BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Transmigrasi Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil keputusan, guna tercapainya keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja, serta meningkatkan produktifitas dan peningkatan pendapatan bagi mereka yang menjadi masyarakat transmigran. Transmigrasi penting bagi pembangunan nasional. Program transmigrasi ini merupakan sebuah alternatif bagi mereka yang kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan yang dikarenakan minimnya lahan yang bisa di kelola untuk pertanian, maka secara otomatis, angka penggaguran yang menyebabkan kemiskinan pada masyarakat yang akan berdampak pada pembangunan Negara. Dalam menangani permasalahan ini, pemerintah memutuskan agar sebagain masyarakat yang tinggal dalam wilayah yg penduduknya sangat padat, akan di transmigrasikan ke daerah-daerah yang penduduknya masih sangat jarang, serta, tersedianya lahan yang nantinya bisa digarap oleh masyarakat transmigran ini. Kata Transmigrasi tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita, karena pada dasarnya ini merupakan suatu program yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi berbagia masalah kepadatan penduduk dan pemerataan kependudukan. Dari sudut bahasa Transmigrasi (latin : trans - seberang, migrare - pindah), jadi, penjelasan transmigrasi ialah suatu program yang dibuat oleh pemerintah indonesia untuk bisa memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk, ke daerah lain yang penduduknya belum terlalu padat yang berada di 10
dalam wilayah Indonesia. Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut transmigran (http://kampusikopin.blogspot.com/ tanggal 08 Januari, 2013, jam 11:49) 1.2 Pembangunan Proses pembangunan terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyrakat, baik secara spiritual, maupun material. Peningkatan taraf hidup masyarakat mencakup suatu perangkat cita-cita yang meliputi hal-hal sebagai berikut, (Soekanto, 2010:358-359): 1. Pembangunan harus bersifat rasionalistis, artinya, haluan yang harus diambil harus dilandaskan pada pertimbangan rasional. 2. Adanya rencana pembangunan dan proses pembangunan, artinya, adanya keinginan untuk selalu membangun pada ukuran dan haluan yang terkoordinasi secara rasional, dalam suatu sistem. 3. Peningkatan produktivitas. 4. Peningkatan standar kehidupan. 5. Kedudukan, peranan, dan kesempatan yang sederajat dan sama di bidang politik, sosial, ekonomi dan hukum. 6. Pengembangan lembaga-lembaga sosial dan sikap-sikap dalam masyarakat. 7. Konsolidasi nasional. 8. Kemerdekaan nasional. 11
Secara umum, pembangunan atau development adalah usaha yang dilakukan untuk dapat memajukan kehidupan masyarakat yang berada dalam sebuah negara. Pembangunan berasal dari akar kata bangun yang berarti membuat atau menyusun, sehingga menjadi pembuatan atau penyusunan sesuatu. Sebagai sebuah negara yang lazimnya bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya, maka pembangunan sudah seharusnya dilakukan. Namun demikian, pada kenyataannya terjadi perbedaan signifikan di antara berbagai negara di dunia yang menerapkan pembangunan terhadap negerinya.(http://sirajuddinputra- welcomeinmyparadise.blogspot.com/2011/06/pengertian-dan-definisipembangunan.html tanggal 08 Januari, 2013, jam 11:18). 1.3 Dinamika Sosial Dinamika sosial merupakan sebuah bentuk penelaahan terhadap berbagai perubahan-perubahan yang terjadi didalam realita-realita sosial yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dinamika sosial juga merupakan suatu bentuk dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam sebuah masyarakat. Adapun yang menjadi faktor terjadinya dinamika sosial dalam masyarakat yakni meliputi : 1.3.1 Pengendalian Sosial (Social Control) Pengendalian sosial terutamayaitu segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan masyarakat. Keutamaan pengendalian sosial ini, ialah bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Atau, sistem pengendalian sosial bertujuan untuk mencapai keadaan 12
damai melalui keserasian antara kepastian dengan keadilan/kesebandingan, (Soekanto, 2010 : 179) 1.3.2 Mobilitas Sosial (Social Mobility) Lingkup mobilitas sosial meliputi peristiwa sosial di mana individu atau kelompok-kelompok bergerak atau berpindah dari suatu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya, baik gerak ke lapisan yang lebih rendah dalam suatu hierarki sosial sehingga perpindahan ini memiliki dua arah, yaitu ke arah atas (upward mobility) dan ke arah bawah (downward mobility), (Soekanto, 2010) Mobilitas sosial juga disebut sebagai gerak sosial, Soekanto (2010 : 224) menjelaskan bahwa gerak sosial adalah gerak dalam struktur sosial, yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok itu dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam yaitu. Pertama, horizontal, yaitu apabila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari satu kelompok sosial yang satu ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Kedua, vertical, yaitu apabila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak sosial yang vertical, yaitu yang naik (social climbing), dan yang turun (social Sinking). 1.3.3 Penyimpangan Sosial Penyimpangan sosial ialah perbuatan atau perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan tidak terpuji serta diluar batas toleransi. 13
Penyimpangan sosial mempunyai ciri-ciri di antaranya dapat didefinisikan, ada penyimpangan yang ditolak dan ada yang justru diterima, penyimpangan yang relatif dan mutlak. Hipotesa Merton (dalam Sunarto, 1993 : 78), ialah bahwa perilaku menyimpang merupakan pencerminan tidak adanya kaitan antara aspirasi yang ditetapkan kebudayaan dan cara yang dibenarkan struktur sosial untuk mencapai tujuan tersebut. 1.3.4 Perubahan Sosial Dalam kehidupan masyarakat, pasti akan mengalami yang namanya perubahanperubahan sosial, baik itu berupa perubahan yang menyangkut nilai-nilai, normanorma sosial, pola-pola perilaku manusia, susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan, struktur didalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya. Didalam menganalisis proses-proses dinamika ataupun perubahan dalam masyarakat meliputi sebagai beikut (http://blog.unila.ac.id/young/perubahan-sosial tanggal 08 Januari 2013, jam 11.46): a. Inovasi/penemuan, yaitu suatu proses pembaharuan dan penggunaan sumber daya alam, energi, modal, dan teknologi yang menyebabkan timbulnya produksi-produksi yang baru. Penemuan unsur baru di masyarakat baik berupa alat baru dan ide baru disebut discovery. Discovery akan menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru tersebut. b. Internalisasi, yaitu proses panjang sejak seorang individu dilahirkan, sampai ia hampir meninggal. Dalam proses ini ia belajar menanamkan segala 14
perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukannya sepanjang hidup dalam kepribadiannya. c. Sosialisasi, yaitu proses seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan berinteraksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 1.4 Hubungan Sosial Manusia dikenal sebagai mahluk sosial yang tidak bisa hidup dalam kesendiriannya. Dalam hal ini, manusia hendaknya mampu menjalin hubungan dengan sesama manusia ataupun kelompok manapun. Sebab, hubungan sosial yang terjadi dalam sebuah masyarakat merupakan perwujudan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan sosial ialah suatu kegiatan yang menghubungkan kepentingan antarindividu, individu dengan kelompok atau antar kelompok yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat menciptakan rasa saling pengertian dan kerja sama yang cukup tinggi, keakraban, keramahan, serta menunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa. Manusia secara harfiah, memiliki naluri untuk senantiasa dalam berhubungan dengan sesama. Adapun yang menjadi bentuk-bentuk hubungan sosial yang terjadi dalam kalangan masyarakat yakni: 15
1. Berdasarkan kelompok sosial : Paguyuban (Gemeinschaft), Patembayan (Gesellschaft). 2. Berdasarkan klasifikasi Antar kelompok : kelompok statistik (Statistical group), kelompok kemasyarakatan (Societal group), kelompok sosial (Social group ), dan kelompok Asosiasi (associational group). 3. Berdasarkan dimensi antar kelompok : demografi dan sikap. 4. Berdasarkan kelompok formal dan informal. 5. Berdasarkan ras, rasisme, dan rasialisme. 6. Berdasarkan kelompok etnik. 7. Berdasarkan kelompok dimensi sejarah : Etnosentrisme & persaingan. Konsep Cooley (dalam Soekanto, 2010:111), mengenai hubungan saling mengenal belum cukup untuk menerangkan persyaratan penting bagi adanya suatu kelompok primer. Syarat-syarat yang sangat penting adalah pertama, anggota kelompok tersebut secara fisik berdekatan satu dengan yang lainnya. Kedua, adalah adanya suatu kelanggengan hubungan antaranggota kelompok yang bersanggkutan. Penjelasan Cooley diatas, sangatlah berbanding terbalik dengan yang terjadi pada kalangan masyarakat Pangea Sp2 Bukit Raya, dimana, hubungan antara masyarakat transmigran dengan masyarakat lokal. Sebab, dalam saling berinteraksi antara sesama, mereka masih saling enggan, dalam artian ketidak saling percayaan diantara mereka masih menjadi salahsatu pertanyaan yang sampai sekarang masih belum di pahami oleh sesama masyarakat Pangea Sp2 Bukit Raya. 16
1.5 Proses Sosial Dalam kehidupan manusia tidak lepas dengan yang namanya proses-proses perubahan sosial, baik itu proses perubahan yang menuju kearah kemajuan ataupun proses perubahan yang menuju kearah kemunduran. Pengetahuan tentang prosesproses sosial ini memberikan sebuah pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat ataupun gerak yang terjadi didalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang ada, ( Soekanto, 2010 : 54). Seperti yang di terangkan diatas bahwa, sebuah proses sosial bisa saja terjadi pada masyarakat Pangea Sp2 Bukit Raya, yang merupakan tempat dimana masyarakat transmigran bermukim sekarang. Hal ini, tidak bisa dipungkiri lagi ketika Desa Pangea ini terdapat berbagai keragaman multi etnik. Proses sosial terjadi di tiga tingkat realitas sosial : makro, mezo, dan mikro. Secara berurutan proses itu disebut proses makro, proses mezo, dan proses mikro. Proses makro terjadi ditingkat paling luas yakni ditingkat masyarakat global, bangsa, kawasan dan kelompok etnis. Rentang waktunya terpanjang. Proses makro ini terjadi dalam jangka panjang, (Braudel dalam Sztompka, 2010:21). 17
Proses globalisasi, resesi dunia, kerusakan lingkungan (ozon misalnya), gelombang gerakan sosial, demokratisasi sistem politik, kemajuan pendidikan, penyeragaman kultur dan sekulerisasi merupakan contoh proses makro. Proses mezo mencakup kelompok besar, komunitas, asosiasi, partai politik, anggatan bersenjata, dan birokrasi. Proses mikro terjadi dalam kehidupan sehari-hari individu, dalam kelompok kecil seperti keluarga, sekolah, lingkungan tempat kerja dan pertemanan, (Sztompka, 2010:21-22). 1.6 Adaptasi Adaptasi merupakan proses penyesuaian terhadap apapun yang terjadi secara alamiah baik di dalam lingkungan hidup atau dalam sistem manusia sebagai reaksi terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi terkait dengan perubahan-perubahan lingkungan. Di seluruh dunia, masyarakat telah berusaha dalam mengembangkan langkah-langkah adaptasi untuk menghadapi perubahan iklim berdasarkan pengetahuan tradisional mereka. Adaptasi juga merupakan suatu proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkunganya dan perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme atau yang dimaksud dengan penyesuaian dua arah. Agar dapat menyesuaikan serta dalam mempertahankan hidup, maka masyarakat transmigran dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian atau adaptasi dengan masyarakat lokal. Ada beberapa macam adaptasi yang mestinya harus dilakukan dalam hidup bermasyarakat yakni, yang pertama ialah adaptasi genetik, yaitu setiap lingkungan hidup biasanya merangsang penghuninya untuk membentuk 18
struktur tubuh yang spesifik, yang kedua, adaptasi somatis, yaitu adaptasi yang penyesuaiannya secara struktural atau fungsional yang sifatnya sementara (tidak turun-temurun). Dengan demikian, dari beberapa macam adaptasi seperti yang dijelaskan diatas, masyarakat transmigran yang baru menetap pada suati wilayah dapat menggunakan salah satu atau kedua macam adaptasi ini,untuk bisa menyesuaikan dengan lingkungan yang baru ditempati. Seperti yang terjadi di Kecamatan Wonosari, yang merupakan salah satu kecamatan yang menjadi tempat transmigrasi, hal ini bisa menjadi sebuah pengangan bagi para masyarakat transmigran yang akan menetap di Desa Pangea Sp2 Bukit Raya, untuk bisa menjadi bagian dari masyarakat setempat dengan melalui adaptasi yang benar adanya. 1.7 Akulturasi Akulturasi, yaitu proses sosial yang timbul bila bertemu suatu kebudayaan tertentu dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri. Hal seperti ini juga terjadi dalam masyarakat transmigran setelah menetap di Desa Pangea Sp2 Bukit Raya. Dimana mereka harus mampu menyesuaikan dan mempelajari segala pemikiran dan dan sikap dari masyarakat lokal, peraturanperaturan, adat istiadat, norma-norma yang memang telah hidup dalam kebudayaan masyarakat Pangea Sp2 Bukit Raya ini. 19
Proses akulturasi mengarah kepada terjadinya asimilasi sebagai proses sosial yakni suatu proses dimana individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, atau individu dengan kelompok, yang sebelumnya berbeda-beda yang kemudian mempunyai perhatian serta pandangan yang sama. Dengan kata lain, proses dari dua atau lebih kebudayaan yang sangat berbeda, tetapi secara perlahan-lahan menjadi sama. Proses ini berlangsung secara dua arah, dimana adanya saling mempengaruhi dan saling mengisi antara sesama, sehingganya dapat membentuk sebuah pola budaya baru bagi mereka. Hal ini akan berlangsung secara terus-menerus dan dalam kondisi apapun yang terjadi antara individu ataupun kelompok. Untuk mempermudah terjadinya akulturasi, maka dibutuhkan interaksi serta kecakapan dalam berkomunikasi masyarakat transmigran dengan masyarakat lokal yang berada di Desa Pangea Sp2 Bukit Raya, ini merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang transmigran akan mengatur dirinya untuk mengetahui dan diketahui dalam berhubungan dengan orang lain. Pada akhirnya, bukan hanya sistem sosio-budaya transmigran tetapi juga sistem sosiobudaya masyarakat lokal akan mengalami perubahan sebagai akibat dari kontak interaksi ataupun komunikasi diantara mereka dan juga antar budaya dalam rentan waktu yang lama. 20