TugasUshul Fiqh Al Ahkam

dokumen-dokumen yang mirip
HUKUM SYARI AH. Disusun guna memenuhi tugas. Mata kuliah: Ushul Fiqh. Dosen pengampu: Dr. H. Fahruddin Aziz. Disusun oleh: Ahmad Yusuf ( )

MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM

MAKALAH HUKUM TAKLIFI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ushul Fiqh Yang dibimbing oleh: Bpk. H. Sutrisno, R.S, M.Hi

RESUME. Al-Ahkam, Al-amru, An-Nahyu. Disusun Oleh : Sifa Dwi Rahmawati ( ) Sultan Maulana Alif ( ) Aminah (

hukum taklifi dan contohnya

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH USHUL FIQIH Dosen pengampu: Ust Nurhamid S.Pd.I. Nama: Sugiarti Yuli Yeni Arofah

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

PENGERTIAN TENTANG PUASA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Sumber sumber Ajaran Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT :

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN TANAH TUNGGU BAHAULAN DI DESA SUNGAI ULIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANJURAN PERSIDANGAN KEBANGSAAN PENGETUA-PENGETUA SEKOLAH MENENGAH MALAYSIA CAWANGAN PERLIS

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

االخاص (Khusus) A. Pengertian lafal Khash (khusus)

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN KEMBALI HIBAH BERSYARAT DI DUSUN MOYORUTI DESA BRENGKOK KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syi ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya ( Al Hajj 36 )

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

Standar Kompetensi : 7. Memahami tatacara Puasa Wajib dan Puasa Sunat

Pengertian Wasathiyah (Moderat) Dalam Agama

rukhs}oh (keringanan), solusi dan darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan 1. Ramadhan yang disebut juga dengan istilah zakat fitrah 2.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi sosial ekonomi dan dengan zakat, di samping ikrar tauhid (syahadat)

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN POTONGAN TABUNGAN BERHADIAH DI TPA AL- IKHLAS WONOREJO KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL WADI< AH PADA TABUNGAN ZAKAT DI PT. BPRS BAKTI MAKMUR INDAH

Fatwa-Fatwa Ramadhan untuk Wanita. 1. Pertanyaan: Apakah hukumnya menunda qadha puasa hingga setelah Ramadhan tahun depan?

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Makalah Syar u Man Qoblana

Munakahat ZULKIFLI, MA

DALIL DASAR HUKUM HAJI

BAB V KESIMPULAN, SARAN-SARAN DAN PENUTUP. 1. Pendapat Para Mufassir tentang Q.S. Al-Mu minun Ayat 1-9

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

SUMBER HUKUM ISLAM. Menumbuhkan Kesadaran Taat Hukum. Pokok

Hukum Orang yang Melakukan Nadzar

ISLAM DAN SYARI AH ISLAM

BAB IV. A. Tinjauan terhadap Sewa Jasa Penyiaran Televisi dengan TV Kabel di Desa Sedayulawas

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

Tercantum Tulisan Mulia, Mohon Diletakkan Di Tempat Terhormat I. FIQIH PUASA PRAKTIS

و أت م ىا ال ح ج و ال ع م ز ة ل ل ه )البقزة : مناسك الحج والعمرة. Manasik Umrah Duha Wisata. dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.

UNTUK KALANGAN SENDIRI

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi, menurut Data Departemen Agama Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang yang tidak

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BUNGA KAMBOJA KERING MILIK TANAH WAKAF DI DESA PORONG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Apakah Kawin Kontrak Itu?

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP TRADISI KEWAJIBAN INFA<Q BERUPA GABAH DI DESA MENDOGO KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

Pendidikan Agama Islam

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan untuk manusia, apalagi ajaran

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

HUKUM WANITA BEKERJA SEBAGAI GUIDE WISATA ح م عمل ملرأة مرشدة سياحية

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Agama Islam

Transkripsi:

TugasUshul Fiqh Al Ahkam Nama kelompok : Nining Maesaroh Nursa adah Tb. Hanzalah EKONOMI SYARIAH 2/E FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN SULTAN MAULANA HASANUDINBANTEN 2017

A. Pengertian Al - AhkamDalamUshulFiqih Al-ahkam (األحكن) maknanya dilihat dari segi bahasa merupakanbentukjamakdari kata hukmun ) من )حك yang artinya keputusan / ketetapan. Sedangkan menurut istilah dalam ushul fiqh, yaitu ها ا ا قتاا ه خ ا ها االشرع ال هوقع خلق ب خأ افعال ال هوك ل خفين هن ل بل أوتخيير أووضع "Apa-apa yang ditetapkan oleh seruan syari'at yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf (orang yang dibebani syari'at) dari tuntutan atau pilihan atau peletakan" 1 Dalam hal ini yang dimaksud dengan Sunnah. (seruan syariat) adalah Al Quran dan As خ اا االشرع Dari pengertian di atas terdapat tiga poin yang menjadi bentuk dari Al-Ahkam,. ل بل 1. Tuntunan Tuntunan dalam hal ini dapat berupa tuntunan melakukan sesuatu (perintah) atau pun tuntunan untuk meninggalkan sesuatu (larangan) baik itu berupa keharusan (wajib) atau pun hanya keutamaan. تخي خ اير 2. Pilihan Sesuatu hal yang dalam melakukan atau pun meninggalkannya tidak ada suatu ketentuan syara yang mengatur maka akan menjadi suatu kebebasan untuk memilih melakukan atau pun tidak atau sering disebut mubah وضع 3. Peletakan Wadh i adalah suatu hal yang diletakkan oleh pembuat syari'at dari tanda-tanda, atau sifatsifat untuk ditunaikan atau dibatalkan. Seperti suatu ibadah dapat dikatakan sah atau batal Menambahkan sedikit dari pemaparan di atas, al-ahkam dalam bahasan ilmu ushul fiqh adalah hukum-hukum yang hanya terkait dengan amalan manusia yang bersifat dhohir. Menurut istilah ahli fiqh, yang disebut hukum adalah bekasan dari titah Allah atau sabda Rasulullah SAW. Apabila disebut syara maka yang dikehendaki adalah hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia, yaitu yang dibicarakan dalam ilmu fiqh, bukan hukum yang berkaitan dengan akidah dan akhlak. 2 Jadi, tidak termasuk bahasan al-hakam dalam ushul fiqh hukum-hukum yang bersifat bathiniyah seperti hukum aqidah dan akhlaq.

B. Pembagian Al-Ahkam Dalam ushul fiqh hukum-hukum syariat dibagi menjadi dua macam. 1. Al-Ahkam at-taklifiyyah (hukum taklifiyah) 2. Al-Ahkam al-wadh'iyyah (hukum wadh iyah) I. Al-Ahkam at-taklifiyyah Hukum taklifi adalah firman Allah yang menuntut manusia untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu atau memilih antara berbuat dan meninggalkan. Al-Ahkam at-taklifiyyah dibagi menjadi lima yaitu Wajib, Mandub (Sunnah), Harom, Makruh, dan Mubah. 1. Wajib. Makna wajib dilihat dari segi bahasa adalah "yang jatuh dan harus" dan makna wajib menurut istilah dalam ushul fiqh adalah, ها أهرب خ خ الشاا هع على وو خ ا خا لزام "Apa-apa yang diperintahkan oleh pembuat syari'at dengan bentuk keharusan" 3. Hukum wajib dibagi menjadi beberapa macam dilihat dari berbagai aspek yaitu: 1) Dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, wajib ada 2 macam, yaitu a) Wajib muwaqqat, yaitu kewajiban yang ditentukan batas waktu untuk melaksanakannya, seperti shalat fardhu yang lima waktu, kapan mulai dan berakhirnya waktu sudah ditentukan. b) Wajib muwassa, yaitu waktu untuk melaksanakan kewajiban memmpunyai waktu yang luas. Seperti waktu untuk melaksanakan shalat dzuhur kurang lebih 3 jam, tetapi waktu yang diperlukan untuk melakukan sholat tersebut cukup 5-10 menit saja. c) Wajib mudhoyaq, yaitu waktu yang disediakan untuk melaksanakan untuk melaksanakan kewajiban sangat terbatas. Seperti puasa Ramadhan lamanya 1 bulan. d) Wajib mutlak, yaitu kewajiban yang tidak ditentukan batas waktu untuk melaksanakannya. Seperti kewajiban membayar kifarat bagi orang yang melanggar sumpah. 2) Dilihat dari segi orang yang dituntut mengerjakan, wajib dibagi sebagai berikut. a) Wajib Ain, artinya kewajiban yang harus dikerjakan tiap-tiap mukallaf. Seperti :shalat, puasa, zakat, dan lain-lain.

b) Wajib kifayah, artinya kewajiban yang boleh dilakukan oleh sebagian mukallaf (boleh diwakili oleh kelompok tertentu). Contoh : mengurus jenazah, menjawab salam, dan lain-lain. 3) Dilihat dari segi kadar (ukuran kuantitasnya) wajib dibagi menjadi berikut ini. a) Wajib muhaddad, yaitu kewajiban yang sudah ditentukan kadarnya. Contoh : jumlah rakaat dalam shalat, jumlah besarnya zakat. b) Wajib ghoiru muhaddad, yaitu kewajiban yang belum ditentukan kadarnya. Contoh : infaq, tolong-menolong, dan shodaqoh. 4) Dilihat dari segi tertentu atau tidaknya yang diwajibkan, wajib dibagi menjadi berikut ini. a) Wajib mu ayyan, yaitu kewajiban yang telah ditentukan jenis perbuatannya. Contoh : shalat, puasa, zakat fitrah. b) Wajib mukhoyyar, yaitu wajib tetapi boleh memilih di antara beberapa pilihan. Contoh : Kifarat bagi orang yang berkumpul suami-istri di siang hari Ramadhan boleh memilih memerdekakan budak, bila tidak mampu maka berpuasa 2 bulan berturut-turut, bila tidak mampu berpuasa maka member makan 60 fakir miskin 2. Mandub. Makna mandub dilihat dari segi bahasa adalah "yang diseru" dan makna mandub menurut istilah dalam ushul fiqh adalah, هاأهرب خ خ الشرع ال على وو االزام "Apa-apa yang diperintahkan oleh pembuat syari'at tidak dalam bentuk keharusan 4 Mandub secara mayoritas kita kenal dengan istilah sunnah, selain sunnah terdapat beberapa istilah lain dalam ushul fiqh yaitu nafilah, tathawwu, mustahab, dan ihsan. Mandub (sunnah) di bagi menjadi dua yaitu, 1. Sunah muakkad, artinya perintah melakukan perbuatan yang sangat dianjurkan (sangat penting) 2. Sunah ghoiru muakkad, artinya sunah yang tidak begitu penting (kurang dianjurkan).

3. Haram. Makna haram dilihat dari segi bahasa adalah "yang dilarang" dan makna haram menurut istilah dalam ushul fiqh adalah, ها نهى عع ه الشا اع على وو االزام ب خالق رك "sesuatu yang dilarang oleh pembuat syari'at dalam bentuk keharusan untuk ditinggalkan". 4. Makruh. Makna makruh dilihat dari segi bahasa adalah "yang dimurkai" dan makna makruh menurut istilah dalam ushul fiqh adalah, ها نهى عع ه الشااع ال على وو االزام ب خالق رك "sesuatu yang dilarang oleh pembuat syari'at tidak dalam bentuk keharusan untuk ditinggalkan". 5. Mubah. Makna mubah dilihat dari segi bahasa adalah "yang diumumkan dan dizinkan denganya" dan makna mubah menurut istilah dalam ushul fiqh adalah, ها ال يقعل ق ب أه مر, وال نه مه خل ات خ "sesuatu yang tidak berhubungan dengan perintah dan larangan secara asalnya" 5. II. Al-Ahkam al-wadh iyyah Hukum wadh i adalah kitab syar i yang menuntut untuk menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau penghalang dari sesuatu yang lain. 1) Sebab. Yaitu sesuatu yang jelas adanya mengakibatkan adanya hukum, sebaliknya tidak adanya mengakibatkan tidak adanya hukum. Contohnya, perbuatan zina mengakibatkan adanya hukum dera. 2) Syarat. Yaitu sesuatu yang harus ada sebelum ada hukum, karena adanya hukum bergantung kepadanya 3) Azimah, yaitu hukum syara yang pokok dan berlaku untuk umum bagi seluruh mukallaf, dalam semua keadaan dan waktu. Misalnya, puasa wajib pada bulan Ramadhan, sholat fardhu lima waktu sehari semalam dan lain sebagainya. 4) Rukhsoh, yaitu peraturan tambahan yang ditetapkan Allah SWT sebagai keringanan karena ada hal-hal yang memberatkan mukallaf sebagai pengecualian dari hukum-hukum yang pokok. Pembagian Rukhsah terbagi menjadi 4 macam. a) Dibolehkannya melakukan sesuatu yang seharusnya diharamkan. Hal ini dilakukan karena dalam keadaan darurat. Contoh : memakan bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah,

dalam Keadaan terpaksa memakannya sedang dia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas. b) Diperbolehkan meninggalkan hal-hal yang diwajibkan, apabila ada udzur yang bersifat dibolehkan secara syar i. c) Menganggap sah sebagian aqad-aqad yang tidak memenuhi syarat tetapi sudah biasa berlaku di masyarakat. Contohnya jual-beli salam (jual-beli yang barangnya tidak ada pada waktu terjadi aqad jual-beli / sistem pesanan). d) Tidak berlakunya (pembatalan) hukum-hukum yang berlaku bagi umat terdahulu sebelum Nabi Muhammad SAW. Contoh : memotong bagian kain yang terkena najis, mengeluarkan zakat ¼ dari jumlah harta, tidak boleh melakukan sholat selain di masjid. 5) Mani (Penghalang) Yaitu sesuatu yang karenanya menyebabkan tidak adanya hukum. Meskipun sebab telah ada, dan syarat telah terpenuhi, akan tetapi apabila terdapat mani maka hukum yang semestinya bisa diberlakukan menjadi tidak bisa diberlakukan. Contohnya, apabila seseorang mempunyai keluarga / kerabat sebagai ahli waris. Akan tetapi, apabila keduanya berlainan agama, maka keduanya tidak berhak saling mewarisi. Hal ini karena berlainan agama menjadi mani atau penghalang bagi seseorang untuk mendapatkan harta peninggalan. 6) Sah ها ترتبت ااا ها ف اعل خ علي عبااد ة عقد ةا "apa-apa yang pengaruh perbuatannya berakibat padanya, baik itu ibadah atau pun akad." 7) Fasid هاال ترتبت ااا ها ف اعل خ علي عبااد ة عقد ةا "apa-apa yang pengaruh perbuatannya tidak berakibat kepadanya, baik itu ibadah atau akad."