Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

HEAT TREATMENT PADA ALUMINIUM PADUAN

Peningkatan Sifat Mekanik Paduan Aluminium A356.2 dengan Penambahan Manganese (Mn) dan Perlakuan Panas T6

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN AL 2014 HASIL PROSES AGING DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

HASIL PENGUJIAN KOMPOSISI

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membuat suatu produk, bahan teknik merupakan komponen. yang penting disamping komponen lainnya. Para perancang, para

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

PERBAIKAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM A356.0 DENGAN CARA MENAMBAHKAN Cu DAN PERLAKUAN PANAS T5

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA.319-T6 AKIBAT PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AGING PADA PROSES PRECIPITATION HARDENING

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

BAB II DASAR TEORI. Brake Lining. Brake Shoe. Gambar 2.1. Sepatu Rem [15].

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. walaupun harga produk luar jauh lebih mahal dari pada produk lokal. yang menjadi bahan baku utama dari komponen otomotif.

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA VELG MERK STOMP YANG MEMENUHI STANDART ASTM

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKERASAN PADUAN Al-Si YANG DI- QUENCHING DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN DAN WAKTU PENCELUPAN

Pengaruh Natural dan Artificial Aging Pada Velg Bahan A356.0 Centrifugal Casting Dengan Variasi Putaran Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

Pengaruh Tekanan, Temperatur Die Pada Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Berbasis Material Piston Bekas

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

Karakterisasi Sifat Mekanik Paduan Aluminium AA. 319-T 6 Akibat Pengaruh Waktu Tahan Pada Proses Precipitation Hardening

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

PENGARUH TEMPERATUR AGING TERHADAP PADUAN ALUMUNIUM SERI 6069 TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPACT. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR MANGAN PADA PADUAN ALUMINIUM 7wt% SILIKON TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perubahan Nilai Kekerasan dan Struktur Mikro Al-Mg-Si Akibat Variasi Temperatur Pemanasan. Disusun Oleh

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

Kategori unsur paduan baja. Tabel periodik unsur PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

BAB II DASAR TEORI AAXXX.X

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

ANALISA SIFAT FISIS DAN MEKANIS PULLEY HASIL CORAN DENGAN BAHAN TAMBAH PISTON BEKAS

PENGARUH BENDING RADIUS PADA LIGHTENING HOLES PROCESS TERHADAP KERETAKAN AL 2024 T3 SHEET

Analisa Pengaruh Penambahan Tembaga (Cu) Dengan Variasi (7%, 8%, 9%) Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Fluida : Semi Lean Benfield Solution (K 2 CO 3 ) Masalah Pompa 107-J. Produksi Tinggi. Why??

PENGARUH TEKANAN, TEMPERATUR DIE PADA PROSES SQUEEZE CASTING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PISTON BERBASIS MATERIAL BEKAS

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR AGING TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN ALUMNIUM AA 356 HASIL PROSES CASTING

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

PERLAKUAN PANAS PADUAN AL-SI PADA PROTOTIPE PISTON BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

Pembahasan Materi #11

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

IDENTIFIKASI BAHAN DAN PROPERTIESNYA PADA KARTER OLI EKS MESIN DIESEL MAN D 2842 LE201 PLTD IPUH BARU UNIT 1

Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

PENGARUH PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

ISSN hal

Transkripsi:

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si Fuad Abdillah*) Dosen PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Waktu penahanan pada temperatur tertentu untuk perlakuan panas artificial aging akan menentukan pengerasan presipitasinya dan sangat berpengaruh terhadap sifat mekanis paduan Al-Si. Lamanya waktu penahanan akan menghasilkan sifat mekanis yang berbeda, sehingga dalam hal ini akan dicari lama waktu penahanan yang tepat untuk mendapatkan sifat mekanis yang optimum. Dengan studi literatur, maka dilakukan percobaan pada paduan Al-Si dengan perlakuan panas C dan di quenching yang dilanjutkan ke temperatur artificial aging solution heat treatment 5 154 C dengan lama waktu penahanan 1, 3, 5 dan 7 jam, kemudian dibandingkan dengan paduan Al-Si satu hari setelah di quench pada temperatur kamar 3 C tanpa artificial aging. Setelah percobaan tersebut, dilakukan pengujian tarik, kekerasan, dan pengamatan terhadap perubahan struktur mikro. Berdasarkan percobaan yang dilanjutkan dengan pengujian, maka didapatkan sebuah fenomena dimana semakin lama waktu penahanan dari 5 hingga 7 jam terjadi peningkatan kekuatan bahan secara drastis tetapi diikuti oleh penurunan tingkat regangannya. Kata kunci : artificial aging, sifat mekanis, struktur mikro, perlakuan panas dan quenching 1. Pendahuluan Dalam rangka menghadapi pasar bebas, industri otomotif di Indonesia perlu meningkatkan kualitas produknya. Seiring dengan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian-penelitian agar kualitasnya dapat dioptimalkan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu bahan yang paling banyak dipakai dalam pembuatan komponen otomotif adalah paduan Al-Si, maka dari itu hingga saat ini masih terus dikembangkan 1-3) dan dilakukan penelitian oleh para ahli. Sifat coran paduan aluminium sangat dipengaruhi oleh unsur paduan utamanya. Dalam paduan Al-Si, silikon (Si) merupakan unsur pemadu utama dan memiliki sifat- sifat yang baik, antara lain : fluiditas, permukaan halus, hot shortness, tahan korosi, ringan, koefisien pemuaian kecil serta sebagai penghantar listrik dan panas 1,4). Sifat-sifat baik (silumin) dapat diperbaiki oleh perlakuan panas dan penambahan unsur pemadu lain 4,5) seperti Mg, Cu serta Ni. Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 1 11

Proses penguatan paduan Al-Si salah satunya dapat dilakukan dengan pembentukan presipitasi partikel halus dalam struktur mikronya... Tinjauan Pustaka Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat tahan terhadap korosi dan penghantar listrik baik, juga tahan aus serta koefisien pemuaiannya rendah sehingga bahan ini sangat luas pemakaiannya. Untuk keperluan tertentu dan meningkatkan sifat mekaniknya, harus ditambahkan unsur lain seperti Si, Mg, Cu, Zn 4, 5) perlakuan panas (T6), Gambar 1 4-5) dan diberi suatu -Al memiliki sifat mampu-cor baik, namun risikonya adalah penurunan sifat mekanik, terlihat pada diagram fase bahwa Si dapat larut dalam α-al walau prosentasenya terbatas, dan membentuk eutektik pada temperatur ± 577 C. Pemanasan paduan Al-Si ke bawah temperatur batas kelarutan maksimal + 577 C, mengakibatkan Si terlarut dalam matrix α-al secara maksimum dengan komposisi eutektik 1,6 % Si. Larutan padat yang terbentuk pada temperatur tinggi dapat dipertahankan dalam keadaan supersaturated yaitu dengan pendinginan cepat (quenching), guna mengurangi presipitasi larutan atom yang kasar dan bersifat inkoheren, 5,6) Gambar. Jika dilakukan pendinginan cepat sampai temperatur kamar, phasa α tidak Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 1 113

sempat membentuk phasa β karena atom Si yang berada dalam α-al akan terperangkap sehingga tidak sempat keluar dan akhirnya tetap fasa tunggal α super jenuh. Pemanasan ulang fasa tunggal α super jenuh akan menghasilkan presipitat partikel halus senyawa Mg Si. Presipitat tersebut terjadi akibat perlakuan age hardening yaitu pemanasan kembali di bawah temperatur batas GP Zone (temperatur aging), sehingga terjadi proses dekomposisi. Pertumbuhan presipitat akan meningkat seiring dengan naiknya temperatur dan waktu age hardening. Presipitat berpartikel halus diperoleh dengan pengaturan temperatur dan waktu aging. Serangkaian proses di atas salah satunya dikenal sebagai perlakuan panas T6. Perlakuan panas T6 merupakan cara memperbaiki sifat mekanik dengan penguatan presipitasi partikel halus. Gambar. Skema perlakuan panas T6 paduan Al-Si 3. Prosedur Penelitian 7) Material dalam penelitian adalah paduan hipo eutektik Al-Si seri A.356. (JIS H 5), yang mempunyai komposisi kimia seperti tabel-1, dan sedikit kandungan Sr, Zn, Mn. Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 1 114

Material diberi perlakuan panas pelarutan (solution heat treatment) pada temperatur 5 C selama 6 jam, kemudian di quench pada media air 7 C dengan waktu delay 5 detik. Selanjutnya dilakukan pemanasan artificial aging (T=154 penahanan adalah 1, 3, 5 dan 7 jam). C, variasi lama waktu Hasil quenching tanpa artificial aging dan yang diberi artificial aging masing-masing diuji mekanis, yaitu uji tarik, metalografi, dan uji kekerasan. Secara skematis proses perlakuan panasnya seperti pada Gambar 1, dan Gambar. 4. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan data-data hasil penelitian dengan variabel waktu penahan yang berbeda, kekuatan tarik maksimal (UTS, ultimate tensile strength) terjadi pada waktu artificial aging 7 jam yaitu sebesar 3,61 kg/mm seperti ditunjukkan pada grafik hubungan antara waktu artificial aging terhadap UTS, regangan, dan kekerasan, Gambar 3. Regangan terbesar terjadi pada kondisi tanpa artificial aging yaitu sebesar 19,7 % dan semakin lama waktu penahanan (artificial aging) 1 hingga 7 jam, regangan semakin menurun yaitu hingga 9,74 %. Korelasi antara kekuatan tarik, regangan, dan metalografi, oleh adanya perlakuan panas T6, yaitu perlakuan panas pelarutan (solution heat treatment), quenching, dan artificial aging, menghasilkan kesimpulan sbb : terjadi perubahan partikel Si eutektik yang pada awalnya berbentuk bulat kecil menjadi bulat besar, sehingga mengakibatkan peningkatan kekuatan tarik dan penurunan remangan Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 1 115

Gambar 3. Pengaruh Waktu artificial- aging terhadap UTS, Regangan dan Kekerasan Pada dasarnya bentuk butiran kristal kecil akan menghasilkan daerah rintangan lebih besar untuk dapat dilalui gerakan dislokasi atau sebaliknya. Struktur mikro as-cast terdiri dari partikel Si eutektik berbentuk bulat kecil, senyawa Mg Si dengan bentuk tidak merata dan senyawa Al FeSi berbentuk jarum (Gambar 4). 5 Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 1 116

Dengan perlakuan panas solution heat treatment kemudian diquenching tanpa artificial aging, bentuk jarum berubah menjadi bentuk batang, Gambar 5. Oleh perlakuan artificial aging 154 C dengan waktu penahanan 1 hingga 7 jam, bentuk batangan semakin lama menjadi batangan tebal berujung tumpul, Gambar 6. Perubahan tersebut karena pada kondisi ini dihasilkan energi gerak cukup besar sehingga ada kecenderungan untuk saling menyatu. Hal inilah yang memperlihatkan terjadinya peningkatan nilai kekerasan. Pada dasarnya peningkatan nilai kekerasan tersebut lebih disebabkan oleh adanya presipitat atom-atom Mg atau Si dalam matriknya (Al). Atomatom Mg atau Si tersebut pada kondisi artificial aging akan cenderung memposisikan diri terhadap atom pelarutnya sehingga terjadi koherensi (kesamaletakan). Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 1 117

Hubungan kekerasan dan kekuatan tarik, pada senyawa Al FeSi yang berbentuk jarum 5 cenderung menunjukkan bahwa arah slipnya semakin sulit untuk mengadakan gerak dislokasi. Hal ini merupakan akibat gerakan dislokasinya terhalang oleh adanya penampang yang berbentuk jarum Kesimpulan 1. Proses perlakuan panas T6 sangat berpengaruh terhadap perubahan bentuk partikel Si eutektik yang awalnya (as-cast) bulat kecil berubah menjadi bulat besar dan beraglomerasi; sedangkan pada senyawa intermetalik Al FeSi dari bentuk jarum 5 berubah menjadi bentuk batangan.. Semakin lama waktu penahanan yaitu 1 hingga 7 jam pada temperatur artificial aging 154 C terjadi peningkatan kekuatan tarik 34,14 % dari,8 kg/mm menjadi 3,61 kg/mm, penurunan regangan 49,39 % dari 19,7 % menjadi 9,98 %, dan kenaikan kekerasan 15 % dari 4, HVN menjadi 9,5 HVN 3. Peningkatan sifat mekanis di atas lebih disebabkan adanya presipitat intermetalik Mg Si dalam matrik α aluminium. Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 1 118

Daftar Pustaka rd 1. Kaiser, Casting Kaiser Aluminum, 3 Chemichal Sales, Inc., 1979. ed. Oakland, California, Kaiser Aluminum and. Banga, T.R., Agarwal, R.L. Manghnai, T, Foundry Engineering, Delhi; Khana Publisers Delhi, 1981. 3. Varley, P.C., The Technology of Aluminum and Its Alloys, Ohio; Press Cleveland, 197. 4. Kalpakjian, S, Manufacturing Process for Engineering Material, 3 ed, California: Addisson Wesley Publishing Company, Inc., 1997. 5. Dieter,G.E., Mechanichal Metallurgy, SI Metric, 1995 th 6. Metals Hand Book, 8 edition, Metalographys Structures and Phase Diagrams, ASM, Metal Park, Ohio, 1981. 7. JIS Hand Book, Non-Ferrous Metal and Metallurgy, 1994. Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 1 119