BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifi Nurshifa Budiarti, 2016 Studi Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina Se Kota Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara pemberian stimulasi tersebut. Prinsip tersebut meninjau atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, faktor instrumental, faktor fisiologis, dan faktor psikologis. Keempat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat di Indonesia saat ini adalah

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 sebagai Bibit Perkembangan PAUD di Indonesia. Mela Nugradini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Kurnia; 2009). Mereka merupakan titipan dan amanat Allah SWT, yang mesti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun. masyarakat. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana, manajemen dan lingkungan sudah memadai (Widyastono,

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINIMELALUI BERMAIN CLAY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. usia emas perkembangan ( golde age ). Untuk melejitkan potensi perkembangan tersebut, setiap

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka). Golden age merupakan waktu paling tepat untuk memberikan rangsangan dan bekal yang kuat kepada anak guna menunjang perkembangan jasmani dan rohaninya. Usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan anak tersebut diperlukan berbagai layanan dan bantuan orang dewasa. Bentuk layanan tersebut diarahkan untuk memfasilitasi pertumbuhan sebagai peletakan dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya, sehingga anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal sesuai nilai, norma, serta harapan masyarakat. Bentuk layanan bagi anak dapat berupa pendidikan, pengasuhan, perlindungan, kesehatan dan gizi yang diselenggarakan dalam bentuk satuan atau program Taman Kanakkanak (TK)/ Raudhatul Athfal (RA), Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS) (Kemendikbud, 2014). Berdasarkan pernyataan di atas, salah satu bentuk layanan bagi anak yaitu dengan menyelenggarakan pendidikan anak usia dini. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2014), Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pada hakikatnya pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan anak usia dini berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik mencapai aspek-aspek perkembangannya. Seorang pendidik harus mengetahui dan memahami kebutuhan setiap aspek perkembangan

2 pada anak agar dapat mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Menyelenggarakan pendidikan anak usia dini diperlukan sebuah kurikulum agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan sebelumnya. Sebagaimana dipaparkan oleh Asmawati (2014, hlm. 17) bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran untuk mencapai suatu pembelajaran dengan hasil suatu kemampuan, keterampilan, sikap tertentu pada anak yang dapat diamati dan diukur. Seorang pendidik harus memiliki tujuan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, mampu membuat rencana pembelajaran, menggunakan metode dan strategi yang menyenangkan dalam menyampaikan materi agar anak merasa tertarik untuk mengikutinya, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran serta memilih alat untuk mengukur atau mengevaluasi perkembangan anak selama mengikuti kegiatan. Hal tersebut merupakan komponen utama yang tercantum di dalam kurikulum. Bredekamp (File, et al, 2012 hlm. 94) menjelaskan bahwa : Curriculum is written plan that describes the goals for children s learning and development, and the learning experiences, materials and teaching strategies that are used to help children achieves those goals. The goals include the knowledge, skill, and dispositions that we want children to achieve. Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh Bredekamp, kurikulum itu merupakan perencanaan yang menggambarkan tujuan pembelajaran dan perkembangan anak secara tertulis, berbicara tentang yang dipelajari anak secara langsung yaitu pengalaman belajar, media dan strategi pembelajaran yang digunakan guru untuk membantu anak mencapai tujuan tersebut. Tujuan yang dicapai berupa pengetahuan dan keterampilan anak. Dengan demikian, kurikulum di PAUD dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan perkembangan anak pada segala aspek perkembangan, sehingga dapat membantu setiap anak mengembangkan potensinya secara utuh dan mempersiapkan anak beradaptasi secara kreatif dengan lingkungan masa kini dan masa depan kehidupannya. Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi peserta didik.

3 Konsep-konsep dasar disajikan dalam suatu kegiatan yang dapat merangsang, menarik, dan melibatkan anak serta menyediakan landasan untuk belajar secara baik. Kurikulum harus dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan anak, memberikan kesempatan untuk mengembangkan aspek-aspek intelektual atau kognitif, emosi dan fisik anak, memberikan dorongan, serta mengembangkan hubungan sosial yang sehat. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, kurikulum yang sudah diterapkan mengalami beberapa pergantian. Perubahan kurikulum bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sejarah kurikulum di Indonesia yang dikemukakan oleh Munawaroh (2004, http://m.kompasiana.com.almunawwar, diunduh 18/01/2016) yaitu: 1. Kurikulum Rencana Pelajaran (1964-1968) 2. Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994) 3. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2010 5. Kurikulum 2013 Alasan yang paling mendasar terjadinya perubahan kurikulum yaitu agar kurikulum yang akan diterapkan tersebut dapat menjawab tantangan zaman yang terus berubah tanpa dicegah, dan un tuk mempersiapkan perserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana dijelaskan Mulyasa (2014); Kurikulum 2013 diharapkan dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan sesuai dengan tuntutan zaman, serta perkembangan teknologi dan seni, guna menjawab arus globalisasi, berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial, lentur dan adaptif terhadap berbagai perubahan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menetapkan bahwa tahun ajaran 2014 semua sekolah pada jenjang dasar dan menengah harus mengimplementasikan kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013, peserta didik tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, namun menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Dalam implementasi kurikulum 2013, guru harus berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

4 Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Mohammad Nuh yang disampaikan dalam Kompas, 9 Maret 2013 (Mulyoto, 2013, hlm. 115) bahwa kurikulum 2013 memasukan kreativitas sebagai andalan. Kreativitas inilah modal dasar untuk melahirkan anak-anak yang inovatif, yang mampu mencari alternatif-alternatif dari persoalan atau tantangan di masa depan yang makin rumit. Pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran tematik. Pada praktiknya, kurikulum 2013 tidak terlepas dari berbagai masalah baik dalam hal administrasi maupun implementasi. Berdasarkan hasil pengamatan di beberapa lembaga TK swasta yang dijumpai ternyata masih belum dapat mengimplementasikan kurikulum 2013 PAUD ini. Misalnya, persiapan guru yang masih belum maksimal sehingga banyak pula guru yang belum mengetahui, memahami, dan berkemauan untuk menerapkannya. Selain itu pelatihan dan sosialisasi yang masih kurang, sehingga belum semua guru mendapat pengetahuan dan informasi, sedangkan guru yang telah ikut sosialisasi kesulitan menyampaikannya kepada guru yang lain di lembaga karena pembekalan dirasa kurang lengkap. Sejak diberlakukannya Kurikulum 2013, TK Negeri Pembina dan percontohan telah menjadi bidikan pemerintah untuk melakasanakan Kurikulum 2013 PAUD. Seperti halnya TK Negeri Pembina di Kota Bandung masih terdapat berbagai permasalahan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 PAUD. Secara umum kesulitan lembaga untuk mengoptimalkan kegiatan implementasi kurikulum 2013 PAUD adalah dalam penyusunan evaluasi pembelajaran dan laporan perkembangan anak, guru belum memahami secara komprehensif tentang implementasi kurikulum 2013 PAUD. Bagi Guru, implementasi Kurikulum 2013 yang diberlakukan secara serempak pada tahun ajaran 2014 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, bukan masalah suka atau tidak suka, juga bukan masalah senang atau tidak senang. Sepadan dengan pendapat Mulyasa (2014) bahwa: Mengimplementasikan kurikulum 2013 ini bukan masalah suka atau tidak suka namun masalahnya yaitu bagaimana guru dapat memerankan dirinya secara tepat, agar implementasi kurikulum tersebut sukses, dan berhasil menyiapkan lulusan yang produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter, sehingga dapat menyongsong Indonesia Emas di Tahun 2045 dengan penuh harapan.

5 Berdasarkan pernyataan diatas Mulyasa menegaskan bahwa betapa pentingnya mengimplementasikan kurikulum 2013. Penting adanya perubahan pada kurikulum ini terutama untuk menghadapi persaingan dunia dan berbagai perubahan yang terjadi secara cepat. Demi kepentingan tersebut perlu adanya persamaan pemahaman bagi berbagai pihak terutama di kalangan guru terhadap kurikulum 2013 ini, agar setiap guru bisa memberikan sumbangan yang berarti dalam menyiapkan pendidikan yang efektif melalui proses yang kreatif dan inovatif. Dengan demikian, peneliti bermaksud mengkaji dan meneliti implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina se Kota Bandung agar dapat mengetahui secara objektif dan faktual, sudah sesuai atau belum dengan ketentuan Kurikulum 2013 PAUD. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina se Kota Bandung berdasarkan dokumen II maka dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pengembangan perencanaan pembelajaran Kurikulum 2013 PAUD pada TK Negeri Pembina Kota Bandung? 2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 PAUD pada TK Negeri Pembina Kota Bandung? 3. Bagaimana evaluasi pembelajaran Kurikulum 2013 PAUD pada TK Negeri Pembina Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk: 1. Mengetahui gambaran tentang pengembangan perencanaan pembelajaran Kurikulum 2013 PAUD pada TK Negeri Pembina Kota Bandung. 2. Mengetahui gambaran tentang proses pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 PAUD pada TK Negeri Pembina Kota Bandung.

6 3. Mengetahui gambaran tentang evaluasi pembelajaran Kurikulum 2013 PAUD pada TK Negeri Pembina Kota Bandung D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama dalam rangka pengembangan ilmu, peningkatan mutu pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan menambah referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan mengenai kurikulum 2013 PAUD. 2. Secara Praktis: a. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengoptimalkan pelaksaanaan kurikulum 2013 PAUD. b. Bagi Kepala TK Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan di tingkat satuan pendidikan dalam mencari solusi atas kendala dalam melaksanakan kurikulum 2013 PAUD. c. Bagi Mahasiswa dan Peneliti Penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan dalam penelitian yang relevan tentang Kurikulum 2013 PAUD. d. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini dapat dijadika bahan pertimbangan dalam memberikan kontribusi bagi pemerintah, terutama dalam menghasilkan kebijakan yang efektif melalui adanya pedoman kurikulum PAUD yang solutif agar dapat dilaksanakan secara komprehensif di seluruh Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia.

7 E. Struktur Organisasi Penelitian Sistematika penelitian digunakan untuk memberikan gambaran secara umum hal-hal apa saja yang akan diteliti, untuk memperoleh pembahasan secara menyeluruh. Adapun sistematika dalam penelitian ini, diantaranya: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah dengan memaparkan tentang masalah yang penulis temukan di lapangan yaitu kebijakan pemerintah belum dapat diaplikasikan secara menyeluruh dan akan dibahas dalam penelitian ini, rumusan masalah yang berisi tentang pokok pembahasan dalam penelitian ini, tujuan penelitian yang ingin dicapai, manfaat penelitian yang akan diperoleh yang memaparkan sumbangan pikiran kepada berbagai pihak dari hasil penelitian ini, serta struktur organisasi penelitian sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian ini. BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka merupakan teori-teori yang mendukung terhadap penelitian ini, berisi tentang: (1) konsep kurikulum secara umum berisi tentang pengertian kurikulum, komponen kurikulum dan dimensi; (2) Kurikulum 2013 PAUD berisi tentang pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian autentik (3) Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di dalamnya membahas tentang pengembangan perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. (4) Penelitian yang relevan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian memaparkan tentang pendekatan metodologi penelitian secara lebih terperinci, yaitu mencakup desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey, variable tunggal, definisi opersional variable mengenai implementasi kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina se Kota Bandung, populasi dan sample penelitianya yaitu guru-guru di TK Negeri Pembina se Kota Bandung, teknik pengambilan data menggunakan angket tertutup, proses

8 pengembangan instrument, teknik analisis data yang digunakan dan prosedur penelitian. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Temuan dan pembahasan yang berisi tentang hasil penelitian yaitu pengolahan data di lapangan mengenai implementasi kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina se Kota Bandung menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010 dan pembahasan hasil penelitian berupa analisis data hasil pengolahan data yang telah diperoleh dilihat berdasarkan keseluruhan maupun dari ketiga dimensi, yaitu pengembangan perencanaan, proses pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran di TK Negeri Pembina se Kota Bandung. BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini berisi simpulan dari seluruh hasil pengolahan data dan analisis mengenai implementasi kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina se Kota Bandung, dan rekomendasi yang berisi tentang saran yang akan diberikan kepada berbagai pihak yang terkait termasuk guru, kepala TK, pemerintah, dan peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka memuat semua sumber rujukan yang dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi. LAMPIRAN Lampiran berisi semua dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini.