BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 53 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMBAWA.

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SUMBAWA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SUMBAWA

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SUMBAWA.

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

GUBERNUR BALI, Mengingat

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2008

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN2016

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

-3- BAB IV FUNGSI BADAN Pasal 5 Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan mempunyai fungsi:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KLATEN,

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 66 Tahun : 2016

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

GUBERNUR BALI, Mengingat

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN SUMBAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (7) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sumbawa; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa (Lembaran Daerah Kabupaen Sumawa Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 641); 1

Menetapkan : MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN SUMBAWA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumbawa. 3. Bupati adalah Bupati Sumbawa. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa. 5. Dinas adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sumbawa. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sumbawa. 7. Jabatan Perangkat Daerah adalah tingkatan jabatan struktural/eselon. BAB II KEDUDUKAN Pasal 2 Dinas merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar bidang penanaman modal dan menyelenggarakan pelayanan terpadu satu pintu serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah. BAB III SUSUNAN ORGANISASI Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas, terdiri atas: a. Unsur Pimpinan adalah Kepala Dinas. b. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri atas: 1. Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan; dan 2. Subbagian Umum dan Kepegawaian. c. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri atas: 1. Bidang Penanaman Modal, terdiri atas: a) Seksi Promosi Penanaman Modal; dan b) Seksi Kerja Sama dan Pengendalian Penanaman Modal. 2. Bidang Pelayanan dan Verifikasi Perizinan, terdiri atas: a) Seksi Pelayanan Perizinan; dan b) Seksi Verifikasi Perizinan. 3. Bidang Informasi, Pengaduan Masyarakat dan Pelaporan, terdiri atas: 2

a) Seksi Informasi dan Pengaduan Masyarakat; dan b) Seksi Evaluasi dan Pelaporan. d. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB IV TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Dinas Pasal 4 (1) Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (2) Kepala Dinas mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang penanaman modal dan perizinan terpadu satu pintu. Dinas menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan perencanaan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; b. perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; c. pelaksanaan kebijakan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; d. pelaksaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; e. pelaksanaan dan evaluasi dan pelaporan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; f. pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan pengembangan iklim penanaman modal, pelayanan dan verifikasi perizinan, pengolahan data, informasi dan pengaduan masyarakat; g. pelaksanaan administrasi/penatausahaan Dinas; h. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis Dinas; dan i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 5 Rincian tugas Kepala Dinas adalah sebagai berikut: a. memvalidasi bahan kebijakan pelaksanaan program dan kegiatan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; b. mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; c. mempromosikan pelaksanaan program dan kegiatan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; 3

d. memimpin pelaksanaan program dan kegiatan pelaksanaan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; e. mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan pelaksanaan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; f. menetapkan pelaksanaan program dan kegiatan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; g. mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; h. melaksanakan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; i. melaksanakan administrasi, penatausahaan dan pembinaan aparatur sipil Negara lingkungan Dinas; j. menetapkan pelaksanaan program dan kegiatan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu; k. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan Dinas; dan l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya. Bagian Kedua Sekretariat Paragraf 1 Sekretaris Dinas Pasal 6 (1) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (2) Sekretaris Dinas mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan dan pelaporan, pengelolaan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretaris Dinas menyelenggarakan fungsi: a. penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan pelaporan; b. penyelenggaraaan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi keuangan dan administrasi kepegawaian; c. penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan hubungan masyarakat; d. penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakaan; e. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 7 Rincian tugas Sekretaris Dinas adalah sebagai berikut: a. merumuskan bahan kebijakan teknis bidang perencanaan, pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian; 4

b. memverifikasi bahan kebijakan perencanaan dan pelaporan, keuangan, administrasi umum dan kepegawaian; c. mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan perencanaan dan pelaporan, keuangan, administrasi umum dan kepegawaian; d. mempromosikan pelaksanaan program dan kegiatan perencanaan dan pelaporan, keuangan, administrasi umum dan kepegawaian; e. memimpin pelaksanaan program dan kegiatan perencanaan dan pelaporan, keuangan, administrasi umum dan kepegawaian; f. mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan perencanaan dan pelaporan, keuangan, administrasi umum dan kepegawaian; dan g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Paragraf 2 Kepala Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan Pasal 8 (1) Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. (2) Kepala Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan, keuangan dan pelaporan Dinas. Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan penyusunan program dan kegiatan Dinas; b. pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja dan keuangan serta dokumen pelaksanaan anggaran; c. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan perencanaan, keuangan dan pelaporan; dan d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 9 Rincian tugas Kepala Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan adalah sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan; b. merencanakan bahan kebijakan perencanaan, keuangan dan pelaporan; c. menyusun bahan kebijakan perencanaan, keuangan dan pelaporan; d. merancang bahan kebijakan perencanaan, keuangan dan pelaporan; e. mengembangkan bahan kebijakan perencanaan, keuangan dan pelaporan; f. membuat konsep bahan kebijakan perencanaan, keuangan dan pelaporan; g. mengkaji ulang bahan kebijakan perencanaan, keuangan dan pelaporan; h. menganalisis bahan kebijakan perencanaan, keuangan dan pelaporan; i. menyiapkan bahan penyusunan rencana strategis Dinas; 5

j. mengumpulkan bahan-bahan dalam penyusunan program dan kegiatan Dinas; k. melaksanakan pengolahan data dalam penyusunan program dan kegiatan tahunan Dinas; l. mengkompilasi hasil penyusunan rencana kerja dan anggaran dari masing-masing unit kerja; m. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran masing-masing unit kerja; n. menyusun laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja Dinas; o. menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas; p. menyusun indikator kinerja dan perjanjian kinerja Dinas; q. menyusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Dinas; r. menyusun Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Dinas; s. melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung; t. melaksanakan penyusunan laporan prognosis realisasi keuangan; u. melaksanakan penyusunan laporan keuangan semesteran; v. melaksanakan penyusunan laporan keuangan akhir tahun; w. melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan; dan x. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Paragraf 3 Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian Pasal 10 (1) Subbagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. (2) Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas. Subbagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana kegiatan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian; b. penyelenggaraan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian; c. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian; dan d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 11 Rincian tugas Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian; 6

b. melaksanakan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan rapat-rapat dan pendokumentasian kegiatan Dinas; c. melaksanakan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan Dinas; d. melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan di lingkungan kerja; e. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan kantor dan aset lainnya; f. melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Dinas; g. melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang-barang inventaris; h. melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran; i. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu kepegawaian di lingkungan Dinas; j. melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun, serta pemberian penghargaan; k. melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai, daftar urut kepangkatan, sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai; l. melaksanakan penyiapan pegawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional; m. melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian Dinas; n. melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai; o. melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional; p. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanan kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Bagian Ketiga Bidang Penanaman Modal Paragraf 1 Kepala Bidang Penanaman Modal Pasal 12 (1) Bidang Penanaman Modal dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (2) Kepala Bidang Penanaman Modal mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal. Bidang Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal; 7

b. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal; c. pelaksanaan kebijakan teknis bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 13 Rincian tugas Kepala Bidang Penanaman Modal adalah sebagai berikut: a. merumuskan kebijakan teknis bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal; b. memverifikasi bahan kebijakan teknis bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal; c. mengoordinasikan bahan kebijakan teknis bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal; d. mempromosikan bahan kebijakan teknis bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal; e. memimpin pelaksanaan kegiatan teknis bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal; f. mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal; g. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan bidang promosi penanaman modal, kerja sama dan pengendalian penanaman modal; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Paragraf 2 Kepala Seksi Promosi Penanaman Modal Pasal 14 (1) Seksi Promosi Penanaman Modal dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penanaman Modal. (2) Kepala Seksi Promosi Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis perencanaan dan promosi penanaman modal. Seksi Promosi Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis promosi penanaman modal; b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis promosi penanaman modal; c. penyelenggaraan kegiatan teknis promosi penanaman modal; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan promosi penanaman modal; dan 8

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 15 Rincian tugas Kepala Seksi Promosi Penanaman Modal adalah sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja Seksi Promosi Penanaman Modal; b. menyusun bahan kebijakan teknis promosi penanaman modal; c. merencanakan bahan kebijakan teknis promosi penanaman modal; d. merancang bahan kebijakan teknis promosi penanaman modal; e. mengembangkan bahan kebijakan teknis promosi penanaman modal; f. membuat konsep bahan kebijakan teknis promosi penanaman modal; g. mengkaji ulang bahan kebijakan promosi penanaman modal; h. menganalisis bahan kebijakan teknis pengembangan produktivitas dan pemagangan tenaga kerja; i. menyelenggarakan promosi potensi investasi daerah baik melalui media cetak maupun elektronik dan pameran; j. melaksanakan fasilitasi penyusunan rancangan peraturan perundangundangan daerah bidang penanaman modal; k. menyusun cetak biru (master plan) pengembangan penanaman modal; l. melakukan usulan pemberian insentif investasi di wilayah tertinggal; m. melaksanakan road show dan temu investasi; n. melaksanakan pemantauan evaluasi dan laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Promosi Penanaman Modal; dan o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Paragraf 3 Kepala Seksi Kerja Sama dan Pengendalian Penanaman Modal Pasal 16 (1) Seksi Seksi Kerja Sama dan Pengendalian Penanaman Modal dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penanaman Modal. (2) Kepala Seksi Kerja Sama dan Pengendalian Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis kerja sama dan pengendalian penanaman modal. Seksi Kerja Sama dan Pengendalian Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis kerja sama dan pengendalian penanaman modal; b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis kerja sama dan pengendalian penanaman modal; c. penyelenggaraan kegiatan teknis kerja sama dan pengendalian penanaman modal; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kerja sama dan pengendalian penanaman modal; dan 9

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 17 Rincian tugas Kepala Seksi Kerja Sama dan Pengendalian Penanaman Modal adalah sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja Seksi Kerja Sama dan Pengendalian Penanaman Modal; b. menyusun bahan kebijakan teknis kerja sama dan pengendalian penanaman modal; c. merencanakan bahan kebijakan teknis kerja sama dan pengendalian penanaman modal; d. merancang bahan kebijakan teknis kerja sama dan pengendalian penanaman modal; e. mengembangkan bahan kebijakan teknis kerja sama dan pengendalian penanaman modal; f. membuat konsep bahan kebijakan teknis kerja sama dan pengendalian penanaman modal; g. mengkaji ulang bahan kebijakan teknis kerja sama dan pengendalian penanaman modal; h. menganalisis bahan kebijakan teknis kerja sama dan pengendalian penanaman modal; i. memfasilitasi terwujudnya kerja sama investasi skala besar, menengah dan kecil; j. menyusun rencana peluang investasi di Daerah; k. melakukan pemetaan potensi penanaman modal berdasarkan sektor usaha; l. melaksanakan koordinasi antar lembaga dalam bentuk memfasilitasi penanaman modal dalam negeri dan/atau penanaman modal asing; m. melaksanakan koordinasi dan kerja sama bidang penanaman modal dengan dunia usaha; n. menyusun rekomendasi yang diperlukan oleh penanam modal dalam rangka memulai usaha sesuai kewenangan. o. menyusun peta investasi daerah; p. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Kerja Sama dan Pengendalian Penanaman Modal; q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Bagian Keempat Bidang Pelayanan dan Verifikasi Perizinan Paragraf 1 Kepala Bidang Pelayanan dan Verifikasi Perizinan Pasal 18 (1) Bidang Pelayanan dan Verifikasi Perizinan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Dinas. 10

(2) Kepala Bidang Pelayanan dan Verifikasi Perizinan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis pelayanan dan verifikasi perizinan. Bidang Pelayanan dan Verifikasi Perizinan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan dan verifikasi perizinan; b. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis bidang pelayanan dan verifikasi perizinan; c. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pelayanan dan verifikasi perizinan; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pelayanan dan verifikasi perizinan; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 19 Rincian tugas Kepala Bidang Pelayanan dan Verifikasi Perizinan adalah sebagai berikut: a. merumuskan kebijakan teknis bidang pelayanan dan verifikasi perizinan; b. memverifikasi bahan kebijakan teknis bidang pelayanan dan verifikasi perizinan; c. mengoordinasikan bahan kebijakan teknis bidang pelayanan dan verifikasi perizinan; d. mempromosikan bahan kebijakan teknis bidang pelayanan dan verifikasi perizinan; e. memimpin pelaksanaan kegiatan teknis bidang pelayanan dan verifikasi perizinan; f. mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan bidang pelayanan dan verifikasi perizinan; g. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan bidang pelayanan dan verifikasi perizinan; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Paragraf 2 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan Pasal 20 (1) Seksi Pelayanan Perizinan dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan dan Verifikasi Perizinan. (2) Kepala Seksi Pelayanan Perizinan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis pelayanan perizinan. Seksi Pelayanan Perizinan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pelayanan perizinan; b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis pelayanan perizinan; c. penyelenggaraan kegiatan teknis pelayanan perizinan; 11

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelayanan perizinan; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 21 Rincian tugas Kepala Seksi Pelayanan Perizinan adalah sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja Seksi Pelayanan Perizinan; b. menyusun bahan kebijakan teknis pelayanan perizinan; c. merencanakan bahan kebijakan teknis pelayanan perizinan; d. merancang bahan kebijakan teknis pelayanan perizinan; e. mengembangkan bahan kebijakan teknis pelayanan perizinan; f. membuat konsep bahan kebijakan teknis pelayanan perizinan; g. mengkaji ulang bahan kebijakan teknis pelayanan perizinan; h. menganalisis bahan kebijakan teknis pelayanan perizinan; i. melaksanakan penataan dokumen perizinan; j. melaksanakan proses pelayanan Perizinan dan Nonperizinan; k. melaksanakan pemeriksaan berkas permohonan dan persyaratan pelayanan Perizinan dan Nonperizinan; l. melaksanakan penyusunan tatalaksana pelayanan Perizinan dan Nonperizinan; m. melaksanakan penetapan biaya pelayanan Perizinan dan Nonperizinan sesuai dengan tarif yang diatur dalam peraturan daerah; n. melaksanakan penerbitan dan penyerahan produk pelayanan Perizinan dan Nonperizinan yang sudah ditandatangani pejabat yang berwenang; o. melaksanakan pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan Pelayanan Secara Elektronik (PSE) dan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE); p. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Pelayanan Perizinan; dan q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Paragraf 3 Kepala Seksi Verifikasi Perizinan Pasal 22 (1) Seksi Verifikasi Perizinan dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan dan Verifikasi Perizinan. (2) Kepala Seksi Verifikasi Perizinan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis verifikasi perizinan. Seksi Verifikasi Perizinan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis verifikasi perizinan; b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis verifikasi perizinan; c. penyelenggaraan kegiatan teknis verifikasi perizinan; 12

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan verifikasi perizinan; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 23 Rincian tugas Kepala Seksi Verifikasi Perizinan adalah sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja Seksi Verifikasi Perizinan; b. menyusun bahan kebijakan teknis verifikasi perizinan; c. merencanakan bahan kebijakan teknis verifikasi perizinan; d. merancang bahan kebijakan teknis verifikasi perizinan; e. mengembangkan bahan kebijakan teknis verifikasi perizinan; f. membuat konsep bahan kebijakan teknis verifikasi perizinan; g. mengkaji ulang bahan kebijakan teknis verifikasi perizinan h. menganalisis bahan kebijakan teknis verifikasi perizinan; i. melaksanakan verifikasi administrasi dan lapangan terkait perizinan dan nonperizinan; j. melaksanakan penyusunan tatalaksana verifikasi perizinan dan nonperizinan; k. melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Verifikasi Perizinan; dan l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Bagian Kelima Bidang Informasi, Pengaduan Masyarakat dan Pelaporan Paragraf 1 Kepala Bidang Informasi, Pengaduan Masyarakat dan Pelaporan Pasal 24 (1) Bidang Informasi, Pengaduan Masyarakat dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Dinas. (2) Kepala Bidang Informasi, Pengaduan Masyarakat dan Pelaporan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan. Bidang Informasi, Pengaduan Masyarakat dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan; b. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan; c. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan; dan 13

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 25 Rincian tugas Kepala Bidang Informasi, Pengaduan Masyarakat dan Pelaporan adalah sebagai berikut: a. merumuskan kebijakan teknis bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan; b. memverifikasi bahan kebijakan teknis bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan; c. mengoordinasikan bahan kebijakan teknis bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan; d. mempromosikan bahan kebijakan teknis bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan; e. memimpin pelaksanaan kegiatan teknis bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan; f. mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan; g. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan bidang pelayanan informasi, pengaduan masyarakat dan pelaporan; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Paragraf 2 Kepala Seksi Informasi dan Pengaduan Masyarakat Pasal 26 (1) Seksi Informasi dan Pengaduan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Informasi, Pengaduan Masyarakat dan Pelaporan. (2) Kepala Seksi Informasi dan Pengaduan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat. Seksi Informasi dan Pengaduan Masyarakat menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; c. penyelenggaraan kegiatan teknis pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 27 Rincian tugas Kepala Seksi Informasi dan Pengaduan adalah sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja Seksi Informasi dan Pengaduan Masyarakat; 14

b. menyusun bahan kebijakan teknis pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; c. merencanakan bahan kebijakan teknis pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; d. merancang bahan kebijakan teknis pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; e. mengembangkan bahan kebijakan teknis pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; f. membuat konsep bahan kebijakan teknis pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; g. mengkaji ulang bahan kebijakan teknis pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; h. menganalisis bahan kebijakan teknis pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; i. melaksanakan penyediaan informasi dan pengumpulan data pengaduan masyarakat; j. melaksanakan kegiatan dokumentasi dan pemberian informasi perizinan kepada masyarakat; k. menyiapkan bahan koordinasi penyelesaian permasalahan perizinan; l. melaksanakan penyuluhan tentang perizinan; m. melaksanakan penyeleseaian pengaduan masyarakat; n. melaksanakan inventarisasi dan pengolahan informasi perizinan dan nonperizinan; o. melaksanakan pembangunan sistem informasi perizinan penanaman modal; p. melaksanakan pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan Sistem Informasi Pelayanan Perizinan; q. melaksanakan inventarisasi permasalahan perizinan dan penyelesaian berbagai kasus yang terkait dengan pengaduan masyarakat; r. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Informasi dan Pengaduan Masyarakat; dan s. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Paragraf 3 Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Pasal 28 (1) Seksi Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Informasi, Pengaduan Masyarakat dan Pelaporan. (2) Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis penyusunan evaluasi dan pelaporan. Seksi Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis penyusunan evaluasi dan pelaporan; b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis penyusunan evaluasi dan pelaporan; 15

c. penyelenggaraan kegiatan teknis penyusunan evaluasi dan pelaporan; d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan penyusunan evaluasi dan pelaporan; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Pasal 29 Rincian tugas Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan adalah sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja Seksi Evaluasi dan Pelaporan; b. menyusun bahan kebijakan teknis penyusunan evaluasi dan pelaporan; c. merencanakan bahan kebijakan teknis penyusunan evaluasi dan pelaporan; d. merancang bahan kebijakan teknis penyusunan evaluasi dan pelaporan; e. mengembangkan bahan kebijakan teknis penyusunan evaluasi dan pelaporan; f. membuat konsep bahan kebijakan teknis penyusunan evaluasi dan pelaporan; g. mengkaji ulang bahan kebijakan teknis penyusunan evaluasi dan pelaporan; h. menganalisis bahan kebijakan teknis penyusunan evaluasi dan pelaporan; i. menyiapkan bahan kebijakan teknis dan petunjuk teknis dalam penyelenggaraan pengolahan data dan informasi perizinan dan nonperizinan; j. melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data; k. melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian perizinan; l. menyusun instrumen untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perizinan; m. melaksanakan survei indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perizinan secara berkala; n. melakukan pembinaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi terhadap para pemegang izin; o. mengelola Sistem Informasi Pengembangan Investasi Daerah (SIPID); p. melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Seksi Evaluasi dan Pelaporan; dan q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas Bagian Keenam Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 30 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. 16

Pasal 31 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Bupati. (3) Bupati dapat membentuk Jabatan Fungsional sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB V JABATAN PERANGKAT DAERAH Pasal 32 (1) Kepala Dinas merupakan jabatan pimpinan tinggi pratama atau setara eselon IIb. (2) Sekretaris Dinas merupakan jabatan administrator atau setara eselon IIIa. (3) Kepala Bidang merupakan jabatan administrator atau setara eselon IIIb. (4) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan pengawas atau setara eselon IVa. BAB VI KEPEGAWAIAN Pasal 33 Para pejabat di lingkungan Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 34 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Dinas dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sumbawa serta sumber lain yang sah. BAB VIII TATA KERJA Pasal 35 Dalam melaksanakan tugasnya setiap pemimpin satuan organisasi di lingkungan Dinas, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Dinas serta dengan instansi lain di luar lingkungan Dinas sesuai dengan tugas masing-masing. Pasal 36 (1) Setiap pemimpin satuan organisasi di lingkungan Dinas: a. bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan; dan 17

b. wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Dalam hal Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugasnya, maka dapat diwakili oleh Sekretaris Dinas. (3) Dalam hal Sekretaris Dinas berhalangan melaksanakan tugasnya, maka dapat diwakili oleh Kepala Bidang di lingkungan Dinas dengan memperhatikan senioritas kepangkatan. Pasal 37 (1) Dalam melaksanakan tugasnya setiap pemimpin satuan organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahannya masing-masing wajib mengadakan rapat berkala. (2) Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan Dinas wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 38 (1) Setiap pemimpin satuan organisasi di lingkungan Dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing dan menyampaikan laporan tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan Dinas bertanggung jawab dalam memimpin dan membina bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Pasal 39 (1) Setiap laporan yang diterima oleh pemimpin satuan organisasi wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan memberikan petunjuk kepada bawahan. (2) Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi, wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan hasil pelaksanaan tugas dilaporkan tepat pada waktunya. Pasal 40 (1) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja (2) Kepala Dinas dan pimpinan unit kerja di lingkungan Dinas wajib mengadakan rapat staf secara berkala dalam rangka pemberian arahan, petunjuk dan bimbingan kepada bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Pasal 41 Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas wajib menyampaikan laporan kepada Bupati dan tembusan laporan disampaikan kepada perangkat daerah dan instansi lainnya yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. 18

Pasal 42 Dinas dalam melaksanakan tugas pembantuan: a. wajib berkoordinasi dengan perangkat daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menangani urusan penanaman modal dan pelayanan satu satu pintu, dan instansi lain yang relevan; dan b. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Bupati dengan tembusan kepada kepala lembaga negara yang menangani urusan penanaman modal dan pelayanan satu pintu, Gubernur Nusa Tenggara Barat, dan kepala perangkat daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menangani urusan penanaman modal dan pelayanan satu satu pintu. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 43 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, pejabat struktural di lingkungan Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa yang melaksanakan urusan penanaman modal, dan pejabat struktural di lingkungan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumbawa tetap menjalankan tugas, fungsi dan tata kerjanya sampai dengan dilantiknya pejabat struktural berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa (Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 641). BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 44 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku : a. Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa (Berita Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2008 Nomor 23); dan b. Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 29 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumbawa (Berita Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2008 Nomor 29); dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 45 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sumbawa. 19 Ditetapkan di Sumbawa Besar pada tanggal 20 Desember 2016 BUPATI SUMBAWA, ttd M. HUSNI DJIBRIL

Diundangkan di Sumbawa Besar pada tanggal 20 Desember 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA, ttd RASYIDI BERITA DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2016 NOMOR 70 Disalin sesuai dengan aslinya oleh : an. Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Asisten Pemerintahan u.b. Kepala Bagian Hukum, I KETUT SUMADI ARTA, SH. Pembina Tingkat Tk.I (IV/b) NIP. 19691231 199403 1 094 20

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN SUMBAWA BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN SUMBAWA KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUBBAGIAN PERENCANAAN, KEUANGAN DAN PELAPORAN SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG PENANAMAN MODAL BIDANG PELAYANAN DAN VERIFIKASI PERIZINAN BIDANG INFORMASI PENGADUAN MASYARAKAT DAN PELAPORAN SEKSI PROMOSI PENANAMAN MODAL SEKSI PELAYANAN PERIZINAN SEKSI INFORMASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT SEKSI KERJASAMA DAN PENGENDALIAN PENANAMAN MODAL SEKSI VERIFIKASI PERIZINAN SEKSI EVALUASI DAN PELAPORAN BUPATI SUMBAWA, ttd M. HUSNI DJIBRIL 21