RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANONITROFOS DAN PUPUK KIMIA TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An am ayat 99:

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

JURNAL SAINS AGRO

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini mendorong permintaan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

BAHAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau yang lebih dikenal dengan nama

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI. Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Produksi Rumput Gajah Taiwan (Pennisetum Purpureum Schumach)

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

I. PENDHULUAN. pertanian dalam pembangun suatu perekonomian adalah menghasilkan bahan pangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

KERAGAAN VARIETAS PADI RAWA ADAPTIF PADA LAHAN RAWA LEBAK DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

PENDAHULUAN. Kacang Tanah merupakan tanaman polong polongan kedua terpenting

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

Untuk menunjang pertumbuhannya, tananam memerlukan pasokan hara

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%

I. PENDAHULUAN. Mentimun merupakan suatu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR URIN SAPI DAN LIMBAH TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PENGARUH DOSIS PUPUK SP 36 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

Deskripsi FORMULA PUPUK HAYATI TANAMAN KEDELAI

Transkripsi:

RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL Yafizham Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung ABSTRAK Untuk menunjang usaha pemerintah dalam menuju swasembada kedelai, perlu adanya upaya pengembangan lahan kering seperti Ultisol. Budidaya kedelai pada tanah Ultisol menghadapi berbagai kendala karena umumnya miskin unsur hara makro dan mikro. Salah satu usaha untuk mengatasi kendala pada lahan kering Ultisol adalah melalui pendekatan pokok yakni perbaikan kesuburan tanah dengan pupuk organik cair. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari respons tiga varietas kedelai terhadap aplikasi pupuk organik cair dalam memperbaiki tingkat kesuburan tanah Ultisol. Penelitian dilaksanakan pada lahan petani yaitu di kelurahan Kampung Baru kecamatan Kedaton Bandar Lampung. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan pola faktorial. Faktor pertama adalah tiga varietas kedelai yaitu Krakatau (V1), Slamet (V2), dan Wilis (V3). Faktor kedua adalah dosis pupuk organik cair (Supra Alam Lestari) yaitu 0 l ha -1 (P0), 10 l ha -1 (P1), 20 l ha -1 (P2), dan 30 l ha -1 (P3). Percobaan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik cair sampai pada dosis 30 l ha -1 mampu meningkatkan tinggi tanaman kedelai 7,1% lebih tinggi daripada tanpa pupuk organik cair.aplikasi pupuk organik cair sampai pada dosis 20 l ha -1 mampu meningkatkan bobot berangkasan, serapan N, jumlah polong total, dan hasil biji tanaman kedelai masing-masing sebesar 56,2%, 19,6%, 18,9%, dan 67,2% lebih tinggi daripada tanpa pupuk organik cair. Hasil biji tertinggi sebesar 0,88 t ha -1 dihasilkan oleh varietas Wilis.. Kata kunci: Kedelai, pupuk organik cair, tanah Ultisol Yafizham 1

I. PENDAHULUAN Kebutuhan akan kedelai terus meningkat dan belum dapat diimbangi oleh produksi dalam negeri sehingga pemerintah harus mengimpor kedelai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Departemen Pertanian (2005), untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya kedelai, Indonesia harus mengimpor kira-kira 60% kedelai dari luar negeri. Hal ini disebabkan produksi kedelai rata-rata nasional masih rendah yaitu 1,28 t biji/ha dengan areal panen kedelai nasional sekitar 617.000 ha (Biro Pusat Statistik, 2005). Melalui program revitalisasi pembangunan pertanian, pemerintah bertekad untuk meningkatkan produksi kedelai nasional menuju swasembada pada tahun 2010 dengan peningkatan areal panen menjadi sekitar 0,97 juta ha dan peningkatan produktivitas dari 1,30 menjadi 2,42 t/ha (Direktorat Budidaya Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2006). Untuk menunjang usaha pemerintah dalam menuju swasembada kedelai tersebut, perlu adanya upaya pengembangan lahan kering. Di Indonesia luas lahan kering sekitar 143,945 juta ha merupakan sumberdaya lahan yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian, dari luasan tersebut 99,564 juta ha (69%) didominasi oleh lahan kering bereaksi masam yaitu tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut seperti Ultisol (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 2005). Budidaya kedelai pada tanah Ultisol menghadapi berbagai kendala karena umumnya mempunyai ph rendah yang menyebabkan kandungan Al, Fe, dan Mn terlarut tinggi sehingga dapat meracuni tanaman. Ultisol tergolong tanah yang miskin akan unsur hara (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Jenis tanah ini biasanya miskin unsur hara esensial makro seperti N, P, K, Ca dan Mg; unsur hara mikro Zn, Mo, dan B, serta bahan organik (Taufiq et al., 2004). Pengembangan areal pertanian ke lahan bukaan baru dan usaha intensifikasi dalam upaya peningkatan produksi menunjang swasembada kedelai mengakibatkan kebutuhan pupuk kimia meningkat setiap tahunnya, padahal penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan terus menerus membawa dampak negatif terhadap kondisi tanah dan lingkungan. Hasil penelitian sampai sekarang cenderung menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kimia dalam dosis tinggi hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman tanpa banyak memperdulikan lingkungan sehingga penggunaannya menjadi tidak efisien dan mengganggu lingkungan (Saraswati, 1999). Salah satu usaha untuk mengatasi kendala pada lahan kering Ultisol dalam pengelolaannya untuk pertanaman secara teknis adalah melalui pendekatan pokok yakni perbaikan kesuburan tanah dengan pupuk organik cair (Supra alam lestari). Supra alam lestari merupakan pupuk organik cair alami yang berasal dari ekstrak bahan organik yang Yafizham 2

mengandung unsur hara makro (0,64% N, 0,04% P 2 O 5, 0,26% K) dan unsur hara mikro serta zat pengatur tumbuh (IAA, Giberelin, dan Sitokinin), yang sangat dibutuhkan tanaman dan aman bagi lingkungan (Kusuma, 2000). Menurut Lingga (1988), pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk daun yang pemakaiannya lebih aman dan memberi resiko sedikit bagi tanaman. Pemupukan lewat daun merupakan salah satu cara yang lebih cepat untuk menanggulangi kekahatan tanaman terhadap unsur hara, selain itu pemberian pupuk lewat daun mempunyai beberapa keuntungan yaitu pupuk dapat segera diabsorbsi dan respon tanaman dapat terlihat dalam waktu yang singkat. Pemberian unsur hara langsung ke daun merupakan penempatan yang efektif untuk menghindari adanya fiksasi, pencucian dan denitrifikasi (Sutejo, 1999). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respons tiga varietas tanaman kedelai terhadap aplikasi pupuk organik cair dalam memperbaiki tingkat kesuburan tanah Ultisol. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada lahan petani yaitu di kelurahan Kampung Baru kecamatan Kedaton Bandar Lampung. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian ± 50 M di atas permukaan laut. Jenis tanah adalah Ultisol dengan kemasaman tanah berkisar antara 4,5 5,5. Bahan yang digunakan adalah kedelai varietas Krakatau, Slamet, dan Wilis. Pupuk organik cair, urea, SP-36, KCl, Nodulin (inokulan kacang-kacangan), furadan 3G, dithane M- 45, dan Azodrin 15 WSC. Pupuk organik cair yang digunakan adalah pupuk organik Supra Alam Lestari yang berasal dari PT. Surya Pratama Alam, Yogyakarta. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan pola faktorial. Faktor pertama adalah tiga varietas kedelai yaitu Krakatau (V1), Slamet (V2), dan Wilis (V3). Faktor kedua adalah dosis pupuk organik cair yaitu 0 l ha -1 (P0), 10 l ha -1 (P1), 20 l ha -1 (P2), dan 30 l ha -1 (P3). Percobaan diulang 3 kali. Penanaman dilakukan dengan menggunakan tugal sedalam ± 3 cm pada setiap lubang dimasukkan 3 buah benih kedelai yang telah diinokulasi dengan nodulin sesuai dosis rekomendasi. Sebagai pupuk dasar diberikan 50 kg urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCl per hektar (paket pemupukan anjuran untuk tanaman kedelai). Pupuk diberikan dikedua sisi dari lubang tanam (± 5 cm) pada kedalaman 7 cm. Jarak tanam yang digunakan adalah 15 x 40 cm. Pupuk urea diberikan dua kali, 2/3 bagian saat tanam dan 1/3 bagian lagi saat berumur 6 minggu setelah tanam. Sedangkan SP-36 dan KCl seluruhnya diberikan saat tanam. Pupuk organik cair diberikan dengan cara menyemprotkan pupuk tersebut keseluruh daun tanaman pada saat 6 minggu setelah tanam sesuai dengan dosis perlakuan. Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, bobot berangkasan, serapan N, jumlah polong total, bobot 100 butir, dan hasil Yafizham 3

biji per hektar. Data yang diperoleh diuji dengan uji Bartlett, untuk menguji kehomogenan ragam antar perlakuan dan kemenambahan model diuji dengan uji Tuckey. Pemisahan nilai tengah dilakukan dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot berangkasan, serapan N tanaman kedelai pada tanah Ultisol (Tabel 1). Aplikasi pupuk organik cair mulai dari dosis 10 l ha -1 sampai dengan 30 l ha -1 meningkatkan tinggi tanaman kedelai masing-masing sebesar 1,6%, 5,1%, dan 7,1% daripada tinggi tanaman yang dicapai jika tanpa pupuk organik cair. Aplikasi pupuk organik cair mulai dari dosis 10 l ha -1 sampai dengan 20 l ha -1 meningkatkan bobot berangkasan tanaman kedelai masing-masing sebesar 20,7% dan 56,2% daripada bobot berangkasan yang dicapai jika tanpa pupuk organik cair. Aplikasi pupuk organik cair mulai dari dosis 10 l ha -1 sampai dengan 20 l ha -1 juga meningkatkan serapan N tanaman kedelai masing-masing sebesar 2,2% dan 19,6% daripada serapan N tanaman yang dicapai jika tanpa pupuk organik cair. Sedangkan aplikasi pupuk organik cair dosis 20 l ha -1 dan 30 l ha -1 tidak berbeda pengaruhnya terhadap peningkatan bobot berangkasan dan serapan N tanaman kedelai pada tanah Ultisol. Meningkatnya tinggi tanaman, bobot berangkasan dan serapan N disebabkan serapan unsur hara makro dan mikro yang meningkat karena optimalnya pengambilan unsur hara akibat aplikasi pupuk organik cair. Menurut Hakim dkk., (1986), pemupukan lewat daun pada tanaman kedelai menyebabkan produksi asimilat meningkat. Meningkatnya produksi asimilat akan meningkatkan tinggi tanaman dan bahan kering pada jaringan vegetatif tanaman. Aplikasi pupuk organik cair dapat meningkatkan unsur hara mikro seperti Mo. Unsur Mo penting untuk proses fiksasi N baik simbiotik maupun nonsimbiotik (Pirngadi dkk., 1994). Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat penting untuk proses asimilasi metabolik dan pembentukan klorofil sehingga berpengaruh terhadap laju fotosintesis yang dapat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Bergensen et al., 1985). Tabel. 1. Pengaruh pupuk organik cair dan varietas terhadap tinggi tanaman, bobot berangkasan, dan serapan N tanaman kedelai pada tanah Ultisol Yafizham 4

Perlakuan Tinggi Tanaman Bobot Serapan N (cm) Berangkasan (%) (g) Pupuk organik cair: 0 l ha -1 45,29 b 21.97 b 0.46 b 10 l ha -1 46.03 b 26.52 b 0.47 b 20 l ha -1 47.60 ab 34.31 a 0.55 a 30 l ha -1 48.51 a 32.26 a 0.54 a Varietas: Krakatau 43,61 c 26.53 c 0.46 c Slamet 46.21 b 28.89 b 0.50 b Wilis 50.78 a 30.89 a 0.56 a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama secara vertikal tidak berbeda pada taraf nyata 5% berdasarkan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman, bobot berangkasan, dan serapan N tanaman berbeda nyata diantara varietas yang diuji (Tabel 1). Tinggi tanaman, bobot berangkasan, dan serapan N tertinggi diperoleh dari tanaman kedelai varietas Wilis kemudian berturut-turut diikuti oleh varietas Slamet dan Krakatau. Aplikasi pupuk organik cair nyata meningkatkan jumlah polong total dan hasil biji tanaman kedelai pada Ultisol (Tabel 2). Aplikasi pupuk organik cair mulai dari 10 l ha -1 sampai pada dosis 20 l ha -1 meningkatkan jumlah polong total tanaman kedelai masingmasing sebesar 5,4% dan 18,9% daripada jumlah polong total yang dicapai jika tanpa pupuk organik cair. Aplikasi pupuk organik cair 10 l ha -1 sampai pada dosis 20 l ha -1 juga meningkatkan hasil biji kedelai masing-masing sebesar 26,6% dan 67,2% daripada hasil biji kedelai yang dicapai jika tanpa pupuk organik cair. Aplikasi pupuk organik cair dosis 10 l ha -1 dan 30 l ha -1 tidak berbeda pengaruhnya terhadap peningkatan jumlah polong total dan hasil biji kedelai per hektar pada Ultisol. Sedangkan aplikasi pupuk organik cair tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 100 butir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah polong total, bobot 100 butir, dan hasil biji tidak berbeda nyata diantara tanaman yang diuji (Tabel 2). Namun dari nilai rata-rata jumlah polong total, bobot 100 butir, dan hasil biji jelas terdapat perbedaan dari masingmasing varietas. Jumlah polong total, bobot 100 butir, dan hasil biji tertinggi dihasilkan oleh Yafizham 5

varietas Wilis kemudian berturut-turut diikuti oleh varietas Slamet dan Krakatau. Hasil biji tertinggi sebesar 0,88 t ha -1 dihasilkan oleh varietas Wilis. Menurut Arsyad (2004), varietas Wilis merupakan salah satu varietas unggul kedelai adaptif lahan kering masam dan telah banyak dibudidayakan petani. Hasil penelitian yang dilakukan di lahan kering masam Sukadana, Lampung Timur dengan masukan sedang (75 kg urea ha -1 + 100 kg SP-36 ha -1 + 100 kg KCl ha -1 + 1 t kapur ha -1 ) kedelai varietas Wilis mampu menghasilkan biji sebesar 1,2 t ha -1. Tabel. 2. Pengaruh pupuk organik cair dan varietas terhadap jumlah polong total, bobot 100 butir, dan hasil biji kedelai pada tanah Ultisol Perlakuan Jumlah polong total Bobot 100 butir (g) Hasil biji (t ha -1 ) Pupuk organik cair: 0 l ha -1 10 l ha -1 20 l ha -1 30 l ha -1 Varietas: Krakatau Slamet Wilis 21.49 b 22.65 b 25.56 a 23.78 b 22.55 a 23.27 a 24.29 a 7.23 a 6.93 a 8.06 a 7.58 a 7.36 a 7.64 a 7.82 a 0.64 b 0.81 b 1.07 a 0.81 b 0.80 a 0.82 a 0.88 a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama secara vertikal tidak berbeda pada taraf nyata 5% berdasarkan uji BNT. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa aplikasi pupuk organik cair mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai pada tanah Ultisol. Aplikasi pupuk organik cair (Supra Alam Lestari) sampai pada dosis 30 l ha -1 mampu meningkatkan tinggi tanaman kedelai 7,1% lebih tinggi daripada tanpa pupuk organik cair. Aplikasi pupuk organik cair sampai pada dosis 20 l ha -1 mampu meningkatkan bobot berangkasan, serapan N, jumlah polong total, dan hasil biji tanaman kedelai masing-masing sebesar 56,2%, 19,6%, 18,9%, dan 67,2% lebih tinggi daripada tanpa pupuk organik cair. Penggunaan varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot berangkasan, dan Yafizham 6

serapan N. Tinggi tanaman, bobot berangkasan, dan serapan N tertinggi diperoleh dari tanaman kedelai varietas Wilis kemudian berturut-turut diikuti oleh varietas Slamet dan Krakatau. Hasil biji tertinggi sebesar 0,88 t ha -1 dihasilkan oleh varietas Wilis. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, D.M. 2004. Varietas Kedelai Toleran Lahan Kering Masam, p.41-47. Dalam: Prosiding Lokakarya Pengembangan Kedelai Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di Lahan Masam di Lampung, 30 September 2004. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Bergensen, F.J., G.L. Turner., R.R. Gault, D.L. Chase, and J. Brockwell. 1985. The Natural Abudance of 15 N in An Irrigated Soybean Crop and Its Use For The Calculation of Nitrogen Fixation. Aust. J. Agric. Res. 36:411-423. Biro Pusat Statistik. 2005. Statistik Indonesia 2004. Biro Pusat Statistik, Jakarta. 604 hlm. Direktorat Budidaya Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 2006. Pedoman Umum Pemantapan Roadmap Kedelai. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. 42 hlm. Hakim, N., A.M. Lubis, M.Y. Nyakpa, S.G. Nugroho, M. Rusdi, M. Amin, G.B. Hong, dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 488 hlm. Kusuma, H.I. 2000. Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. Proposal yang Dipublikasikan. PT. Surya Pratama Alam. Yogyakarta. 51 hlm. Lingga, P. 1988. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hlm. Pirngadi, K., J.R. Hidayat, dan A.M. Fagi. 1994. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair dan Unsur Hara Mikro Terhadap Hasil Kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi. Jurnal Reflektor Vol.7 (1-2):1-3. Prasetyo, B.H., dan D.A. Suriadikarta. 2006. Karakteristik, Potensi, dan Teknologi Pengelolaan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 25(2):39-46. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2005. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering: Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor. 245 pp. Saraswati, R. 1999. Teknologi Pupuk Mikroba Multiguna Menunjang Keberlanjutan Sistem Produksi Kedelai. Ulas Balik. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. Bogor. Sutejo, M. M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hlm. Yafizham 7

Taufiq, A., H. Kuntyastuti, dan A.G. Manshuri. 2004. Pemupukan dan Ameliorasi Lahan Kering Masam untuk Peningkatan Produktivitas Kedelai. Dalam: Lokakarya Pengembangan Kedelai Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di Lahan Masam Lampung, 30 September 2004. Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. Malang. Yafizham 8