BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN GUIDED NOTE TAKING

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata I Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentunya tidak lepas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini semakin lama menghasilkan teknologi yang canggih. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN VAK

BAB I PENDAHULUAN. individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan. melalui belajar matematika karena matematika memiliki struktur dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

(PTK Kelas VII A SMP Negeri 3 Cawas Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS PORTOFOLIO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

OPTIMALISASI PENERAPAN BRAIN GYM UNTUK MEMINIMALKAN PHOBIA SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran di Kelas IV SD Negeri Kaliancar Selogiri)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi. Mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan,

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. senantiasa ingin berhubungan dengan manusia. Ia ingin mengetahui. dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diperhatikan guru dan siswa. Pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

( PTK di Kelas VIIIE Semester I SMP Negeri 2 Grobogan ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan penting

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh :

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan dilaksanakan untuk maksud yang positif dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu dari ilmu dasar yang harus dikuasai oleh

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar

USAHA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap

(PTK Pembelajaran Matematika Pada Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Kelas VII Semester Gasal di SMP Negeri 2 Gemolong )

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I A. Latar belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI SCAFFOLDING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipengaruhi oleh lingkungan dan instrumen pengajaran, komponen yang. pendidik dengan peserta didik yang didukung oleh proses.

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk juga aspek pendidikan. Pendidikan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas, karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan dapat tercapai. Untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi tersebut dituntut sumber daya yang handal dan mampu berkompetisi secara global, sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi, pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan kerja yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika, karena pendidikan matematika merupakan salah satu fondasi dari kemampuan sains dan teknologi. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan, karena dapat dilihat dari waktu jam pelajaran di sekolah yang lebih banyak dibandingkan pelajaran yang lainnya. Mengingat pentingnya pendidikan matematika perlu dilakukan suatu perencanaan dan perbaikan cara belajar yang dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Menumbuhkan generasi muda yang tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tidak boleh dibiarkan adanya anak-anak muda yang buta matematika. Generasi muda harus dibiasakan mempelajari matematika sehingga mampu dalam menghadapi masalah-masalah nyata. Dibalik alasan tersebut ditemukan kesenjangan-kesenjangan sikap siswa dalam mempelajari matematika diantaranya banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sulit, menakutkan bahkan sebagian dari mereka ada yang membencinya, sehingga matematika dianggap sebagai momok oleh mereka. Hal ini yang menyebabkan siswa menjadi takut (fobia) terhadap matematika. Selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh sebagian besar siswa. Anggapan demikan tidak lepas dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang sulit. Persepsi negatif itu ikut dibentuk oleh anggapan bahwa matematika merupakan ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumusrumus yang sulit dan membingungkan, yang muncul atas pengalaman kurang menyenangkan ketika belajar matematika di sekolah. Akibatnya pelajaran matematika tidak dipandang secara obyektif lagi. Kondisi seperti ini seringkali masih diperparah oleh sikap guru yang mengajarkan matematika. Pelajaran matematika sendiri sudah dianggap sulit, masih ditambah lagi guru yang mengajarkan matematika sering kali berperilaku

cepat marah, suka mencela, sering menghukum siswa, terlalu cepat dalam mengajar, membosankan dan monoton. Ketakutan-ketakutan yang muncul terhadap matematika tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, tetapi juga didukung oleh ketidakmampuan guru menciptakan situasi yang dapat membawa siswa tertarik pada matematika. Didalam kelas guru belum tentu mampu menciptakan suatu situasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi timbal balik dalam pengajaran matematika bahkan menghambat terjadinya komunikasi itu. Banyak fakta menunjukkan pada saat pembelajaran matematika berlangsung, sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya, siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu untuk mengemukakan pendapatnya. Keadaan ini akan mengganggu kelancaran pembelajaran, jika hal ini dibiarkan terus menerus sehingga menyebabkan siswa semakin mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep yang ada dalam matematika dan para guru juga akan mengalami kesulitan dalam membelajarkan siswa, karena pembelajaran cenderung satu arah. Siswa dalam pembelajaran matematika lebih bersifat pasif, yaitu siswa lebih banyak diam, kurang aktif dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Sikap enggan siswa dalam kegiatan belajar mengajar matematika diartikan sebagai sikap yang tidak mau berusaha atau tidak ada kemauan untuk mengikuti pembelajaran matematika di sekolah. Sedangkan sikap

malu merupakan suatu sikap kurang percaya diri dari diri siswa tersebut, sehingga dapat menghambat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran merupakan suatu proses terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Salah satu yang diduga mempengaruhi kualitas pengajaran adalah variabel guru cukup beralasan. Mengapa guru mempunyai pengaruh dominan terhadap kualitas pengajaran, sebab guru adalah sutradara sekaligus aktor dalam pembelajaran. Sistem mengajar guru yang digunakan dalam pembelajaran juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam pembelajaran diperlukan suatu keahlian dan ketrampilan tertentu yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran di depan kelas. Mempelajari matematika berbeda dengan pelajaran lain yang bisa dipelajari dengan membaca dan menghafal saja. Untuk mempelajari matematika selain dibutuhkan hafalan juga diperlukan pemahaman, ketelitian dan latihanlatihan soal secara kontinu. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk berani mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas dengan bantuan guru. Guru sebagai pengelola kelas mempunyai peran yang besar dan bertanggung jawab didalam proses pembelajaran. Sementara banyak siswa yang mengeluh dan kurang menyukai pelajaran matematika. Hal ini disebabkan faktor pendidik yang menggunakan teknik mengajar kurang optimal. Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada dititik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan

kualitatif. Berbagai penelitian menggunakan metode-metode pembelajaran yang inovatif masih kurang. Menurut Hartanto, dkk (1999) dalam Sutama (2001:2), guru matematika saat ini cenderung mengajar kurang bervariasi, latihan yang diberikan kepada siswa kurang bermakna dan umpan balik serta koreksi dari guru jarang diterapkan. Kesimpulan penelitian Suryanto (2000:37) dalam Sutama (2001:3) tentang hambatan dalam mengajar matematika diantaranya adalah (1) Masih kurangnya pengetahuan guru tentang pembukaan pelajaran matematika, (2) Sangat kurangnya pembelajaran pemecahan masalah, (3) masih banyak teknik bertanya tidak efektif, (4) Lemahnya guru dalam pengendalian kelas, dan (5) Adanya materi ajar belum dikuasai guru. Lebih lanjut Suryanto menyimpulkan, bahwa hambatan dan faktor siswa dalam pelajaran matematika adalah lemahnya kemampuan siswa, kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru, dan kurangnya belajar. Kelemahan-kelamahan ini dapat dianggap sebagai kegagalan guru memotivasi siswa. Selain faktor guru yang berpengaruh terhadap pembelajaran matematika, bisa juga dari faktor siswa yang takut dalam mempelajari matematika. Ketakutan siswa seperti ketakutan bertanya, ketakutan mendapat tugas, ketakutan maju mengerjakan soal ke depan kelas dan ketakutan mengeluarkan ide yang muncul dari dalam diri siswa, serta keaktifan dan kreativitas siswa dalam belajar matematika masih sangat memprihatinkan dan perlu ditingkatkan kualitasnya.

Hal ini merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan bahwa siswa mengalami fobia terhadap pelajaran matematika, sehingga terjadilah kesulitan belajar bagi siswa. Kalangan pendidik menyadari bahwa proses pembelajaran matematika akan lebih efektif dan bermakna jika siswa ikut berpartisipasi aktif. Dengan berpartisipasi siswa akan mengalami, menghayati, dan menarik pelajaran dari aktivitas yang dilakukan. Uraian di atas memberikan kenyataan bahwa didalam pembelajaran matematika diperlukan optimalisasi teknik guru mengajar, sehingga fobia siswa dapat menurun dan lebih lanjut prestasi belajar siswa dapat meningkat. Melalui optimalisasi teknik guru mengajar diharapkan dapat meminimalkan fobia siswa dan meningkatkan prestasi belajar matematika, sehingga akan berpengaruh terhadap tujuan belajar yang diharapkan. B. Perumusan Masalah Guna mendapatkan sebuah kebenaran dalam penelitian akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang didalamnya mengandung masalah yang harus dipecahkan oleh peneliti. Fokus penelitian ini adalah peminimalan fobia siswa terhadap matematika, dan peningkatan prestasi belajar matematika. Fobia siswa yang terdiri dari ketakutan bertanya, ketakutan mendapat tugas, ketakutan maju mengerjakan soal ke depan kelas dan ketakutan mengeluarkan ide dalam proses pembelajaran, serta keaktifan dan kreativitas belajar siswa yang rendah. Melalui

optimalisasi teknik guru mengajar diharapkan fobia siswa dalam pembelajaran matematika dapat menurun. Menurut Lewis (1992:5) yang diterjemahkan oleh Ratri Kumudawati fobia merupakan perasaan takut yang ditimbulkan oleh sesuatu yang tidak memperlihatkan ancaman sejati terhadap kelangsungan hidup. Faktor-faktor yang sering menjadi penyebab munculnya fobia terhadap matematika adalah guru yang otoriter, persepsi siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Berdasarkan fokus penelitian dan uaraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah tindakan guru dalam pembelajaran matematika melalui optimalisasi teknik guru mengajar dapat meminimalkan fobia siswa terhadap matematika sampai 25%? 2. Apakah tindakan guru dalam pembelajaran matematika melalui optimalisasi teknik guru mengajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sampai daya serap kelas 75%? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan perilaku belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika. Perilaku tersebut adalah ketakutan dan prestasi belajar siswa melalui optimalisasi teknik guru mengajar. Peminimalan fobia siswa dan peningkatan prestasi belajar matematika dilakukan

secara kolaborasi antara peneliti, guru matematika dan kepala sekolah tempat penelitian berdasarkan konsep optimalisasi teknik guru mengajar kemudian diidentifikasi, digambarkan, dikaji secara induktif dan komperatif dalam rangka pengembangan konsep dan pemahaman makna. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Meminimalkan fobia siswa terhadap matematika melalui optimalisasi teknik guru mengajar sampai 25%. 2. Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui optimalisasi teknik guru mengajar sampai daya serap kelas 75%. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkat teoritis kepada pembaca dan guru dalam meminimalkan fobia siswa terhadap matematika dan meningkatkan prestasi belajar matematika melalui optimalisasi teknik guru mengajar. Penelitian ini juga dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme guru untuk mengarahkan dan membimbing siswa dalam belajar matematika.

2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langkah-langkah untuk mengatasi fobia siswa terhadap matematika dan meningkatkan prestasi belajar siswa melalui optimalisasi teknik guru mengajar. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siswa, guru dan sekolah. a. Bagi siswa, penelitian ini berguna untuk membantu menghilangkan fobia (ketakutan) terhadap matematika pada diri mereka, sehingga prestasi belajarnya juga dapat meningkat tanpa fobia berkepanjangan. b. Bagi guru penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran dalam rangka meminimalkan fobia siswa terhadap matematika dan meningkatan prestasi belajar matematika. c. Bagi sekolah hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika. E. Definisi Operasional Istilah 1. Meminimalkan adalah usaha mengurangi kondisi yang bersifat negatif pada proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, peminimalan difokuskan pada kondisi fobia siswa terhadap matematika. Indikator keberhasilan peminimalan adalah berkurangnya kondisi atau hal yang dianggap buruk.

Penelitian ini mengoptimalkan kemampuan guru, keaktifan siswa (prestasi belajar siswa) dan optimalisasi teknik guru mengajar sebagai usaha meminimalkan fobia siswa. 2. Fobia siswa terhadap matematika dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai ketakutan-ketakutan siswa terhadap matematika yang dapat menghambat kegiatan belajar matematika. Fobia siswa terdiri dari sikap takut untuk bertanya, takut jika mendapat tugas, takut maju ke depan kelas, dan takut untuk mengeluarkan ide. Peminimalan fobia siswa terhadap matematika dapat dilakukan melalui peningkatan keaktifan dan kreativitas siswa. 3. Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran matematika yang mengakibatkan perubahan pada diri siswa berupa penguasaan pengetahuan dan kecakapan dalam pelajaran matematika. Prestasi belajar matematika dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa sebagai hasil usaha dari kegiatan belajar matematika. 4. Optimalisasi teknik guru mengajar dalam penelitian ini adalah mengoptimalkan cara guru menyampaikan materi pembelajaran yaitu mampu dalam mengelola materi ajar, memilih pendekatan/ metode, media dan sumber belajar. Teknik atau cara mengajar yang dilakukan guru dalam penelitian ini dapat menolong siswa mengembangkan kemampuan dan potensi yang sedang berkembang dalam diri siswa, guru menghargai siswa

sebagai individu yang memiliki kemampuan dan bertanggung jawab, dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, siswa bersifat aktif, guru memperhatikan sosioemosional dan mendorong kreativitas siswa bukan sebagai pemberi ilmu/pengetahuan dan pembelajaran didominasi oleh guru.