BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

PEMBELAJARAN TARI KREATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini bagi seorang anak merupakan masa terpenting dan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah aset yang sangat berharga, tidak hanya bagi orang tua, keluarga, masyarakatnya tetapi juga bagi keberlangsungan sebuah peradaban, sehingga anak juga disebut sebagai aset bangsa. Anak-anak yang mendapatkan pendidikan dengan baik sejak usia dini tentu akan melahirkan generasi yang berkualitas. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah berupaya untuk menggalakkan pendidikan anak usia dini di berbagai daerah. Terobosan pemerintah ini dalam rangka untuk memberikan perhatian yang lebih pada anak usia dini. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Latief, Mukhtar dkk, 2013:4). Usia dini merupakan masa terpenting dalam pertumbuhan seorang anak. Para ahli menyebut masa tersebut sebagai golden age yaitu masa-masa keemasan yang dimiliki seorang anak. Merupakan masa yang tepat merangsang kecerdasan anak supaya dapat berkembang dengan optimal (Suyadi, 2009:8). Atas dasar inilah penting kiranya dilakukan pendidikan anak usia dini dalam rangka memaksimalkan kemampuan dan potensi anak. Dalam masa potensial ini anakanak harus mendapatkan pengalaman eksplorasi dari segala aspek, baik motorik maupun psikomotorik. Pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang usia dini sangat berpengaruh pada kehidupan yang akan dilalui pada masa datang. Seperti ungkapan Sigmund Freud Child is Father of Man artinya anak adalah ayah 1

dari manusia. Maksud dari ungkapan ini adalah masa anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian masa dewasa seseorang (Fadlillah, 2012: 56). Artinya pengalaman anak-anak pada masa kecil akan berpengaruh ketika mereka dewasa. Dunia anak adalah dunia bermain menjadi prinsip dasar pembelajaran di Taman Kanak-kanak yaitu bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain, sehingga untuk memberikan pembelajaran untuk anak usia dini khususnya siswa Taman Kanak-kanak harus menggunakan media yang tepat, salah satunya melalui seni tari. Pada anak usia dini seni tari merupakan salah satu wadah yang efektif untuk mengantarkan anak-anak melewati dunianya. Gerak sebagai media tari mengajarkan anak-anak untuk berimajinasi, berkreasi dan bereskpresi. Tari adalah kesenian yang terkait langsung dengan gerak tubuh manusia. Tubuh sebagai alat utama dan gerak tubuh merupakan media untuk mengekspresikan, menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Masunah (2003:248) : Aspek psikomotor dapat dicapai melalui kegiatan siswa bergerak dalam upaya mengekspresikan imaji kreatifnya melalui tubuhnya. Imaji kreativitas merupakan hasil pemikiran tentang kemungkinan gerak tubuh atau gerak perumpamaan, tanpa pengolahan pikir tidak akan terwujud gerak yang dapat dipertanggungjawabkan. Proses berpikir dan mempertanggungjawabkan bentuk gerak oleh siswa merupakan usaha mengolah aspek kognitif. Aspek kognitif sering dipandang hanya dari sudut pengetahuan teoretis saja, padahal proses berpikir dalam mewujudkan gerakpun merupakan aspek kognitif. Pendapat di atas menyatakan bahwa pada saat menari anak sedang mengolah imajinasi dan menghasilkan kreativitas. Dimana kreativitas tersebut merupakan hasil olah pikir, ide dan gagasan anak yang diungkapkan melalui gerak. Kenyataan di lapangan pendidikan seni tari untuk anak usia dini cenderung mengacu pada tarian bentuk yang harus ditiru dan dihafalkan, sehingga masih mengesampingkan ruang imajinasi dan kreativitas yang muncul dari mereka. TK Bukit Dago Bandung telah 47 tahun menjadi salah satu penyelenggara pendidikan anak usia dini. Pembelajaran seni tari di sekolah ini masih menjadi kegiatan yang insidental. Siswa belajar menari untuk persiapan pementasan di 2

acara Gelar Seni & Kreativitas Anak yang biasanya diselenggarakan berkala setiap dua tahun sekali, bertepatan dengan kegiatan perpisahan sekolah. Jangka waktu kegiatan seni ini terbilang cukup lama, sehingga siswa memiliki keterbatasan untuk mengekspresikan dirinya melalui gerak. Materi tari yang pernah diajarkan para guru pada siswa diantaranya adalah tari Ayam, tari Angsa, tari Jaranan, tari Kelinci, tari Batok, tari Gembira, tari Rebana dan tari Mbok Jamu. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode yang terpusat pada guru sebagai model, sehingga siswa hanya menirukan dan menghafalkan gerak baku yang dilakukan oleh guru. Dalam proses pembelajaran seperti ini ruang imajinasi dan kreativitas siswa dikesampingkan (Hendayana dalam wawancara 13 Maret 2014). Bila disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini, maka tari kreatif berpotensi untuk diimplementasikan. Tari kreatif sebagai media pembelajaran tentu dapat berfungsi sebagai perantara dalam menyampaikan pembelajaran pada anak usia dini. Media ini diharapkan dapat merangsang semangat dan motivasi untuk mereka dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan, sehingga mereka tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut Lloyd seperti dikutip Desfina menyampaikan bahwa creative movement dan creative dance adalah suatu bentuk gerakan yang unik dari ekspresi diri yang menggunakan gerakan berirama untuk mengeluarkan idea, perasaan, rasa dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk berkomunikasi melalui gerakan tubuh, ruang, masa dan energi. Tarian kreatif meliputi proses individu dan pemilihan kumpulan gerak dan pemilihan kumpulan gerakan, aturan gerakan untuk menghasilkan tema dan mempersembahkan tarian untuk diri atau untuk orang lain (Desfina, 2010:237). Indonesia dikenal sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam berlimpah. Potensi kekayaan alam bersumber dari daya alam hayati maupun non hayati. Keanekaragaman hayati dan hewani menjadi bagian dari lingkungan hidup yang harus selalu dijaga kelestariannya. Dalam Undangundang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan 3

Hidup disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. (http://jdih.menlh.go.id/, 21 Februari 2014: 13.30).. Kenyataan yang memprihatinkan, bahwa lingkungan hidup di Indonesia sudah mengalami kerusakan disebabkan oleh tingkah laku manusia yang tidak mempunyai kesadaran untuk menjaga lingkungan. Penebangan liar, perburuan satwa liar, pembakaran hutan, banjir bandang, pencemaran udara, pencemaran air, adalah deretan kondisi tindakan, bencana dan kerusakan lingkungan yang terjadi dalam kehidupan kita saat ini. Oleh karena itu pendidikan lingkungan harus ditanamkan sejak anak usia dini. TK Bukit Dago juga menerapkan pembelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) yang biasanya dilakukan pada setiap hari Rabu. Materi berupa kegiatan kebersihan kelas dan lingkungan sekolah, seperti menyapu, membersihkan sampah, menyiram bunga dan lain sebagainya. Siswa juga sekali waktu diajak berjalan-jalan di luar lingkungan sekitar sekolah, untuk mengenal lebih jauh tentang lingkungan. Dari kegiatan yang bersifat kebiasaan tersebut di atas, sekolah perlu membuat pengayaan materi yang berkaitan dengan tema lingkungan. Sehingga pemahaman tentang lingkungan bisa diperoleh dari media yang lain, salah satunya bisa dicapai melalui pembelajaran tari. Penetapan tema akan menjadi bahan acuan dalam membuat proses pembelajaran lebih terarah dan materi bahan ajar yang dipersiapkan untuk siswa. Tema lingkungan hidup ini menarik dipilih sebagai tema pembelajaran tari kreatif untuk anak usia dini, karena dapat membangkitkan minat anak untuk berekspresi dan berimajinasi tentang topik tersebut. Memberikan pemahaman lingkungan melalui cerita, mengajak siswa untuk mengamati, bereksplorasi tentang beragam bagian yang terdapat dalam lingkungan hidup akan menjadi sumber inspirasi siswa dalam penemuan gerak kreatifnya. 4

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan yang difokuskan pada pembuatan Tari Kreatif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini. Oleh karena itu untuk menjawab semua permasalahan yang dimaksudkan di atas, maka diperlukan rumusan dalam bentuk pertanyaan penelitian diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Materi Tari Kreatif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini? 2. Bagaimana Proses penerapan Tari Kreatif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini? 3. Bagaimana hasil pembelajaran Tari Kreatif dalam meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini? C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dibagi dalam beberapa variabel yang dijadikan landasan penelitian sebagai berikut: a. Tari Kreatif b. Lingkungan Hidup c. Anak Usia Dini 2. Definisi Operasional Dari variabel-variabel penelitian diatas, maka akan dibatasi pada beberapa istilah dalam bentuk definisi operasional seperti berikut: a. Tari Kreatif Mengambil pendapat Gilbert yang dikutip oleh Desfina (2002:3-7) yang mengatakan bahwa tarian kreatif mengabungkan penguasaan pergerakan melalui seni ekspresi. Ia adalah gabungan kedua-duanya dan bukan sesuatu yang menjadikan tarian kreatif sangat kuat. Ia juga 5

mengatakan pembelajaran seni tarian di sekolah dapat mengembangkan cognitive outcomes, affective outcomes, physical outcomes, social outcomes. Tujuan mempelajari seni tari bagi pelajar adalah untuk mengekspresikan kembali pengalaman mereka yang lalu secara kreatif, memupuk dan mengembangkan daya ciptanya yang diekspresikan dalam bentuk seni karya tarian kreatif. Dalam penelitian ini akan dirancang tari kreatif yang mengambil tema lingkungan hidup sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini. Aspek aspek afektif, kognitif dan psikomotor merupakan bagian penting dalam pengembangan pembelajarannya. b. Lingkungan Hidup Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Demikian pengertian yang termuat dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pendidikan lingkungan hidup diarahkan kepada aspek sikap dan perilaku siswa didik untuk memahami pentingnya lingkungan bagi kehidupan dan bagaimana mencintai dan menjaga lingkungan sehingga manjadi nilainilai positif yang tertanam dalam keseharian mereka. Tari kreatif bertema lingkungan menjadi upaya untuk meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini. c. Anak Usia Dini Dalam pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 ayat 1 disebutkan bahwa yang temasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6. Anak usia dini merupakan masa di mana semua aspek dalam dirinya sedang mengalami perkembangan sesuai dengan pertumbuhannya. Aspek perkembangan 6

yang dapat dilihat dilihat langsung pada diri seorang anak misalnya aspek kognitif, emosi, bahasa, moral, sosial, dan daya imajinasi atau fantasi. Seiring perkembangan fisik, secara otomatis akan terjadi perkembangan fisik-motorik yaitu motorik kasar dan motorik halus (Fadlillah, 2012: 18). Perkembangan fisik motorik sangat berperan penting bagi anak, karena selain melatih kecekatan dan kelincahan juga dapat memberikan motivasi kepada anak dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Kodrat anak adalah kreatif, sehingga pendidikan apapun bentuknya semestinya menyediakan ruang agar anak dapat mengembangkan imajinasi dan daya kreativitasnya sesuai tingkat perkembangannya (Suharno, 2008:18). Tari kreatif merupakan sebuah media pembelajaran yang secara langsung akan memberikan proses imajinasi, ekspresi dan pengalaman kreasi pada anak usia dini. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari rencana penelitian ini secara umum adalah untuk menemukan sebuah model pembelajaran berbentuk tari kreatif yang dapat meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini sebagai berikut, 1. Memperoleh materi tari kreatif untuk anak usia dini 2. Mengetahui proses pembelajaran tari kreatif untuk anak usia dini 3. Mendapat hasil pembelajaran tari kreatif untuk anak usia dini E. Signifikansi Dan Manfaat Penelitian Signifikansi dari penelitian ini adalah membuat media pembelajaran berbentuk tari kreatif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini. Kreativitas merupakan komponen penting dan sangat diperlukan. Tanpa kreativitas pelajar hanya akan bekerja pada sebuah tingkat yang sempit (Beetlestone, 2011:28). 7

Dalam kehidupan global yang semakin kompleks, terdapat kebutuhan yang meningkat akan pendidikan untuk memberikan pengalaman-pengalaman yang akan menolong siswa untuk sadar akan keunikan diri sendiri dan menjadi cakap dalam membuat keputusan sendiri dengan penuh tanggung jawab untuk semua kehidupan. (Masunah,2012:7). Oleh karena itu, pengalaman kreatif bagi anak mesti menjadi bagian utama dalam pendidikan. Taman Kanak-kanak sebagai lembaga pendidikan formal yang berfokus pada pendidikan untuk anak usia dini, seharusnya memberikan bahan ajar yang tepat dan berorientasi pada kebutuhan siswa sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Suasana belajar tidak hanya dipenuhi dengan segudang teori yang harus dihafalkan oleh anak dengan duduk secara statis di dalam kelas, namun justru melibatkan pengalaman praktis dan meransang ide-ide kreatif yang orisinal dan beraneka ragam dari anak-anak itu sendiri. Ini semua memungkinkan anak dapat mengembangkan kecerdasan budi pekertinya secara praktis, baik yang berkaitan dengan kecerdasan kognitif, kecerdasan emosional maupun kecerdasan moral dan spiritualnya. Pendidikan melalui tari (through dance) ini memberikan dampak positif dalam penanaman rasa seni, sikap kreatif, serta menumbuhkan motivasi untuk menghargai kesenian. Manfaat penelitian ditujukan bagi: 1. Peneliti Penelitian yang dilakukan merupakan wujud pengalaman yang sangat berharga dan merupakan salah satu upaya untuk membantu menambah khasanah pengetahuan tentang pengembangan media pembelajaran yang berbentuk tari kreatif. Dalam penelitian ini akan menghasilkan materi, proses dan hasil pembelajaran sehingga diharapkan bisa menjadi alternatif media pembelajaran yang bisa diimplementasikan untuk anak usia dini, baik pada jalur formal maupun non formal : TK, Kelompok bermain, AUD, sanggar dan komunitas anak dari berbagai kalangan apapun. Tema pendidikan lingkungan yang disampaikan 8

melalui pembelajaran tari kreatif akan menjadi stimulus siswa untuk memahami pentingnya lingkungan bagi kehidupan dan bagaimana mencintai dan menjaga lingkungan, sehingga menjadi nilai-nilai positif yang tertanam dalam keseharian mereka. 2. Objek yang diteliti Penelitian pembuatan tari kreatif merupakan wujud minat, dedikasi, dan komitmen pada dunia pendidikan secara umum khususnya pendidikan untuk anak usia dini. Media pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada pengembangan kreativitas anak usia dini melalui tari kreatif dan diharapkan penelitian serupa terus dilaksanakan dengan mengangkat tema-tema yang berbeda. 3. Pengajar tari Selama ini pendidikan tari di sekolah dan sanggar-sanggar yang dilakukan guru dan seniman tari lebih mengarah pada penguasaan keterampilan, sehingga lebih mengutamakan siswa mampu menguasai tari. Adapun dalam pembelajaran tari kreatif, anak diberi kebebasan mengembangkan imajinasinya guna menggagas, menciptakan, dan menyajikan karya tarinya sesuai tingkat perkembangannya. Dalam tari kreatif pengajar berfungsi sebagai fasilitator dan motivator agar dapat menyediakan keperluan dan memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan daya kreativitasnya. Interaksi antara guru dan siswa, berikut antara siswa dengan siswa yang lain adalah faktor yang utama dalam pembelajaran ini. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru, seniman tari dan pihak-pihak yang bergerak dalam dunia pendidikan tari untuk menerapkan tari kreatif. 4. Lembaga Pendidikan Lembaga-lembaga pendidikan terutama yang termasuk dalam jenjang pendidikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), baik formal maupun non formal, sering mengalami kesulitan untuk mengajarkan tari pada siswa, karena tidak memiliki bahan ajar dan merasa tidak memiliki 9

kemampuan mengajar. Hasil dari penelitian tari kreatif diharapkan dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran untuk lembaga pendidikan dan pihak-pihak yang relevan untuk menerapkannya. 10