BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan perusahaan di Indonesia telah meningkat dan semakin pesat, tentu perusahaan akan berusaha meningkatkan kemampuannya untuk dapat mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang fluktuatif (Wibowo dan Wartini, 2012). Hal ini menimbulkan pengaruh terhadap dunia usaha yang ingin tetap bertahan untuk mengembangkan usahanya semaksimal mungkin. Persaingan bisnis yang ingin tetap kompetitif ini yang nantinya akan mengharuskan pelaku bisnis untuk dapat meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaannya, yaitu memaksimalkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Apabila nilai perusahaan sudah mencapai titik maksimal, maka menunjukkan prospek yang baik bagi perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan suatu produk lalu dijual untuk memperoleh laba yang besar (Ibrahim, 2015). Tentu untuk memeperoleh laba yang besar dibutuhkan manajemen dengan efektifitas yang tinggi. Tingkat efektifitas yang tinggi, dilihat dari hasil penjualan dan pendapatan investasi, yang dilakukan dengan mengetahui besarnya rasio profitabilitas.dalam mengukur kinerja perusahaan dan memberikan penilaian atas kondisi kesehatan suatu perusahaan pada umumnya memfokuskan pada analisis profitabilitas. Perusahaan 1
2 dituntut harus menjaga kondisi profitabilitas, karena kondisi profitabilitas yang baik menunjukkan perusahaan tersebut dalam kondisi yang sehat. Suatu perusahaan tentu menginginkan profitabilitasnya naik tiap periode (Ibrahim, 2015). Perusahaan tentu ingin memiliki profitabilitas yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil. Profitabilitas perusahaan selalu menjadi perhatian utama bagi para pemilik perusahaan, investor dan manajemen perusahaan. Profitabilitas merupakan suatu kemampuan perusahaan untukmendapatkan keuntungan selama periode tertentu (Munawir, 2010). Profitabilitas berguna untuk menilai keefektifan dari operasi perusahaan, sehingga rasio profitabilitas menunjukkan kombinasi dari likuiditas, utang dan manajemen aktiva pada hasil operasi (Wibowo dan Wartini, 2912). Seimbangnya pendapatan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat operasi, mencerminkan keberhasilan dan efektifitas manajemen secara keseluruhan.akan tetapi, laba yang besar tidak menjamin perusahaan tersebut dapat melangsungkan hidupnya secara kontinyu. Profitabilitas yang tinggi tentu akan dapat melancarkan kegiatan operasional secara maksimal. Dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan, maka manajemen juga harus memperhatikan modal kerja. Tinggi rendahnya profitabilitas perusahaan dipengaruhi oleh modal kerja. Menurut Husnan (2007) menyatakan bahwa salah satu indikator adanya manajemen modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja. Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena meliputi pengambilan keputusan tentang komposisi dan jumlah aktiva lancar serta dalam pembiayaannya. Modal kerja merupakan masalah utama dan topik penting
3 yang sering kali digunakan oleh perusahaan, karena untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva (Kasmir, 2011). Setiap perusahaan dalam membelanjai operasinya sehari-hari membutuhkan suatu modal kerja. Modal kerja adalah keseluruhan dana yang wajib dimiliki perusahaan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari (Octavianty dan Syahputra, 2015). Modal kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan diharapkan mampu kembali masuk ke perusahaan dari penjualan produksinya dalam waktu yang singkat sehingga modal kerja akan terus berputar pada perusahaan tersebut dalam waktu setiap periode (Riyanto, 2011). Perusahaan yang memiliki kemampuan dalam memanfaatkan modal kerjanya secara efektif dan efisien dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan nilai plus atau laba yang sustainable (berkelanjutan).ketidakefektifan dalam pengelolaan modal kerja biasanya menyebabkan performa operasional perusahaan (Santoso, 2013).Apabila perusahaan tidak dapat memperhitungkan modal kerja yang memuaskan, maka kemungkinan perusahaan mengalami in-solvency (tidak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan harus dilikuidasi (Wibowo dan Wartini (2012). Sementara itu, bila perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan berakibat in-efisiensi bagi perusahaan. Sehingga, adanya analisis terhadap modal kerja pada perusahaan sangat penting karena berguna untuk mengetahui kondisi modal kerja saat ini. Kemudian hal ini akan dihubungkan dengan kondisi keuangan dimasa mendatang.
4 Indikator manajemen modal kerja yang baik yaitu efisiensi modal kerja Tunggal (1995) dalam Lestianti (2016). Modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran piutang (receivable turnover) dan perputaran persediaan (inventory turnover). Berdasarkan fungsinya, modal kerja bersifat fleksibel, variatif, dan berputar secara cepat (Nawalani dan Lestari, 2015).Perputaran modal kerja dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menuju kas.ini berarti semakin pendek perputaran modal kerja, semakin cepat perputarannya sehingga perputaran modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin efisien yang akhirnya rentabilitas semakin meningkat (Wibowo dan Wartini, 2012). Dengan komposisi modal kerja yang optimal maka perusahaan diharapkan dapat beroperasi dengan lancar, sehingga profitabilitas dapat tercapai dan keamanan perusahaan tersebut juga terjamin.apabila suatu perusahaan menghasilkan keuntungan maka perusahaan dapat membiayai kegiatan operasional perusahaan, sebaliknya jika perusahaan mengalami kerugian maka kemungkinan besar perusahaan kekurangan modal kerja. Untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan ada berbagai macam cara dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang dibandingkan satu dengan lainnya. Dengan adanya berbagai macam cara penilaian profitabilitas suatu perusahaan, maka tidaklah heran kalau ada perusahaan yang berbeda-beda dalam menghitung profitabilitasnya. Menurut Wibowo dan Wartini (2012), profitabilitas juga sangat berkaitan dengan pengelolaan aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan, sehingga hal ini akan
5 berkaitan dengan likuiditas perusahaan. Likuiditas memiliki hubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.perusahaan yang mampu membayar belum tentu dapat memenuhi kewajiban financial yang harus dipenuhi atau dapat dikatakan perusahaan tersebut belum tentu mampu membayar kewajiban financial tersebut. Likuiditas menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam melunasi liabilitas jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar. Artinya, apabila perusahaan ditagih maka perusahaan akan mampu melunasi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Penyebab utama ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya ( yang sudah jatuh tempo ) akibat kelalaian manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Kemudian sebab lain adalah pihak manajemen perusahaan tidak menghitung rasio keuangan yang diberikan sehingga tidak mengetahui bahwa sebenarnya kondisi perusahaan sudah dalam kondisi tidak mampu lagi karena nilai utangnya lebih tinggi dari harta lancarnya (Kasmir, 2011). Jika perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi maka akan terhindar dari risiko kegagalan melunasi liabilitas jangka pendeknya. Kerugian investasi modal disebabkan oleh kurangnya likuiditas. Dilain pihak dilihat dari segi sudut pemegang saham bahwa likuiditas yang tinggi tidak menjadi jaminan perusahaan tersebut menguntungkan karena akan berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat diinvestasikan dalam suatu proyek yang menghasilkan laba bagi perusahaan. Menurut Wild, et al (2005) untuk pemegang saham perusahaan, kurangnya likuiditas sering kali diawali dengan laba yang rendah dan berkurangnya kesempatan.
6 Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi tentu akan membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Salah satu kebutuhan dana yang dipenuhi adalah dari sumber dana eksternal perusahaaan, yaitu hutang. Leverage merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap profitabilitas karena leverage dapat digunakan suatu perusahaan untuk meningkatkan modal perusahaan sehingga juga dapat meningkatkan laba. Menurut Sartono (2010), leverage adalah penggunaan sumber dana (sources of funds) dan aset oleh perusahaan yang mempunyai biaya tetap dengan maksud untuk meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Pemenuhan sumber dana melalui utang (pinjaman) akan mempengaruhi tingkat leverage perusahaan, karena leveragemerupakan rasio yang berfungsi sebagai barometer sampai sejauh mana perusahaan menggunakan utang (Wibowo dan Wartini, 2012). Hutang merupakan salah satu sumber dana yang memiliki resiko terhadap perusahaan. Perubahan leverage mempengaruhi beban biaya dan efisiensi perusahaan dalam melakukan produksi. Semakin besar hutang suatu perusahaan, maka semakin besar juga beban bunga yang harus dibayarkan. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap laba suatu perusahaan. Menurut Husnan (2007), menunjukkan bahwa jika perusahaan menggunakan utang lebih banyak dibanding sumber dana maka tingkat leverage suatu perusahaan akan menurun karena beban bunga yang harus ditanggung meningkat, hal ini berpengaruh pada menurunnya profitabilitas. Leverage dipahami sebagai penaksir resiko yang melekat pada suatu perusahaan.artinya, jika leverage semakin besar maka menunjukkan bahwa resiko investasi semakin besar. Karena leverage merupakan rasio
7 yang membandingkan total hutang terhadap keseluruahan aktiva suatu perusahaan, maka apabila ada investor yang melihat perusahaan dengan aset yang tinggi disertai resiko leverage juga tinggi para investor tersebut akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut karena dikhawatirkan akan meningkatkan resiko investasi apabila perusahaan tidak mampu melunasi kewajibannya tepat waktu. Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Wibowo dan Wartini (2012) terdapat inkonsistensi hasil penelitian.menurut penelitian yang dilakukan oleh Nawalani dan Lestari (2015) menyatakan bahwa modal kerja berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini didukung oleh Novita dan Sofie (2015), Astita dan Kalam (2013) yang menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Octavianty dan Syahputra (2015), Ikhsani, Fadilah dan Sukarmanto (2016) yang menunjukkan bahwa modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian lain dilakukan oleh Munadhiroh dan Nurchayati (2015) menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Penelitian serupa juga dilakukan Putra dan Badjra (2015) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhhadap profitabilitas. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wibowo dan Wartini (2012), dengan persamaan yang terletak pada variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen yaitu profitabilitas dan variabel independen yaitu modal kerja, likuiditas dan leverage. Sedangkan perbedaan terletak pada periode penelitian yang digunakan.periode penelitian yang dilakukan oleh Wibowo
8 dan Wartini (2012) yaitu periode 2008-2009, sedangkan penelitian ini pada periode 2013-2015. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini mengambil judul Analisis Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Leverage serta Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah pokokpenelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang listingdi Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015? 2. Apakah terdapat pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015? 3. Apakah terdapat pengaruh leverage terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang listingdi Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis pengaruh antara efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015
9 2. Menganalisis pengaruh antara likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang listingdi Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 3. Menganalisis pengaruh antara leverage terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang listingdi Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 1.4 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain : 1. Bagi Perusahaan Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan saran terhadap pihak manajemen terkait faktor-faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dan dapat dijadikan barometer bagi perusahaan untuk memecahkan cara agar memperoleh laba maksimal perusahaan, dimana perusahaan harus memperbaiki kinerja keuangan. 2. Bagi Akademik Memberikan referensi dan menambah informasi bagi peneliti berikutnyatentang pengaruhefisiensi modal kerja, likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas dalam kasus yang berbeda. Pembaca diharapkan mampu menambah wawasan dan melengkapi literature-literatur yang sudah ada serta dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa sebagai bahan dalam melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh perputaran modal kerja, likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas.
10 3. Bagi Investor Hasil penelitian nanti diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi yang dilakukan oleh para investor terhadap perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 1.5 Sistematika Penulisan Merupakan deskripsi tenatng isi dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi. Berikut sistematika yang dipaparkan : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang melandasi penelitian, kerangka konseptual yang digunakan, hipotesis penelitian dan penelitian terdahulu.
11 BAB III METODE PENELITIAN Berisi uraian mengenai variable penelitian dan definisi operasional, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data dan pembahasan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian yang serupa dimasa yang akan datang.