajaran sangatlah penting. SMA Muhammadiyah 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang telah mengimplementasikan Kurikulum 2013. Pengadaan media pembelajaran berupa papan tulis, LCD dan proyektor telah tersedia dibeberapa ruang kelas. Media pembelajaran yang telah tersedia seharusnya mampu membantu guru mencapai tujuan pembelajaran apabila digunakan secara efektif sehingga dapat

6 melahirkan generasi yang produktif, aktif, kreatif dan berakhlak sesuai dengan Kurikulum 2013. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA. B. Fokus Penelitian Dalam mempertajam penelitian, peneliti menetapkan fokus penelitian agar permasalahan yang dianalisa dapat terarah, sesuai sasaran dan tujuan yang diharapkan. Peneliti memfokuskan media pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran ekonomi, sedangkan objek penelitian difokuskan pada guru pengampu mata pelajaran ekonomi dan siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. C. Rumusan Masalah Perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Media pembelajaran apa yang digunakan pada pendekatan Scientific dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?

7 2. Bagaimanakah efektivitas penggunaan media pembelajaran pada pendekatan Scientific dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta? 3. Faktor apakah yang menjadi hambatan dalam penggunaan media pembelajaran pada pendekatan Scientific dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta? D. Tujuan Penelitian Tujuan penulis yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan media pembelajaran yang digunakan pada pendekatan Scientific dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. 2. Mendeskripsikan efektivitas penggunaan media pembelajaran pada pendekatan Scientific dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. 3. Mendeskripsikan faktor yang menjadi hambatan penggunaan media pembelajaran pada pendekatan Scientific dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. E. Manfaat Penelitian Hasil kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

8 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada mahasiswa program studi pendidikan akuntansi mengenai penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi di Sekolah sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Sebagai masukan bagi mahasiswa FKIP akuntansi mengenai pentingnya media pembelajaran agar dapat bersaing di era global dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. b. Bagi Guru Sebagai masukan bagi para guru mengenai pentingnya menggunakan media pembelajaran guna mengoptimalkan pembelajaran. c. Bagi Penulis Sebagai masukan bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis sebagai calon pendidik dan sebagai bahan acuan dan pertimbangan penelitian yang terutama di bidang pendidikan.