RELIGIUSITAS DAN PEMAAFAN DALAM KONFLIK ORGANISASI PADA AKTIVIS ISLAM DI KAMPUS UNIVERSITAS DIPONEGORO

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Putri Zahrah Adelia, Harlina Nurtjahjanti. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

STRES DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PETUGAS PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

DAFTAR PUSTAKA. (undergraduatesthesis). Universitas Mercubuana, Jakarta. Bahasa, P. (2001). Kamus besar bahasa Indonesia. Pusat Bahasa, Departemen

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA

vii Universitas Kristen Maranatha

Ummu Rifa atin Mahmudah_ Jurusan Psikologi-Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA

PENYESUAIAN SOSIAL DAN SCHOOL WELL-BEING: Studi pada Siswa Pondok Pesantren yang Bersekolah di MBI Amanatul Ummah Pacet Mojokerto

SURAKARTAA ABSTRAKSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DENGAN STRES KERJA PADA SALES PT.ASTRA INTERNATIONAL Tbk-DAIHATSU KOTA SEMARANG DAN YOGYAKARTA

SELF ESTEEM DAN OPTIMISME RAIH KESUKSESAN KARIR PADA FRESH GRADUATE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB III METODE PENELITIAN

Inayatul Khoeriyah, Dinie Ratri Desiningrum

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Kewirausahaan Pada Mahasiswa UKM Research n Business Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. Mercu Buana, Universitas memberikan banyak wadah kegiatan untuk melengkapi

LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DUA KELINCI PATI

LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN JOB INSECURITY PADA KARYAWAN CV. ELFANA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah dengan memaafkan. Memaafkan adalah salah satu cara untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. korelasional. Penelitian ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA LEADER MEMBER EXCHANGE DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN UNIT CABIN MAINTENANCE SERVICES PT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN DI PT. X

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA PEGAWAI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS 3 SMK MUHAMMADIYAH PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA SEMARANG

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA SMK SEMARANG

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Kata Kunci: Kecenderungan kecanduan media sosial, Kontrol Diri, Remaja akhir

HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DENGAN KEPUASAN KERJA WIRANIAGA NASMOCO GRUP DI SEMARANG

BAB III METODELOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi

Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen

PERCEPTION OF COMPENSATION AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEES OF PT KUDA INTI SAMUDERA, SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN LOYALITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN QUALITY CONTROL PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL SEMARANG

KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK. Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo. Abstrak.

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA ANGGOTA POLISI TESIS

KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

PERSEPSI TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN STRES KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT X DI BEKASI

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEHARMONISAN KELUARGA DAN KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah fakta-fakta dari objek penelitian realitas dan variabel-variabel

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

ABSTRAK. Kata Kunci :Dimensi Religiusitas, Self-Control, Prodiakon, Gereja. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Management Control System, Intellectual Capital, Simple regression Method. vi Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG

PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI DAN STRES KERJA TERHADAP KONFLIK KERJA-KELUARGA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT HUSADA UTAMA DI SURABAYA

REGULASI DIRI DAN ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA MAHASISWA POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

Fatihatun Nuroniyah Karimah, Siswati

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. This study aimed to identify the effect of interpersonal communication to

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN ASERTIVITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ISTRI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA. Skripsi

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

CAREER CALLING DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA PETUGAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS 1 SEMARANG

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Brand Image

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN SOCIAL LOAFING PADA MAHASISWA TESIS. Diajukan Kepada

HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL CAPITAL DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWANBAGIAN PRODUKSI PT. ARGAMAS LESTARI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN TERHADAP IBU DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA

HUBUNGAN ANTARA KETAKUTAN AKAN KEGAGALAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA UKM RESEARCH AND BUSINESS (R nb) UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN BERDASARKAN USIA DAN MASA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif 1. Dalam penelitian ini, peneliti

Kata kunci : wellness, emotional-mental wellness,intellectual wellness, physical wellness, social wellness, spiritual wellness.

PENGARUH SEMANGAT KERJA PEMILIK DAN PEKERJA TERHADAP KEWIRAUSAHAAN MORO ARTOS DI SALATIGA SKRIPSI

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: KRISTINAWATI A

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA JANDA/DUDA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DAN GENDER

Transkripsi:

RELIGIUSITAS DAN PEMAAFAN DALAM KONFLIK ORGANISASI PADA AKTIVIS ISLAM DI KAMPUS UNIVERSITAS DIPONEGORO Tri Kurniati Amrilah, Prasetyo Budi Widodo Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 kurniatiamrillah@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan seberapa besar pengaruh yang dapat diberikan oleh religiusitas terhadap pemaafan dalam konflik organisasi pada aktivis Islam di kampus Universitas Diponegoro khususnya dalam menghadapi konflik antar personal dalam satu organisasi. Pemaafan dibutuhkan untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi akibat konflik antar personal dalam organisasi. Memaafkan tidak dapat muncul begitu saja, terdapat faktor yang mempengaruhi pemaafan diantaranya adalah personality traits. Personality traits sendiri terdiri dari dimensi-dimensi yang berkorelasi positif dengan religiusitas dimana seharusnya dimiliki oleh anggota organisasi keagamaan seperti rohis. Penelitian kuantitatif ini melibatkan anggota rohis baik rohis tingkat jurusan, fakultas, maupun universitas di Universitas Diponegoro dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 191 orang yang diambil melalui metode unproportional stratified random sampling. Pengambilan data menggunakan metode self report dengan bantuan alat berupa skala yaitu Skala Pemaafan (29 aitem; α = 0,904) dan Skala Religiusitas (31 aitem; α = 0,915). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara religiusitas dengan pemaafan dalam mengahadapi konflik organisasi pada mahasiswa aktivis Islam di kampus Universitas Diponegoro (r xy = 0,580; p < 0,001). Sumbangan efektif religiusitas terhadap pemaafan sebesar 33,6% sementara sisanya 66,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Kata kunci: pemaafan, religiusitas, konflik antar personal organisasi Abstract This study aims to determine the relationship and how much religiosity can affect forgiveness in the organizational conflict of the Islamic activists at the campus of Diponegoro University, especially in the face of interpersonal conflict within the organization. Forgiveness is needed to reduce the negative impact caused by interpersonal conflict within the organization. Forgiveness can not come just like that. There are factors that affect forgiveness, such as personality traits. Personality traits consists of the dimensions were positively correlated with religiosity which should be owned by members of religious organizations such as Rohis. This study involving 191 members of three level s Rohis: departments, faculties, and universities in the University of Diponegoro. The members were taken through the unproportional stratified random sampling method. Data were collected using the Forgiveness Scale (29 items; α =.904) and the Religiosity Scale (31 items; α =.915). The results of simple regression analysis indicated that there is a significant positive relationship between religiosity and forgiveness in facing conflict of the Islamic activists at the campus of Diponegoro University (r xy =.58; p<.001). Religiosity effective contribution given to forgiveness by 33.6% while the remaining 66.4% is influenced by other factors. Keywords: forgiveness, religiosity, inter-personal conflicts organizations 287

PENDAHULUAN Mahasiswa adalah agen perubahan yang akan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa ditantang untuk dapat memperlihatkan kemampuannya sebagai agen perubahan dan sebagai calon pemimpin masyarakat. Peranan mahasiswa sebagai agen perubahan dan calon pemimpin masyarakat tersebut merupakan peranan yang sangat berat namun sangat strategis (Syaikhul, 2013). Strategisnya peranan tersebut, membuat mahasiswa menjadi andalan untuk menyebarkan ilmu agama mereka masing-masing tak terkecuali mereka yang beragama Islam. Penyebaran ilmu agama Islam oleh mahasiswa atau lebih dikenal dengan dakwah kampus adalah bagian dari dakwah secara umum dimana memiliki ruang lingkup meliputi sebuah perguruan tinggi dan dapat dirasakan oleh semua civitas akademik. Civitas akademis hidup dengan berbagai peraturan. Dengan demikian, dakwah kampus harus memperhatikan prinsip legal, formal, dan wajar dalam kacamata civitas akademis untuk dapat melaksanakan berbagai kegiatannya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah organisasi atau lembaga untuk mengelola dakwah di perguruan tinggi agar sesuai dengan peraturan yang berlaku di kalangan civitas akademis. Maka dibentuklah Lembaga Dakwah Kampus (LDK) atau lebih sering dikenal dengan istilah rohis (kerohanian islami) (Hendra, 2007). Sebuah organisasi khususnya Lembaga Dakwah Kampus (LDK) membutuhkan personil-personil untuk menjalankan roda dakwah kampus. Personil atau anggota yang ikut serta dalam dakwah kampus tersebut dikenal dengan aktivis dakwah kampus atau aktivis Islam dimana mereka dituntut untuk. dapat bekerja sama dalam koridor strategis dakwah kampus yang bersangkutan yaitu Lembaga Dakwah Kampus (LDK) (Hendra, 2007). Kerja sama yang baik sangat dibutuhkan suatu organisasi untuk dapat mencapai tujuan bersama. Akan tetapi dalam sebuah organisasi seperti LDK, konflik tidak dapat dilepaskan dari keberlangsungan kegiatan mencapai tujuan tersebut. Robbins dan Judge (2008) menyebutkan bahwa konflik adalah hal yang wajar dan pasti dialami oleh sebuah organisasi tak terkecuali sebuah LDK. Salah satu konflik yang kerap terjadi adalah konflik antar personal organisasi (Masmuh, 2008). Munculnya konflik dapat mengakibatkan komunikasi, keterjalinan, serta kerjasama antar anggota menjadi kurang baik. Apabila hal tersebut terjadi maka dapat mengakibatkan ancaman bagi kelangsungan hidup organisasi itu sendiri (Robbins & Judge, 2008). Di sisi lain, dampak bagi individu-individu yang terlibat konflik adalah timbulnya stress dan frutrasi sehingga dapat menurunkan kinerja dan mengancam kesehatan mental individu tersebut (Umar, 2005). Oleh karena itu dibutuhkan sebuah penyelesaian. Pemaafan dapat dijadikan suatu alternatif penyelesaian konflik dalam kelompok (Philpot dalam American Psychological Association [APA], 2006). Menurut Tsang, McCullough, dan Fincham (2006) pemaafan dapat memulihkan hubungan kedekatan personal setelah terjadinya peristiwa yang menyakitkan. Selain itu, pemaafan juga mempengaruhi kesehatan mental seseorang karena dengan memaafkan seseorang dapat melepaskan rasa marah dan mengubah pemikiran destruktif menjadi pemikiran yang lebih baik terhadap orang yang telah menyakiti (Philpot dalam APA, 2006). 288

Kesediaan seseorang untuk memaafkan dipengaruhi oleh faktor faktor tertentu. Penelitian sebelumnya mengenai pemaafan menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemaafan, salah satunya adalah personality traits (McCullough, 2001). Personality traits sendiri memiliki dimensi-dimensi seperti agreeableness, conscientiousness dan emotional stability (Smith, 2007). Sebuah penelitian oleh Smith (2007) menyatakan bahwa ketiga dimensi personality traits tersebut memiliki hubungan positif dengan social investment, dimana salah satunya adalah religiusitas. Penelitian lain oleh Mc Cullough, Tsang dan Brion (dalam McCullough, Michael, Fincham, & Tsang, 2003) menyatakan bahwa orang dewasa yang memiliki stabilitas emosi yang baik cenderung memiliki tingkat religiusitas yang lebih tinggi. Religiusitas menurut Glock dan Stark (dalam Ancok & Suroso, 2001) adalah sistem simbol, keyakinan, nilai dan perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi. Seorang aktivis Islam yang tergabung dalam rohis atau lembaga dakwah kampus dapat dikatakan sebagai orang-orang yang religius, bahkan terdapat kemungkinan religiusitas yang mereka miliki cukup tinggi bila dilihat dari simbol dan perilaku yang nampak. Hal tersebut terlihat dari cara berpakaian, kesehariannya dalam beribadah, dan kesediaan mereka untuk menjadi kader dakwah agamanya. Sebuah penelitian pilot study oleh Tsang, McCullough dan Hyot (2005) menyatakan bahwa secara tidak langsung religiusitas memiliki potensi untuk memunculkan pemaafan pada seseorang karena pada dasarnya setiap agama mengajarkan cinta dan kasih sayang yang mendorong sikap memaafkan. Akan tetapi, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kecil hubungan positif antara religiusitas dan pemaafan. Selain itu dalam penelitian yang sama, Tsang, McCullough dan Hyot (2005) menyatakan bahwa religiusitas juga dapat membuat seseorang melakukan pembalasan. Hal tersebut memungkinkan religiusitas sebagai alasan seseorang untuk tidak memaafkan kesalahan orang lain. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian metanalisis tentang hubungan religiusitas dan pemaafan oleh Kurniati (2011) yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara religiusitas dengan pemaafan akan tetapi tidak ada hubungan signifikan antara religiusitas dengan unforgiveness. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara religiusitas dan pemaafan serta mengetahui berapa besar sumbangan efektif yang diberikan religiusitas terhadap pemaafan dalam menghadapi konflik organisasi pada aktivis Islam di kampus Universitas Diponegoro. METODE Populasi dalam penelitian ini adalah semua aktivis Islam Universitas Diponegoro yang meliputi: 23 Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) yang tersebar dalam Fakultas Teknik, Fakultas Sains dan Matematika, serta Fakultas Kedokteran; 12 Lembaga Dakwah Fakultas (LDF); dan satu Lembaga Dakwah Kampus (LDK) tingkat universitas. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan metode probability sampling dengan cara pengambilan sempel bertingkat atau stratified sampling dimana pengambilan sampel dilakukan dengan sampel random pada masing-masing tingkat 289

Lembaga Dakwah yang ada sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 191 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode self report dengan bantuan instrumen berupa skala. Skala yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan model skala Likert dengan empat pilihan jawaban. Skala yang digunakan untuk pengambilan data adalah Skala Pemaafan dan Skala Religiusitas. Skala Pemaafan merupakan skala yang disusun untuk mengungkapkan seberapa besar kesediaan seseorang untuk memaafkan tersusun atas dimensi penurunan respon negative dan peningkatan respon positif. Sedangkan Skala Religiusitas digunakan untuk mengukur tingkat religiusitas seseorang yang tersusun atas dimensi keyakinan, pengetahuan, perilaku, dan pengalaman. Proses analisis data menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan bantuan prosram komputer yaitu Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows Release Versi 21. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi (r xy ) sebesar 0,580 dengan nilai signifikasi (p) = 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dan pemaafan pada mahasiswa aktivis Islam Universitas Diponegoro. Hubungan tersebut bersifat positif, hal ini terlihat dari angka koefisien korelasi yang bernilai positif. Hubungan positif ini mencerminkan bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas individu maka akan semakin tinggi pula kesediaannya untuk memaafkan. Begitu pula sebaliknya, apabila tingkat religiusitas individu rendah maka kesediaannya untuk memaafkan pun rendah. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan sebelumnya dapat diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil sebuah penelitian meta analisis tentang religiusitas dan pemaafan oleh Kurniati (2011). Penelitian meta analisis tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara religiusitas dengan pemaafan akan tetapi tidak ada hubungan signifikan antara religiusitas dan ketidakbersediaan memaafkan (unforgiveness). Berdasarkan hasil analisis data dan kategorisasi subjek, penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas yang dimiliki oleh sebagian besar aktivis Islam di kampus Universitas Diponegoro sangat tinggi. Persentase jumlah aktivis yang memiliki religiusitas sangat tinggi mencapai 74,35%, sementara sisanya yaitu 25,65% aktivis Islam memiliki religiusitas tinggi. Aktivis Islam yang memiliki religiusitas tinggi bahkan sangat tinggi bepegang teguh pada pandangan Islam dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin Islam serta memiliki ketaatan yang tinggi terhadap perintah Islam. Sebagaimana pendapat Ancok dan Suroso (2001) bahwa orang yang religiusitasnya tinggi berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut, dimana setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan yang para penganutnya diharapkan untuk taat. Aktivis Islam yang memiliki tingkat religiusitas tinggi bahkan sangat tinggi adalah individu yang mampu dengan baik menghayati keyakinannya terhadap doktrindoktrin Islam yaitu Tuhan dan segala perintahnya serta diwujudkan dengan pengetahuan dan perilaku sebagai bentuk ketaatan dan komitmen terhadap agamanya. 290

Sehingga dengan tingkat religiusitas yang tinggi, aktivis Islam pun memiliki kesediaan memaafkan yang tinggi pula karena memaafkan adalah salah satu perintah Tuhan. Kesediaan aktivis Islam untuk memaafkan dalam konflik organisasi ditunjukkan dari kategorisasi subjek berdasarkan hasil analisis data. Sebagian besar aktivis Islam di Universitas Diponegoro yaitu 64,92% memiliki kesediaan memaafkan tinggi sementara sisanya yaitu 32,46% berada pada kategori sangat tinggi dan hanya 2,62% yang memiliki kesediaan memaafkan rendah. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan pula bahwa variabel religiusitas memberikan sumbangan efektif sebesar 33,6% terhadap variabel pemaafan pada aktivis Islam Universitas Diponegoro. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsistensi variabel pemaafan sebesar 33,6% dapat diprediksi oleh variabel religiusitas, sementara sisanya sebesar 66,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini seperti sosial kognitif, karakteristik serangan, kualitas hubungan personal, dsb. Sumbangan efektif yang diberikan, menunjukkan bahwa religiusitas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemaafan pada aktivis Islam di kampus Universitas Diponegoro. Pemaafan sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti personalitiy traits (McCullough, 2001). Menurut Smith (2007) personality traits memiliki beberapa dimensi yaitu agreeableness, conscientiousness, dan emotional stability dimana ketiganya memiliki hubungan positif dengan social investment yang salah satunya adalah religiusitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa religiusitas dapat mempengaruhi pemaafan pada seseorang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dengan pemaafan pada mahasiswa aktivis Islam Universitas Diponegoro dalam mengahadapi konflik organisasi. Hubungan ini memiliki arti bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas mahasiswa maka akan semakin tinggi pula kesediaannya untuk memaafkan orang lain yang telah bersalah atau menyakitinya dalam konteks organisasi, begitu pula sebaliknya. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji hipotesis yang memperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,580 dengan signifikansi 0,000 (p<0,05). Selain itu, religiusitas juga memberikan sumbangan efektif kepada pemaafan sebesar 33,6%. Hasil ini menunjukkan bahwa religiusitas dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pemaafan pada mahasiswa aktivis Islam Universitas Diponegoro, sementara sisanya sebesar 66,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA American Psychological Association. (2006). Forgiveness-definition and effects. Forgiveness: A Sampling of Research Result, 5. Ancok, D. & Suroso, F. N. (2001). Psikologi islami. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 291

Hendra. (2007). Definisi dasar dan tujuan dakwah kampus. Diunduh dari http://www.hdn.or.id/index.php/artikel/2007/definisi_dasar_dan_tujuan_dakwah _kampus Kurniati, N. M. (2011). Studi meta-analisis hubungan religiusitas dan pemaafan. Jurnal Ilmiah Psikologi, 5. Masmuh, A. (2008). Komunikasi organisasi dalam perspektif teori dan praktek. Malang: UMM Press. McCullough, M. C. (2001). Vengefulness: Relationship with forgiveness, rumination, well-being, and the big five. Personality and Social Psychology Bulletin, 601-610. McCullough, M. E., Fincham, F. D. & Tsang, Jo-Ann. (2003). Forgiveness, forberance, and time: The temporal unfolding of transgression-related interpersonal motivations. Journal of Social and Clinical Psychology, 19, 43-45. Robbins, S. P. & Judge, T. A. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba. Smith, J. L. (2007). Social investment and personality: A meta-analysis of the relationship of personality traits to investment in work, family, religion, and volunteerism. Personality and Social Psychology Review, 68-86. Syaikhul, M. (2013). Peran mahasiswa muslim dalam penggerak dakwah kampus dan masyarakat. Diunduh dari http://muhammad-syaikhul- fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-78841-umum- Peran%20Mahasiswa%20Muslim%20dalam%20Penggerak%20Dakwah%20Ka mpus%20dan%20masyarakat.html Tsang, J., McCullough, M. E. & Hyot, W. T. (2005). Psychometric and rationalization accounts of the religion-forgiveness discrepancy. Journal of Social Issue, 61, 785-805. Tsang, J., McCullough, M. E. & Fincham, F. D. (2006). Forgiveness and the psychological dimension of reconsiliation: A longitudinal analysis. Journal of Social and Clinical Psychology, 25, 404-428. Umar, H. (2005). Sumber daya manusia dalam organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 292