ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

II. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua,

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

ANALISIS PERMINTAAN DAN SURPLUS KONSUMEN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN RANI APRILIAN

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR

Oleh : Slamet Heri Winarno

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

ANALISIS POTENSI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI. Oleh ARISA SANTRI H

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

SKRIPSI ARDIANSYAH H

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

I. UMUM. Sejalan...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

Transkripsi:

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO SKRIPSI ARDIAN SURBAKTI H34076024 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

RINGKASAN ARDIAN SURBAKTI. Analisis Atribut yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung Kembali ke Pemandian Air Panas CV Alam Sibayak Berastagi Kabupaten Karo. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. (Di bawah bimbingan HENY K. S. DARYANTO). Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata mampu menggerakkan kegiatan ekonomi, termasuk sektor-sektor lainnya yang terkait (mencakup perhotelan dan penginapan, barang-barang souvenir dan kerajinan lokal, industri makanan, serta transportasi), dengan demikian lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, dan pendapatan negara (penerimaan devisa) dapat meningkat. Sektor pariwisata dapat berfungsi sebagai katalisator pembangunan sekaligus akan mempercepat proses pembangunan itu sendiri, hal ini dimungkinkan karena kepariwisataan sebagai upaya ekonomi, bukan saja padat modal, tetapi juga padat karya sehingga sektor pariwisata mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Berlakunya UU No.32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah menjadi harapan dan tantangan tersendiri bagi Pemerintah Daerah Otonom, karena dengan dilaksanakannya otonomi daerah maka pengembangan dan pembangunan obyek wisata adalah merupakan salah satu tugas pemerintah daerah. Setiap daerah otonom harus mampu menggali sumber-sumber keuangan sendiri untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan daerahnya, sehingga banyak daerah otonom di Indonesia yang mulai mengembangkan sektor pariwisata sebagai sumber PAD. Hal ini tentu saja perlu didukung oleh potensi alam dan seni budaya yang dimiliki, seperti halnya daerah tujuan wisata Berastagi yang berada di Kabupaten Karo Sumatera Utara. Berastagi kaya akan keanekaragaman hayati dengan pesona alam yang indah, alami dan menarik. Salah satu obyek wisata yang menarik dan banyak peminatnya adalah pemandian air panas alam, yang berada di lereng Gunung Sibayak. Sumber mata air panas dikelola menjadi suatu obyek wisata yang menawarkan pemandian air panas alam, yaitu dengan membuat kolam-kolam pemandian yang airnya dialirkan dari mata air panas tersebut. Kenikmatan yang disajikan didukung dengan udara dingin dan sejuk serta pemandangan pengunungan yang asri dan indah. Salah satu lokasi wisata yang mengelola pemandian air panas alam adalah CV Alam Sibayak. Adanya persaingan dalam usaha wisata pemandian air panas mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke CV Alam Sibayak. Oleh karena itu, untuk mempertahankan keberadaan CV Alam Sibayak sebagai perusahaan yang menyediakan fasilitas paling lengkap dan menjadi pemimpin pasar dalam bisnis wisata pemandian air panas alam, maka perlu dilakukan analisis agar dapat mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung kembali. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak, dan (2) menganalisis atribut-atribut yang perlu diperbaiki CV Alam

Sibayak dalam hal meningkatkan daya tarik obyek wisata untuk mempengaruhi wisatawan agar bersedia berkunjung kembali. Penelitian dilaksanakan pada usaha wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak di Desa Semangat Gunung Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan pada bulan November - Desember 2009. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi usaha, wawancara dengan pihak perusahaan dan pengunjung serta hasil pengisian kuisioner oleh pengunjung yang menjadi responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, artikel, laporan perusahaan, skripsi serta literatur lainnya yang sudah diterbitkan. Data-data tersebut berupa informasi seputar pariwisata, perkembangan usaha pemandian air panas CV Alam Sibayak, fasilitas yang disediakan, penilaian dan persepsi pengunjung, serta data lainnya yang mendukung penelitian. Dilakukan analisis terhadap atribut-atribut yang dimiliki CV Alam Sibayak berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner oleh 100 orang responden yang merupakan pengunjung CV Alam Sibayak. Data tersebut diolah dengan bantuan software Minitab menggunakan metode analisis deskriptif dan Regresi Logistik. Analisis mengacu pada faktor internal perusahaan CV Alam Sibayak, dimana atribut yang dianalisis merupakan daya tarik obyek wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak yang diukur melalui persepsi konsumen. Atribut obyek wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak yang dianggap penting dalam mempengaruhi kunjungan ulang konsumen antaralain: suasana obyek wisata, keramahan pelayanan, luas areal parkir, harga tiket, jumlah dan luas kolam, ketersediaan dan kebersihan toilet, pancuran air hangat, dan ruangan ganti. Delapan atribut tersebut adalah fasilitas CV Alam Sibayak yang pada dasarnya dipakai oleh seluruh pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata. Diperoleh hasil bahwa dari delapan atribut yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat tiga atribut yang signifikan berpengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak. Atribut yang signifikan tersebut adalah suasana obyek wisata, jumlah dan luas kolam, serta luas areal parkir. Ketiga atribut ini memiliki nilai P lebih kecil dari taraf nyata 10 persen (0,1), masing-masing sebesar 0,017; 0,046 dan 0,068. Dengan demikian, ketiga atribut ini dinyatakan signifikan secara nyata mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. Atribut lainnya yang dinyatakan tidak berpengaruh terhadap keputusan wisatawan dalam melakukan kunjungan ulang adalah keramahan pelayanan, harga tiket, ketersediaan dan kebersihan toilet, pancuran air hangat, dan ruangan ganti. Nilai P yang diperoleh untuk setiap atribut yang tidak signifikan lebih besar dari taraf nyata lima persen maupun 10 persen, oleh karena itu disimpulkan tidak berpengaruh secara nyata. Atribut-atribut yang perlu diperbaiki dalam hal meningkatkan daya tarik obyek wisata untuk mempengaruhi wisatawan agar bersedia berkunjung kembali adalah tiga atribut yang dinyatakan signifikan secara nyata mempengaruhi keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak. Ketiga atribut yang perlu diperbaiki tersebut adalah suasana obyek wisata, jumlah dan luas kolam, serta luas areal parkir. Oleh karena ketiga atribut tersebut merupakan hal paling penting yang menjadi pertimbangan wisatawan dalam melakukan kunjungan ulang maka atribut-atribut tersebut harus menjadi prioritas

utama dalam pelaksanaan kebijakan perbaikan dan pengembangan usaha, dengan demikian diharapkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke CV Alam Sibayak dapat meningkat. Disamping itu, mengingat bahwa CV Alam Sibayak mempunyai visi menjadi pemandian air panas alam terbesar dan terbaik, maka perusahaan perlu melakukan perbaikan terhadap seluruh fasilitas yang dimiliki, dimana fasilitas tersebut diketahui memiliki kondisi yang tidak baik. Setelah ketiga atribut yang signifikan ditempatkan pada prioritas utama, maka atribut lain yang juga perlu untuk diperbaiki dalam hal meningkatkan kualitas CV Alam Sibayak adalah atribut keramahan pelayanan, harga tiket, ketersediaan dan kebersihan toilet, pancuran air hangat, dan ruangan ganti.

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO ARDIAN SURBAKTI H34076024 Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Judul Skripsi Nama NIM : : : Analisis Atribut yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung Kembali ke Pemandian Air Panas CV Alam Sibayak Berastagi Kabupaten Karo Ardian Surbakti H34076024 Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec NIP. 19610916 198601 2 001 Mengetahui : Ketua Departemen Agribisnis Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002 Tanggal Lulus :

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Atribut yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung Kembali ke Pemandian Air Panas CV Alam Sibayak Berastagi Kabupaten Karo adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Maret 2010 Ardian Surbakti H34076024

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kabanjahe pada tanggal 04 Maret 1985. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Model Surbakti dan Ibunda Kuhna Br Keliat. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Letjen Djamin Ginting Berastagi pada Tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di SLTP Negeri 2 Berastagi. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMU Negeri 1 Berastagi diselesaikan pada tahun 2004 dan pendidikan tingkat universitas melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Diploma III diselesaikan pada tahun 2007. Penulis diterima pada Program Sarjana Ekstensi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur seleksi umum pada tahun 2007.

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Atribut yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung Kembali ke Pemandian Air Panas CV Alam Sibayak Berastagi Kabupaten Karo. Penelitian ini bertujuan menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak serta menganalisis atribut-atribut yang perlu diperbaiki dalam hal meningkatkan daya tarik obyek wisata untuk mempengaruhi wisatawan agar bersedia berkunjung kembali. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca dalam memberi informasi seputar wisata pemandian air panas alam dan atribut-atribut yang mempengaruhi wisatawan dalam melakukan kunjungan kembali ke wisata tersebut. Bogor, Maret 2010 Ardian Surbakti

UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada : 1. Orangtua dan keluarga tercinta (Bapak, Mamak, Nenek, Agus, Ayu, Ewis), untuk setiap dukungan, baik secara moril dan materil, serta cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini menjadi awal kesuksesan yang lebih besar. Amin. 2. Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec, selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama menulis skripsi. 3. Ir. Wahyu Budi Priatna, MS, selaku dosen penguji komisi pendidikan untuk koreksi dan catatan-catatan perbaikan dalam penulisan skripsi saya. 4. Ir. Harmini, M.Si, atas bantuan dan saran yang diberikan untuk perbaikan skripsi saya. 5. Lisda Elsera Br Ginting atas segala pengorbanan dan bantuan dalam penyelesaian sekripsi ini serta kasih sayang dan semangat selama kuliah hingga selesai. 6. Jana Surbakti (Pak Tengah) serta pihak CV Alam Sibayak atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan. 7. Teman-teman X Tekben yang sama-sama berjuang di Ekstensi Agribisnis (Mona, Nita, Aci, Ratih, Rofi, Adib, Hot, Kiki dan Tomi) atas semangat dan sharing selama kuliah hingga penulisan skripsi. 8. Teman-teman sekosan (Anton, Topik, Roy) atas bantuannya, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas semua bantuannya. Bogor, Maret 2010 Ardian Surbakti

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 6 1.3. Tujuan Penelitian... 8 1.4. Manfaat Penelitian... 8 II TINJAUAN PUSTAKA... 10 2.1. Obyek Wisata Alam... 10 2.2. Pengertian Pariwisata... 12 2.3. Rekreasi... 16 2.4. Wisata Alam Sebagai Barang Publik... 18 2.5. Definisi Produk Wisata... 19 2.6. Definisi Jasa... 19 2.7. Studi Terdahulu... 21 III KERANGKA PEMIKIRAN... 27 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis... 27 3.1.1 Wisatawan Sebagai Konsumen... 27 3.1.2 Prilaku Konsumen... 27 3.1.3 Pengolahan Informasi dan Persepsi Kosumen... 28 3.1.4 Kriteria Evaluasi dalam Pengambilan Keputusan... 29 3.1.5 Persaingan... 30 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional... 31 3.2.1 Hipotesis Penelitian... 35 IV METODE PENELITIAN... 36 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian... 36 4.2. Jenis dan Sumber Data... 36 4.3. Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data... 37 4.4. Metode Analisis Data... 38 4.4.1 Analisis Deskriptif... 38 4.4.2 Analisis Regresi Logistik... 39 4.4.3 Analisis Signifikansi Variabel Bebas... 42 4.4.4 Analisis Asosiasi Antara Dua Peubah (Odd Rasio)... 42 4.5. Definisi Operasional... 43 V GAMBARAN UMUM CV ALAM SIBAYAK... 45 5.1. Sejarah dan Perkembangan CV Alam Sibayak... 45

5.2. Visi dan Misi CV Alam Sibayak... 46 5.3. Organisasi dan Manajemen Usaha... 47 5.4. Sumberdaya CV Alam Sibayak... 51 5.4.1 Sumberdaya Manusia... 51 5.4.2 Sumberdaya Fisik... 53 5.4.3 Modal Usaha... 54 5.5. Fasilitas Wisata CV Alam Sibayak... 54 5.6. Operasional Kegiatan... 62 5.7. Pemasaran yang Dilakukan CV Alam Sibayak... 63 5.8. Karakteristik Pengunjung CV Alam Sibayak... 64 5.9. Pesaing CV Alam Sibayak... 66 VI ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK... 70 6.1. Uji Signifikansi Model dan Variabel Bebas... 71 6.2. Atribut-Atribut yang Berpengaruh Terhadap Wisatawan untuk Berkunjung Kembali ke Wisata Pemandian Air Panas CV Alam Sibayak... 73 VII KESIMPULAN DAN SARAN... 89 7.1. Kesimpulan... 89 7.2. Saran... 90 DAFTAR PUSTAKA... 91 LAMPIRAN... 94

DAFTAR TABEL Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Perkembangan PDB Pariwisata dan Kontribusinya Terhadap PDB Nasional Periode 2005-2008..... Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Nusantara, dalam Menghasilkan Devisa dan Total Pengeluaran, 2004-2008...... Perkembangan Jumlah Wisatawan Domestik di Sumatera Utara Tahun 2003-2007....... Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke CV Alam Sibayak Tahun 2004-2008... Perbedaan Wisata dan Rekreasi........ Daftar Penelitian Terdahulu...... Jenis dan Sumber Data Penelitian..... Karakteristik Karyawan CV Alam Sibayak..... Karakteristik Pengunjung CV Alam Sibayak Berdasarkan Rata-Rata Pendapatan per Bulan..... Karakteristik Pengunjung CV Alam Sibayak Berdasarkan Jenis Pekerjaan.... Daftar Usaha Wisata Pemandian Air Panas di Berastagi....... Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Terhadap Atribut-Atribut yang Mempengaruhi Kunjungan Ulang Konsumen CV Alam Sibayak. Sebaran Penilaian Pengunjung Atas Kondisi Atribut Suasana Obyek Wisata Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak..... Sebaran Penilaian Pengunjung Atas Kondisi Atribut Jumlah dan Luas Kolam Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak..... Sebaran Penilaian Pengunjung Atas Kondisi Atribut Luas Areal Parkir Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak..... Sebaran Penilaian Wisatawan pada Atribut Ruangan Ganti Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak...... Halaman 1 2 4 7 18 26 36 52 65 65 67 71 75 77 78 80

17. 18. 19. 20. Sebaran Penilaian Wisatawan pada Atribut Pancuran Air Hangat Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak..... Sebaran Penilaian Wisatawan pada Atribut Keramahan Pelayanan Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak..... Sebaran Penilaian Wisatawan pada Atribut Ketersediaan dan Kebersihan Toilet Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak..... Sebaran Penilaian Wisatawan pada Atribut Harga Tiket Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak... 82 84 86 88

DAFTAR GAMBAR Nomor 1. 2. 3. Diagram Kerangka Operasional... Transformasi Logit...... Struktur Organisasi Wisata Pemandian Air Panas CV Alam Sibayak Halaman 34 40 48

DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Gambar Berbagai Obyek Wisata Yang Berpotensi Pariwisata di Berastagi.... Kuisioner Penelitian Gambar Sumber Mata Air Panas CV Alam Sibayak... Gambar Kolam Umum CV Alam Sibayak.. Gambar Ruangan Ganti di CV Alam Sibayak. Gambar Pancuran CV Alam Sibayak.. Gambar Toilet CV Alam Sibayak... Gambar Saung Lesehan CV Alam Sibayak. Gambar Lokasi Parkir CV Alam Sibayak... Gambar Restoran CV Alam Sibayak... Gambar Penginapan CV Alam Sibayak.. Gambar Gapura CV Alam Sibayak. Gambar Lokasi Wisata Pemandian Air Panas Pesaing CV Alam Sibayak.. Hasil Kuisioner Responden CV Alam Sibayak.. Output Regresi Logistik dengan Minitab Halaman 95 96 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 114

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata mampu menggerakkan kegiatan ekonomi, termasuk sektor-sektor lainnya yang terkait (mencakup perhotelan dan penginapan, barang-barang souvenir dan kerajinan lokal, industri makanan, serta transportasi), dengan demikian lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, dan pendapatan negara (penerimaan devisa) dapat meningkat (Yoeti 2008). Selain itu, sektor pariwisata dapat berfungsi sebagai katalisator pembangunan sekaligus akan mempercepat proses pembangunan itu sendiri, dimana telah diamanatkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (1998) bahwa pengembangan pariwisata, kecuali untuk menghasilkan devisa dan menambah kesempatan penanaman modal, juga menambah volume penyerapan tenaga kerja. Hal ini dimungkinkan karena kepariwisataan sebagai upaya ekonomi, bukan saja padat modal, tetapi juga padat karya sehingga sektor pariwisata mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Kontribusi pariwisata dalam perekonomian Indonesia terukur melalui porsi PDB Pariwisata terhadap PDB Nasional (Tabel 1). Tabel 1. Perkembangan PDB Pariwisata dan Kontribusinya Terhadap PDB Nasional Periode 2005-2008 PDB Pariwisata Perkembangan Tahun PDB Nasional Jumlah Kontribusi PDB Pariwisata (trilliun Rp) (trilliun Rp) (%) (%) 2005 2.774,28 101,69 3,67 (-) 2006 3.339,22 118,67 3,55 16,70 2007 * 3.949,32 134,89 3,42 13,67 2008 ** 4.954,03 153,25 3,09 13,61 Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa sekitar tiga persen dari PDB nasional merupakan kontribusi sektor pariwisata. Kontribusi yang dihasilkan cenderung mengalami penurunan selama empat tahun terakhir, namun untuk perkembangannya sendiri sektor pariwisata menunjukkan nilai yang positif. Artinya bahwa sektor pariwisata terus mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Porsi kegiatan pariwisata Indonesia dalam ukuran ekonomi makro, semakin menunjukkan betapa pariwisata di Indonesia perlu dibangun dan dikembangkan secara menyeluruh (mencakup manajemen, sumberdaya dan seluruh sistem yang ada di dalamnya). Prestasi sektor pariwisata dalam posisi penghasilan devisa nasional pada tahun 2008 menempati tingkat ketiga setelah migas dan kelapa sawit, tahun 2007 posisi kelima dan tahun 2006 posisinya berada di tingkat keenam 1. Selain sumber devisa dari wisatawan asing, peran sektor pariwisata dalam perekonomian Indonesia juga dapat dilihat dari kontribusi wisatawan nusantara, yaitu dalam bentuk total biaya yang dikeluarkan dalam melakukan perjalanan wisata di seluruh Indonesia. Perkembangan jumlah wisatawan asing dalam menghasilkan devisa serta perkembangan jumlah wisatawan nusantara dengan total biaya yang dikeluarkan untuk periode 2004 sampai 2008 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Nusantara, dalam Menghasilkan Devisa dan Total Pengeluaran, 2004-2008 Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Tahun Jumlah (orang) Devisa (Juta USD) Jumlah (ribu orang) Total Pengeluaran (Triliun Rupiah) 2004 5.321.165 4.797,88 111.353 71,70 2005 5.002.101 4.521,89 112.701 74,72 2006 4.871.351 4.447,98 114.270 88,21 2007 5.505.759 5.345,98 115.335 108,96 2008 6.429.027 7.377,39 117.213 123,17 Sumber : Departemen Budaya dan Pariwisata (2009) 1 Wardiyatmo, Sekjen Depbudpar. 2009. Berpotensi Lebih 10 Persen Terhadap PDB. Di Dalam Hutabarat A, editor. Ekonomi Pariwisata Sektor atau Subsektor. http://traveltourismindonesia.wordpress.com. [12 September 2009].

Pada Tabel 2 dapat dilihat jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia dalam lima tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, dimana jumlah kunjungan terendah dialami pada tahun 2006. Berbeda dengan wisatawan mancanegara, jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke seluruh wilayah di Indonesia selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tingkat kunjungan wisatawan nusantara tersebut dinilai berdasarkan jumlah tamu warga negara Indonesia pada hotel terklasifikasi di seluruh daerah Indonesia. Berlakunya UU No.32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah menjadi harapan dan tantangan tersendiri bagi Pemerintah Daerah Otonom, karena dengan dilaksanakannya otonomi daerah maka pengembangan dan pembangunan obyek wisata adalah merupakan salah satu tugas pemerintah daerah. Setiap daerah otonom harus mampu menggali sumber-sumber keuangan sendiri untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan daerahnya, sehingga banyak daerah otonom di Indonesia yang mulai mengembangkan sektor pariwisata sebagai sumber PAD 2. Hal ini tentu saja perlu didukung oleh potensi alam dan seni budaya yang dimiliki, seperti halnya provinsi Sumatera Utara yang memiliki tujuan wisata beranekaragam. Sumatera Utara mempunyai berbagai obyek wisata yang menarik, antara lain Danau Toba, suasana pegunungan dan udara sejuk di Berastagi, Pulau Nias dan pulau-pulau kecil lainnya serta ragam adat dan budaya. Semua potensi tersebut semestinya menjadi aset penting untuk pengembangan ragam sektor wisata, namun kesadaran akan semua potensi, aspek, dan manfaat yang ada belum dikelola seutuhnya. Masih banyak hal yang terabaikan, seperti pemeliharaan, penataan yang tidak beraturan, dan ketidakperdulian pada potensi yang sudah dikelola, dimana kondisi tersebut menjadi lebih buruk dengan tidak adanya kesadaran masyarakat lokal untuk menjaga kelestarian alam dan budayanya. Hal ini menyebabkan pariwisata Sumatera Utara masih tertinggal dari provinsi lainnya di Indonesia, seperti Batam dan Bali. Dengan kondisi yang ada pada saat ini, pariwisata Sumatera Utara masih terus berjalan, hal ini ditunjukkan dari 2 Santosa SP. 2008. Pengembangan Pariwisata Indonesia. http:// www.wisatamelayu.com. [16 Agustus 2009]

perkembangan jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke berbagai daerah di Sumatera Utara, dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Jumlah Wisatawan Domestik di Sumatera Utara Tahun 2003-2007 Tahun Wisatawan Domestik Perkembangan (%) (orang) 2003 692.200-2004 770.800 11,35 2005 816.200 5,88 2006 911.900 11,72 2007 820.100-10,06 Sumber: [BPS] Badan Pusat Statistik (2008) Tabel 3 menunjukkan hingga tahun 2006 jumlah kunjungan wisatawan mengalami perkembangan, meskipun perkembangan itu sendiri berfluktuasi. Hal ini menunjukkan adanya suatu kekurangan dalam pengelolaan pariwisata Sumatera Utara yang merupakan tanggung jawab pemerintah daerah sebagai pihak yang dipercaya untuk mengelola aset wilayahnya. Keadaan tersebut semakin diperjelas dengan terjadinya penurunan jumlah kunjungan pada tahun 2007 sebesar 10,06 persen. Berdasarkan potensi kekayaan alam dan budaya yang dimiliki, seharusnya pariwisata Sumatera Utara dapat menyerap lebih banyak wisatawan, untuk itu dibutuhkan pengelolaan dan perbaikan yang sistematis, baik dari pemerintah maupun masyarakatnya, terutama dalam hal penyediaan sarana dan prasarana maupun infrastruktur ke obyek wisata. Dengan demikian diharapkan potensi pariwisata Sumatera Utara dapat lebih berkembang. Sama halnya dengan Berastagi, sebagai salah satu wilayah yang merupakan daerah tujuan wisata di provinsi ini. Berastagi kaya akan keanekaragaman hayati dengan pesona alam yang indah, alami dan menarik. Berastagi merupakan daerah dengan obyek wisata terbanyak dalam lingkup provinsi, diantaranya yaitu Gunung Sibayak, Bukit Gundaling, pemandian air panas alam, tata kota yang etnik dan sarat budaya, peninggalan sejarah berupa Rumah Adat dan Taman Hutan Raya (Lampiran 1).

Berastagi juga dikenal sebagai kota buah, bunga dan sayur-sayuran, diantaranya Jeruk, Markisa dan Terong Belanda. Keunggulan wisata alam Berastagi didukung dengan keunikan ekosistem yang dapat menciptakan nilai ekonomi dengan karakter yang berbeda pada wisata alam di tempat lain. Perbedaan ekosistem tersebut merupakan daya tarik wilayah Berastagi sebagai daerah tujuan wisata, sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Salah satu obyek wisata yang menarik dan banyak peminatnya adalah pemandian air panas alam 3. Pemandian air panas alam berada di lereng Gunung Sibayak, tepatnya di Desa Semangat Gunung. Pada daerah ini terdapat banyak sumber mata air panas yang muncul di lahan milik penduduk desa. Oleh karena muncul pada lahan milik pribadi maka sumber mata air panas tersebut menjadi kepunyaan pemilik lahan. Sumber mata air panas dikelola menjadi suatu obyek wisata yang menawarkan pemandian air panas alam, yaitu dengan membuat kolam-kolam pemandian yang airnya dialirkan dari mata air panas. Kenikmatan yang disajikan didukung dengan udara dingin dan sejuk serta pemandangan pengunungan yang asri dan indah. Pengusahaan pemandian air panas alam membuat lokasi ini menjadi obyek wisata yang menambah keunikan pariwisata daerah, sehingga dapat membantu pertumbuhan pariwisata dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung saling terkait dengan pertumbuhan lokasi wisata yang baru, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat persaingan diantara pelaku usaha. Selama obyek wisata tersebut berada di satu daerah tujuan wisata yang sama, dengan kedekatan lokasi diantara pelaku usaha maka tingkat persaingan dalam menarik wisatawan yang berkunjung akan semakin tinggi. Secara agregat jumlah kunjungan wisatawan ke daerah ini semakin meningkat, tetapi tidak demikian halnya terhadap tingkat kunjungan pada unit usaha yang mengelola obyek wisata pemandian air panas yang menunjukkan adanya penurunan jumlah kunjungan akibat peningkatan jumlah pelaku usaha. Usaha-usaha pemandian air panas yang baru menjadi pesaing bagi pelaku usaha yang lama, dan dengan adanya persaingan tersebut maka jumlah kunjungan wisatawan akan terbagi diantara pelaku usaha pemandian air panas. Sebagai 3 Desy. 2009. Pariwisata Karo. http://pphe-ri.cybernews.com. [16 Agustus 2009].

pelaku usaha pertama yang mendirikan pemandian air panas, CV Alam Sibayak mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan akibat persaingan yang ada. 1.2. Perumusan Masalah CV Alam Sibayak adalah salah satu perusahaan yang mengelola obyek wisata pemandian air panas alam yang memanfaatkan sumber mata air panas untuk dijadikan lokasi tujuan wisata dengan mendirikan kolam-kolam pemandian air panas, dimana pengunjung dapat menikmati jasa yang ditawarkan dengan melakukan kegiatan berendam di dalam kolam. Wisata pemandian air panas alam merupakan suatu obyek wisata yang menarik dan banyak diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke Berastagi. Pemandian air panas menjadi suatu kebutuhan bagi wisatawan yang berkunjung ke Berastagi maupun bagi masyarakat di sekitarnya, karena daerah Berastagi memiliki udara yang sangat dingin, mencapai 15 0 C di saat pagi dan sore hari, sehingga keinginan untuk berendam di kolam air panas menjadi sangat kuat apabila wisatawan sudah berada di Berastagi. Selain itu, berdasarkan informasi dari perusahaan CV Alam Sibayak, bahwa sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata Berastagi pada akhirnya akan mengunjungi obyek wisata pemandian air panas sebelum mereka kembali ke kota asalnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemandian air panas di daerah ini lebih besar manfaatnya sebagai obyek wisata yang memberi rasa nyaman dan kehangatan dari udara yang sangat dingin, dibandingkan hanya untuk manfaat pengobatan kulit. Usaha pemandian air panas ini memberikan nilai ekonomi yang sangat besar, sehingga mendorong pihak lain untuk mendirikan usaha yang sama. Kondisi ini sejalan dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan rekreasi pemandian air panas, sehingga munculnya usaha-usaha baru yang menawarkan produk/jasa serupa, seperti yang disediakan oleh CV Alam Sibayak, semakin berkembang. Awalnya yang mendirikan pemandian air panas alam menjadi suatu lokasi wisata hanya CV Alam Sibayak, kemudian berkembang menjadi tiga perusahaan dan dalam dua tahun terakhir terdapat empat perusahaan baru. Pada saat ini, jumlah perusahaan pemandian air panas yang ada mencapai tujuh perusahaan, yaitu perusahaan CV Alam Sibayak, Purnama, Ginting, Karona, Rindu Alam,

Anugerah, dan Pesona. Masing-masing perusahaan berlomba menawarkan keunggulan sebagai daya tariknya untuk mempertahankan dan menarik minat pengunjung. Perkembangan yang terjadi bukan hanya dari segi pertumbuhan usaha baru, tetapi juga dari perbaikan dan pengembangan usaha yang sudah ada, seperti halnya pada usaha pemandian air panas Ginting yang melakukan penambahan fasilitas kolam dari dua buah menjadi enam buah kolam serta perbaikan bangunan dan fasilitas fisik lainnya yang dibutuhkan dalam menghadapi persaingan. Selain itu, keberadaan lokasi usaha-usaha pesaing tersebut sangat berdekatan dengan lokasi CV Alam Sibayak, yaitu kurang lebih berjarak 100 meter dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari CV Alam Sibayak. Perkembangan wisata pemandian air panas yang sejalan dengan munculnya usaha baru serta pengembangan usaha yang sudah ada yang diduga sebagai pesaing bagi CV Alam Sibayak membawa dampak negatif bagi perusahaan ini. Adanya persaingan dalam usaha wisata pemandian air panas mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke CV Alam Sibayak. Penurunan jumlah kunjungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke CV Alam Sibayak Tahun 2004-2008 Tahun Jumlah Pengunjung (Orang) Pekembangan (%) 2004 169.920-2005 204.000 20,05 2006 304.800 49,41 2007 293.760-3,62 2008 292.800-0,32 Sumber : CV Alam Sibayak (2009) Dari Tabel 4 diketahui bahwa penurunan jumlah kunjungan wisatawan terjadi pada dua tahun terakhir yang mencapai angka 3,62 persen pada tahun 2007 dan 0,32 persen pada tahun 2008. Adanya kecenderungan menurunnya jumlah kunjungan tersebut dapat menyebabkan penurunan penerimaan bagi usaha CV Alam Sibayak. Oleh karena itu, untuk mempertahankan keberadaan CV Alam Sibayak sebagai perusahaan yang menyediakan fasilitas paling lengkap dan

menjadi pemimpin pasar dalam bisnis wisata pemandian air panas alam, maka perlu dilakukan analisis agar dapat mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung kembali, yaitu dengan menganalisis atribut-atribut yang dimiliki CV Alam Sibayak. Atribut-atribut tersebut merupakan fasilitas-fasilitas yang disediakan CV Alam Sibayak dalam memberi pelayanan kepada pengunjung. Wisatawan yang diharapkan melakukan kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak yaitu merupakan wisatawan lokal yang berasal dari daerah sekitar Sumatera Utara dan Aceh. Dengan asumsi bahwa wisatawan lokal memiliki peluang yang lebih besar untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak, dalam jangka waktu tertentu (satu tahun), dibandingkan wisatawan yang berasal dari luar Sumatera Utara dan Aceh, maupun wisatawan asing. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan masalah yang akan dibahas dalam penelitian, yaitu : 1. Atribut-atribut apa saja yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak? 2. Atribut-atribut apa saja yang perlu diperbaiki CV Alam Sibayak dalam hal meningkatkan daya tarik obyek wisata untuk mempengaruhi wisatawan agar bersedia berkunjung kembali? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. 2. Menganalisis atribut-atribut yang perlu diperbaiki CV Alam Sibayak dalam hal meningkatkan daya tarik obyek wisata untuk mempengaruhi wisatawan agar bersedia berkunjung kembali. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pengelola CV Alam Sibayak, penulis maupun pembaca, serta masyarakat yang berminat terhadap obyek wisata pemandian air panas alam. Bagi pengelola CV Alam Sibayak, penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan pengambilan keputusan pengelolaan usaha serta dapat menentukan kebijakan di masa yang akan datang, untuk

memperbaiki dan lebih mengembangkan usaha sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung. Bagi penulis, memberi pengalaman nyata dalam mengelola suatu usaha serta menganalisis permasalahan yang terjadi, selain itu merupakan aplikasi ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan di Institut Pertanian Bogor. Bagi pembaca dan masyarakat yang berminat pada obyek wisata pemandian air panas alam, berguna sebagai tambahan informasi dan rujukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai obyek wisata tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obyek Wisata Alam Obyek wisata alam merupakan perwujudan ciptaan manusia, tata hidup seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi 4. Menurut Soewantoro (1997), obyek wisata alam adalah sumber daya yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun pembudidayaan. Sementara itu, bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan dan tata lingkungannya disebut wisata alam. Orang yang melakukan kegiatan wisata alam disebut dengan wisatawan alam. Pada umumnya yang menjadi daya tarik utama wisatawan alam adalah kondisi alamnya, sedangkan fasilitas seperti makanan bersih, pelayanan sopan dan sarana akomodasi adalah hanya faktor pendukung bagi wisatawan alam untuk melakukan kegiatan wisata alam. Menurut Persatuan Peminat dan Ahli Kehutanan (1987), obyek wisata alam dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Flora dan Fauna Jenis flora yang memiliki keunikan dan kekhasan antara lain: bunga edelweiss, rafflesia, kantong semar dan lontar. Jenis fauna yang memiliki keunikan dan kelangkaan antara lain: badak bercula satu, harimau jawa, komodo dan orang utan. 2. Keunikan dan Kekhasan Ekosistem Sesuai dengan keadaan geografis kawasan yang sangat bervariasi, keberadaan ekosistem didalamnya akan menunjukkan kekhasan tersendiri. Beberapa tipe ekosistem yang khas adalah ekosistem pantai, hutan, dataran rendah, dataran tinggi, hutan hujan dataran rendah, hutan hujan tropis, mangrove, rawa dan gambut. 4 Wisata Alam Berbasis Hutan. http://images.soemarno.multiply.multiplycontent.com. [13 September 2009].

3. Gejala Alam Potensi obyek wisata alam berupa gejala alam antara lain: kawah, sumber air panas, gleiser, air terjun, danau, gua, batu-batuan berukuran besar dan matahari terbit. 4. Budidaya Sumberdaya Alam Potensi obyek wisata alam berupa budidaya sumberdaya alam antara lain adalah sawah, perkebunan, perikanan dan kebun binatang. Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pariwisata alam, maka taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam, yang memiliki gejala keunikan alam, keindahan alam, dan lain-lain, sangat potensial untuk dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata alam disamping sebagai wahana penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Pendayagunaan obyek dan daya tarik wisata alam tersebut dapat dimanfaatkan secara nyata diperlukan modal dan teknologi. Dengan demikian, modal masyarakat dan teknologi yang sesuai, perlu diikut sertakan dalam kegiatan pengusahaan pariwisata alam 5. Penyelenggaraan pengusahaan pariwisata alam dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut 6 : a. Konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, b. Kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya, c. Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, d. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup, e. Kelangsungan pengusahaan pariwisata alam itu sendiri, dan f. Keamanan dan ketertiban masyarakat. 5 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18. 1994. Pengusahaan Pariwisata Alam. http://www.theceli.com. [13 September 2009]. Loc.cit

2.2. Pengertian Pariwisata Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang kapariwisataan dijelaskan halhal sebagai berikut: a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. d. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. e. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. f. Daerah tujuan wisata adalah daerah yang memiliki daerah-daerah wisata yang ditunjang oleh prasarana dan sarana pariwisata serta masyarakat. Definisi pariwisata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), adalah sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi, pelancongan dan hiburan. Menurut Susantio (2003), pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olah raga atau istirahat menuaikan tugas dan berziarah. Wisatawan adalah orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalananya itu. Pariwisata merupakan suatu kegiatan ekonomi yang cukup unik dan untuk Indonesia, pariwisata sebetulnya memiliki dimensi tidak sekedar nilai ekonomi, budaya tetapi lebih dari itu secara politik atau pertahanan dan keamanan. Hal ini dikarenakan pengembangan pariwisata yang dikembangkan secara serius, terencana, melibatkan masyarakat secara aktif, akan mampu meningkatkan persatuan dan kesatuan (Adinugroho 2002). Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan

raya, pengangkutan setempat, program kebersihan atau kesehatan, sasana budaya, dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Keseluruhannya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek berbagai sektor bagi negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri lainnya. Saat ini banyak negara yang bergantung dari industri pariwisata sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi non-pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal 7. Dengan demikian pariwisata merupakan faktor penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara, karena mendorong perkembangan beberapa sektor perekonomian nasional, misalnya 8 : a. Peningkatan kegiatan perekonomian sebagai akibat dibangunnya prasarana dan sarana demi pengembangan pariwisata, sehingga memungkinkan orangorang melakukan aktivitas ekonominya dari suatu tempat ke tempat lainnya, baik dalam satu wilayah negara tertentu, maupun dalam kawasan internasional sekalipun. b. Meningkatkan industri-industri baru yang erat kaitannya dengan pariwisata, seperti misalnya: transportasi, akomodasi (hotel, motel dan lainnya). c. Meningkatkan hasil pertanian dan peternakan untuk kebutuhan hotel dan restoran, seperti sayur, buah-buahan, bunga, telur, daging, dan lainnya karena semakin banyak orang yang melakukan perjalanan wisata. d. Meningkatkan permintaan terhadap handicrafts, souvenir goods, art painting dan sebagainya. 7 8 Isen Mulang. 2009. Wisata. http://isen-mulang.blogspot.com/2009/03/wisata.html. [13 September 2009]. Yoeti. 2008. Pentingnya Pariwisata. http://arison001.blogspot.com/2008/02/pengertianpariwisata.html. [13 September 2009].

e. Memperluas barang-barang lokal untuk semakin dikenal oleh dunia internasional termasuk makanan dan minuman, seperti: Ukiran Jepara, Patung Bali, Batik Pekalongan, Dodol Garut, atau Sate Madura. f. Meningkatkan perolehan devisa negara, sehingga dapat mengurangi beban defisit neraca pembayaran. g. Memberikan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, peningkatan penerimaan pajak bagi pemerintah, dan peningkatan pendapatan nasional. h. Membantu membangun daerah-daerah terpencil yang selama ini tidak tersentuh pembangunan. i. Mempercepat perputaran perekonomian pada negara-negara penerima kunjungan wisatawan. j. Dampak penggandaan yang ditimbulkan pengeluaran wisatawan, sehingga memberi dampak positif bagi pertumbuhan daerah tujuan wisata yang dikunjungi wisatawan. Tujuan pembangunan dan pengembangan pariwisata yang sesuai dengan Undang-Undang No.9 Tahun 1990 adalah: a. Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu dan daya tarik wisata. b. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa. c. Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja. d. Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahtraan dan kemakmuran rakyat. e. Mendorong pendayagunaan produk nasional. Berdasarkan hal diatas maka diharapkan penyelenggaraan pariwisata dilaksanakan dengan tetap memelihara kelestarian dan mendorong upaya peningkatan mutu lingkungan hidup serta obyek dan daya tarik wisata itu sendiri. Hal tersebut meliputi nilai-nilai budaya bangsa yang menuju ke arah kemajuan adab, mempertinggi derajat kemanusiaan, kesusilaan dan ketertiban umum, guna memperkokoh jati diri bangsa dalam rangka mewujudkan wawasan Nusantara.

Kegiatan wisata sebagai bagian dari pariwisata, berdasarkan segi jumlahnya dibedakan atas 9 : 1. Individual tour (wisatawan perorangan) yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau pasangan suami istri. 2. Family group tour (wisata keluarga) yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain. 3. Group tour (wisata rombongan) yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersama-sama dengan pimpinan oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya. Wisata juga memiliki sifat dan karakter yang sekiranya perlu untuk diketahui dalam hal pemahaman mengenai konsep kepariwisataan. Beberapa sifat dan karakter wisata tersebut terdiri dari: 10 1. In-Situ Obyek dan daya tarik wisata alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan sempurna di ekosistemnya. Pemindahan obyek ke Ex-situ akan menyebabkan terjadinya perubahan dari obyek dan daya tarik atraksinya. Pada umumnya wisatawan kurang puas apabila tidak mendapatkan sesuatu secara utuh dan apa adanya. 2. Perishable Suatu gejala atau proses alam ini hanya terjadi pada kurun waktu tertentu. Kadang siklusnya beberapa tahun, bahkan ada yang puluhan atau ratusan tahun. Obyek dan daya tarik wisata alam yang demikian membutuhkan pengkajian dan pencermatan secara mendalam untuk dipasarkan. 3. Non Recoverable Suatu ekosistem alam yang mempunyai sifat dan perilaku pemulihan secara alami sangat tergantung dari faktor alam (Genotype) dan faktor luar (Fenotype). Pada umumnya pemulihan secara alami terjadi dalam waktu yang 9 10 The Ecotourinist Consultant. 2007. Wisata dan Rekreasi. http://www.banjarjabar.go.id/redesign/cetak.php?id=313. [13 September 2009]. Loc.cit

panjang. Proses untuk mempercepat pemulihan biasanya dibutuhkan dana dan tenaga yang besar, dan apabila upaya ini berhasil hasilnya tidak akan sama dengan kondisi semula. 4. Non Substitutable Suatu daerah atau kawasan mungkin terdapat banyak obyek wisata alam. Obyek alam ini, jarang sekali yang mempunyai kemiripan yang sama. Obyek dan daya tarik wisata, misalnya kawasan pegunungan antara satu tempat dengan tempat lain akan berbeda. 2.3. Rekreasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), mendefinisikan rekreasi sebagai kegiatan penyegaran kembali badan dan pikiran, sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan dan piknik. Berdasarkan peninjauan secara terminologi keilmuan, rekreasi berasal dari dua kata dasar yaitu re dan kreasi, yang secara keseluruhan berarti kembali menggunakan daya pikir untuk mencapai kesenangan atau kepuasan melalui suatu kegiatan. Pengertian rekreasi tersebut memberikan suatu syarat dan batasan, yang terdiri dari: a. kegiatan rekreasi terjadi pada waktu luang, b. kegiatan rekreasi bersifat sementara, c. dalam melakukan kegiatan rekreasi tidak terdapat unsur paksaan (dalam artian bersifat sukarela), d. pelaksanaan kegiatan rekreasi tidak terikat waktu dan tempat, bisa kapan saja dan dimana saja (dalam hal ini ilustrasikan bahwa anda sedang menonton televisi di rumah, kegiatan menonton televisi tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu kegiatan rekreasi), dan e. pelaksanaan kegiatan rekreasi tidak terikat aturan, tapi aturan berlaku jika ada program-program tertentu (misalnya program paket perjalanan rekreasi). Pangemanan (1993), menjelaskan ciri-ciri rekreasi adalah sebagai berikut : a. Aktivitas rekreasi tidak mempunyai bentuk dan macam tertentu. Semua kegiatan manusia yang dalam waktu luang dapat dijadikan sebagai aktivitas rekreasi bergantung dari pandangan terhadap kegiatan tersebut. b. Rekreasi bersifat luwes, artinya rekreasi tidak dibatasi oleh tempat, dapat berupa rekreasi di dalam ruangan (indoor recreation) atau rekreasi alam

terbuka (outdoor recreation) tergantung macam dan bentuk kegiatan yang dilakukan. c. Rekreasi dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang. d. Rekreasi bersifat universal, tidak terbatas oleh umur, bangsa, jenis kelamin, pangkat dan kedudukan sosial. Secara umum Clawson dan Knetsch (1975) membedakan rekreasi ke dalam dua golongan, yaitu rekreasi pada tempat tertutup (indoor recreation) dan rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation). Rekreasi alam terbuka adalah setiap rekreasi yang dilakukan di tempat-tempat yang tanpa dibatasi suatu bangunan atau rekreasi yang dilakukan di luar bangunan. Kelebihan rekreasi di alam terbuka yaitu pengalaman yang menyehatkan dan keterampilan yang lebih tinggi, baik fisik maupun mental manusia. Rekreasi di alam terbuka dapat berupa jalan kaki, jogging, berkemah, memancing dan lain sebagainya. Pelaksanaan rekreasi tersebut memiliki manfaat dalam hal menambah pengalaman seseorang yang berhubungan emosi inspirasi yang didapat setelah melakukan kegiatan rekreasi. Tujuan dari kegiatan rekreasi yang dilakukan antara lain yaitu: 1) pengisi waktu luang; 2) pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan; 3) sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap), contohnya pendidikan dan pekerjaan/bekerja; 4) sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan berkelompok serta rekreasi aktif). Sementara itu berdasarkan terminologi wisata dan rekreasi yang telah ditelaah tersebut diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pemahaman umum dari perbedaan keduanya menghasilkan suatu konsep dimana rekreasi memiliki arti yang lebih luas (general) dari pada konsep wisata 11. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. 11 Ibid. Hlm 16

Tabel 5. Perbedaan Wisata dan Rekreasi Wisata Rekreasi 1. Mutlak melakukan perjalanan 1. Tidak mutlak melakukan perjalanan 2. Ada tujuan (destination area) 2. Cenderung tidak ada tujuan, karena bisa dilakukan dimana saja 3. Selalu dilakukan di luar rumah, dan berada dalam jarak yang jauh dari rumah 4. Konteks kegiatannya cenderung pada pemanfaatan suatu tempat tujuan 5. Pelakunya merupakan pengunjung (wisatawan) 6. Konteks wisata lebih spesifik dan pasti termasuk rekreasi Sumber : http://www.banjar-jabar.go.id. [13 September 2009] 3. Dapat dilakukan di rumah dan di luar rumah (cakupan area kegiatan rekreasi lebih luas) 4. Konteks kegiatan lebih cenderung pada pemanfaatan waktu luang (leisure time) 5. Pelaku kegiatan rekreasi adalah siapapun dan tidak mendapat panggilan/sapaan khusus 6. Konteks rekreasi lebih luas (general), maka daripada itu konteks rekreasi belum tentu wisata 2.4. Wisata Alam Sebagai Barang Publik Wisata alam mempunyai sifat non-rivalry, non-excludibility dan congestible (Bahruni 1993). Sifat-sifat tersebut merupakan karakteristik dari barang publik (public goods). Sifat non-rivalry yang dimiliki oleh obyek wisata alam sebagai barang publik berarti setiap wisatawan dapat memperoleh kepuasan rekreasi wisata alam tanpa mengurangi kepuasan wisatawan lain. Permasalahan non-rivalry goods adalah pasar tidak dapat menentukan harga efisien barang dan atau jasa tersebut. Sifat non-excludibility dari obyek wisata alam berarti setiap orang bisa menikmati wisata alam tanpa bisa dibatasi. Walaupun pengelola wisata alam melakukan pembatasan agar seseorang tidak dapat menikmati manfaat obyek wisata alam tanpa membayar, namun pembatasan ini tidak sepenuhnya dapat membatasi seseorang menikmati manfaat obyek wisata alam, seperti pemandangan yang indah, kesejukan yang dapat dinikmati dari jauh. Sifat ini menyebabkan tidak ada insentif bagi pengunjung atau wisatawan untuk menunjukkan preferensi atau berapa harga manfaat wisata alam bagi mereka.

Sifat tambahan congestible dari obyek wisata berarti setiap pengunjung atau wisatawan akan merasa berkurang kepuasannya apabila tercapai keadaan penuh pengunjung. Dengan demikian, seorang wisatawan akan mengatur dirinya sendiri, apabila kepuasan yang diperolehnya menurun atau nol bahkan negatif, orang tersebut akan keluar dari kawasan wisata tersebut atau akan membatalkan rekreasi di kawasan tersebut walaupun tidak dipungut biaya. 2.5. Definisi Produk Wisata Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial), dan jasa alam. Menurut Suswantoro (2007) pada hakikatnya pengertian produk wisata adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak dia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai kembali ke rumah dimana ia berangkat semula. Produk wisata sebagai salah satu obyek penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri dari tiga bagian (Yoeti 2008), yaitu: 1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk di dalamnya citra yang dibayangkan oleh wisatawan. 2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, parkir, transportasi, rekreasi, dan lain-lain. 3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut. 2.6. Definisi Jasa Rangkuti (2003) mendefinisikan jasa sebagai pemberian suatu kinerja atau tindakan tidak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Menurut Kotler (2007) jasa adalah setiap kegiatan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik. Jasa memiliki empat karakteristik sebagai berikut:

1. Intangibility (tidak berwujud) Tanpa wujud, tidak dapat dilihat, dicicipi, dirasakan, didengar, atau dicium sebelum dibeli atau dikonsumsi. 2. Inseparability (tidak terpisahkan) Jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Penyedia jasa dan pelanggan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, penyedia jasa dapat berupa manusia ataupun mesin. 3. Variability (bervariasi) Jasa sangat beraneka ragam, karena tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan, dan dimana disajikan. 4. Perishability (tidak tahan lama) Jasa tidak dapat disimpan untuk penggunaan di kemudian hari. Tetapi jasa mempunyai nilai di saat pembeli jasa membutuhkan pelayanan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu lebih dijelaskan perbedaan antara fisik dan jasa. Terdapat delapan aspek mendasar yang membedakan jasa dengan barang fisik, yang menurut Lovelock yang diacu dari Umar (2003) antara lain: 1. Produk jasa yang dikonsumsi tidak dapat dimiliki oleh konsumen. 2. Produk jasa merupakan suatu kinerja yang sifatnya intangibles. 3. Dalam proses produksi jasa, konsumen memiliki peran yang lebih besar untuk turut serta pengolahnya dibandingkan dengan produk barang fisik. 4. Orang-orang yang terlibat dalam proses jasa berperan sedikit banyak dalam pembentukan atau mendesain jasa. 5. Dalam hal operasional masukan dan keluaran, produk jasa lebih bervariasi. 6. Produk jasa tertentu sulit dievaluasi oleh konsumen. 7. Jasa tidak dapat disimpan. 8. Faktor waktu dalam proses jasa dan konsumsi jasa relatif lebih diperhatikan. Jasa umumnya memiliki kualitas pengalaman dan kepercayaan yang tinggi, sehingga lebih banyak risiko dalam pembeliannya. Hal ini mengandung beberapa konsekuensi. Pertama, konsumen jasa umumnya mengandalkan cerita dari mulut ke mulut daripada iklan. Kedua, konsumen sangat mengandalkan harga, petugas, dan petunjuk fisik untuk menilai mutunya. Ketiga, konsumen sangat setia pada penyedia jasa yang memuaskan mereka. Keempat, karena

adanya biaya peralihan, bisa terjadi keengganan dari banyak konsumen. Hal tersebut merupakan tantangan untuk dapat memikat pelanggan menjauhkan diri dari pesaing (Kotler 2007). 2.7. Studi Terdahulu Fatasyah (2007) menganalisis kepuasan dan respon pengunjung terhadap atribut-atribut Wisata Agro Inkarla Cibodas. Wisata Agro Inkarla Cibodas berkeinginan untuk menambah fasilitas-fasilitas tambahan yang dapat meningkatkan kepuasan pengunjung. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan tujuan menganalisis respon konsumen untuk mengetahui kepuasannya terhadap kinerja dari atribut-atribut yang ditawarkan oleh pihak manajemen. Digunakan empat alat analisis yaitu analisis deskriptif, Customer Satisfaction Index, Important Performance Analysis, dan analisis Friedman (analisis varian ranking dua arah Friedman dan uji perbandingan berganda untuk uji Friedman). Diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa pertimbangan berkunjung mereka adalah dalam hal kenyamanan. Berdasarkan Important Performance Analysis, atribut-atribut yang dianggap penting oleh pengunjung pada kenyataannya belum sesuai bagi pengunjung sehingga kepuasan yang diperoleh masih rendah, sedangkan berdasarkan Customer Satisfaction Index diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan responden merasa puas dengan kinerja Wisata Agro Inkarla Cibodas. Friehandhoko (2009), meneliti mengenai kepuasan konsumen dalam melakukan kunjungan ke wisata pemancingan Ajo, yang merupakan wisata pemancingan terbesar di Karawang. Dengan segala fasilitas yang dimiliki diharapkan dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap fasilitasfasilitas dan atribut pelayanan wisata pemancingan Ajo serta merumuskan kebijakan pemasarannya. Menganalisis bahasan dalam penelitian digunakan lima dimensi kualitas pelayanan yaitu tangible, reliability, responsive, assurance, dan emphaty. Selain itu digunakan juga analisis gap untuk membandingkan kinerja pelayanan perusahaan dengan harapan konsumen, dengan demikian dilakukan penilaian berdasarkan pada skala 1-5 untuk masing-masing atribut. Berdasarkan asumsi, ditetapkan dasar penilaian harapan konsumen pada skala 4 dari kategori

1-5 tersebut. Standar penilaian responden ditetapkan bahwa apabila kinerja kurang dari harapan maka diasumsikan responden tersebut merasa tidak puas, selanjutnya apabila kinerja sama dengan harapan maka responden merasa puas, dan apabila kinerja lebih besar dari harapan artinya respondeng sangat puas. Berdasarkan hasil analisi, secara keseluruhan fasilitas yang disediakan perusahaan sudah sangat memuaskan konsumen karena dari penilaian gap menunjukkan bahwa nilai kinerja perusahaan melebihi nilai harapan dari konsumen. Karokaro (2007), meneliti tentang analisis tingkat kepuasan pengunjung agrowisata Little Farmers Cisarua, Kabupaten Bandung Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pengunjung agrowisata Little Farmers, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian produk/jasa agrowisata Little Farmers. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, analisis tingkat kepuasan pengunjung (Customer Satisfaction Indeks = CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA). Diperoleh hasil bahwa sebagian besar pengunjung agrowisata Little Farmers adalah para pria yang sudah menikah berumur 30-39 tahun, pendidikan terakhir Sarjana, bekerja sebagai pegawai swasta dan mempunyai pendapatan diatas Rp 3.000.000 per bulan. Manfaat yang didapatkan dengan melakukan kunjungan wisata adalah tambahan pengetahuan dan hiburan. Alasan utama dari 42 persen pengunjung yang datang ke agrowisata Little Farmers adalah karena merupakan objek wisata yang baru dan lingkungannya masih alami. Berdasarkan tingkat kepuasan diperoleh hasil sebesar 79,21 persen pengunjung merasa puas atas kinerja pelayanan Little Farmers. Atribut yang perlu dipertahankan kinerjanya yaitu kerapian pemandu, kesopanan pemandu, keamanan lokasi dan pelayanan karyawan, sedangkan atribut yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan pengunjung adalah kebersihan lokasi dan pelayanan informasi. Lestari (2009) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan konsumen untuk berkunjung kembali ke wisata mincing Fishing Valley Bogor. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif dan Regresi Logistik, dengan bantuan software Statistical Package for the Social Science (SPSS). Ditetapkan 13 atribut yang diduga mempengaruhi keinginan konsumen untuk berkunjung kembali ke wisata mancing Fishing Valley Bogor, yaitu jenis

kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan, waktu tempuh, harga ikan dan tiket mancing, harga produk fasilitas pelengkap, luas areal parkir, kondisi kolam, ketersediaan ikan, ketersediaan fasilitas pelengkap, pelayanan karyawan, dan kenyamanan lokasi. Berdasarkan analisis Regresi Logistik, terdapat lima faktor yang signifikan (pada taraf nyata 1, 5, dan 10 persen) dalam mempengaruhi keinginan konsumen untuk berkunjung kembali ke wisata mincing Fishing Valley Bogor. Faktor-faktor tersebut antaralain: jenis kelamin, pendapatan, persepsi terhadap harga ikan dan tiket mancing, kondisi kolam, serta ketersediaan ikan. Hasil penelitian memberikan beberapa rekomendasi alternatif kebijakan bagi manajemen Fishing Valley, diantaranya (1) melakukan perawatan kolam secara periodik dan menjaga kebersihan, (2) melakukan evaluasi ulang mengenai ketersediaan ikan yang ideal untuk kolam pemancingan, dan (3) melakukan promosi secara intensif. Nurmasari (2009) menganalisis positioning pemancingan Fishing Valley berdasarkan persepsi konsumen serta mengimplikasikannya terhadap kebijakan manajerial perusahaan. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis Biplot dengan jumlah sampel sebanyak 95 orang konsumen. Ditetapkan 14 atribut yang akan dianalisis berdasarkan persepsi konsumen. Berdasarkan analisis tersebut diperoleh hasil bahwa konsumen pemancingan yang sebagian besar bertempat tinggal di Bogor dengan biaya pengeluaran per bulan lebih dari Rp 5.000.000 akan memilih pemancingan yang memberikan kenyamanan bagi mereka. Berdasarkan analisis Biplot diketahui bahwa pemancingan Fishing Valley diposisikan sebagai pemancingan dengan jenis ikan dan sistem pemancingan yang beragam. Hal tersebut menjadi keunggulan pemancingan Fishing Valley dibandingkan pemancingan pesaing. Perlu dilakukan kebijakan manajerial berdasarkan bauran 7P, yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat/distribusi), Promotion ( promosi), Physical Evidence (bukti fisik), Proccess (proses) dan Person (orang). Sari (2007), melakukan analisis permintaan dan nilai ekonomi dari obyek wisata air panas Gunung Salak Endah. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik dan penilaian wisatawan terhadap obyek wisata air panas Gunung Salak Endah, sedangkan fungsi permintaan dan nilai ekonomi

menggunakan metode regresi poisson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada obyek wisata tersebut memiliki masalah dalam hal kebersihan dan kelengkapan fasilitas yang kurang memadai seperti sarana ibadah yang layak dan bersih, kolam renang besar, sarana komunikasi, sarana bermain anak, penitipan barang dan lokasi parkir yang besar. Berdasarkan analisis Regresi Poisson diketahui bahwa tingkat kunjungan dipengaruhi positif oleh variabel pendapatan pengunjung, daya tarik obyek wisata, dan pengetahuan pengunjung terhadap lokasi wisata, sedangkan pengaruh negatif berasal dari variabel biaya perjalanan. Nilai ekonomi obyek wisata air panas Gunung Salak Endah diketahui dari surplus konsumen yang dialami dan dijumlahkan dengan pendapatan dari tiket masuk periode tertentu. Dengan demikian disimpulkan bahwa obyek wisata air panas Gunung Salak Endah berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Siagian (2006), meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung kembali ke Taman Safari Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Logistik. Melalui analisis Regresi Logistik diketahui bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap kunjungan wisatawan apakah akan berkunjung kembali atau tidak adalah aksesibilitas, daya tarik obyek wisata Taman Safari Indonesia dan sudah berkunjung sebelumnya. Implikasi studi perilaku konsumen terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan wisatawan untuk kembali berkunjung ke Taman Safari Indonesia adalah strategi promosi dan objek wisata. Strategi promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola Taman Safari Indonesia hendaknya lebih efektif, yaitu dengan melakukan promosi secara gencar pada saat menjelang liburan dan juga dipertimbangkan untuk menambah wahana-wahana baru. Vidya (2008) menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut mutu pelayanan wisata memancing Fishing Valley Bogor. Metode yang digunakan yaitu penelitian survei dengan mengambil sampel dari satu populasi menggunakan kuesioner sebagai pengumpul data pokok. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah pengujian kuesioner, analisis deskriptif, Importance Performance Analysis, dan analisis varian ranking dua arah Friedman. Wisata pemancingan Fishing Valley merupakan yang terbesar di Bogor dan tidak hanya menyajikan kolam pemancingan tetapi juga menyediakan wisata keluarga berupa

restoran dan permaianan, dimana secara keseluruhan sebagian besar konsumen merasa puas terhadap mutu pelayanan wisata ini, namun masih ada atribut-atribut yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Meningkatkan performance Fishing Valley disarankan untuk menambah fasilitas sarana olahraga sehingga dapat lebih memuaskan konsumen yang ada. Tinjauan pustaka yang dicantumkan di atas memberi kontribusi terhadap perumusan penelitian ini, yaitu dalam hal menentukan metode yang akan digunakan untuk menganalisis obyek penelitian. Metode yang dipilih adalah metode Regresi Logistik, dimana metode ini dapat mendeskripsikan secara spesifik suatu variabel atau atribut tertentu yang berpengaruh secara nyata terhadap peubah responnya, dalam hal ini yaitu menentukan atribut-atribut mana saja yang berpengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. Berbeda dengan metode yang umumnya sering digunakan dalam menganalisis konsumen yaitu metode Importance Performance Analysis (IPA), dimana metode ini hanya menganalisis mana yang lebih disukai dan tidak disukai atau mana yang lebih penting dan tidak penting dari suatu produk. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaan umumnya terletak pada metode yang digunakan serta atribut-atribut yang dipakai, sedangkan persamaannya terletak pada responden yang digunakan yaitu menganalisis persepsi konsumen terhadap obyek penelitian. Adapun keunggulan penelitian ini dibanding dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini menganalisis keputusan konsumen untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak berdasarkan atribut yang dimiliki perusahaan, bukan dari konsumen sendiri seperti pada penelitian-penelitian terdahulu yang tercantum di atas. Daftar penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Daftar Penelitian Terdahulu No. Nama Judul Penelitian Alat Analisis 1 Fatasyah (2007) 2 Friehandho ko (2009) 3 Karokaro (2007) 4 Lestari (2009) Analisis Kepuasan dan Respon Pengunjung Terhadap Atribut- Atribut Wisata Agro Inkarla Cibodas Kepuasan Konsumen Wisata Pemancingan Ajo Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung agrowisata Little Farmers Cisarua Kabupaten Bandung Utara Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keinginan Konsumen untuk Berkunjung Kembali ke Wisata Mancing Fishing Valley Bogor 5 Nurmasari (2009) Positioning pada Wisata Mancing Fishing Valley Bogor 6 Sari (2007) Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Obyek Wisata Air Panas Gunung Salak Endah Dengan Metode Biaya Berjalan 7 Siagian (2006) 8 Vidya (2008) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keinginan Wisatawan Untuk Berkunjung Kembali ke Taman Safari Indonesia Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Customer Satisfaction Index, Important Performance Analysis, Analisis Friedman Analisis Gap Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis Analisis Deskriptif Regresi Logistik Analisis Biplot Regresi Poisson Regresi Logistik Importance Performance Analysis, Analisis Friedman

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Wisatawan Sebagai Konsumen Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain yang tidak diperdagangkan. Pengertian tersebut menyatakan bahwa individu sebagai konsumen melakukan suatu tindakan terhadap barang/jasa, yaitu memakai. Konsumen memiliki perilaku tersendiri untuk menentukan sikap dalam pemakaian barang/jasa. Hal ini menekankan betapa pentingnya konsumen untuk diperhatikan, sebagaimana disampaikan oleh Engel et al. (1994), bahwa konsumen telah menjadi pusat perhatian pemasar karena konsumenlah yang memutuskan apakah ia akan membeli atau tidak membeli. Oleh karena itu, pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, dengan mengetahui apa yang dibutuhkan, apa yang menjadi seleranya dan bagaimana ia mengambil keputusan. Sumarwan (2002) menyatakan bahwa ada dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu adalah jenis konsumen yang membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, umumnya perorangan atau rumah tangga. Konsumen organisasi merupakan jenis konsumen yang membeli barang atau jasa untuk menjalankan suatu kegiatan yang juga dapat menghasilkan produk/jasa, umumnya konsumen jenis ini merupakan suatu organisasi bisnis, lembaga sosial, kantor pemerintah, atau lembaga lainnya. Berdasarkan pengertian di atas, wisatawan merupakan konsumen bagi obyek wisata pemandian air panas alam, dimana wisatawan tersebut memakai atau menikmati jasa yang disediakan yaitu dengan berendam di kolam air panas dan hasil yang diperoleh berupa kenyamanan dan kesenangan. 3.1.2 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan barang, jasa gagasan

atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka (Kotler 2002). Engel et al. (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan tersebut. Menurut Reynold dan Mellon (1997), perilaku konsumen menunjuk kepada perbedaan perilaku individu dalam bagaimana mereka mendapatkan, mengolah dan menggunakan informasi dari berbagai sumber dan situasi pembelian, mengkonsumsi dan berkomunikasi tentang merek, produk dan kelompok produk. Definisi perilaku konsumen dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang secara langsung ditujukan untuk mendapatkan, mengkonsumsi suatu produk atau jasa dimana keputusan yang mengawali dan mengikuti kegiatan tersebut berbeda untuk setiap individunya dan dapat berubah karena pengaruh dari berbagai pihak seperti lingkungan, individu dan sebagainya. 3.1.3 Pengolahan Informasi dan Persepsi Konsumen Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu pancaindera konsumen menerima input dalam bentuk stimulus (rangsangan). Stimulus bisa berbentuk produk, nama merek, kemasan, iklan, dan nama produsen. Engel et al. (1995) menyatakan bahwa ada lima tahap pengolahan informasi (the information-processing model), yaitu sebagai berikut: 1. Pemaparan (exposure): pemaparan stimulus, yang menyebabkan konsumen menyadari stimulus tersebut melalui panca inderanya. 2. Perhatian (attention): kapasitas pengolahan yang dialokasikan konsumen terhadap stimulus yang masuk. 3. Pemahaman (comprehension): interpretasi terhadap makna stimulus. 4. Penerimaan (acceptance): dampak persuasif stimulus kepada konsumen. 5. Retensi (retention): pengalihan makna stimulus dan persuasi ke ingatan jangka panjang (long-term memory). Mowen (1998) menyebut tahap pemaparan, perhatian dan pemahaman sebagai persepsi. Persepsi ini bersama keterlibatan konsumen (level of consumer involvement) dan memori akan mempengaruhi pengolahan informasi. Selanjutnya ia mendefinisikan persepsi sebagai perception is the process through which

individuals are exposed to information, attend to that information, and comprehend it. Bagaimana seorang konsumen melihat realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya, itulah yang disebut dengan persepsi seorang konsumen. Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut. Persepsi menurut Kotler (2007) termasuk ke dalam kelompok faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Seseorang yang termotivasi untuk bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi tertentu. Dua orang dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama, mungkin bertindak berbeda karena perbedaan persepsi terhadap situasi tersebut. Kotler (2007) mendefinisikan persepsi sebagai proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi juga dapat diartikan sebagai pendapat atau penilaian seseorang terhadap suatu obyek berdasarkan stimulasi atau informasi yang diberikan oleh obyek tersebut. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Penggunaan dalam pemasaran, persepsi lebih penting daripada realitas karena persepsi itulah yang akan mempengaruhi perilaku aktual konsumen (Kotler 2007). Menurut Mowen (1998), memahami persepsi konsumen adalah penting bagi para pemasar dan produsen, karena dua orang konsumen yang menerima dan memperhatikan suatu stimulus (rangsangan) yang sama, mungkin akan mengartikan stimulus tersebut berbeda. Bagaimana seseorang memahami stimulus akan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan dan kebutuhannya, yang sifatnya sangat individual. 3.1.4 Kriteria Evaluasi dalam Pengambilan Keputusan Menurut Sumarwan (2002), kriteria evaluasi adalah atribut atau karakteristik dari produk dan jasa yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai alternatif pilihan. Kriteria evaluasi bisa bermacam-macam tergantung kepada produk atau jasa yang dievaluasi. Engel et al. (1995) menyebutkan beberapa atribut penting yang sering digunakan untuk evaluasi, diantaranya yaitu harga dan merek.

1. Harga Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Sebagian besar konsumen Indonesia yang masih berpendapatan rendah, maka harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa. 2. Merek Merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah menjadi sebuah citra bahkan simbol status bagi produk tersebut, oleh karena itu merek seringkali dijadikan kriteria dalam mengevaluasi suatu produk. 3.1.5 Persaingan Persaingan menjadi salah satu faktor dinamika dalam menjalankan kegiatan bisnis. Adanya persaingan akan memacu pelaku bisnis untuk mengembangkan kegiatan bisnis. Lingkungan persaingan sangat terkait dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kegiatan bisnis. Beberapa hal yang termasuk dalam lingkungan persaingan diantaranya adalah sebagai berikut (Nickels 1996) : 1. Kompetisi dalam memuaskan pelanggan (Customer Service) Pelanggan merupakan salah satu faktor kegiatan bisnis yang menentukan besar kecilnya penerimaan dan keuntungan yang diperoleh pelaku bisnis. Semakin berkembangnya kegiatan bisnis yang sama, akan semakin besar tingkat persaingan dalam kegiatan bisnis tersebut. Oleh karena itu, persaingan untuk memuaskan pelanggan menjadi salah satu perhatian bagi pelaku bisnis untuk menarik pelanggan lebih besar. 2. Kompetisi dalam memenuhi kebutuhan stakeholders Stakeholders menjadi pihak berkepentingan yang perlu diperhatikan oleh pelaku bisnis. Kebutuhan stakeholders dapat dipenuhi selama keuntungan yang diperoleh dalam menjalankan kegiatan bisnis semakin besar.

3. Kompetisi dalam memenuhi kebutuhan karyawan Karyawan merupakan salah satu pihak berkepentingan internal yang perlu diperhatikan dalam mengelola kegiatan bisnis. Hal ini dikarenakan karyawan merupakan salah satu aset dalam menjalankan kegiatan bisnis. 4. Kompetisi dalam kepedulian pada lingkungan Kondisi lingkungan alam sekitar harus menjadi tanggung jawab bagi semua pelaku bisnis. Kepedulian terhadap lingkungan akan menjadi salah satu tolak ukur tanggung jawab sosial pelaku bisnis. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Salah satu kecenderungan dalam bidang pariwisata yang terjadi pada dekade terakhir ini adalah beralihnya minat masyarakat menuju wisata alam terbuka dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia. Seperti yang terjadi di Berastagi, sebagai daerah tujuan wisata dengan berbagai obyek wisata alam dimana salah satunya adalah pemandian air panas alam. Besarnya nilai ekonomi yang ditawarkan serta terjadinya peningkatan permintaan untuk obyek wisata tersebut mengakibatkan semakin tingginya persaingan diantara pelaku usaha yang diindikasi oleh semakin banyaknya usaha-usaha baru yang sejenis. Masing-masing lokasi wisata tersebut bersaing dalam menarik minat konsumen agar datang berkunjung, dengan menawarkan keunggulan tersendiri pada obyek wisata yang dikelola sebagai ciri khas dan pembeda dengan obyek wisata sejenis lainnya. Hal itu pula yang dilakukan oleh CV Alam Sibayak sebagai salah satu lokasi wisata yang mengelola pemandian air panas alam. CV Alam Sibayak merupakan perusahaan pertama yang mengelola sumber mata air panas yang menawarkan kenyamanan dan kesenangan dengan berendam di kolam air panas ditengah dinginnya udara Bersatagi yang mencapai 15 0 C. Wisata pemandian air panas yang dibangun pada lahan seluas satu hektar ini memiliki konsep yang berbeda dengan usaha sejenis lainnya. Selain menyediakan kolam berendam air panas sebagai fasilitas utama, CV Alam Sibayak juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas tambahan seperti restoran, pancuran air hangat, saung lesehan, kolam VIP, parkiran, ruang ganti, penyewaan pakaian berendam, toilet, penginapan dan tempat ibadah. Berbagai fasilitas tersebut ditata sedemikian rupa agar dapat menimbulkan kenyamanan bagi pengunjung.

Saat ini, CV Alam Sibayak dihadapkan pada permasalahan jumlah kunjungan konsumen yang semakin menurun. Hal ini menjadi permasalahan serius mengingat pengunjung merupakan faktor utama yang menentukan kelangsungan suatu obyek wisata. Penurunan jumlah kunjungan tersebut disebabkan oleh faktor persaingan yang semakin ketat pada usaha pemandian air panas alam. Saat ini terdapat tujuh usaha yang menawarkan produk/jasa pemandian air panas alam, dimana dengan semakin banyaknya pelaku usaha maka tingkat persaingan juga semakin ketat. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan serta menghadapi persaingan adalah dengan menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. Analisis ini mengacu pada faktor internal perusahaan CV Alam Sibayak untuk mendapatkan atribut yang diduga mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung kembali. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis atribut-atribut CV Alam Sibayak yang diduga berpengaruh terhadap keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang. Atribut-atribut tersebut merupakan daya tarik obyek wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak yang diukur melalui persepsi konsumen. Atribut obyek wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak yang dianggap penting dalam mempengaruhi kunjungan ulang konsumen antaralain: suasana obyek wisata, keramahan pelayanan, luas areal parkir, harga tiket, jumlah dan luas kolam, ketersediaan dan kebersihan toilet, pancuran air hangat, dan ruangan ganti. Atribut yang digunakan dalam analisis adalah fasilitas CV Alam Sibayak yang pada dasarnya dipakai oleh seluruh pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas lainnya, seperti penyewaan pakaian ganti, tempat ibadah, restoran, saung lesehan, kolam VIP, dan penginapan tidak menjadi atribut dalam analisis karena tidak semua dari pengunjung sudah menggunakan fasilitas tersebut (masih terdapat pengunjung yang belum menggunakan fasilitas tersebut). Analisis yang dilakukan adalah berdasarkan kriteria yang diharapkan oleh pengunjung terhadap atribut-atribut perusahaan, karena dalam menghadapi persaingan untuk menarik minat wisatawan agar bersedia melakukan kunjungan

ulang ke CV Alam Sibayak, maka perusahaan perlu mengetahui bagaimana kondisi wisata pemandian air panas alam yang disukai wisatawan. Persepsi wisatawan menjadi penting, mengingat persepsi akan mempengaruhi perilaku aktual wisatawan tersebut sehingga perlu diketahui bagaimana sebenarnya persepsi pengunjung terhadap fasilitas yang disediakan perusahaan. Penilaian yang dilakukan yaitu berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan, sesuai dengan yang dirasakan masing-masing wisatawan. Dari hasil penilaian pengunjung dapat diketahui manfaat atribut perusahaan dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. Artinya, apakah suatu atribut tertentu yang dimiliki perusahaan mempunyai peran dalam memberi kenyamanan terhadap pengunjung, sehingga dapat mempengaruhi mereka dalam memutuskan tindakan untuk berkunjung kembali atau tidak berkunjung kembali. Apabila dari hasil analisis diperoleh bahwa suatu atribut tertentu berpengaruh terhadap keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan kembali maka keberadaan atribut tersebut perlu untuk dipertahankan dan diperbaiki. Dengan demikian CV Alam Sibayak dapat mengetahui atribut mana yang perlu diperbaiki, dipertahankan dan ditambah serta atribut mana yang sebenarnya tidak bermanfaat, baik bagi pengunjung maupun perusahaan, sehingga seluruh atribut yang ada dapat digunakan dengan efektif dan efesien. Penilaian mengenai atribut-atribut tersebut diperoleh dari hasil pengisian kuisioner oleh pengunjung yang akan dianalisis secara statistik. Berdasarkan pemaparan di atas, maka selanjutnya atribut-atribut yang telah dijejaskan tersebut akan diolah menggunakan analisis Regresi Logistik atau yang dikenal dengan model LOGIT. Dari hasil analisis LOGIT dengan variabel dependen (Y) bersifat biner, yaitu bernilai 1 (satu) jika wisatawan menyatakan akan berkunjung kembali dan bernilai 0 (nol) jika tidak akan mengunjungi CV Alam Sibayak kembali, dimana hal tersebut dipengaruhi oleh variabel-variabel independen (X) yang merupakan atribut-atribut internal perusahaan yang akan dianalisis, sehingga diperoleh atribut mana yang berpengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. Informasi mengenai atribut-atribut tersebut selanjutnya dijadikan bahan masukan bagi pengambil keputusan CV Alam Sibayak dalam merumuskan kebijakan

manajerial. Rekomendasi yang dihasilkan diharapkan dapat berguna demi perbaikan dan peningkatan kualitas jasa yang diberikan CV Alam Sibayak. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 1. CV Alam Sibayak Mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan Persaingan Upaya peningkatan jumlah pengunjung dengan berfokus pada perbaikan kondisi internal CV Alam Sibayak yang diduga mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali Persepsi terhadap atribut yang dimiliki CV Alam Sibayak : 1. Suasana obyek wisata (X1) 2. Keramahan pelayanan (X2) 3. Luas areal parkir (X3) 4. Harga tiket (X4) 5. Jumlah dan luas kolam (X5) 6. Ketersediaan dan kebersihan toilet (X6) 7. Pancuran air hangat (X7) 8. Ruangan ganti (X8) Analisis Deskriptif Metode Regresi Logistik (Menganalisis Atribut) Atribut yang mempengaruhi keputusan berkunjung kembali Rekomendasi Gambar 1. Diagram Kerangka Operasional

3.2.1 Hipotesis Penelitian Perumusan penelitian ini menggunakan hipotesis agar konsep pemikiran yang diterapkan dapat lebih terarah ke tujuan. Hipotesis yang dikemukakan sebagai dasar pertimbangan untuk melaksanakan penelitian adalah: 1. Atribut suasana obyek wisata, keramahan pelayanan, luas areal parkir, jumlah dan luas kolam, ketersediaan dan kebersihan toilet, pancuran air hangat, dan ruangan ganti diduga berkorelasi positif terhadap keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak. Semakin baik penilaian wisatawan terhadap atribut tersebut maka akan semakin mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung kembali. 2. Atribut harga tiket diduga berkorelasi negatif terhadap keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang. Semakin murah penilaian wisatawan terhadap atribut harga tiket maka akan semakin mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung kembali.

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada obyek wisata pemandian air panas alam CV Alam Sibayak yang berlokasi di Desa Semangat Gunung Berastagi, Kabupaten Karo Sumatera Utara. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa obyek wisata tersebut berpotensi untuk dikembangkan. Pengumpulan data dimulai pada bulan November 2009 sampai dengan Desember 2009. 4.2. Jenis dan Sumber Data Berdasarkan sumber perolehan data, maka jenis data yang digunakan dalam penulisan penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber atau objek penelitian, melalui : 1) pengamatan langsung, untuk mengetahui kondisi fisik usaha serta proses penggunaan produk/jasa oleh wisatawan, 2) wawancara langsung dengan pihak manajemen usaha untuk mengetahui permasalahan serta kendala yang dihadapi, dan 3) wawancara dengan konsumen serta pengisian kuesioner (Lampiran 2), untuk mengetahui karakteristik dan penilaian pengunjung. Data sekunder adalah jenis data yang sudah diterbitkan, berupa bahan pustaka, laporan perusahaan dan instansi-instansi yang terkait dengan bidang kepariwisataan antara lain Dinas Budaya dan Pariwisata (Budpar) baik untuk tingkat Nasional maupun provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Karo. Ringkasan mengenai jenis dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jenis dan Sumber Data Penelitian No. Jenis Data Sumber data 1. Data Primer : Data umum responden Kondisi perusahaan 2. Data Sekunder : Profil perusahaan Industri pariwisata Wawancara, Kuesioner Wawancara, Observasi Laporan Tahunan CV Alam Sibayak Budpar Nasional, Kab. Karo

Berdasarkan sifat data yang diperoleh, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data-data non-angka (non-numerik) berupa keterangan-keterangan mengenai kondisi CV Alam Sibayak, persaingan, kendala yang dihadapi, karakteristik konsumen, penilaian konsumen dan sebagainya yang berhubungan dengan penelitian. Data kuantitatif merupakan data angka atau numerik, seperti omzet usaha, jumlah kunjungan wisatawan dan semua keterangan yang berupa angka. 4.3. Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data Merepresentasikan persepsi dari wisatawan, maka dalam penelitian ini ditarik sejumlah sampel. Penarikan sampel dalam penelitian dilakukan dengan teknik accidental sampling (convenience sampling), yaitu berdasarkan kesediaan responden untuk diwawancarai, dimana responden tersebut sudah pernah melakukan kunjungan ke CV Alam Sibayak sebelumnya. Responden adalah pengunjung yang sedang menikmati jasa di obyek wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak yang ditemui pada saat melakukan penelitian. Adapun ketentuan konsumen yang dijadikan responden adalah sebagai berikut: 1. Jika berkunjung bersama keluarga, maka yang dijadikan responden adalah kepala keluarga. 2. Jika pengunjung merupakan rombongan (kelompok) rekan kerja, maka yang dijadikan responden adalah perwakilan dari mereka. 3. Jika konsumen mengunjungi CV Alam Sibayak dalam rangka mengikuti acara perusahaan, sekolah atau universitas, maka yang dijadikan responden adalah ketua rombongan sebagai individu yang memutuskan obyek yang dikunjungi. Sebagai perwakilan, dipilih juga seorang anggota rombongan tersebut untuk dijadikan responden. Penentuan jumlah sampel yang diteliti digunakan metode slovin yang dikutip dari Umar (2003), dengan rumus: N 1 N * e 2 dimana n adalah jumlah sampel yang akan diambil dari sejumlah N populasi dan e adalah tingkat kesalahan yang diharapkan.

Berdasarkan data jumlah konsumen yang berkunjung ke wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak pada tahun 2008, diperoleh informasi bahwa jumlah konsumen rata-rata setiap bulannya diperkirakan sebanyak 21.000 orang. Dengan menggunakan data tersebut dan nilai kritis sebesar 10 persen (nilai kritis penelitian deskriptif) maka diperoleh jumlah sampel sebanyak: =, 99,526 100 Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 100 orang, yang dijadikan responden. Selanjutnya, agar sampel yang diambil representatif, maka pengambilan responden dilakukan pada hari dan jam yang dapat mewakili perilaku wisatawan yang beragam yaitu pada hari kerja dan hari libur sejak pukul 08.00-23.00 WIB yang disesuaikan dengan waktu operasional wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak. 4.4. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian bertujuan untuk mengukur atribut-atribut yang mempengaruhi konsumen dalam berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. Metode yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Regresi Logistik, dimana data yang diperoleh diolah dengan bantuan komputer menggunakan software Minitab. 4.4.1 Analisis Deskriptif Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis data secara kualitatif. Hasil kuesioner yang diperoleh, selain dianalisis dengan regresi, juga dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui persepsi pengunjung mengenai ciri obyek wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak yang mencakup daya tarik, ketersediaan fasilitas dan manfaatnya bagi pengunjung. Disamping itu, penggunaan analisis deskriptif juga dapat menghasilkan saran-saran yang merupakan pemikiran pengunjung. Saran tersebut bisa dimanfaatkan oleh pihak manajemen demi perbaikan dan pengembangan CV Alam Sibayak.

4.4.2 Analisis Regresi Logistik Metode Regresi Logistik atau yang dikenal dengan LOGIT merupakan bagian dari analisis regresi. Seperti halnya Regresi Linier, Regresi Logistik merupakan analisis yang mengkaji hubungan pengaruh peubah (-peubah) penjelas (X) terhadap peubah respon (Y) melalui model persamaan matematis tertentu. Analisis ini adalah suatu metode analisis statistika yang mendeskripsikan hubungan sebuah peubah respon dengan satu atau lebih peubah bebas. Secara umum, analisis Regresi Logistik menggunakan peubah penjelasnya, yang dapat berupa peubah kategorik ataupun peubah numerik, untuk menduga besarnya peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon. Dengan kata lain, analisis Regresi Logistik merupakan suatu teknik untuk menerangkan peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon. Kleinbaum (1994) mendefinisikan Regresi Logistik sebagai suatu pendekatan matematika yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan hubungan antara beberapa variabel bebas (variabel penjelas) dengan sebuah variabel tidak bebas (variabel respon) yang bersifat dikotomi (mempunyai dua nilai). Definisi tersebut mengacu kepada Regresi Logistik binominal. Garson (2008) menyatakan bahwa Regresi Logistik binominal adalah suatu bentuk regresi yang dipergunakan ketika variabel tidak bebas adalah suatu dikotomi dan variabel-variabel bebasnya berasal dari beberapa tipe (biasanya berupa data kontinu atau data kategorik). Regresi Logistik multinominal digunakan untuk menangani kasus dengan variabel tidak bebas dengan kelas beranggotakan lebih dari dua. Ketika kelas variabel tidak bebas yang banyak tersebut dapat diperingkatkan, maka Regresi Logistik ordinal lebih disukai daripada Regresi Logistik multinominal. Regresi Logistik dapat dimanfaatkan untuk memprediksikan suatu variabel tidak bebas berdasarkan variabel bebas yang bersifat kontinu ataupun kategorik. Selain itu, seperti regresi lainnya, Regresi Logistik juga dapat digunakan untuk menentukan persentase varian di dalam variabel tidak bebas dijelaskan oleh varian bebas dan untuk variabel yang dilibatkan dalam model (Garson 2008). Dalam analisis Regresi Logistik, pemodelan peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon dilakukan melalui transformasi dari Regresi Linier ke LOGIT. Formula dari transformasi LOGIT tersebut adalah :

LOGIT (pi) = log e dengan pi adalah peluang munculnya kejadian kategori sukses dari peubah respon untuk orang ke-i dan log e adalah logaritma dengan basis bilangan e. Kategori sukses secara umum merupakan kategori yang menjadi perhatian dalam penelitian. Sementara itu, dalam kajian ini peubah responnya adalah keputusan untuk berkunjung kembali atau tidak, maka kejadian sukses adalah apabila wisatawan memutuskan untuk berkunjung kembali ke pemandian air panas CV Alam Sibayak dengan kondisi yang ada. Respon tersebut merupakan peubah kategorik yang dalam Regresi Logistik akan diubah menjadi peubah numerik sehingga dapat dilakukan analisis. Gambar 2 berikut mengilustrasikan proses transformasi logit tersebut. p i Logit P i Logit Transform Predictor Predictor Gambar 2. Transformasi LOGIT Sumber : Firdaus (2008) Dengan demikian model yang digunakan dalam analisis Regresi Logistik adalah sebagai berikut : LOGIT (pi) = b o + b 1 *x dengan LOGIT (pi) adalah nilai transformasi LOGIT untuk peluang kejadian sukses, b 0 adalah intersep model garis regresi, b 1 adalah slope model garis regresi dan X adalah peubah penjelas. Selanjutnya, untuk mengetahui atribut-atribut yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak, wisatawan dihadapkan kepada dua pilihan yaitu kembali berkunjung atau tidak. Keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali atau tidak berkunjung dianggap sebagai variabel tidak bebas yang dipengaruhi oleh sejumlah variabel bebas yaitu suasana

obyek wisata, keramahan pelayanan, luas areal parkir, harga tiket, jumlah dan luas kolam, ketersediaan dan kebersihan toilet, pancuran air hangat dan ruangan ganti. Maka model Regresi Logistik dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Y i = f (X ij ) Dimana : Yi : peluang keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali, dimana nilai Y = 0 tidak berkunjung kembali Y = 1 akan berkunjung kembali i = renponden ke 1, 2, 3,.... n Xj : variabel yang diduga mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak, j = atribut ke 1, 2, 3,..., n X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 : suasana obyek wisata 0 = tidak nyaman, 1 = nyaman : keramahan pelayanan 0 = tidak baik, 1 = baik : luas areal parkir 0 = tidak memadai, 1 = memadai : harga tiket 0 = murah, 1 = mahal : jumlah dan luas kolam 0 = sedikit dan sempit, 1 = banyak dan luas : ketersediaan dan kebersihan toilet 0 = tidak baik, 1= baik : pancuran air hangat 0 = tidak baik, 1= baik : ruangan ganti 0 = tidak baik, 1= baik Variabel-variabel tersebut dipilih karena dianggap mampu mewakili daya tarik perusahaan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk berkunjung kembali atau tidak. Skala penilaian untuk setiap atribut terdiri dari dua kategori yaitu 0 dan 1, dimana masing-masing mencerminkan ukuran dari setiap atribut, seperti tidak baik/baik atau tidak memadai/memadai. Ukuran tersebut ditetapkan untuk merefleksikan persepsi wisatawan terhadap atribut perusahaan. Skala ukuran yang akan dipilih menunjukkan kepentingan dari setiap atribut bagi responden dalam memutuskan kunjungan kembali. Skala 0 = tidak baik, menunjukkan bahwa responden merasa atribut tersebut tidak berpengaruh (tidak menjadi pertimbangan) sama sekali terhadap keputusannya untuk melakukan kunjungan ulang. Skala 1 = baik, menunjukkan bahwa responden merasa atribut

tersebut berpengaruh (menjadi pertimbangan) terhadap keputusannya untuk melakukan kunjungan ulang. 4.4.3 Analisis Signifikansi Variabel Bebas Pengujian parameter variabel bebas yang mempengaruhi variabel respon secara signifikan dapat dilihat dari besaran nilai P (P value) atau nilai Z yang diperoleh dari hasil output pengolahan data. Nilai P dapat dikatakan signifikan mempengaruhi keberadaan variabel respon apabila nilai P tersebut lebih kecil dari nilai taraf nyata yang ditentukan (p-value < α). Pada program pengolahan data menggunakan Minitab, maka taraf nyata yang ditentukan adalah sebesar lima persen (0,05). Taraf nyata merupakan besarnya tingkat kesalahan alat analisis yang digunakan dalam merumuskan model (Hosmer dan Lemeshow 2000). Pengujian variabel bebas yang signifikan juga dapat dilakukan menggunakan penilaian nilai Z. Variabel akan signifikan jika nilai Z hitung pada output lebih besar dibandingkan dengan nilai Z tabel (Z hitung > Z tabel ). Nilai Z tabel untuk taraf nyata lima persen (Z α/2 = Z 0,025 ) adalah sebesar 1,96 (Hosmer dan Lemeshow 2000). 4.4.4 Analisis Asosiasi Antara Dua Peubah (Odd Rasio) Kajian hubungan antara peubah kategorik dikenal adanya ukuran asosiasi, yaitu ukuran keeratan hubungan antar peubah kategorik. Salah satu keuntungan penggunaan analisis Regresi Logistik adalah bahwa ukuran asosiasi ini seringkali merupakan fungsi dari penduga parameter yang didapatkan. Salah satu ukuran asosiasi yang dapat diperoleh melalui analisis Regresi Logistik adalah odd ratio (rasio odd). Odd sendiri dapat diartikan sebagai rasio peluang kejadian sukses dengan kejadian tidak sukses dari peubah respon. Adapun odd ratio mengindikasikan seberapa lebih mungkin, dalam kaitannya dengan nilai odd, munculnya kejadian sukses pada suatu kelompok dibandingkan dengan kelompok lainnya. Semakin jauh nilai odds dari satu, berarti peluang kejadian dua kelompok yang dibandingkan semakin berbeda nyata (Firdaus, 2008). Kelompok dengan persepsi A Nilai Kelompok dengan persepsi B

Jika odd bernilai lebih besar dari satu (>1) maka kelompok A memiliki peluang yang lebih besar untuk terjadinya kejadian sukses dibandingkan dengan kelompok B. Apabila odd bernilai lebih kecil dari satu (<1) maka kelompok B memiliki peluang yang lebih besar untuk terjadinya kejadian sukses. Dapat disimpulkan sebagai berikut: Nilai A 1 peluang A lebih besar B Nilai A 1 peluang B lebih besar B Analisis antara dua peubah menggambarkan hubungan antara dua variabel kategori (nominal atau ordinal). Besarnya tabel ditentukan oleh jumlah nilai pembeda untuk tiap variabel, dimana setiap sel dalam tabel menyajikan nilai kombinasi yang unik. Agresti (1996) menjelaskan bahwa umumnya pada tabel asosiasi, satu variabel (misalnya variabel Y) adalah variabel respon dan yang lainnya (X) adalah variabel penjelas. Di dalam analisis ini, akan dilihat bagaimana hubungan antara variabel keputusan pengunjung untuk datang lagi ke obyek wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak terhadap variabel-variabel yang diduga mempengaruhinya, dimana yang dibandingkan adalah ukuran keeratan hubungan antar peubah kategorik, yaitu terhadap persepsi berpengaruh dan tidak berpengarunya suatu atribut atas kunjungan ulang wisatawan ke CV Alam Sibayak. 4.5. Definisi Operasional 1. Responden obyek wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak adalah pengunjung yang pada saat pengambilan data dilakukan sedang melakukan kunjungan dan sudah pernah berkunjung sebelumnya. 2. Peubah respon (Y) sebagai obyek yang dianalisis adalah peluang bagi wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. 3. Variabel yang diduga mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak meliputi atribut-atribut yang ditawarkan atau yang dimiliki perusahaan sebagai daya tarik. 4. Suasana (X 1 ), dijelaskan dengan keadaan/kondisi lokasi CV Alam Sibayak yang bersih dan bebas dari sampah, penataan lay out yang rapi dan teratur,

kondisi lingkungan, keamanan serta kondisi air di dalam kolam yang bebas dari kotoran. 5. Keramahan pelayan (X 2 ) adalah perlakuan, sikap dan sambutan dari karyawan CV Alam Sibayak dalam menghadapi pengunjung. 6. Luas areal parkir (X 3 ), merupakan area lahan yang disediakan sebagai tempat untuk kendaraan yang dibawa oleh pengunjung. Luas areal parkir menyangkut kapasitas dan daya tampung lokasi parkir yang tersedia untuk kendaraan pengunjung. 7. Harga tiket (X 4 ) adalah sejumlah biaya yang harus dibayar oleh pengunjung, ditetapkan oleh perusahaan sebagai pengorbanan dari pengunjung dalam menikmati produk/jasa pemandian air panas alam yang disediakan perusahaan. 8. Jumlah dan luas kolam (X 5 ) adalah banyaknya kolam-kolam air panas yang disediakan serta ukuran luas dari kolam-kolam tersebut, yang dapat digunakan wisatawan untuk berendam. 9. Ketersediaan dan kebersihan toilet (X 6 ), dijelaskan dengan ada atau tidaknya toilet umum di lokasi yang dapat digunakan oleh pengunjung, apabila tersedia apakah jumlahnya sudah mencukupi atau tidak, bagaimana dengan kondisinya apakah layak digunakan. 10. Pancuran air hangat (X 7 ), yaitu ketersediaan dan jumlah pancuran air hangat yang bersih bagi konsumen untuk membersihkan diri setelah melakukan kegiatan berendam di dalam kolam. 11. Ruangan Ganti (X 8 ), fasilitas berupa ruangan khusus yang disediakan bagi pengunjung apabila ingin mengganti pakaian untuk berendam di dalam kolam.

V. GAMBARAN UMUM CV ALAM SIBAYAK 5.1. Sejarah dan Perkembangan CV Alam Sibayak CV Alam Sibayak merupakan perusahaan pertama yang mendirikan obyek wisata pemandian air panas alam yang berada di Desa Semangat Gunung, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Lokasi usaha berjarak 60 kilometer dari pusat kota Medan, dengan ketinggian 1300 dari permukaan laut. Wisata ini mulai beroperasi pada tahun 1982. Sejak berdiri hingga saat ini, CV Alam Sibayak telah banyak mengalami perubahan dalam perkembangan usahanya. Lindes Surbakti, merupakan pemilik perusahaan dengan latar belakang pendidikan setingkat Sekolah Dasar. Sebagai warga setempat, pemilik mempunyai sumber mata air panas di lahan warisan seluas satu hektar. Awalnya pemilik tidak sadar akan potensi dari sumber mata air panas sehingga lahan yang dimiliki tidak dimanfaatkan, karena tidak dapat digunakan sebagai lahan pertanian yang merupakan mata pencaharian utama penduduk setempat. Pemilik sendiri sebelumnya berprofesi sebagai eksportir produk sayuran di Berastagi yang dikirim ke Singapura dan Malaysia. Terjadinya konflik politik antara Indonesia dan Malaysia membawa dampak buruk terhadap perdagangan di Indonesia sehingga pemilik menghentikan kegiatan ekspor sayuran dan beralih pada usaha produksi sirup markisah sebagai ciri khas Berastagi. Selanjutnya akibat konflik pribadi usaha tersebut bangkrut dan pemilik kembali ke Desa Semangat Gunung. Pada tahun 1982 pemilik membuka warung minuman yang menyediakan teh, kopi, dan susu bagi para wisatawan yang mendaki Gunung Sibayak, karena daerah tersebut merupakan jalur pendakian gunung. Awalnya pemilik memanfaatkan sumber mata air panas dengan membuat pancuran yang dapat digunakan sebagai tempat mandi air panas. Tujuan awalnya yaitu hanya untuk diri sendiri, tetapi pada akhirnya karena lokasinya berada di pinggir jalan dan pancuran tersebut merupakan pemandian terbuka maka banyak pendaki gunung yang berdatangan sekedar untuk membersihkan diri. Pemilik, yang merupakan orang dengan pemikiran bisnis, melihat adanya peluang untuk menghasilkan uang. Hal tersebut direalisasikan dengan menambah fasilitas kolam kecil, yang disusun dari bebatuan, di dekat pancuran serta

menyediakan kotak sumbangan sebagai partisipasi sukarela dari wisatawan yang datang berkunjung. Keadaan tersebut berlangsung selama satu tahun, dimana di tahun kedua dilakukan pengembangan dengan menyediakan karcis masuk seharga Rp 300 serta melakukan perbaikan dan penambahan kolam menjadi dua buah. Dilakukan pemberian nama dengan sebutan CV Alam Sibayak pada usaha ini dengan tujuan agar wisata pemandian air panas tersebut dapat lebih dikenal oleh konsumen. Selain itu pemberian nama juga dapat mempermudah konsumen dalam menemukan lokasi CV Alam Sibayak. Adapun yang menjadi dasar pemberian nama Alam Sibayak adalah karena usaha ini berasal dari alam, alam yang memberikan sumber mata air panas, yang tidak dapat diciptakan sendiri oleh manusia, dan sumber mata air panas tersebut muncul di lereng Gunung Sibayak. Dapat disimpulkan bahwa usaha ini merupakan anugerah dari alam Gunung Sibayak. Seiring berjalannya waktu, usaha ini terus berkembang menjadi obyek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, bukan hanya wisatawan yang mendaki gunung saja tetapi juga wisatawan yang datang ke daerah tujuan wisata Berastagi ataupun wisatawan yang khusus berkunjung ke CV Alam Sibayak. Perkembangan dilakukan dengan memanfaatkan seluruh lahan yang dimiliki, dimana saat ini CV Alam Sibayak telah mempunyai 11 kolam umum yang terbuat dari keramik dan 10 kolam VIP serta penambahan fasilitas lainnya seperti restoran, penginapan, toilet, ruangan ganti, penyewaan pakaian, lokasi parkir, tempat ibadah, serta saung lesehan untuk beristirahat. Selain itu harga tiket masuk juga mengalami perkembangan, dimana pada saat ini harga tiket mencapai Rp 5.000 per orang. Saat ini, CV Alam Sibayak sudah menjadi perusahaan keluarga, dimana sepeninggalan Lindes Surbakti yang merupakan pendiri usaha, CV Alam Sibayak dikelola oleh anak-anaknya. Pengelolaan dilakukan secara bergantian setiap tahunnya oleh anak laki-laki dari pemilik. 5.2. Visi dan Misi CV Alam Sibayak Sebagaimana sebuah perusahaan CV Alam Sibayak memiliki pandangan umum dan cita-cita yang ingin diwujudkan yang terangkum dalam visi. Langkahlangkah untuk merealisasikan visi tersebut dirumuskan dalam misi perusahaan.

Visi dan misi CV Alam Sibayak belum dibakukan secara tertulis, namun berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen, visi dan misi CV Alam Sibayak dapat disimpulkan sebagai berikut. Visi: Menjadi wisata pemandian air panas alam terbesar dan terbaik di Berastagi Misi: 1. Menciptakan kepuasan konsumen melalui produk dan pelayanan yang berkualitas. 2. Menguatkan tujuan utama perusahaan melalui pengembangan dan pemeliharaan fasilitas-fasilitas wisata yang ditawarkan. 3. Memberi dan menyediakan fasilitas-fasilitas terlengkap yang benar-benar dibutuhkan konsumen. 4. Melakukan promosi secara berkala ke media massa maupun elektronik untuk membangun citra perusahaan yang dikenal masyarakat luas. 5.3. Organisasi dan Manajemen Usaha Organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan. Setiap organisasi memiliki komponen pokok yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Komponen tersebut mencerminkan adanya tugas-tugas yang harus dilakukan, orang yang melakukan dan peralatan yang dapat digunakan untuk melaksanakan tugas tersebut. Pengorganisasian kegiatan diharapkan akan tercipta hubungan-hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada suatu tujuan. Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan memerlukan pengorganisasian yang baik. Hal ini perlu dilakukan agar setiap orang yang terlibat dalam organisasi dapat bekerja lebih terarah, terencana dan bertanggungjawab dengan pekerjaannya. Perusahaan, dalam menjalankan kegiatan usaha di setiap harinya harus didukung oleh sumberdaya manusia yang sudah diorganisasikan dengan baik sesuai dengan jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan. Dengan demikian, untuk menjalankan segala perencanaan tersebut haruslah disusun suatu struktur organisasi yang baik, dimana dengan adanya struktur organisasi tersebut diharapkan semua sumberdaya manusia yang

dimiliki dapat digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan. CV Alam Sibayak merupakan suatu perusahaan yang masih sederhana dalam melakukan pengorganisasian. Perusahaan ini belum memiliki struktur organisasi yang dibakukan secara tertulis, namun pembagian kerja yang berlaku di CV Alam Sibayak telah berfungsi dengan baik. Struktur organisasi CV Alam Sibayak dapat tergambar melalui pembagian kerja yang berlaku. Gambar 3 memperlihatkan secara ringkas struktur organisasi CV Alam Sibayak. Pemilik CV Alam Sibayak (Manajer) Koordinator Pos Tiket Koordinator Kebersihan Koordinator Restoran Pos Luar (1 orang) Karyawan Kebersihan (4 orang) Karyawan Restoran (2 orang) Bagian Parkir (1 orang) Koki Lepas (1 orang) Pos Dalam (1 orang) Gambar 3. Struktur Organisasi Wisata Pemandian Air Panas CV Alam Sibayak Sumber : CV Alam Sibayak (2009) Seluruh bagian dalam struktur organisasi CV Alam Sibayak masingmasing memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan peran yang diemban. Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwa pemegang kekuasaan tertinggi pada CV Alam Sibayak adalah pemilik yang sekaligus berperan sebagai manajer. Selanjutnya dalam menjalankan kegiatan usaha CV Alam Sibayak dilakukan pembagian kerja dengan tujuan agar kegiatan usaha dapat berjalan lancar dan

selaras sesuai dengan tugas masing-masing, serta dapat menghindarkan terjadinya konflik diantara pekerja. Pembagian kerja yang dilakukan CV Alam Sibayak adalah sebagai berikut: 1) Pemilik (Manajer) Pemilik merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di CV Alam Sibayak. Perencanaan perusahaan yang mencakup persiapan masa depan, perencanaan produk, formulasi strategi, pengembangan kebijakan dan penetapan tujuan dilakukan oleh pemilik. Pemilik juga berperan sebagai manajer yang mengawasi seluruh kegiatan dan aktivitas yang berlangsung di CV Alam Sibayak. Sebagai manajer, pemilik berada di lokasi usaha setiap harinya untuk memperoleh laporan dari setiap koordinator bagian. Pengambilan keputusan penting yang berkaitan dengan aktivitas utama perusahaan secara menyeluruh menjadi wewenang pemilik, selain itu laporan keuangan juga dikelola langsung oleh pemilik sendiri. 2) Koordinator Pos Tiket Koordinator pos tiket bertugas di pintu masuk CV Alam Sibayak dan merupakan orang yang memegang karcis masuk ke CV Alam Sibayak, serta memegang langsung seluruh uang yang diperoleh dari hasil penjualan tiket yang disetorkan kepada manajer setiap harinya. Koordinator pos tiket membawahi tiga orang karyawan yang bertugas pada bagian pos luar, bagian parkir dan bagian pos dalam. 3) Karyawan Pos Tiket Bagian Luar Karyawan pos tiket bagian luar bertugas untuk memberikan tiket kepada pengunjung wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak. Transaksi penjualan tiket dilakukan oleh bagian ini, dan pada saat itu juga hasil penjualan harus langsung diserahkan kepada koordinator pos untuk dikelola. 4) Bagian Parkir Bagian parkir bertugas untuk mengatur areal parkir, menentukan posisi parkir serta mengatur arus keluar masuk kendaraan, baik mobil, bus maupun motor. Selain itu, bagian parkir juga bertugas untuk memberikan karcis dan mencatat plat kendaraaan serta menerima pembayaran dari karcis parkir. Petugas parkir melapor setiap harinya kepada koordinator pos tiket.

5) Karyawan Pos Tiket Bagian Dalam Karyawan pos tiket bagian dalam bertugas untuk memeriksa setiap tiket dari pengunjung CV Alam Sibayak, yaitu dengan menyesuaikan jumlah tiket dengan jumlah pengunjung. 6) Koordinator Kebersihan Koordinator kebersihan bertugas mengawasi pekerjaan keempat karyawan kebersihan dan bertanggungjawab atas ketersediaan kebutuhan bahan pembersih dan peralatan yang diperlukan. Selain itu koordinator kebersihan juga bertugas menjaga keamanan di lokasi wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak, dalam artian mengawasi pengunjung untuk menghindari orang-orang yang berniat tidak baik yang dapat menimbulkan kerusuhan dan meresahkan pengunjung. 7) Karyawan Kebersihan Karyawan kebersihan bertugas menjaga kebersihan di lingkungan pemandian air panas. Mencakup kebersihan kolam yang dikerjakan satu kali dalam seminggu dan juga kebersihan areal CV Alam Sibayak, termasuk ruangan ganti dan toilet, yang dilakukan setiap hari. Hal ini dilakukan dengan mengutip setiap sampah di areal lokasi serta membuang semua sampah dari CV Alam Sibayak ke tempat pembuangan sampah. 8) Koordinator Restoran Koordinator restoran bertugas mengawasi pekerjaan karyawan restoran dan koki lepas, menyediakan seluruh kebutuhan dapur restoran dan kebutuhan produk-produk yang disediakan di restoran, seperti makanan ringan dan minuman, serta menangani transaksi jual beli di restoran. Selain dari itu, koordinator restoran juga bertugas dalam menangani penyewaan pakaian ganti dan pemesanan kolam VIP. 9) Karyawan Restoran Karyawan restoran bertugas melayanai pesanan pengunjung, menjaga kebersihan restoran serta mengantarkan pesanan ketempat yang diinginkan pengunjung. Karyawan restoran juga bertugas untuk mengantarkan pengunjung yang ingin menggunakan fasilitas kolam VIP.

10) Koki Lepas Koki lepas bertugas menyediakan masakan yang dipesan pengunjung. Koki lepas bertugas di restoran hanya pada saat hari libur dan hari besar saja, dimana pada saat itu jumlah pengunjung lebih banyak dari hari biasa sehingga karyawan restoran membutuhkan bantuan koki lepas. 5.4. Sumberdaya CV Alam Sibayak Sumberdaya yang dimiliki CV Alam Sibayak berupa sumberdaya manusia, sumberdaya fisik dan modal usaha. Sumberdaya manusia yang dimiliki CV Alam Sibayak adalah orang-orang yang dipekerjakan untuk membantu pemilik dalam melaksanakan kegiatan operasional wisata pemandian air panas. Sumberdaya fisik pada CV Alam Sibayak berupa lahan seluas satu hektar sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan usaha, bangunan, dan perlengkapan yang dimiliki. Modal usaha merupakan sumberdaya finansial sebagai kekuatan permodalan CV Alam Sibayak dalam menjalankan kegiatan usahanya. 5.4.1 Sumberdaya Manusia Sumberdaya Manusia (SDM) merupakan asset penting bagi suatu perusahaan, termasuk CV Alam Sibayak. Hal ini berarti kelangsungan suatu usaha sangat ditentukan oleh kinerja SDM sebagai penyedia jasa dalam melayani berbagai kebutuhan konsumen. SDM CV Alam Sibayak terdiri dari 12 orang karyawan tetap dan satu orang karyawan lepas. Karyawan yang dipilih CV Alam Sibayak untuk membantu kegiatan usaha yang dilakukan merupakan tenaga kerja terlatih dengan tidak memperhatikan tingkat pendidikan, kecuali bagi karyawan koordinator restoran, koordinator pos tiket dan koki lepas. Hal ini dilakukan karena umumnya pekerjaan yang dilakukan di CV Alam Sibayak bukan pekerjaan yang membutuhkan pemikiran analisis yang tinggi, seperti pekerjuaan pada bagian kebersihan, parkir dan karyawan tiket. Kriteria untuk karyawan koki lepas, CV Alam Sibayak memilih tenaga kerja yang terdidik dan terlatih dengan pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) serta pengalaman yang cukup di bidang memasak. Karyawan yang bertugas sebagai koordinator restoran dan koordinator pos tiket merupakan tenaga kerja

istimewa, karena merupakan istri dan anak dari pemilik CV Alam Sibayak. Karakteistik karyawan CV Alam Sibayak disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Karakteristik Karyawan CV Alam Sibayak Bagian Pekerjaan Jumlah (orang) Jenis Kelamin Status Pekerja Koordinator Pos 1 Perempuan Karyawan Tiket Tetap Karyawan Pos Tiket 1 Laki-laki Karyawan Bagian Luar Tetap Bagian Parkir 1 Laki-laki Karyawan Tetap Karyawan Pos Tiket 1 Laki-laki Karyawan Bagian Dalam Tetap Koordinator 1 Laki-laki Karyawan Kebersihan Tetap Karyawan 4 Laki-laki Karyawan Kebersihan Tetap Koordinator 1 Perempuan Karyawan Restoran Tetap Karyawan Restoran 2 Laki-laki Karyawan Tetap Koki Lepas 1 Laki-laki Karyawan Lepas TOTAL 13 Sumber : CV Alam Sibayak (2009) Gaji (rupiah) Tidak tercantum 400000/bulan 400000/bulan 400000/bulan 400000/bulan 400000/bulan Tidak tercantum 400000/bulan 100000/hari Karyawan yang bekerja di CV Alam Sibayak umumnya berasal dari luar daerah, sedangkan karyawan yang berasal dari warga setempat hanya berjumlah tiga orang saja. CV Alam Sibayak menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh karyawan yaitu berupa asrama (mess) sebagai tempat tinggal, lokasinya berada di dalam lingkungan CV Alam Sibayak. Asrama disediakan oleh CV Alam Sibayak untuk seluruh karyawan tetap. Keberadaan asrama dapat menciptakan kebersamaan dan suasana kekeluargaan antara karyawan sehingga terjalin hubungan yang lebih erat. Asrama juga memudahkan pihak manajemen untuk melakukan pengontrolan dan pemantauan terhadap karyawan. Selain itu, diluar gaji pokok yang diterima setiap bulan, seluruh karyawan CV Alam Sibayak memperoleh fasilitas makan tiga kali sehari di restoran. Seluruh karyawan bekerja penuh dalam satu hari, mulai dari pukul 08.00-23.00 WIB. CV Alam Sibayak tidak menggunakan sistem kerja shift. Karyawan

dapat beristirahat di waktu jam makan. Karyawan dapat istirahat panjang di hari biasa, karena jumlah pengunjung yang datang tidak banyak, sehingga pekerjaan tidak terlalu berat. 5.4.2 Sumberdaya Fisik Selain sumberdaya manusia, sumberdaya fisik merupakan salah satu hal penting sebagai alat bantu yang dibutuhkan CV Alam Sibayak dalam menjalankan kegiatan usaha wisata pemandian air panas tersebut. Adanya sumberdaya fisik yang dimiliki memberi kontribusi tersendiri bagi CV Alam Sibayak. Karyawan dapat memanfaatkan sarana fisik dalam memudahkan pekerjaannya. Selain itu, tersedianya sarana fisik di CV Alam Sibayak dapat menambah manfaat yang diperoleh pengunjung. Sumberdaya fisik sebagai kekayaan utama CV Alam Sibayak adalah lahan seluas satu hektar dengan sumber mata air panas di dalamnya, yang dijadikan lokasi wisata pemandian air panas. Pada lahan yang dimiliki CV Alam Sibayak terdapat lima sumber mata air panas. Sumber mata air panas tersebut merupakan kekayaan alam yang dimanfaatkan oleh CV Alam Sibayak menjadi sumberdaya fisik dalam kegiatan usahanya. Gambar sumber mata air panas pada CV Alam Sibayak dapat dilihat pada Lampiran 3. Selain itu, sumberdaya fisik lainnya yang dimiliki CV Alam Sibayak dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah bangunan dan berbagai peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan kebersihan. Bangunan yang dimiliki CV Alam Sibayak meliputi restoran dengan seluruh sarana di dalamnya, penginapan dengan segala perlengkapannya, mess karyawan, 11 unit kolam umum, 10 unit kolam VIP, toilet, ruangan ganti, pancuran dan saung lesehan. Peralatan kebersihan yang dimiliki CV Alam Sibayak diantaranya mesin pemotong rumput, ember, pengepel, sapu, selang, sikat dan tempat sampah. Seluruh sumberdaya fisik yang dimiliki wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak merupakan asset perusahaan. Saat ini, seluruh asset usaha CV Alam Sibayak tersebut dinilai sebesar lima milyar rupiah.

5.4.3 Modal Usaha Modal yang digunakan wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak dari awal pendirian hingga berkembang sampai saat ini, seluruhnya merupakan dana pribadi. CV Alam Sibayak tidak pernah melakukan peminjaman dana kepada lembaga keuangan atau pihak lain. Pemilik tidak mengeluarkan biaya dalam proses pendirian wisata pemandian air panas ini, karena kolam disusun dari bebatuan alam yang terdapat di lokasi usaha, sedangkan lahan seluas satu hektar yang dijadikan lokasi wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak merupakan tanah warisan. Selanjutnya, modal yang digunakan dalam pengembangan perusahaan serta perbaikan fasilitas berasal dari akumulasi keuntungan yang diperoleh selama mengusahakan wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak. Saat ini, rata-rata omzet yang diperoleh wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak setiap bulannya mencapai Rp 108.770.000. Kondisi tersebut terjadi pada bulan yang normal tanpa adanya hari libur besar seperti liburan anak sekolah, lebaran ataupun tahun baru. Apabila dalam satu bulan tertentu terdapat liburan besar seperti yang telah disebutkan sebelumnya maka omzet yang diperoleh perusahaan akan jauh lebih besar. 5.5. Fasilitas Wisata CV Alam Sibayak Konsep wisata yang ditawarkan oleh CV Alam Sibayak adalah wisata pemandian air panas yang menyajikan fasilitas berendam di tengah dinginnya udara Berastagi dan dilengkapi dengan fasilitas rekreasi keluarga berupa restoran dan saung lesehan. CV Alam Sibayak menggabungkan tujuan rekreasi keluarga berupa kegiatan berendam, makan, dan suasana santai yang disajikan dalam kondisi alam yang asri dan sejuk. CV Alam Sibayak hadir dengan menyajikan konsep wisata pemandian air panas dengan fasilitas paling lengkap diantara pemandian air panas lainnya. Fasilitas utama yang ditawarkan CV Alam Sibayak yaitu berupa 11 unit kolam umum yang dapat digunakan untuk berendam air panas dan 10 unit kolam VIP. Fasilitas tambahan yang disediakan CV Alam Sibayak sebagai pelengkap wisata diantaranya restoran, penginapan, ruang ganti, toilet, penyewaan pakaian ganti, saung lesehan, pancuran, parkiran, dan mushola. Berbagai fasilitas tersebut

ditata sedemikian rupa sehingga diharapkan dapat menimbulkan kenyamanan dan memberi nuansa yang cocok untuk rekreasi keluarga. 1) Kolam Umum Fasilitas utama yang disediakan CV Alam Sibayak sebagai wisata pemandian air panas yaitu berupa kolam umum sebanyak 11 unit. Kolam umum yang dimaksud yaitu bahwa setiap konsumen bebas memilih kolam yang mana saja yang diinginkan sebagai tempat berendam. Pengunjung juga dibebaskan apabila ingin berpindah-pindah kolam. Tidak ada larangan dalam penggunaaan kolam, namun apabila lokasi CV Alam Sibayak dalam kondisi yang ramai maka pengunjung harus bersedia berbagi kolam dengan pengunjung lainnya. Kolam umum yang dimiliki CV Alam Sibayak berukuran mulai dari 6 x 5 meter hingga ukuran 12 x 7 meter. Ukuran kolam yang dimiliki CV Alam Sibayak umumnya lebih besar dibanding dengan ukuran kolam pada lokasi wisata pemandian air panas lainnya di Berastagi. Setiap kolam yang terdapat di CV Alam Sibayak dilengkapi dengan pelataran yang dapat digunakan sebagai tempat duduk dan tempat meletakkan barang-barang yang dibawa pengunjung. Pelataran tersebut dilengkapi dengan atap sehingga apabila kondisi alam sedang hujan maka barang-barang milik pengunjung aman dari basah. Gambar kolam umum yang dimiliki CV Alam Sibayak dapat dilihat pada Lampiran 4. 2) Kolam VIP Kolam VIP merupakan tambahan bagi fasilitas utama dari CV Alam Sibayak. Ketersediaan fasilitas ini berfungsi sebagai daya tarik bagi CV Alam Sibayak. Umumnya kolam VIP digunakan apabila CV Alam Sibayak sedang dalam keadaan yang ramai pengunjung, sehingga kolam umum yang disediakan dipenuhi banyak orang. Dengan kondisi seperti ini, sebagian pengunjung memutuskan untuk menggunakan kolam VIP, umumnya terjadi di hari libur. Pada hari biasa, kolam VIP sangat jarang digunakan. CV Alam Sibayak menyediakan 10 unit kolam VIP yang dapat digunakan pengunjung. Biaya tambahan yang ditetapkan bagi pengguna kolam VIP yaitu

sebesar Rp 50.000 untuk satu kolam. Untuk satu kali pesanan, pengunjung dapat menggunakan kolam VIP sepuasnya, tanpa batas. Kolam VIP dibangun terpisah dengan kolam umum. Kolam VIP ditempatkan pada lokasi khusus di sisi lain CV Alam Sibayak. Kolam VIP berbentuk sebuah kolam dengan ruangan setengah tertutup yang berukuran sekitar 4 x 4 meter. Fasilitas yang tersedia di dalam kolam VIP, selain kolam air panas untuk berendam, yaitu sebuah pancuran berupa shower serta seperangkat kursi dan meja. Sistem pengelolaan kolam VIP dipercayakan kepada bagian restoran, yaitu kepada koordinator restoran. Bagi pengunjung yang ingin menggunakan kolam VIP dapat dilakukan dengan memesan kepada pihak restoran. Sistem pemesanan kolam VIP yaitu dengan membayar biaya sebesar Rp 50.000 kepada kasir restoran, dan selanjutnya pengunjung akan diantarkan langsung oleh petugas ke lokasi kolam VIP. Berdasarkan pengamatan dan wawancara responden selama penelitian, diperoleh data bahwa kolam VIP CV Alam Sibayak masih memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut terletak pada ukuran yang relatif kecil sehingga kurang nyaman bagi pengunjung yang datang bersama keluarga. Kolam VIP efektif digunakan dengan jumlah pengunjung maksimal empat orang. Selain itu, kondisi kolam yang tertutup dapat mengurangi kenyamanan pengunjung karena tidak dapat menikmati suasana alam. Kondisi yang ada tersebut dapat mengurangi minat pengunjung untuk menggunakan fasilitas kolam VIP. Tindakan yang dapat dilakukan CV Alam Sibayak untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menata ulang penetapan harga yang berlaku, karena harga yang ditetapkan saat ini tidak sesuai dengan kondisi yang ada. 3) Penyewaan Pakaian Ganti Tersedianya penyewaan pakaian ganti di CV Alam Sibayak merupakan fasilitas pelengkap yang dapat digunakan pengunjung dalam menikmati wisata pemandian air panas. Bagi pengunjung yang ingin berendam air panas tetapi tidak membawa baju ganti untuk berendam, maka pengunjung tersebut

dapat memanfaatkan fasilitas penyewaan pakaian ganti dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp 5.000 per unit, dapat digunakan sepuasnya dalam sehari. Jenis pakaian ganti yang disediakan berupa celana pendek. CV Alam Sibayak tidak menyediakan penyewaan baju atasan. Umumnya pengunjung yang menyewa celana ganti adalah pengunjung laki-laki. Hal ini disebabkan karena umumnya laki-laki memiliki sifat yang tidak menyukai hal-hal yang membuat sibuk, seperti membawa pakian ganti di saat berpergian dan kembali membawanya pulang dalam keadaan basah. Dengan demikian akan lebih mudah dan simple bila menyewa pakaian di lokasi. Alasan lainnya yaitu karena pengunjung yang menyewa pakaian ganti tersebut awalnya tidak berencana untuk berendam air panas. Penyewaan pakaian ganti dikelola oleh bagian restoran. Pengunjung dapat memesan pakaian ganti dengan datang langsung ke kasir restoran. Oleh karena penggunaan fasilitas ini mengeluarkan sejumlah biaya maka perusahaan perlu memperhatikan kondisi kebersihan dan kualitas celana yang masih layak pakai, disesuaikan dengan harga sewa. 4) Ruangan Ganti Ruangan ganti merupakan fasilitas pelengkap dalam menikmati wisata pemandian air panas di CV Alam Sibayak. Ruangan ganti berfungsi sebagai tempat bagi pengunjung yang ingin menukar pakaiannya dengan pakaian berendam. Tidak dipungut biaya dalam menggunakan fasilitas ruangan ganti. Ruangan ganti tersedia di bagian tepi kolam umum. CV Alam Sibayak memiliki delapan unit ruangan ganti. Setiap unit ruangan ganti terdiri dari dua bagian, satu bagian dikhususkan bagi pengunjung perempuan dan bagian lainnya khusus untuk pengunjung laki-laki. Ruangan ganti yang dimiliki CV Alam Sibayak berukuran 2 x 1 meter (Lampiran 5). 5) Pancuran Air Hangat CV Alam Sibayak menyediakan tiga unit pancuran sebagai fasilitas pelengkap. Ketiga pancuran ditempatkan secara terpisah di seluruh lokasi CV Alam Sibayak. Pancuran terbuat dari pipa, dimana airnya dialirkan langsung dari sumber mata air panas. Pengunjung dapat menggunakan fasilitas pancuran untuk membersihkan diri setelah menyelesaikan kegiatan berendam.

Pengunjung dapat menggunakan peralatan mandi seperti sabun dan shampoo di pancuran, karena pihak manajemen CV Alam Sibayak melarang melakukan hal tersebut di kolam. Selain pancuran, CV Alam Sibayak juga menyediakan dua unit shower. Shower tersebut memiliki fungsi yang sama dengan pancuran, dimana keduanya dapat digunakan sepuasnya oleh pengunjung. Dengan demikian, secara keseluruhan jumlah pancuran air hangat yang dimiliki CV Alam Sibayak sebanyak 5 unit. Gambar salah satu pancuran CV Alam Sibayak dapat dilihat pada Lampiran 6. 6) Toilet CV Alam Sibayak menyediakan 12 unit toilet dengan ukuran 1,5 x 1,5 meter. Setiap unit toilet terdiri dari dua bagian, satu bagian dikhususkan bagi pengunjung perempuan dan bagian lainnya khusus untuk pengunjung lakilaki. Kegunaan toilet yang terdapat di CV Alam Sibayak sama dengan kegunaan toilet pada umumnya. Ketersediaan toilet sudah menjadi keharusan di setiap tempat wisata. Toilet bukan merupakan fasilitas utama yang menjadi tujuan wisatawan untuk berkunjung, namun keberadaanya akan sangat mempengaruhi kenyamanan pengunjung. Gambar toilet di CV Alam Sibayak terdapat pada Lampiran 7. 7) Saung Lesehan Saung lesehan merupakan fasilitas tambahan yang bisa diperoleh di CV Alam Sibayak. Ketersediaan fasilitas ini melengkapi daya tarik CV Alam Sibayak. Dengan adanya fasilitas pelengkap diharapkan dapat menambah kenyamanan pengunjung dalam menikmati wisata pemandian air panas di CV Alam Sibayak. Konsep saung lesehan di CV Alam Sibayak berupa bangunan berukuran 2x2 meter. Bangunan saung lesehan dibuat terbuka, namun pada bagian bawah ditutup dengan dinding setinggi 80 cm. CV Alam Sibayak mempunyai 15 unit saung lesehan yang ditempatkan di dua lokasi berbeda (Lampiran 8). Umumnya pengunjung yang menggunakan fasilitas saung lesehan adalah wisatawan yang datang bersama keluarga, dimana permintaan terhadap fasilitas ini menjadi lebih tinggi di hari libur dibanding hari biasa. Di hari

libur sebagian besar pengunjung berasal dari luar kota, sehingga ketersediaan saung lesehan di CV Alam Sibayak bermanfaat sebagai tempat istirahat setelah/sebelum melakukan perjalanan jauh. Pada hari biasa, sebagian besar wisatawan yang datang berasal dari daerah sekitar Kabupaten Karo. Waktu berkunjung dilakukan pada saat sore hari sampai malam hari, sehingga fasilitas saung lesehan tidak banyak digunakan. Selain itu, saung lesehan dapat dimanfaatkan untuk sekedar bersantai setelah maupun sebelum melakukan kegiatan berendam air panas. Pengunjung juga dapat menikmati hidangan makanan di saung lesehan, makanan dapat dibawa sendiri atau dipesan dari restoran. Bagi pengunjung yang berencana menggunakan saung lesehan di CV Alam Sibayak dapat memesan kepada petugas kebersihan yang beroperasi di sekitar saung lesehan. CV Alam Sibayak menetapkan biaya penggunaan sebesar Rp 10.000. Penggunaan saung lesehan dilengkapi dengan sebuah tikar yang sudah disediakan oleh pihak manajemen. Selanjutnya, pengunjung dapat menggunakan saung lesehan sepuasnya tanpa batas. CV Alam Sibayak perlu untuk selalu menjaga kebersihan di arena lokasi saung lesehan, yaitu dalam rangka menciptakan kenyamanan bagi pengunjung pada saat menggunakan fasilitas saung lesehan. Kebersihan tikar sebagai sarana pelengkap saung juga harus dijaga. Selain itu, perlu dilakukan renovasi terhadap warna cat dari saung lesehan, karena pada saat ini warna cat sudah pudar sehingga terlihat lapuk dan kusam. 8) Parkiran Parkiran merupakan fasilitas penunjang yang penting di suatu tempat wisata. Tersedianya fasilitas parkiran di CV Alam Sibayak menjadi nilai tambah bagi kenyamanan pengunjung. Fasilitas parkiran CV Alam Sibayak berukuran 50 x 50 meter untuk mobil dan 10 x 20 untuk motor (Lampiran 9). Kapasitas parkiran dapat menampung 80 unit mobil dan 100 unit kendaraan bermotor. Biaya parkir ditetapkan sebesar Rp 5.000 untuk mobil, Rp 3.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk bus. Pengunjung dapat menggunakan fasilitas parkir tanpa dibatasi waktu pemakaian.

9) Mushola (Tempat Ibadah) Mushola merupakan fasilitas tambahan yang disediakan di wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak, yang berukuran 4 x 5 meter dan hanya tersedia satu unit. Mushola diperuntukkan bagi pengunjung muslim untuk menjalankan kegiatan sholat lima waktu. Mengingat bahwa kegiatan wisata pemandian air panas cukup menghabiskan waktu, umumnya sampai beberapa jam, maka CV Alam Sibayak menyediakan fasilitas ini agar tidak mengganggu kegiatan ibadah agama bersangkutan. Berdasarkan pengamatan selama melakukan penelitian, diketahui bahwa banyak pengunjung yang belum menggunakan fasilitas tempat ibadah, hal ini dikarenakan adanya keragamaan keyakinan diantara pengunjung. Selain itu, diketahui juga bahwa tidak semua pengunjung yang beragama islam sudah menggunakan fasilitas tempat ibadah, tergantung ketaatan masing-masing. Fasilitas tempat ibadah di CV Alam Sibayak ditempatkan jauh dari areal pemandian, yaitu berada di ujung areal parkir. Bagi pengunjung yang hendak menggunakan fasilitas ini, maka harus menempuh jarak yang jauh dari areal pemandian menuju parkiran. Fasilitas ini juga tidak dilengkapi dengan tempat untuk mengambil air wudhu, yaitu air untuk mensucikan diri bagi umat islam sebagai syarat dalam melakukan ibadah sholat. Bagi yang ingin menggunakan tempat ibadah, harus mensucikan diri di kamar mandi umum yang berjarak tujuh meter dari lokasi tempat ibadah. Mengingat bahwa CV Alam Sibayak memiliki visi untuk menjadi wisata pemandian air panas terbesar dan terbaik, maka perusahaan tidak dapat mengabaikan kondisi tempat ibadah, karena pada dasarnya tempat ibadah merupakan suatu kebutuhan yang harus ada bagi umat muslim. Sebaiknya CV Alam Sibayak mendirikan tempat ibadah yang baru, lengkap dengan keran air untuk berwudhu, dimana keberadaanya diletakkan di tempat yang terjangkau oleh pengunjung, yaitu berdekatan dengan lokasi kolam berendam. Perbaikan yang dilakukan sebaiknya seperlunya saja, agar tidak menimbulkan pemborosan biaya dan tempat. Contohnya, tempat ibadah dibuat sederhana dengan bangunan dari anyaman bambu dan setengah terbuka. Selain memberi kenyamanan, solusi ini juga tidak menghabiskan

banyak biaya. Dengan demikian diharapkan dapat menambah daya tarik wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak. 10) Restoran Restoran CV Alam Sibayak merupakan fasilitas tambahan yang disediakan perusahaan sebagai pelengkap wisata pemandian air panas. Dengan adanya restoran di lokasi wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak, pengunjung dapat menikmati wisata berendam sekaligus menikmati hidangan yang disediakan restoran. CV Alam Sibayak memperbolehkan pengunjung untuk menikmati makanan di pinggir kolam. Petugas restoran akan mengantarkan pesanan langsung ke lokasi kolam tempat pemesan berada. Restoran CV Alam Sibayak menyediakan berbagai minuman dan makanan. Selain minuman dalam kemasan, restoran juga menyediakan minuman olahan seperti teh, kopi, susu, dan fresh juice (panas, hangat, dingin, dan es). Restoran menyediakan berbagai masakan Indonesia (asam manis, toucho, goreng, sambal), sop istimewa (kambing, tahu, ayam), olahan mie, olahan kentang, pisang dan roti, serta berbagai olahan ayam, daging dan ikan (kakap, bawal, lele, ikan mas, udang). Restoran CV Alam Sibayak juga menyediakan berbagai makanan ringan. Bagi pengunjung yang membawa makanan sendiri, menu restoran CV Alam Sibayak dapat dijadikan alternatif makanan tambahan dan pelengkap bagi hidangan yang dibawa. Luas bangunan restoran CV Alam Sibayak yaitu sekitar 10 x 15 meter. Bangunan restoran dilengkapi dengan meja dan tempat duduk (Lampiran 10). 11) Penginapan Penginapan disediakan bagi pengunjung yang ingin menikmati wisata pemandian air panas sekaligus menghabiskan liburan di Berastagi. Dengan adanya penginapan di CV Alam Sibayak dapat mempermudah wisatawan untuk memperoleh tempat tinggal selama berlibur di Berastagi. Bagi pengunjung yang menginap di CV Alam Sibayak dibebaskan menggunakan kolam selama waktu menginap. Penginapan milik CV Alam Sibayak berupa bangunan menyerupai hotel dengan kapasitas delapan kamar. Ukuran kamar sebesar 5 x 4 meter dengan

kamar mandi di dalam, tempat tidur springbed, seperangkat meja dan kursi, tempat sampah, dan lemari. Tersedia juga kamar dengan fasilitas televisi di dalamnya, tentunya dengan harga yang berbeda. Tarif menginap yang ditetapkan CV Alam Sibayak untuk satu hari berkisar antara Rp 250.000 sampai Rp 350.000. Umumnya pengunjung yang menginap di CV Alam Sibayak adalah pengunjung yang berlibur bersama keluarga. Gambar penginapan CV Alam Sibayak dapat dilihat pada Lampiran 11. 5.6. Operasional Kegiatan Wisata pemadian air panas CV Alam Sibayak beroperasi setiap hari, dimulai pada pukul 08.00-23.00 WIB. CV Alam Sibayak ramai dikunjungi wisatawan pada akhir pekan, yaitu di hari Sabtu dan Minggu. Selain itu, jumlah kunjungan juga meningkat di hari libur umum, libur sekolah serta libur hari raya besar seperti lebaran dan tahun baru. Umumnya pengunjung yang datang di saat hari libur merupakan wisatawan yang berasal dari luar daerah Berastagi, kebanyakan berasal dari kota Medan. Pada hari-hari biasa sebagian besar pengunjung berasal dari daerah Berastagi dan sekitarnya. Rata-rata jumlah pengunjung yang datang ke wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak mencapai 5.000 orang setiap minggunya. Konsumen dapat menikmati wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang di pintu masuk. Apabila pengunjung membawa kendaraan akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp 5.000 untuk mobil, Rp 3.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk bus, tanpa batas waktu. Selanjutnya konsumen dapat memilih kolam yang disukai untuk berendam. Di samping setiap kolam disediakan pelataran sebagai tempat duduk dan tempat meletakkan barang-barang pengunjung. Selain itu, untuk mengganti pakaian disediakan ruangan ganti, dan CV Alam Sibayak juga menyediakan penyewaan pakaian ganti (dapat diperoleh pada bagian restoran). Bagi konsumen yang menginginkan suasana berendam air panas yang tenang dan tidak terganggu dengan pengunjung yang lainnya maka konsumen tersebut dapat menggunakan fasilitas kolam VIP dengan mengeluarkan biaya

tambahan sebesar Rp 50.000. Kolam VIP dapat dipesan pada petugas restoran, selanjutnya pengunjung akan diantarkan oleh petugas tersebut menuju kolan VIP. Umumnya konsumen berendam di dalam kolam selama dua sampai tiga jam. Kegiatan berendam dapat dilakukan seiring dengan menikmati makanan yang dibawa sendiri atau dapat dipesan di restoran. Selain itu konsumen dapat menggunakan fasilitas saung lesehan yang disediakan CV Alam Sibayak untuk beristirahat selama menikmati wisata pemandian air panas. Di saat pengunjung sedang menikmati produk wisata pemandian air panas tersebut, petugas kebersihan melaksanakan tugasnya mengutip setiap sampah yang ada di CV Alam Sibayak. Dengan demikian lokasi wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak akan tetap bersih meskipun pengunjung yang datang selalu berganti dari pagi hingga malam. Menjaga kebersihan kolam dan air dilakukan pengurasan kolam setiap satu minggu sekali. Air di dalam kolam bersumber dari lima mata air panas yang dimiliki CV Alam Sibayak yang dialirkan melalui pipa ke setiap kolam. Setiap permukaan kolam memiliki dua saluran air, yaitu di bagian atas yang merupakan saluran air bersih yang masuk ke dalam kolam dan di bagian bawah merupakan saluran keluarnya air. Dengan demikian air yang ada di dalam kolam setiap saat mengalir dan bersirkulasi, sehingga kondisi air di dalam kolam selalu berganti. 5.7. Pemasaran yang Dilakukan CV Alam Sibayak Salah satu usaha yang dapat dilakukan sebuah perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat adalah dengan melakukan pemasaran produk tersebut, sama halnya dengan CV Alam Sibayak. Salah satu usaha dalam sistem pemasaran yang dilakukan pihak manajemen agar wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak dapat lebih dikenal oleh masyarakat, adalah dengan kegiatan promosi. Kegiatan promosi merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam proses pemasaran karena melalui kegiatan ini produk dan atau jasa yang ditawarkan perusahaan dapat dikenal oleh masyarakat. Promosi mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya, membujuk, mengingatkan para pelanggan dan konsumen untuk membeli produk tersebut.

Selama beroperasi, CV Alam Sibayak belum melakukan upaya promosi yang optimal. Dari awal usaha ini berdiri, CV Alam Sibayak hanya satu kali melakukan promosi secara langsung. Bentuk promosi tersebut yaitu dengan membagikan dan menyebarkan brosur di hotel, penginapan dan cottage yang ada di Berastagi dan sekitarnya. Hal ini dilakukan beberapa tahun yang lalu. Selanjutnya promosi dengan membagikan brosur dihentikan karena pemilik hotel, penginapan dan cottage yang berada di Berastagi sekitar sudah mengetahui keberadaan pemandian air panas CV Alam Sibayak. Dengan adanya promosi tersebut wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak menjadi bagian dari paket wisata yang ditawarkan oleh hotel, penginapan dan cottage tersebut. Bentuk promosi lain yang dilakukan CV Alam Sibayak secara tidak langsung yaitu dengan membuat gapura yang bertuliskan informasi mengenai pemandian air panas CV Alam Sibayak. Gapura tersebut dibangun di depan pintu masuk tempat usaha CV Alam Sibayak. Dengan demikian, konsumen yang melintas di depan lokasi CV Alam Sibayak dapat mengetahui bahwa tempat tersebut merupakan wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak. Gambar gapura dapat dilihat pada Lampiran 12. Pada umumnya, wisata pemandian air panas di Desa Semangat Gunung sudah dikenal, khususnya oleh masyarakat Sumatera Utara. Hal ini disebabkan karena Berastagi merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW), sehingga wisatawan akan mencari sendiri informasi mengenai berbagai obyek wisata yang terdapat di Berastagi, dimana salah satunya adalah pemandian air panas CV Alam Sibayak. 5.8. Karakteristik Pengunjung CV Alam Sibayak CV Alam Sibayak merupakan wisata keluarga yang bisa dikunjungi oleh setiap orang, tanpa membedakan status atau golongan masyarakat. Kondisi ini didukung dengan penetapan harga yang diberlakukan perusahaan, yaitu sebesar Rp 5000 per orang. Dengan harga tersebut pengunjung dapat menikmati wisata di lokasi ini sepanjang hari. CV Alam Sibayak mengasumsikan bahwa harga Rp 5.000 dapat dijangkau oleh setiap lapisan masyarakat. Hal ini terbukti berdasarkan hasil kuisioner yang diperoleh pada saat penelitan, yang menunjukkan bahwa pengunjung CV Alam Sibayak memiliki rata-rata pendapatan yang menyebar, mulai kurang dari Rp

1.000.000 sampai rata-rata pendapatan sebesar lebih dari Rp 10.000.000. Keterangan mengenai rata-rata pendapatan pengunjung CV Alam Sibayak dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik Pengunjung CV Alam Sibayak Berdasarkan Rata-Rata Pendapatan per Bulan Rata-Rata Pendapatan (Rp) Jumlah (orang) Persentase (%) Kurang dari 1.000.000 8 8 1.000.000-2.000.000 21 21 2.000.000-3.000.000 24 24 3.000.000-5.000.000 20 20 5.000.000-10.000.000 15 15 Lebih dari 10.000.000 12 12 Total 100 100 Pendapatan pengunjung tersebut berkaitan dengan jenis pekerjaan yang mereka jalankan, diantaranya pelajar/mahasiswa, pegawai pemerintah, pegawai swasta, wiraswasta, dan pensiunan, dimana jenis pekerjaan pengunjung yang dominan adalah pegawai pemerintahan, yaitu sebanyak 38 persen. Jenis pekerjaan pengunjung CV Alam Sibayak relatif menyebar pada setiap jenis pekerjaan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Karakteristik Pengunjung CV Alam Sibayak Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) Pelajar/Mahasiswa 17 17 Pegawai Pemerintah 38 38 Karyawan Swasta 21 21 Wiraswasta 21 21 Pensiunan 3 3 Total 100 100 Pengunjung CV Alam Sibayak secara umum tidak dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis kelaminnya, apakah kebanyakan pria atau wanita. Berdasarkan

pengisian kuisioner yang menjadi responden penelitian diperoleh sebanyak 73 persen pengunjung adalah pria, namun tidak merepresentasikan perbedaan jenis kelamin dari seluruh pengunjung. Hal ini disebabkan karena pengunjung CV Alam Sibayak merupakan kelompok keluarga, rombongan, maupun pasangan, dimana umumnya yang menjadi perwakilan dalam mengisi kuisioner adalah kepala keluarga/rombongan (pria), sehingga hal ini tidak merepresentasikan jenis kelamin dari kelompok yang diwakilinya. Berdasarkan usia, umumnya pengunjung CV Alam Sibayak menyebar rata dari anak kecil hingga orang lanjut usia. Seperti halnya jenis kelamin, klasifikasi pengunjung CV Alam Sibayak berdasarkan usianya sulit untuk dijabarkan. Karena pengunjung yang datang sebagian besar merupakan kelompok keluarga/rombongan sehingga responden yang mewakili kelompok pengunjung tidak dapat mewakili umur dari setiap anggota kelompoknya. Berdasarkan status pernikahan dari pengunjung CV Alam Sibayak diperoleh data sebesar 66 persen memiliki status sudah menikah. Sisanya sebanyak 34 persen pengunjung berstatus belum menikah. Berdasarkan daerah asal, wisatawan yang datang ke CV Alam Sibayak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu berasal dari luar Berastagi (Medan, Binjai, Siantar, dan Aceh) sebanyak 57 persen dan dari Berastagi sekitarnya (Kabupaten Karo) sebanyak 43 persen. Adapun tujuan wisatawan datang berkunjung ke pemandian air panas CV Alam Sibayak adalah untuk refreshing. Tujuan tersebut dipilih oleh 82 persen pengunjung, sisanya sebanyak 18 persen memiliki tujuan untuk hiburan dan pengobatan. Sebagian besar pengunjung datang bersama keluarga dan rombongan, dimana jumlah rata-rata untuk satu keluarga yang berkunjung sekitar lima orang dan 15 orang untuk rombongan. Umumnya yang menentukan (yang memberi pengaruh) terhadap keputusan untuk berkunjung ke CV Alam Sibayak pada setiap kelompok wisatawan adalah keluarga dari masing-masing pengunjung. 5.9. Pesaing CV Alam Sibayak Wisata pemandian air panas yang ada di Berastagi hanya terdapat di Desa Semangat Gunung. Dengan demikian jarak antara satu lokasi wisata pemandian air panas dengan yang lainnya saling berdekatan, hanya berjarak sekitar 200 m

hingga 500 m dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Berdasarkan data di lokasi, jumlah wisata pemandian air panas alam yang ada di Desa Semangat Gunung ada sebanyak tujuh perusahaan, termasuk CV Alam sibayak. Artinya, yang menjadi pesaing CV Alam Sibayak adalah enam perusahaan lainnya. Usaha pesaing CV Alam Sibayak tersebut yaitu Rindu Alam, Ginting, Anugrah, Purnama, Pesona dan Karona. Gambar salah satu lokasi pemandian air panas yang menjadi pesaing CV Alam Sibayak dapat dilihat di Lampiran 13. Daftar usaha wisata pemandian air panas di Berastagi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 11. Daftar Usaha Wisata Pemandian Air Panas di Berastagi Nama Usaha Luas (m 2 ) Jumlah Kolam (unit) Harga Tiket (Rp) CV Alam Sibayak 10000 11 umum 5000 10 VIP Rindu Alam 5000 5 umum 3000 Ginting 4000 6 umum 2500 Anugrah 3000 3 umum 2500 Purnama 3000 3 umum 2500 Pesona 4000 11 umum 5000 Karona 4000 6 umum 3000 1) Rindu Alam Wisata pemandian air panas Rindu Alam merupakan salah satu pesaing bagi CV Alam Sibayak. Rindu Alam beroperasi di atas lahan seluas 5000 m 2 yang menyediakan kolam umum sebanyak lima unit. Fasilitas tambahan yang ditawarkan antara lain seperti ruangan ganti, toilet, sebuah kantin berupa warung yang menyediakan minuman dan mie instan, satu buah pancuran, parkiran, serta kamar-kamar berupa losmen yang disediakan sebagai tempat menginap. Kamar penginapan di wisata pemandian air panas Rindu Alam dikenakan tarif sebesar Rp 30.000 Rp 50.000 per malam. Adapun harga yang harus dibayar konsumen untuk masuk ke dalam lokasi wisata ini yaitu sebesar Rp 3.000 per orang.

2) Ginting Wisata pemandian air panas Ginting menyediakan enam unit kolam umum yang dapat digunakan konsumen sebagai tempat berendam air panas. Usaha ini berdiri di atas lahan seluas 4000 m 2 dengan tarif masuk sebesar Rp 2.500 per orang. Fasilitas tambahan yang disediakan pemandian air panas Ginting yaitu berupa parkiran, satu unit pancuran, toilet dan kantin berupa warung yang menyediakan minuman dan mie instan. 3) Anugrah Anugrah, sebagai salah satu pesaing bagi CV Alam Sibayak dalam wisata pemandian air panas di Berastagi menyediakan tiga unit kolam umum sebagai tempat berendam. Pemandian air panas Anugrah berdiri di atas lahan seluas 3000 m 2 dengan fasilitas tambahan berupa toilet, satu buah pancuran, parkiran dan kantin (menyediakan minuman dan mie instan). Biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk menikmati wisata pemandian air panas di Anugrah adalah sebesar Rp 2.500 per orang. 4) Purnama Purnama merupakan salah satu wisata pemandian air panas di Berastagi dengan fasilitas utama kolam umum sebanyak tiga unit. Lokasi wisata ini dibangun pada lahan seluas 4000 m 2, dengan biaya masuk sebesar Rp 3.000 per orang. Fasilitas tambahan yang disediakan sebagai pelengkap wisata berendam air panas pada usaha Purnama yaitu berupa parkiran, toilet dan sebuah pancuran. Selain itu, fasilitas penunjang lainnya sebagai ciri khas yang diunggulkan usaha Purnama, selain kolam air panas, yaitu tersedianya restoran dan hotel di lokasi wisata ini. Hotel Purnama menyediakan 10 unit kamar dengan fasilitas tempat tidur (springbed), lemari dan toilet di dalamnya. Konsumen dapat menggunakan fasilitas hotel di wisata pemandian air panas ini dengan biaya sebesar Rp 50.000 Rp 70.000 per hari. 5) Pesona Wisata pemandian air panas Pesona memiliki fasilitas utama berupa kolam umum sebanyak 11 unit. Biaya yang harus disediakan konsumen untuk masuk ke lokasi wisata Pesona adalah sebesar Rp 5.000 per orang. Lokasi Pesona dibangun pada lahan seluas 4000 m 2. Fasilitas pelengkap yang

tersedia diantaranya yaitu parkiran, toilet, ruangan ganti, kantin (menyediakan minuman dan mei instan), serta tiga buah pancuran. Konsep yang diunggulkan wisata pemandian air panas Pesona dalam menarik minat konsumen yaitu tersedianya dua unit kolam, dari 11 unit yang dimiliki, yang dilengkapi dengan permaian anak-anak berupa seluncuran ke dalam kolam. 6) Karona Karona, sebagai salah satu lokasi wisata pemandian air panas menyediakan enam unit kolam umum yang menjadi fasilitas utama. Selain itu, fasilitas pelengkap yang tersedia di karona yaitu parkiran, kantin, satu unit pancuran, dan toilet. Harga tiket masuk yang ditetapkan Karona adalah sebesar Rp 3.000 per orang. Adapun yang menjadi keunggulan lokasi wisata pemandian air panas Karona yaitu kondisi air yang lebih jernih dibanding dengan lokasi wisata pemandian air panas lainnya. Hal ini disebabkan karena lokasi Karona memiliki jarak yang paling jauh dari gunung Sibayak.

VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Logistik atau yang disebut model LOGIT untuk mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak. Model pengolahan LOGIT juga digunakan untuk mengetahui pengaruh peubah bebas secara bersama-sama terhadap peubah respon. Variabel bebas yang diduga mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung kembali ke wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak adalah suasana obyek wisata, keramahan pelayanan, luas areal parkir, harga tiket, jumlah dan luas kolam, ketersediaan dan kebersihan toilet, pancuran air hangat, dan ruangan ganti. Variabel tidak bebas merupakan suatu pilihan bagi wisatawan (bersifat biner), yaitu bernilai 1 jika wisatawan menyatakan akan berkunjung kembali dan bernilai 0 jika wisatawan tidak akan mengunjungi CV Alam Sibayak kembali. Dari 100 orang pengunjung yang dijadikan responden, sebanyak 91 orang menyatakan akan mengunjungi CV Alam Sibayak kembali dan sebanyak 9 orang wisatawan tidak bersedia mengunjungi CV Alam Sibayak kembali. Data tersebut berdasarkan hasil kuisioner responden CV Alam Sibayak yang diperoleh selama melakukan penelitian (Lampiran 14). Analisis Regresi Logistik dilakukan melalui empat tahap utama, yaitu menentukan model, melakukan pendugaan terhadap masing-masing koefisien dalam model, melakukan uji signifikansi masing-masing variabel penjelas dalam model sekaligus menilai kelayakan model tersebut. Selanjutnya melakukan analisis terhadap atribut-atribut yang signifikan mempengaruhi keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang ke wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak berdasarkan hasil analisis tahap sebelumnya. Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian telah diuraikan sebelumnya, yaitu pada bab metode penelitian. Hasil pengolahan data responden dari penyebaran kuisioner dengan model Regresi Logistik yang merupakan output program Minitab dapat dilihat pada Lampiran 15. Nilai untuk masing-masing koefisien dalam model disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Terhadap Atribut-Atribut yang Mempengaruhi Kunjungan Ulang Konsumen CV Alam Sibayak Variabel Koefisien Nilai P Odds Ratio Konstanta -4,082 0,037 - Suasana Obyek Wisata 2,230 0,017 * 9,30 Keramahan Pelayanan 0,939 0,331 2,56 Luas Areal Parkir 1,746 0,068 ** 5,73 Harga Tiket -0,247 0,767 0,78 Jumlah & Luas Kolam 1,855 0,046 * 6,39 Ketersediaan & Kebersihan Toilet 0,921 0,385 2,51 Pancuran Air Hangat 1,095 0,215 2,99 Ruangan Ganti 1,716 0,152 5,56 Keterangan: *) Signifikan/berpengaruh nyata pada taraf 5% **) Signifikan/berpengaruh nyata pada taraf 10% Tabel 12 memperlihatkan nilai koefisien masing-masing variabel penjelas yang membangun model Regresi Logistik penelitian. Nilai koefisien variabel bervariasi dengan tanda positif dan negatif. Angka pada kolom koefisien menunjukkan nilai bagi masing-masing variabel bebas dalam membangun model Y (variabel respon). Koefisien konstanta merupakan intersep bagi model Regresi Logistik tersebut. Apabila seluruh variabel yang diduga memiliki nilai sama dengan nol, maka nilai dari variabel respon (Y) adalah sebesar konstanta, yaitu -4,082. Koefisien dari masing-masing variabel bebas merupakan slope. Slope menyatakan perubahan pada LOGIT (nilai Y) sebesar nilai koefisien akibat perubahan setiap satu unit variabel prediktor. Nilai P dan odds ratio merupakan pendugaan bagi variabel yang signifikan mempengaruhi kejadian sukses dari variabel Y, yang selanjutnya dijelaskan pada uji signifikansi model dan variabel bebas pada subbab berikut. 6.1. Uji Signifikansi Model dan Variabel Bebas Setelah koefisien masing-masing parameter diestimasi, langkah selanjutnya adalah uji signifikansi model dan variabel bebas. Tujuan dilakukannya uji signifikansi adalah untuk mengetahui apakah variabel penjelas (variabel bebas)

yang diikutsertakan dalam model memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel respon. Pengujian signifikansi variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak digunakan nilai P. Nilai P yang diperoleh dibandingkan dengan besarnya taraf nyata yang digunakan. Pada penelitian ini taraf nyata yang digunakan adalah sebesar lima persen, sesuai ketentuan program Minitab. Disamping itu, penggunaan taraf nyata sebesar 10 persen masih dimungkinkan untuk mengukur tingkat signifikansi variabel bebas. Berdasarkan Tabel 12, pada taraf nyata lima persen uji signifikansi memperlihatkan dua variabel bebas yang signifikan dan berpengaruh nyata terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak. Variabel pertama adalah suasana obyek wisata, dan yang ke-dua yaitu variabel jumlah dan luas kolam. Nilai P yang diperoleh untuk variabel suasana obyek wisata adalah 0,017; lebih kecil dari nilai taraf nyata lima persen (0,05). Hal yang sama terjadi pada variabel jumlah dan luas kolam, nilai P yang diperoleh adalah 0,046; lebih kecil dari taraf nyata lima persen. Pada taraf nyata 10 persen, variabel bebas yang signifikan dan berpengaruh nyata terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak bertambah menjadi tiga variabel. Selain dua variabel yang signifikan pada taraf nyata lima persen, variabel lain yang menjadi signifikan adalah luas areal parkir. Luas areal parkir memiliki nilai P sebesar 0,068. Nilai ini lebih kecil dari taraf nyata 10 persen (0,1). Luas areal parkir tidak signifikan pada taraf nyata lima persen, namun menjadi signifikan pada taraf nyata 10 persen. Variabel yang tidak signifikan dan tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang, pada taraf nyata lima persen maupun 10 persen, adalah keramahan pelayanan, harga tiket, ketersediaan dan kebersihan toilet, pancuran air hangat, dan ruangan ganti. Nilai P masingmasing variabel yang tidak signifikan tersebut diperoleh lebih besar dari taraf nyata 0,05 dan 0,1. Pengujian signifikansi keseluruhan model digunakan nilai log-likelihood serta pengujian bahwa seluruh koefisien sama dengan nol (test that all slopes are zero). Nilai log-likelihood dapat menjadi ukuran kebaikan model. Pada penelitian

ini diperoleh nilai log-likelihood sebesar -22,338. Semakin kecil nilai loglikelihood yang diperoleh maka semakin bagus model yang didapatkan. Pengujian seluruh koefisien sama dengan nol didapatkan P-value sebesar 0,045. Angka ini lebih kecil dari nilai taraf nyata lima persen maupun 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan model yang digunakan dalam analisis Regresi Logistik bisa menggambarkan tujuan penelitian, artinya tidak semua variabel prediktor sama dengan nol. Pada taraf nyata sebesar lima persen maupun 10 persen dapat disimpulkan bahwa koefisien berbeda nyata dengan nol, artinya terdapat minimal satu slope model yang tidak sama dengan nol. Buktinya bahwa diperoleh tiga variabel bebas (prediktor) yang berpengaruh nyata (signifikan) pada taraf nyata 10 persen. 6.2. Atribut-Atribut yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Wisatawan untuk Berkunjung Kembali ke Wisata Pemandian Air Panas CV Alam Sibayak Hasil analisis LOGIT menunjukkan tiga atribut yang berpengaruh nyata dan signifikan pada taraf nyata 10 persen, dua diantaranya signifikan pada taraf nyata lima persen. Sisanya (lima atribut) dinyatakan tidak signifikan dalam mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung kembali ke wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak. Konsep yang digunakan dalam kajian ini yaitu bahwa seluruh variabel bebas model Regresi Logistik menjadi bahasan penelitian, baik yang signifikan maupun yang tidak signifikan, karena variabel yang diduga merupakan fasilitas CV Alam Sibayak yang menjadi daya tarik obyek wisata. Oleh karena itu, seluruh hasil penilaian dalam penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen CV Alam Sibayak, yaitu untuk menentukan kebijakan dalam melakukan pengembangan usaha dan perbaikan fasilitas yang ada. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung selama berada di CV Alam Sibayak, yang akan mendorong terjadinya tindakan berkunjung kembali. Selanjutnya, setiap atribut yang termasuk dalam kajian ini akan dibahas secara berurutan satu per satu, mulai dari atribut yang paling berpengaruh hingga yang tidak berpengaruh. Hal ini dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh

perbedaan signifikansi masing-masing atribut CV Alam Sibayak dalam mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali. Dilakukan penilaian berdasarkan nilai P dan nilai odds ratio yang diperoleh untuk setiap atribut. Nilai P akan menunjukkan tingkat signifikansi atribut, sedangkan nilai odds ratio menggambarkan keeratan hubungan antara peubah bebas dengan peubah respon. Odds ratio merupakan peluang terjadinya kejadian sukses dari peubah respon. Dengan kata lain, odds ratio mengindikasikan seberapa lebih mungkin terjadinya kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak pada suatu kelompok wisatawan dibandingkan dengan kelompok wisatawan lainnya. Kelompok wisatawan yang dibandingkan merupakan wisatawan dengan persepsi yang berbeda terhadap atribut yang dimiliki CV Alam Sibayak. 1) Suasana Obyek Wisata Variabel suasana obyek wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak berdasarkan hasil analisis Regresi Logistik merupakan atribut yang paling berpengaruh secara nyata bagi wisatawan dalam melakukan kunjung kembali ke CV Alam Sibayak. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,017 lebih kecil dari taraf nyata lima persen dan 10 persen. Suasana obyek wisata di lokasi pemandian air panas CV Alam Sibayak menjadi hal yang paling penting bagi wisatawan dalam melakukan kegiatan berendam. Diperoleh juga nilai odds ratio sebesar 9,30 untuk atribut suasana obyek wisata CV Alam Sibayak. Odds ratio merupakan peluang terjadinya kejadian sukses dari peubah respon pada kelompok wisatawan yang memiliki penilaian berbeda terhadap atribut suasana obyek wisata (nyaman dibandingkan dengan tidak nyaman). Nilai odds ratio sebesar 9,30 menunjukkan bahwa wisatawan yang memiliki penilaian nyaman terhadap suasana obyek wisata mempunyai peluang berkunjung kembali 9,3 kali lebih mungkin dibandingkan wisatawan yang memiliki penilaian tidak nyaman terhadap suasana obyek wisata, cateris paribus. Pada saat ini, suasana obyek wisata di pemandian air panas CV Alam Sibayak yang menjadi penilaian bagi pengunjung digambarkan dengan penataan lokasi yang teratur, rapi, bersih, serta bebas dari sampah. Selain itu, suasana obyek wisata di CV Alam Sibayak juga mencakup penempatan berbagai fasilitas

yang memudahkan wisatawan dalam menikmati wisata pemandian air panas. Diantaranya, letak toilet dan ruangan ganti yang berdekatan dengan kolam, tersedianya pelataran di pinggiran kolam sebagai tempat meletakkan pakaian dan barang-barang yang dibawa juga sebagai tempat untuk duduk dan beristirahat di sela-sela kegiatan berendam, serta penempatan berbagai pepohonan yang semakin menambah kenyamanan wisatawan di CV Alam Sibayak. Keberadaan atribut susana obyek wisata sebagai atribut yang paling mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak disebabkan oleh adanya sebaran data seperti yang terlihat pada Tabel 13 berikut. Data yang diperoleh adalah berdasarkan hasil pengisian kuisioner oleh wisatawan yang sedang berkunjung di CV Alam Sibayak. Tabel 13. Sebaran Penilaian Pengunjung Atas Kondisi Atribut Suasana Obyek Wisata Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak Keputusan Berkunjung Kembali Suasana Obyek Wisata (orang) Total (orang) Ya Tidak Nyaman 74 (93,7) * 5 (6,3) 79 (79,0) Tidak Nyaman 17 (81,0) 4 (19,0) 21 (21,0) Total 91 (91,0) 9 (9,0) 100 (100,0) Keterangan : *) dalam persen (%) Berdasarkan Tabel 13 diketahui 79 persen pengunjung menyatakan bahwa suasana di CV Alam Sibayak adalah nyaman dan 93,7 persen dari pengunjung yang menyatakan suasana nyaman tersebut bersedia untuk berkunjung kembali, sisanya sebanyak 6,3 persen tidak bersedia melakukan kunjungan ulang. Hasil tabulasi penilaian wisatawan atas kondisi suasana di CV Alam Sibayak terhadap keputusan untuk berkunjung kembali berkorelasi positif dengan hasil analisis Regresi Logistik, yang menunjukkan atribut suasana obyek wisata sebagai variabel yang paling berpengaruh terhadap kunjungan ulang wisatawan. Berdasarkan penilaian tersebut di atas, disimpulkan bahwa suasana CV Alam Sibayak memiliki kondisi yang baik. Oleh karena atribut ini merupakan hal yang paling mempengaruhi wisatawan dalam melakukan kunjungan ulang, maka

kondisi dan nilai atribut suasana obyek wisata di CV Alam Sibayak harus terus dijaga, dipertahankan dan ditingkatkan. Perbaikan dalam hal meningkatkan nilai suasana obyek wisata dapat dilakukan dengan lebih menekankan pada konsep alami dan natural. Contohnya, pada penataan batu-batuan alam di sepanjang sungai yang berada di tengah-tengah lokasi pemandian. Selain itu, dapat juga membersihkan dan menata pohon-pohon yang ada di lokasi agar terlihat lebih rapi. Dengan demikian diharapkan semakin banyak pengunjung yang bersedia datang kembali. 2) Jumlah dan Luas Kolam Jumlah dan luas kolam, berdasarkan hasil analisis Regresi Logistik merupakan atribut kedua yang paling berpengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. Atribut ini menunjukkan hasil yang signifikan terhadap variabel respon Y, yaitu berdasarkan nilai P yang diperoleh sebesar 0,046, lebih kecil dari taraf nyata lima persen dan 10 persen. Dari hasil analisis, diperoleh juga nilai odds ratio sebesar 6,39 untuk atribut jumlah dan luas kolam yang dimiliki CV Alam Sibayak. Odds ratio merupakan peluang terjadinya kejadian sukses dari peubah respon pada kelompok wisatawan yang memiliki penilaian berbeda terhadap atribut jumlah dan luas kolam (banyak dan luas dibandingkan dengan sedikit dan sempit). Nilai odds ratio sebesar 6,39 menunjukkan bahwa wisatawan yang memiliki penilaian banyak dan luas terhadap jumlah dan luas kolam mempunyai peluang berkunjung kembali 6,39 kali lebih mungkin dibandingkan wisatawan yang memiliki penilaian sedikit dan sempit terhadap jumlah dan luas kolam, cateris paribus. Atribut jumlah dan luas kolam digambarkan dengan banyaknya kolam air panas yang disediakan CV Alam Sibayak, yaitu 11 unit, dibandingkan dengan pemandian air panas lainnya yang menjadi pesaing CV Alam Sibayak. Atribut ini juga mencakup luas dari kolam-kolam yang disediakan, yaitu berukuran mulai dari 6 x 5 meter hingga ukuran 12 x 7 meter. Berdasarkan pengamatan di lapangan selama melakukan penelitian, diperoleh data bahwa kolam yang dimiliki CV Alam Sibayak mempunyai ukuran paling luas diantara pesaingnya. Hal ini

menunjukkan korelasi yang positif terhadap keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang. Pada Tabel 14 berikut dapat dilihat sebaran data hasil penilaian wisatawan terhadap kondisi jumlah dan luas kolam yang dimiliki CV Alam Sibayak, serta pengaruhnya terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali. Tabel 14. Sebaran Penilaian Pengunjung Atas Kondisi Atribut Jumlah dan Luas Kolam Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak Keputusan Berkunjung Kembali Jumlah dan Luas Kolam (orang) Total (orang) Ya Tidak Banyak dan Luas 76 (93,8) * 5 (6,2) 81 (81,0) Sedikit dan Sempit 15 (78,9) 4 (21,1) 19 (19,0) Total 91 (91,0) 9 (9,0) 100 (100,0) Keterangan : *) dalam persen (%) Berdasarkan Tabel 14 diketahui 81 persen pengunjung menyatakan bahwa kondisi jumlah dan luas kolam yang dimiliki CV Alam Sibayak adalah banyak dan luas. Sebanyak 93,8 persen dari pengunjung yang menyatakan atribut tersebut adalah banyak dan luas bersedia untuk berkunjung kembali, sisanya 6,2 persen tidak bersedia melakukan kunjungan ulang. Pengunjung yang menyatakan bahwa kondisi jumlah dan luas kolam CV Alam Sibayak adalah sedikit dan sempit yaitu 19 persen dan 78,9 persen dari pengunjung tersebut bersedia untuk datang kembali ke CV Alam Sibayak. Hasil tabulasi tersebut berkorelasi positif dengan hasil analisis Regresi Logistik, yang menunjukkan atribut jumlah dan luas kolam sebagai variabel yang signifikan memiliki pengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. Kebijakan yang dapat dilakukan CV Alam Sibayak dengan penilaian dan hasil analisis tersebut di atas, yaitu dengan terus menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan kondisi jumlah dan luas kolam yang dimiliki. Selain itu, sebaiknya setiap hari dilakukan pengawasan terhadap kebersihan air kolam serta melakukan perbaikan fisik secara berkala. Dengan demikian diharapkan akan semakin banyak pengunjung yang bersedia untuk datang kembali.

3) Luas Areal Parkir Berdasarkan hasil analisis Regresi Logistik, atribut luas areal parkir CV Alam Sibayak memiliki nilai P sebesar 0,068. Atribut ini dinyatakan signifikan dan berpengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak pada taraf nyata 10 persen. Artinya bahwa luas areal parkir merupakan atribut ketiga yang signifikan pada taraf nyata 10 persen, ditunjukkan dengan nilai P yang lebih kecil dari 0,1. Dari hasil analisis, diperoleh juga nilai odds ratio sebesar 5,73 untuk atribut luas areal parkir yang dimiliki CV Alam Sibayak. Odds ratio merupakan peluang terjadinya kejadian sukses dari peubah respon pada kelompok wisatawan yang memiliki penilaian berbeda terhadap atribut luas areal parkir (memadai dibandingkan dengan tidak memadai). Odds ratio sebesar 5,73 menunjukkan bahwa wisatawan yang memiliki penilaian memadai terhadap luas areal parkir mempunyai peluang berkunjung kembali 5,73 kali lebih mungkin dibandingkan wisatawan yang memiliki penilaian tidak memadai terhadap luas areal parkir, cateris paribus. Atribut luas areal parkir CV Alam Sibayak digambarkan dengan ketersedian areal parkir di lokasi ini serta kapasitas dari areal parkir itu sendiri. Areal parkir yang dimiliki CV Alam Sibayak mampu menampung 80 unit mobil dan 100 unit kendaraan bermotor. Pada Tabel 15 berikut dapat dilihat sebaran data hasil kuisioner penilain pengunjung atas kondisi areal parkir CV Alam Sibayak. Tabel 15. Sebaran Penilaian Pengunjung Atas Kondisi Atribut Luas Areal Parkir Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak Keputusan Berkunjung Kembali Luas Areal Parkir (orang) Total (orang) Ya Tidak Memadai 73 (93,6) * 5 (6,4) 78 (78,0) Tidak Memadai 18 (81,8) 4 (18,2) 22 (22,0) Total 91 (91,0) 9 (9,0) 100 (100,0) Keterangan : *) dalam persen (%) Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa 78 persen pengunjung CV Alam Sibayak menyatakan fasilitas areal parkir yang tersedia memiliki kondisi

memadai. Sebanyak 93,6 persen dari pengunjung yang menyatakan fasilitas tersebut memadai bersedia untuk berkunjung kembali, sisanya 6,4 persen tidak bersedia melakukan kunjungan ulang. Pengunjung yang menyatakan bahwa kondisi luas areal parkir CV Alam Sibayak tidak memadai yaitu sebanyak 22 persen dan 81,8 persen dari pengunjung tersebut bersedia untuk datang kembali. Hasil tabulasi tersebut berkorelasi positif dengan hasil analisis Regresi Logistik, yang menunjukkan atribut luas areal parkir sebagai variabel yang signifikan memiliki pengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. Keberadaan areal parkir merupakan hal yang penting dalam menjaga kredibilitas CV Alam Sibayak, karena dapat memberi kenyamanan dan manfaat bagi pengunjung yang membawa kendaraan. Kebijakan yang dapat dilakukan CV Alam Sibayak dengan penilaian dan hasil analisis tersebut di atas yaitu dengan mempertahankan kondisi yang ada pada saat ini, karena berdasarkan penilaian pada Tabel 15 menunjukkan bahwa fasilitas areal parkir memiliki kondisi yang baik. Disamping itu, perusahaan harus mampu menjaga kebersihan di lingkungan areal parkir, baik dari sampah-sampah, timbunan tanah, maupun rumput-rumput yang bertumbuhan. Pembersihan sampah dan timbunan tanah dapat dilakukan setiap hari sebelum lokasi ini mulai beroperasi, dan sebaiknya jadwal pembersihan areal parkir dimasukkan dalam daftar tugas harian karyawan CV Alam Sibayak. Penanganan untuk memberantas rumput-rumput liar dapat dilakukan secara berkala, misalnya setiap satu minggu. Dengan demikian, diharapkan dapat menambah daya tarik wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. 4) Ruangan Ganti Berdasarkan hasil analisis Regresi Logistik, atribut ruangan ganti CV Alam Sibayak memiliki nilai P sebesar 0,152. Nilai P yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata lima persen maupun 10 persen. Artinya, atribut ruangan ganti tidak signifikan pada kedua taraf nyata yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa atribut ruangan ganti tidak memiliki pengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan dalam melakukan kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak.

Atribut ruangan ganti tidak signifikan mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali, namun atribut ini memiliki nilai odds ratio lebih besar dari satu, yaitu 5,56. Odds ratio merupakan peluang terjadinya kejadian sukses dari peubah respon pada kelompok wisatawan yang memiliki penilaian berbeda terhadap atribut ruangan ganti (baik dibandingkan dengan tidak baik). Nilai odds ratio sebesar 5,56 menunjukkan bahwa wisatawan yang memiliki penilaian baik terhadap ruangan ganti mempunyai peluang berkunjung kembali 5,56 kali lebih mungkin dibandingkan wisatawan yang memiliki penilaian tidak baik terhadap fasilitas ruangan ganti, cateris paribus. Kegunaan ruangan ganti merupakan salah satu fungsi toilet, dapat diartikan sebagai pelengkap fasilitas toilet. Seperti halnya toilet, ruangan ganti terdiri dari dua bagian, untuk pengunjung pria dan wanita, dan letak kedua fasilitas ini selalu berdampingan. Perbedaannya yaitu bahwa ruangan ganti hanya berfungsi sebagai tempat mengganti pakaian. Keberadaan ruangan ganti disukai karena dapat membuat pengunjung tetap kering, tetapi bagi pengunjung yang ingin membersihkan diri di akhir kegiatan berendam, maka dapat memilih menggunakan toilet. Ketersediaan ruangan ganti memberi manfaat terhadap kenyamanan pengunjung, karena dapat memberi pilihan. Di saat kondisi CV Alam Sibayak sedang ramai maka dapat menghindarkan pengunjung dari kejenuhan apabila harus antri di toilet. Sebagai fasilitas yang melengkapi daya tarik CV Alam Sibayak, perlu diketahui penilaian pengunjung terhadap kondisi ruangan ganti, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kualitas yang diberikan. Pada Tabel 16 berikut dapat dilihat sebaran data hasil penilaian pengunjung terhadap fasilitas ruangan ganti CV Alam Sibayak. Tabel 16. Sebaran Penilaian Wisatawan pada Atribut Ruangan Ganti Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak Keputusan Berkunjung Kembali Ruangan Ganti (orang) Ya Tidak Total (orang) Baik 32 (94,1) * 2 (5,9) 34 (34,0) Tidak Baik 59 (89,4) 7 (10,6) 66 (66,0) Total 91 (91,0) 9 (9,0) 100 (100,0) Keterangan : dalam persen (%)

Berdasarkan Tabel 16 diketahui 66 persen pengunjung menilai kondisi ruangan ganti tidak baik dan 34 persen menilai baik. Hasil tabulasi tersebut berkorelasi positif dengan hasil analisis yang menunjukkan atribut ruangan ganti tidak signifikan mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pengunjung (responden), banyak diantaranya mengeluh mengenai kondisi ruangan ganti yang terlalu terbuka. Ruangan ganti di CV Alam Sibayak berupa bangunan setengah terbuka dengan tinggi bangunan di bagian depan sekitar 1,5 meter. Pengunjung merasa khawatir dengan kondisi tersebut, khususnya pengunjung wanita, karena dapat menimbulkan adanya tindakan pelecehan (mengintip) oleh pengunjung lainnya yang tidak memiliki etika, khususnya pria nakal. Hal tersebut menimbulkan kondisi yang tidak aman dan tidak nyaman bagi pengunjung. Sebaiknya perusahaan tidak mengabaikan keadaan fasilitas ruangan ganti, meskipun berdasarkan hasil analisis menunjukkan fasilitas ini tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali. Disamping itu, mengingat bahwa CV Alam Sibayak memiliki visi menjadi wisata pemandian air panas terbesar dan terbaik, maka sebaiknya pihak perusahaan menanggapi informasi di atas dengan cermat dan segera melakukan perbaikan. Dari segi fisik, keberadaan ruangan ganti cukup memadai. Bangunan fasilitas ini memiliki penampilan yang bagus dengan warna cat yang cerah. Menanggapi keluhan pengunjung tersebut, dibutuhkan sedikit renovasi, yaitu dengan mempertinggi ukuran bagian depan ruangan ganti, minimal mencapai ukuran dua meter. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah sekat di bagian depan, tidak perlu dengan bahan yang mahal, cukup dengan bahan sederhana seperti anyaman bambu yang diberi warna natural, sehingga tampilannya akan semakin menarik dan unik. Bagian dalam perlu ditambahkan sebuah cermin dan meja sederhana dari triplek yang ditempel ke dinding, serta tidak lupa tempat sampah untuk menjaga kebersihan. Dengan demikian diharapkan pengunjung menjadi semakin nyaman. 5) Pancuran Air Hangat Berdasarkan hasil analisis Regresi Logistik, atribut pancuran air hangat CV Alam Sibayak memiliki nilai P sebesar 0,215. Nilai P yang diperoleh lebih

besar dari taraf nyata lima persen maupun 10 persen. Artinya, atribut pancuran air hangat tidak signifikan pada kedua taraf nyata yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa atribut pancuran air hangat tidak memiliki pengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan dalam melakukan kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak. Atribut pancuran air hangat tidak signifikan mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali, namun atribut ini memiliki nilai odds ratio lebih besar dari satu, yaitu 2,99. Odds ratio merupakan peluang terjadinya kejadian sukses dari peubah respon pada kelompok wisatawan yang memiliki penilaian berbeda terhadap atribut pancuran air hangat (baik dibandingkan dengan tidak baik). Nilai odds ratio sebesar 2,99 menunjukkan bahwa wisatawan yang memiliki penilaian baik terhadap pancuran air hangat mempunyai peluang berkunjung kembali 2,99 kali lebih mungkin dibandingkan wisatawan yang memiliki penilaian tidak baik terhadap fasilitas pancuran air hangat, cateris paribus. Atribut pancuran air hangat yang disediakan CV Alam Sibayak merupakan fasilitas tambahan yang melengkapi kegiatan wisata. Saat ini, jumlah pancuran air hangat yang tersedia sebanyak lima unit. Ketersediaan fasilitas ini memberi tambahan kenikmatan bagi pengunjung dalam melakukan kegiatan berendam. Sebagai fasilitas tambahan yang melengkapi daya tarik CV Alam Sibayak, perlu diketahui penilaian pengunjung terhadap kondisi pancuran air hangat. Pada Tabel 17 berikut disajikan sebaran data hasil penilaian pengunjung terhadap fasilitas pancuran air hangat CV Alam Sibayak. Tabel 17. Sebaran Penilaian Wisatawan pada Atribut Pancuran Air Hangat Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak Keputusan Berkunjung Kembali Pancuran Air Hangat (orang) Total (orang) Ya Tidak Baik 60 (92,3) * 5 (7,7) 65 (65,0) Tidak Baik 31 (88,6) 4 (11,4) 35 (35,0) Total 91 (91,0) 9 (9,0) 100 (100,0) Keterangan : *) dalam persen (%)

Berdasarkan Tabel 17 diketahui 65 persen pengunjung memberi penilaian yang baik terhadap fasilitas pancuran air hangat, dan 35 persen lainnya memiliki penilaian yang tidak baik. Dari hasil pengamatan di lapangan, diketahui bahwa fasilitas pancuran air hangat CV Alam Sibayak memiliki masalah pada kebersihan lantai. Lantai pancuran air hangat sangat mudah ditumbuhi oleh lumut, sehingga membuat lantai menjadi licin. Kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengunjung yang berencana menggunakan fasilitas pancuran air hangat. Mengingat bahwa CV Alam Sibayak memiliki visi menjadi wisata pemandian air panas terbesar dan terbaik, maka sebaiknya perusahaan tidak mengabaikan kondisi pancuran air hangat tersebut, meskipun atribut ini diketahui tidak signifikan. Kebijakan yang dapat dilakukan CV Alam Sibayak yaitu melakukan tindakan perbaikan dengan lebih memperhatikan kondisi kebersihan lantai pancuran. Sebaiknya, kegiatan membersihkan lantai pancuran dimasukkan ke dalam daftar tugas harian yang harus dikerjakan oleh manajemen CV Alam Sibayak. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas wisata yang diberikan CV Alam Sibayak. 6) Keramahan Pelayanan Berdasarkan hasil analisis Regresi Logistik, atribut keramahan pelayanan CV Alam Sibayak memiliki nilai P sebesar 0,331. Nilai P yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata lima persen maupun 10 persen. Artinya, atribut keramahan pelayanan tidak signifikan pada kedua taraf nyata yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa atribut keramahan pelayanan tidak memiliki pengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan dalam melakukan kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak. Atribut keramahan pelayanan tidak signifikan mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali, namun atribut ini memiliki nilai odds ratio lebih besar dari satu, yaitu 2,56. Odds ratio merupakan peluang terjadinya kejadian sukses dari peubah respon pada kelompok wisatawan yang memiliki penilaian berbeda terhadap atribut keramahan pelayanan (baik dibandingkan dengan tidak baik). Nilai odds ratio sebesar 2,56 menunjukkan bahwa wisatawan yang memiliki penilaian baik terhadap keramahan pelayanan mempunyai peluang berkunjung kembali 2,56 kali lebih mungkin dibandingkan wisatawan

yang memiliki penilaian tidak baik terhadap keramahan pelayanan, cateris paribus. Atribut keramahan pelayanan digambarkan dari perilaku yang ditunjukkan oleh seluruh karyawan CV Alam Sibayak. Perilaku yang dilihat adalah sikap pihak CV Alam Sibayak dalam menghadapi pengunjung, khususnya di saat memberikan pelayanan. Interaksi yang terjadi antara pengunjung dengan karyawan dalam melakukan kegiatan wisata pemandian air panas memiliki frekuensi yang relatif sedikit, namun kualitas pelayanan tersebut sangat berarti bagi pengunjung. Penilaian pengunjung terhadap kualitas pelayanan yang diberikan CV Alam Sibayak perlu diketahui, dimana hasil penilaian dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan manajemen usaha. Pada Tabel 18 berikut diperoleh sebaran data hasil penilaian pengunjung terhadap keramahan pelayanan CV Alam Sibayak. Tabel 18. Sebaran Penilaian Wisatawan pada Atribut Keramahan Pelayanan Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak Keputusan Berkunjung Kembali Keramahan Pelayanan (orang) Total (orang) Ya Tidak Baik 70 (93,3) * 5 (6,7) 75 (75,0) Tidak Baik 21 (84,0) 4 (16,0) 25 (25,0) Total 91 (91,0) 9 (9,0) 100 (100,0) Keterangan : *) dalam persen (%) Tabel 18 menunjukkan bahwa 73 persen pengunjung memberi penilaian baik terhadap pelayanan CV Alam Sibayak dan 25 persen lainnya menyatakan tidak baik. Pengunjung dengan penilaian tidak baik tersebut berpeluang menimbulkan permasalahan bagi CV Alam Sibayak, karena penilaian tersebut dapat menyebabkan citra buruk bagi perusahaan. Mengingat bahwa CV Alam Sibayak memiliki visi menjadi wisata pemandian air panas terbesar dan terbaik, maka sebaiknya perusahaan tidak mengabaikan pengunjung yang memberi penilaian tidak baik terhadap keramahan pelayanan, meskipun atribut ini

diketahui tidak signifikan. CV Alam Sibayak harus melakukan tindakan perbaikan untuk menanganinya. Kebijakan yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pengawasan terhadap para pekerja, khususnya yang berintaraksi langsung dengan pengunjung, seperti pekerja pada bagian penjualan tiket masuk. Selain itu, CV Alam Sibayak dapat melakukan pengarahan secara berkala kepada seluruh karyawan mengenai sikap yang baik dalam menghadapi pengunjung. Pihak manajemen dapat menerapkan dan menanamkan kepada seluruh karyawan untuk bersikap ramah dan sopan, selalu tersenyum, serta meningkatkan kesabaran dalam menghadapi dan menanggapi berbagai macam keluhan dan tindakan yang ditunjukkan oleh pengunjung. Karena dalam hal ini produk yang dijual merupakan jasa, dimana manfaatnya hanya dapat dirasakan di saat wisatawan berkunjung ke CV Alam Sibayak, sehingga kepuasan wisatawan di lokasi wisata menjadi sangat penting, dan keramahan pelayanan memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi hal tersebut. 7) Ketersediaan dan Kebersihan Toilet Berdasarkan hasil analisis Regresi Logistik, atribut ketersediaan dan kebersihan toilet CV Alam Sibayak memiliki nilai P sebesar 0,385. Nilai P yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata lima persen maupun 10 persen. Artinya, atribut ketersediaan dan kebersihan toilet tidak signifikan pada kedua taraf nyata yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa atribut ketersediaan dan kebersihan toilet tidak memiliki pengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan dalam melakukan kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak. Atribut ketersediaan dan kebersihan toilet tidak signifikan mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali, namun atribut ini memiliki nilai odds ratio lebih besar dari satu, yaitu 2,51. Odds ratio merupakan peluang terjadinya kejadian sukses dari peubah respon pada kelompok wisatawan yang memiliki penilaian berbeda terhadap atribut ketersediaan dan kebersihan toilet (memadai dibandingkan dengan tidak memadai). Nilai odds ratio sebesar 2,51 menunjukkan bahwa wisatawan yang memiliki penilaian memadai terhadap ketersediaan dan kebersihan toilet mempunyai peluang berkunjung kembali 2,51

kali lebih mungkin dibandingkan wisatawan yang memiliki penilaian tidak memadai terhadap ketersediaan dan kebersihan toilet, cateris paribus. Kegiatan wisata berendam air panas dapat menghabiskan waktu sekitar tiga jam, sehingga diperlukan adanya fasilitas pelengkap berupa ketersediaan toilet. CV Alam Sibayak menyediakan 12 unit toilet di seluruh lokasi wisata ini. Toilet diletakkan menyebar di tempat yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh wisatawan. Pada Tabel 19 berikut disajikan sebaran data hasil penilaian pengunjung terhadap kondisi ketersediaan dan kebersihan toilet CV Alam Sibayak. Tabel 19. Sebaran Penilaian Wisatawan pada Atribut Ketersediaan dan Kebersihan Toilet Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak Ketersediaan dan Kebersihan Toilet Keputusan Berkunjung Kembali (orang) Ya Tidak Total (orang) Memadai 80 (92,0) * 7 (8,0) 87 (87,0) Tidak Memadai 11 (84,6) 2 (15,4) 13 (13,0) Total 91 (91,0) 9 (9,0) 100 (100,0) Keterangan : *) dalam persen (%) Tabel 19 menunjukkan bahwa 87 persen pengunjung memberi penilaian memadai terhadap ketersediaan dan kebersihan toilet CV Alam Sibayak, namun demikian atribut ini dinyatakan tidak signifikan mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali. Ketersediaan dan kebersihan toilet merupakan fasilitas pelengkap yang perlu ada di lokasi wisata pemandian air panas, karena ketersediaan fasilitas ini sangat membantu dan memudahkan pengunjung dalam melakukan kegiatan berendam. CV Alam Sibayak memiliki 12 unit toilet untuk mendukung kegiatan di 11 kolam yang dimiliki. Dari segi jumlah, dapat disimpulkan bahwa kondisi ini memenuhi kriteria yang layak, namun berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui adanya permasalahan dalam hal kebersihan dari toilet tersebut. Mengingat bahwa CV Alam Sibayak memiliki visi menjadi wisata pemandian air panas terbesar dan terbaik, maka sebaiknya perusahaan tidak mengabaikan kondisi kebersihan toilet. Kebijakan yang dapat dilakukan yaitu

merenovasi fasilitas toilet dengan cara melakukan pengecatan ulang, karena tampilan fasilitas toilet sudah usang dan lapuk. Setiap harinya, untuk tetap menjaga kebersihan toilet, perusahaan harus melakukan pekerjaan rutin dengan membersihkan setiap toilet sebelum aktivitas wisata dimulai, kemudian minimal dua kali sehari dilakukan pengecekan kondisi toilet, untuk hari libur dapat ditingkatkan menjadi empat kali dalam sehari. Apabila dengan adanya rutinitas tersebut dapat menghambat pekerjaan karyawan, maka sebaiknya perusahaan mempekerjakan karyawan kebersihan yang baru, atau dapat membayar tenaga kerja lepas di hari libur. Selanjutnya, pastikan bahwa di dalam setiap toilet tersedia tempat sampah, karena akan banyak orang yang menggunakan toilet dengan karakteristik dan perilaku yang berbeda, jadi hindari kemungkinan mereka membuang sampah sembarangan. Terakhir, CV Alam Sibayak dapat memberi pewangi di setiap toilet, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kualitas wisata yang diberikan sekaligus menambah daya tarik CV Alam Sibayak. 8) Harga Tiket Berdasarkan hasil analisis Regresi Logistik, atribut harga tiket CV Alam Sibayak memiliki nilai P sebesar 0,767. Nilai P yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata lima persen maupun 10 persen. Artinya, atribut harga tiket tidak signifikan pada kedua taraf nyata yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa atribut harga tiket tidak memiliki pengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan dalam melakukan kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak. Nilai odds ratio yang diperoleh untuk atribut harga tiket lebih kecil dari satu, yaitu 0,78. Odds ratio merupakan peluang terjadinya kejadian sukses dari peubah respon pada kelompok wisatawan yang memiliki penilaian berbeda terhadap atribut harga tiket (mahal dibandingkan dengan murah). Nilai odds ratio kurang dari satu menunjukkan bahwa peluang terjadinya kunjungan ulang pada kelompok yang dibandingkan menjadi lebih kecil. Nilai odds ratio sebesar 0,78 menunjukkan bahwa wisatawan yang memiliki persepsi mahal terhadap harga tiket mempunyai peluang lebih kecil untuk berkunjung kembali dibandingkan wisatawan yang memiliki persepsi murah terhadap harga tiket, cateris paribus. Dengan kata lain, wisatawan yang

memiliki persepsi murah terhadap harga tiket mempunyai peluang yang lebih besar untuk melakukan kunjungan ulang dibandingkan dengan wisatawan yang memiliki persepsi mahal. Atribut harga tiket digambarkan dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk dapat menikmati wisata pemandian air panas di CV Alam Sibayak. Pada Tabel 20 berikut disajikan sebaran data hasil penilaian pengunjung terhadap harga tiket CV Alam Sibayak. Tabel 20. Sebaran Penilaian Wisatawan pada Atribut Harga Tiket Terhadap Keputusan untuk Berkunjung Kembali ke CV Alam Sibayak Keputusan Berkunjung Kembali Harga Tiket (orang) Ya Tidak Total (orang) Mahal 41 (91,1) * 4 (8,9) 45 (45,0) Murah 50 (90,9) 5 (9,1) 55 (55,0) Total 91 (91,0) 9 (9,0) 100 (100,0) Keterangan : dalam persen (%) Dari Tabel 20 diketahui 55 persen pengunjung memberi penilaian murah terhadap harga tiket dan 45 persen lainnya memberi penilaian mahal. Mengetahui bahwa 91,1 persen dari pengunjung yang memberi penilaian mahal terhadap harga tiket bersedia melakukan kunjungan ulang, maka kebijakan yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan mempertahankan harga tiket yang sudah ada. Selain itu, sebaiknya kualitas jasa yang ditawarkan harus tetap dijaga dan disesuaikan dengan harga yang ditetapkan.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1) Berdasarkan analisis Regresi Logistik menggunakan program Minitab, diperoleh hasil bahwa dari delapan atribut yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat tiga atribut yang signifikan berpengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak. Atribut suasana obyek wisata serta jumlah dan luas kolam dinyatakan signifikan pada taraf nyata lima persen, dengan nilai P masing-masing sebesar 0,017 dan 0,046. Kedua nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Atribut luas areal parkir dinyatakan signifikan pada taraf nyata 10 persen, dengan perolehan nilai P sebesar 0,068. Angka ini lebih kecil dari 0,1. Dengan demikian, ketiga atribut ini dinyatakan signifikan berpengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung kembali ke CV Alam Sibayak. Atribut lainnya yang dinyatakan tidak berpengaruh terhadap keputusan wisatawan dalam melakukan kunjungan ulang adalah keramahan pelayanan, harga tiket, ketersediaan dan kebersihan toilet, pancuran air hangat, dan ruangan ganti. Nilai P yang diperoleh untuk setiap atribut yang tidak signifikan lebih besar dari taraf nyata lima persen maupun 10 persen, oleh karena itu disimpulkan tidak berpengaruh secara nyata. 2) Atribut-atribut yang perlu diperbaiki CV Alam Sibayak dalam hal meningkatkan daya tarik obyek wisata untuk mempengaruhi wisatawan agar bersedia berkunjung kembali adalah tiga atribut yang dinyatakan signifikan secara nyata mempengaruhi keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak. Ketiga atribut yang perlu diperbaiki tersebut adalah suasana obyek wisata, jumlah dan luas kolam, serta luas areal parkir. Oleh karena ketiga atribut tersebut merupakan hal paling penting yang menjadi pertimbangan wisatawan dalam melakukan kunjungan ulang maka atribut-atribut tersebut harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan kebijakan perbaikan dan pengembangan usaha, dengan demikian diharapkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke CV Alam Sibayak dapat meningkat. Disamping itu, mengingat bahwa CV Alam Sibayak mempunyai visi menjadi pemandian air panas alam terbesar dan terbaik, maka perusahaan perlu

melakukan perbaikan terhadap seluruh fasilitas yang dimiliki, dimana fasilitas tersebut diketahui memiliki kondisi yang tidak baik. Setelah ketiga atribut yang signifikan ditempatkan pada prioritas utama, maka atribut lain yang juga perlu untuk diperbaiki dalam hal meningkatkan kualitas CV Alam Sibayak adalah atribut keramahan pelayanan, harga tiket, ketersediaan dan kebersihan toilet, pancuran air hangat, dan ruangan ganti. 7.2. Saran 1) Atribut yang diketahui signifikan berpengaruh secara nyata terhadap keputusan wisatawan dalam melakukan kunjungan ulang ke CV Alam Sibayak harus menjadi prioritas utama yang perlu dipertimbangkan dalam setiap keputusan manajerial. 2) CV Alam Sibayak sebaiknya mempertimbangkan setiap rekomendasi yang telah dirumuskan berdasarkan hasil penelitian. Jika disetujui, sebelum mengimplementasikan rekomendasi tersebut hendaknya perusahaan mengetahui kesiapan seluruh sumberdaya yang dimiliki, baik modal maupun sumberdaya manusia yang dibutuhkan dan dilibatkan dalam implementasi kebijakan. 3) Sebagai tempat wisata yang memanfaatkan kondisi alam maka CV Alam Sibayak perlu tetap menjaga dan meningkatkan kebersihan dan keamanan di lokasi wisata. 4) Sebaiknya pimpinan CV Alam Sibayak meningkatkan pengawasan terhadap pelayanan yang diberikan karyawan dan menjaga kondisi seluruh fasilitas yang ada agar tetap terawat dengan baik, sehingga apabila terdapat kerusakan dengan cepat dapat diketahui dan dilakukan tindakan penanganan.

DAFTAR PUSTAKA Adinugroho AD. 2002. Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Pariwisata di Era Otonomi Daerah. Jurnal Ilmiah. Vol. V, No. 1 April. Jakarta: Universitar Pelita Harapan. Aritonang LR. 2005. Kepuasan Pelanggan. Pengukuran dan Penganalisisan dengan SPSS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Bahruni. 1993. Penilaian Manfaat Wisata Alam Kawasan Konservasi dan Perannya Terhadap Pembangunan Wilayah [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Jumlah Tamu Indonesia pada Hotel Terklasifikasi menurut Provinsi. http://www.bps.go.id. [5 Agustus 2009] Clawson M, Knetsch JL. 1975. Economic of Outdoor Recreation. Baltimore: The John Hopkins Press. CV Alam Sibayak. 2009. Laporan Tahunan. Berastagi: CV Alam Sibayak. Departemen Budaya dan Pariwisata. 2009. Statistik Perkembangan Wisatawan Indonesia. http://www.budpar.go.id. [16 Agustus 2009] Departemen Budaya dan Pariwisata. 1990. Undang-Undang Kepariwisataan. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. 2007. Potensi Berastagi. http://www.pariwisatakaro.com. [16 Agustus 2009] Douglas RW. 1970. Forest Recreation. Oxford: Pergamon Press. Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam, Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara. Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1995. Consumer Behavior. 8 th Ed. Forth Worth. Texas: The Dryden Press. Fatasyah. 2007. Analisis Kepuasan dan Respon Pengunjung Terhadap Atribut- Atribut Wisata Agro Inkarla Cibodas [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Firdaus M, Farid MA. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor: IPB Press. Friehandhoko A. 2009. Kepuasan Konsumen Wisata Pemancingan Ajo Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Garson GD (n.d.). 2008. Logistic Regression, from Statnotes: Topics in Multivariate Analysis. http://www.chass.ncsu.edu.htm. [1 April 2008] Hosmer DW, Lemeshow S. 2000. Applied Logistic Regression Second Edition. New York: John Wiley & Sons.

Irawan H. 2004. Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT Gramedia. Karo-karo MA. 2007. Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Agrowisata Little Farmers Cisarua Kabupaten Bandung Utara [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kleinbaum DG. 1994. Logistic Regression, A Self-Learning Text. New York: Springer-Verlag New York, Inc. Kotler P. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi kesembilan, Jilid Satu. Jakarta: Prehallindo. Kotler P, Keller KL. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid I. Jakarta: PT Prehallindo. Lestari D. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keinginan Konsumen untuk Berkunjung Kembali ke Wisata Mancing Fishing Valley Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Mowen JC. 1998. Consumer Behavior. 5 th Edition. New Jersey: Prentice Hall. Nickels et all. 1996. Understanding Business. Fourth Edition. USA: Times Mirror Higher Education Group Inc. Nurmasari D. 2009. Positioning pada Wisata Mancing Fishing Valley Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pangemanan PA. 1993. Aplikasi Model Biaya Perjalanan untuk Menduga Fungsi Permintaan dan Manfaat Rekreasi di Taman Nasional Bunaken. Sulawesi Utara [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Persatuan Peminat dan Ahli Kehutanan. 1987. Potensi Obyek Wisata Alam Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Republik Indonesia. 1994. PP No.18 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. http://www.theceli.com/dokumen/produk/pp/1994/ 18-1994.htm. [16 Agustus 2009]. Republik Indonesia. 1998. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat No.II tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara. Jakarta: Republik Indonesia. Reynolds FD, Mellon WD. 1997. Consumer Behaviour. United State of America: Mc Graw Hill, Inc. Sari DR. 2007. Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Obyek Wisata Air Panas Gunung Salak Endah dengan Metode Biaya Berjalan [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Siagian I. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keinginan Wisatawan untuk Berkunjung Kembali ke Taman Safari Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Soewantoro G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Sumarwan U. 2002. Perilaku Konsumen. Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: PT Ghalia Indonesia dengan MMA IPB. Susantio D. 2003. Memaksimalkan Potensi Pariwisata di Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan. The Ecotourinist Consultant. 2007. Wisata dan Rekreasi [Rubrik: Sain dan Teknologi]. Jawa Barat: Situs Resmi Pemerintah Kota Banjar. http://www.banjar-jabar.go.id/redesign/cetak.php?id=313. [13 September 2009]. Umar H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8. 1999. Perlindungan Konsumen. Jakarta: Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri. Vidya D. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing Valley Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Yoeti OA. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi dan Implementasi. Jakarta: Kompas.

L A M P I R A N

Lampiran 1. Gambar Berbagai Obyek Wisata yang Berpotensi Pariwisata di Berastagi Kota Berastagi Gunung Berapi Sibayak

Bukit Gundaling Pemandian Air Panas Alam Air Terjun Sikulikap

Wisata Budaya dan Agro

Lampiran 2. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO No : Tgl : Saya Ardian Surbakti (H34076024), mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB) sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul Analisis Atribut yang Mempengaruhi Wisatawan Untuk Berkunjung Kembali ke Pemandian Air Panas CV Alam Sibayak, Berastagi Kabupaten Karo. Saya mohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu dan mengisis kuisioner ini secara lengkap. Kerahasiaan Anda sebagai responden terjamin. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih. Petunjuk Umum : Isilah/Berilah tanda silang (X) pada tempat yang sudah disediakan. * coret yang tidak perlu Apakah Anda sudah pernah berkunjung sebelumnya ke CV Alam Sibayak? a. Ya b. Tidak Jika Anda menjawab a (ya), maka lanjutkan mengisi kuisioner ini secara lengkap. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Alamat :... Telp : 4. Usia :.. tahun 5. Status Pernikahan : a. Menikah b. Belum Menikah

6. Pekerjaan : a. Pelajar/Mahasiswa b.pegawai Pemerintah c. Karyawan swasta d. Wiraswasta e. Pensiunan 7. Rata-rata pendapatan per bulan: a. < 1 juta b. 1 juta 2 juta c. 2 juta 3 juta d. 3 juta 5 juta e. 5 juta 10 juta f. Lebih dari 10 juta II. Proses dan Perilaku Pengunjung CV Alam Sibayak 8. Tujuan Anda berkunjung ke lokasi wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak? a. Refreshing b. Kesehatan/Pengobatan c. Hiburan d. Lainnya:. 9. Berapa jumlah kelompok Anda dalam melakukan kunjungan ke CV Alam Sibayak? a. Sendiri b. Keluarga (.. orang) c. Pasangan d. Rombongan (... orang) 10. Siapakah yang mempengaruhi Anda berkunjung ke CV Alam Sibayak? a. Diri sendiri b. Keluarga c. Teman d. Lainnya:.. 11. Apakah ada tempat alternatif pengganti untuk wisata pemandian air panas selain CV Alam Sibayak? a. Ya b. Tidak Jika jawaban Anda Ya, sebutkan nama tempat alternatif tersebut: 12. Bagaimana pendapat/penilaian Anda mengenai Suasana Obyek Wisata di CV Alam Sibayak (termasuk lingkungannya, kebersihan lokasi, keamanan, penataan dan kondisi kolam)? a. Nyaman b. Tidak Nyaman 13. Bagaimana pendapat/penilaian Anda mengenai Keramahan Pelayanan di CV Alam Sibayak? a. Baik b. Tidak baik 14. Bagaimana pendapat/penilaian Anda mengenai Luas Areal Parkir di CV Alam Sibayak? a. Tidak memadai b. Memadai

15. Bagaimana pendapat/penilaian Anda mengenai Harga Tiket di CV Alam Sibayak? a. Murah b. Mahal 16. Bagaimana pendapat/penilaian Anda mengenai Jumlah dan Luas Kolam yang disediakan CV Alam Sibayak? a. Sedikit dan Sempit b. Banyak dan Luas 17. Bagaimana pendapat/penilaian Anda mengenai Ketersediaan dan Kebersihan Toilet di CV Alam Sibayak? a. Tidak baik b. Baik 18. Bagaimana pendapat/penilaian Anda mengenai Pancuran Air Hangat yang disediakan CV Alam Sibayak? a. Tidak baik b. Baik 19. Bagaimana pendapat/penilaian Anda mengenai kondisi dan ketersediaan Ruangan Ganti yang disediakan CV Alam Sibayak? a. Tidak baik b. Baik 20. Menurut Anda fasilitas apa saja yang perlu diperbaiki dan ditambah pada lokasi wisata pemadian air panas CV Alam Sibayak? 21. Apa saran Anda untuk peningkatan pelayanan dan pengembangan wisata pemandian air panas CV Alam Sibayak? 22. Apakah anda akan untuk berkunjung kembali ke pemandian air panas CV Alam Sibayak? a. Ya b. Tidak Apabila Ya, apa yang menjadi alasan Anda untuk melakukan kunjungan kembali: Apabila Tidak, apa alasannya tidak berkunjung kembali: T E R I M A K A S I H

Lampiran 3. Gambar Sumber Mata Air Panas CV Alam Sibayak

Lampiran 4. Gambar Kolam Umum CV Alam Sibayak

Lampiran 5. Gambar Ruangan Ganti di CV Alam Sibayak

Lampiran 6. Gambar Pancuran CV Alam Sibayak

Lampiran 7. Gambar Toilet CV Alam Sibayak

Lampiran 8. Gambar Saung Lesehan CV Alam Sibayak

Lampiran 9. Gambar Lokasi Parkir CV Alam Sibayak

Lampiran 10. Gambar Restoran CV Alam Sibayak

Lampiran 11. Gambar Penginapan CV Alam Sibayak

Lampiran 12. Gambar Gapura CV Alam Sibayak

Lampiran 13. Gambar Lokasi Wisata Pemandian Air Panas Pesaing CV Alam Sibayak