BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu karakteristik bumi adalah bumi merupakan salah satu bentuk alam yang bersifat dinamis yang disebabkan oleh tenaga-tenaga yang bekerja di dalam bumi itu sendiri (tenaga endogen). Struktur bumi terdiri dari inti yang berupa bola pijar, mantel atau selubung dan kerak yang menutupi seluruh permukaan bumi. Kerak bumi terdiri dari lembaran-lembaran yang disebut lempeng kerak bumi. Lempeng ini bisa terdiri dari kerak benua, kerak samudera, ataupun keduanya. Di dalam mantel bumi terjadi arus konveksi yang menyebabkan lempeng-lempeng tersebut bergerak. Suatu saat antar lempeng akan saling bertumbukan sehingga dapat terbentuk zona subduksi. Zona tersebut akan mengalami kondisi dimana bidang temu antar lempeng dapat terkunci kemudian tekanan atau regangan akan mencapai kejenuhan yang akan menyebabkan kedua lempeng yang bertumbukan akan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga kerak bumi mengalami pergeseran yang disebut dengan gempa bumi. Fenomena gempa bumi ini memiliki sifat yang berulang yang berarti di tempat yang sama akan terjadi gempa bumi lagi dalam suatu periode waktu. Sifat tersebut dinamakan earthquake cycle atau siklus Gempa Bumi. Tahapan atau fase yang terjadi selama gempa bumi yaitu fase interseismik, preseismik, coseismik, dan postseismik. Fase postseimik adalah tahapan setelah gempa utama terjadi dimana sisasisa energi di lepaskan secara aseismik namun tetap menghasilkan deformasi secara permanen mencapai orde sub meter (Andreas et al, 2005). Pemahaman fase postseismik akan berguna bagi perkiraan potensi gempa dalam kaitan upaya mitigasi bencana. Pada hari Senin 17 Juli 2006 terjadi gempa bumi dengan pusat 9,46 LS 107,19 BT, kedalaman 33 km dan kekuatan 6,8 Skala Richter. Pusat gempa bumi di Samudera Hindia 280 km selatan Bandung atau 255 km barat daya 1
Pangandaran (BMG, 2006). Bencana tersebut telah merenggut ratusan jiwa dan kerugian materiil mencapai milyaran rupiah. Berkaca dari kejadian tersebut, untuk kedepannya diperlukan sebuah upaya dalam mitigasi bencana alam di daerah Pangandaran dan salah satu upayanya adalah dengan memantau deformasi postseismik di daerah tersebut. Teknologi yang dapat digunakan untuk pemantauan deformasi postseismik tersebut adalah dengan teknologi GPS (Global Positioning System). GPS adalah sistem satelit yang didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara secara simultan (Abidin, 2000). GPS dapat memberikan informasi tentang posisi secara akurat. Survei GPS dilakukan setelah gempa Pangandaran 2006 terjadi atau pasca gempa karena studi tentang postseismik ini dilakukan setelah tahapan gempa utama. Selang pengamatan survei GPS ini kurang lebih satu tahun. Adapun waktu gempa dan survei GPS dapat dijelaskan pada tabel 1.1 di bawah ini: Tabel 1.1 Selang waktu antara gempa Pangandaran dengan Survei GPS Pangandaran Tahapan Waktu Gempa Pangandaran 2006 17 Juli 2006 Survei GPS Kala-1 23-30 Juli 2006 Survei GPS Kala-2 9-14 Agustus 2007 Data yang dihasilkan dari survei GPS ini dapat memberikan besar nilai deformasi dari suatu blok kerak bumi setelah gempa terjadi seperti Gempa Pangandaran 2006 sehingga dapat digunakan dalam memantau deformasi postseismiknya. 2
1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah menganalisis pergeseran vektor titik pengamatan dari data survei GPS secara episodik. Dari kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui besar dan pola deformasi postseismik di zona subduksi Pangandaran. 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup dari pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Data yang digunakan dalam pengolahan data adalah data pengamatan dari survei GPS secara episodik yaitu kala pertama pada bulan Juli 2006 dan kala kedua pada bulan Agustus 2007. Software yang digunakan dalam pengolahan data adalah software ilmiah Bernese 5.0. Analisis terhadap hasil pola deformasi yang didapat adalah pada fase postseismik. 1.4 Manfaat Manfaat dari hasil pengerjaan tugas akhir ini adalah : Memberikan informasi mengenai besar dan pola deformasi postseismik di sekitar zona subduksi pangandaran setelah Gempa Pangandaran tahun 2006. Hasil dari tugas akhir ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam kaitannya dengan mitigasi bencana alam di sekitar Pangandaran. Informasi dari besar deformasi dapat dikaitkan dengan berbagai keperluan lainnya, misal revisi terhadap titik-titik kerangka geodesi, pengaruhnya terhadap bangunan-bangunan publik dan keperluan lainnya. Memberikan informasi untuk penelitian deformasi selanjutnya. 3
1.5 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan penelitian studi kasus. Adapun tahapan dari metodologi penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Studi literatur dari berbagai buku, website dan kuliah yang berkaitan dengan tugas akhir ini meliputi gempa bumi, deformasi bumi dan penggunaan GPS dalam memantau deformasi bumi. 2) Pengumpulan data dari pengamatan survei GPS yang dilakukan dalam 2 kala pada tahun 2006 dan tahun 2007. 3) Pengolahan data yang dilakukan menggunakan software ilmiah Bernese 5.0. 4) Menganalisis hasil pengolahan data sehingga didapatkan kecepatan dan pola deformasi postseismik. 4
Metodologi penelitian dari tugas akhir ini dapat divisualisasikan pada gambar 1.1 dibawah ini: Data Pengamatan GPS dalam 2 kala pengamatan (2006 dan 2007) Pengolahan Data menggunakan software Bernese 5.0 Hasil koordinat dan ketelitian dalam 2 kala Analisis deformasi postseismik Kesimpulan dan Saran Gambar 1.1 Metodologi penelitian Tugas Akhir 5
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari tugas akhir ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dijelaskan mengenai konsep penulisan tugas akhir ini yang meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup masalah, metodologi penelitan, manfaat dan sistematika penulisan. BAB II SEISMISITAS WILAYAH INDONESIA KHUSUSNYA PANGANDARAN DAN SURVEI GPS SEBAGAI METODE PEMANTAUAN DEFORMASI BUMI Dalam bab dasar teori ini akan terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama akan dibahas tentang informasi seismisitas wilayah Indonesia khususnya zona subduksi Pangandaran. Bagian selanjutnya akan dibahas tentang siklus gempa terutama pada fase postseismik. Untuk bagian terakhir akan dibahas mengenai konsep dasar survei GPS dalam kaitannya dengan pemantauan deformasi menggunakan GPS dan aspek-aspek yang terkait dengan tujuan tersebut. BAB III PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA GPS Pada bab ini akan terdiri dari pengamatan GPS yang dilakukan secara episodik dalam 2 kala. Kemudian pada bab ini juga akan dibahas bagaimana pengolahan dari data GPS menggunakan software ilmiah Bernese 5.0 sehingga didapatkan besar dan pola dari vektor pergeseran. BAB IV ANALISIS Pada bab 4 ini akan berisi analisis terhadap data pengamatan dan hasil pengolahannya. Selain itu analisis juga dilakukan terhadap besar dan pola dari vektor pergeseran yang didapat dari pengolahan data. BAB V PENUTUP Bab terakhir ini akan berisi kesimpulan yang didapat dan saran yang dapat diberikan dari pengerjaan tugas akhir ini. 6