BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dan bagaimana perubahan unsur unsur itu dari tahun ke tahun untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Analisis Laporan keuangan. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan peneliti

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang

Bab II. Tinjauan Pustaka

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM.

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi. Akuntansi mampu memberikan informasi tentang kondisi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori sinyal (signaling theory)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari perusahaan lain (Kusumawardani, 2011). Sinyal yang diberikan perusahaan salah satunya dapat disampaikan melalui tingkat pertumbuhan laba. Laba adalah refleksi dari keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan (Khaldun & Muda, 2014). Apabila perusahaan memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan laba, diharapkan pasar akan bereaksi positif pula terhadap kegiatan operasional perusahaan. 2.1.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dengan cara setepar-tepatnya sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan meliputi Martani et al., 2012):

1) Investor Investor menggunakan laporan keuangan untuk menilai perusahaan dan kemampuan perusahaan membayar deviden di masa mendatang. Selain itu dengan laporan keuangan investor juga dapat memutuskan untuk membeli atau menjual saham perusahaan. 2) Karyawan Laporan keuangan digunakan karyawan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. Menurut Jana & Petr (2013) balas jasa dalam hal ini didefinisikan sebagai pembagian keuntungan yang secara langsung menghubungkan keuntungan dari sebuah perusahaan dengan karyawan dalam periode tertentu. 3) Pemberi jaminan Laporan keuangan digunakan pemberi jaminan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utang dan bunga yang akan mempengaruhi keputusan apakah pemberi jaminan akan memberikan pinjaman atau tidak. 4) Pemasok dan kreditur lain Laporan keuangan digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar liabilitasnya pada saat jatuh tempo. 5) Pelanggan Laporan keuangan digunakan pelanggan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjamin kelangsungan hidupnya. 6) Pemerintah Pemerintah menggunakan laporan keuangan untuk menilai bagaimana alokasi sumber daya perusahaan.

7) Masyarakat Laporan keuangan digunakan masyarakat untuk menilai tren dan perkembangan kemakmuran perusahaan. Menurut Martani (2012) laporan keuangan perusahaan menyajikan lima jenis laporan keuangan dasar yaitu: 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Adalah laporan yang merupakan potret perusahaan yang menunjukkan asset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan pada akhir suatu periode. 2. Laporan Laba Rugi Adalah laporan akuntansi yang menunjukkan kinerja operasional perusahaan selama satu periode, yaitu laba (rugi) neto saat pendapatan (beban) melebihi beban (pendapatan). 3. Laporan Perubahan Ekuitas Adalah laporan yang menunjukkan detail perubahan ekuitas yang terjadi pada perusahaan, seperti setoran modal atau perolehan laba neto. 4. Laporan Arus Kas Adalah laporan yang memperlihatkan sumber arus kas masuk dan penggunaan arus kas keluar perusahaan, yang terpusat pada tiga aktivitas utama perusahaan, yaitu operasional, investasi dan pendanaan. 5. Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan pengungkapan, baik yang bersifat keuangan maupun nonkeuangan, dari akunakun yang dilaporkan atau peristiwa yang dihadapi oleh peristiwa yang dapat memengaruhi posisi dan kinerja keuangan perusahaan.

2.1.3 Analisis Laporan Keuangan Syamsudin & Primayuta (2009) menyatakan bahwa pihak internal maupun eksternal perusahaan akan menggunakan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akan tetapi sebelum digunakan untuk membuat keputusan, persyaratan yang harus dipenuhi agar laporan keuangan tersebut dapat digunakan adalah dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Menurut Subramanyam & Wild (2010) analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Dalam analisis laporan keuangan, ada dua hal yang harus dilibatkan yaitu (Brigham & Houston, 2010): 1. Membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja dari perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama. 2. Mengevaluasi tren posisi keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Untuk membantu pemakai laporan keuangan dalam melakukan analisis, terdapat lima alat analisis yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik (Subramanyam & Wild, 2010): 1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif Dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi, atau laporan arus kas yang berurutan dari satu period eke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari analisis laporan keuangan komparatif adalah kecenderungan atau tren. 2. Analisis Laporan Keuangan common-size Analisis laporan keuangan common-size berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan.

3. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. 4. Analisis Arus Kas Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan data. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan menggunakan sumber dayanya. 5. Valuasi Valuasi merupakan hasil penting dari berbagai jenis analisis bisnis dan laporan keuangan. Valuasi biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya dengan dasar teori nilai sekarang (present value theory). 2.1.4 Analisis Rasio Keuangan Brigham & Houston (2010) menyatakan bahwa rasio-rasio keuangan dirancang untuk membantu kita mengevaluasi suatu laporan keuangan. Analisis rasio keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan, atau yang lebih penting lagi yaitu sebagai titik awal melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan dimasa mendatang. Dengan adanya analisis rasio keuangan, perusahaan dapat mengukur nilai pertumbuhan laba dan mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Khaldun & Muda, 2014). Sebelum melakukan analisis rasio keuangan, terdapat tiga langkah yang perlu diperhatikan, yaitu (Afriyeni, 2008):

1. Menentukan dengan jelas tujuan dari analisis. 2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan-laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut. 3. Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang berkaitan dengan perusahaan. Secara umum rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas (Hanafi & Halim, 2007). 1. Rasio Likuiditas Serangkaian rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dua rasio yang sering digunakan yaitu Current Ratio dan Quick Ratio. 2. Rasio Aktivitas Yaitu serangkaian rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola aktivaaktivanya. Rasio aktivitas dapat dibagi menjadi: Total Asset Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period dan Fixed Asset Turnover. 3. Rasio Solvabilitas Serangkaian rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas dibagi menjadi: Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned, Fixed Charge Coverage dan Flow Coverage. 4. Rasio Profitabilitas Sekelompok rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio Profitabilitas dibagi menjadi: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE).

2.1.5 Pengaruh Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Laporan keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu tertentu maupun operasinya selama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan di masa depan (Brigham & Houston, 2010). Keuntungan suatu perusahaan secara tidak langsung dapat dilihat dari tingkat laba yang diperoleh. Menurut Nurcahya (2014) laba sangat diperlukan perusahaan karena laba menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Laba adalah refleksi dari keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan (Khaldun & Muda, 2014). Untuk memperoleh laba, maka perusahaan harus melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional dapat terlaksana apabila perusahaan memiliki sumber daya. Sumber daya perusahaan tercantum dalam neraca, dan hubungan antara unsur-unsur pembentuk neraca ditunjukkan oleh rasio keuangan. Dengan demikian, apabila unsur-unsur pembentuk neraca yang ditunjukkan oleh rasio keuangan baik, maka pertumbuhan laba perusahaan juga akan baik. Mengurangi biaya dan meningkakan efisiensi penggunaannya juga merupakan suatu cara untuk meningkatkan kinerja aktivitas perusahaan yang berpengaruh pada pertumbuhan laba (Lapadusi & Caruntu, 2015). 2.2 Kerangka Teoritis Salah satu sifat laporan keuangan adalah historis, yaitu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai kegiatan operasional perusahaan di masa lalu, sehingga menimbulkan kesenjangan informasi. Untuk mengatasi kesenjangan informasi tersebut perlu dilakukan proses analisis laporan keuangan agar informasi laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja dan return yang akan diterima perusahaan di masa depan. Salah satu analisis yang sering digunakan adalah analisis rasio keuangan. Dalam penelitian ini analisis rasio keuangan dilakukan

untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa depan. Menurut Hanafi & Halim (2007) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Semakin tinggi tingkat Current Ratio, perusahaan akan semakin mudah dalam mendapatkan pendanaan dari investor maupun kreditor, hal ini akan memperlancar kegiatan operasional perusahaan, sehingga laba yang dihasilkan perusahaan juga akan meningkat. Tingginya tingkat Debt Ratio mengakibatkan modal pinjaman yang digunakan dalam kegiatan operasional juga semakin besar, sehingga laba yang dihasilkan perusahaan akan meningkat. Menurut Hanafi & Halim (2007) apabila perusahaan dapat mengelola aktiva-aktivanya secara efektif dan kemampuan untuk menghasilkan laba juga baik, makankegiatan operasional perusahaan akan menjadi lancar, sehingga perusahaan akan memperoleh laba yang semakin meningkat. Untuk memudahkan pemahaman pemikiran konseptual dalam penelitian ini, maka disusun kerangka pemikiran pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.3 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya: 1. Penelitian Hapsari (2007) mengenai analisis rasio keuangan untuk memprediksi pertumbuhan laba. Sampel dalam penelitian ini adalah 42 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2005. Hasil penelitian ini yaitu variabel Total Assets Turnover, Net Profit Margin, dan Gross Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sementara variabel Working Capital to Total Assets Turnover, Current Liability to Inventory, dan Operating Income to Total Liabilities tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. 2. Penelitian Wijayanti (2008) tentang analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index 2004-2006. Sampel dalam penelitian ini adalah delapan perusahaan yang lisiting di Jakarta Islamic Index pada tahun 2004-2006. Hasil dari penelitian ini adalah Operating Income to Total Liabilities, Net Income to Total Liabilities, dan Net Worth to Total Liabilities berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan Cash Flow to Current Liabilities, Net Worth dan Total Liabilities to Fixed Asset, Gross Profit to Sales, dan Net Worth to Sales tidak signifikan terhadap perubahan laba. 3. Penelitian Asri (2009) mengenai pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi laba di masa yang akan datang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2002-2007. Sampel dalam penelitian ini adalah 23 perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini yaitu total hutang terhadap total sset, Time Interest Earned, Return on Asset, dan Price Earning Ratio mampu memprediksi perubahan laba.

4. Penelitian Gunawan & Wahyuni (2013) tentang pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perdagangan di Indonesia. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 perusahaan perdagangan sub sector perdagangan besar barang produksi. Hasil dari penelitian ini adalah variabel Total Assets Turnover, Fixed Assets Turnover, dan Inventory Turnover berprngaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba. Sedangkan variabel Current Ratio, Debt to Assets Ratio, dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba. 5. Penelitian Nurcahya (2014) mengenai Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba dari tahun 2007 sampai dengan 2011 pada 52 perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah variabel Current Ratio dan Debt Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba. Variabel Total Asset Turnover tidak berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba. Sedangkan variabel Net Profit Margin berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba. 6. Penelitian Astuti (2014) mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI selama tiga periode yaitu 2011-2013. Hasil dari penelitian ini adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Total Assets Turnover dan Inventory Turnover berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan Return on Investment berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. 7. Penelitian Gustina & Wijayanto (2015) tentang analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Sampel dalam penelitian ini adalah 59 perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI periode 2010-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio dan Debt Ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Total Assets Turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Sedangkan Return on Asset secara parsial berpengaruh negative dan signifikan terhadap perubahan laba.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Judul Peneliti Hasil 1 Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001 sampai dengan 2005) 2 Analisis Radio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan yang Listing di Jakarta Islamic Index periode 2004-2006. 3 Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba di Masa yang akan Datang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2002-2007 (Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Kontrol). Hapsari (2007) Wijayanti (2008) Asri (2009) - Variabel Total Assets Turnover, Net Profit Margin, dan Gross Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. - Variabel Working Capital to Total Assets Turnover, Current Liability to Inventory, dan Operating Income to Total Liabilities tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. - Operating Income to Total Liabilities, Net Income to Total Liabilities, dan Net Worth to Total Liabilities berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. - Cash Flow to Current Liabilities, Net Worth dan Total Liabilities to Fixed Asset, Gross Profit to Sales, dan Net Worth to Sales tidak signifikan terhadap perubahan laba. - Total hutang terhadap total sset, Time Interest Earned, Return on Asset, dan Price Earning Ratio mampu memprediksi perubahan laba.

4 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perdagangan di Indonesia. 5 Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba (Studi Kasus: Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 sampai dengan 2011). 6 Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. 7 Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Tabel 2.1 (Lanjutan) Gunawan & Wahyuni (2013) Nurcahya (2014) Astuti (2014) Gustina & Wijayanto (2015) - Variabel Total Assets Turnover, Fixed Assets Turnover, dan Inventory Turnover berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba. - Variabel Current Ratio, Debt to Assets Ratio, dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba. - Variabel Current Ratio dan Debt Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba. - Variabel Total Asset Turnover tidak berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba. - Variabel Net Profit Margin berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba. - Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. - Total Assets Turnover dan Inventory Turnover berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. - Return on Investment berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. - Current Ratio dan Debt Ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. - Total Assets Turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. - ROA secara parsial berpengaruh negative dan signifikan terhadap perubahan laba.

2.4 Pengembangan Hipotesis 2.4.1 Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap pertumbuhan laba Current Ratio atau rasio lancar adalah rasio likuiditas yang paling sering digunakan. Rasio ini menilai kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang lancarnya menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Menurut Nurcahya (2014), semakin tinggi tingkat Current Ratio, berarti perusahaan dikatakan semakin likuid, sehingga perusahaan semakin mudah dalam mendapatkan pendanaan dari investor maupun kreditor. Pendanaan yang mudah dari investor maupun kreditor akan memperlancar kegiatan operasional perusahaan, sehingga laba yang dihasilkan perusahaan juga akan meningkat. Di Indonesia penelitian tentang pengaruh Current Ratio terhadap pertumbuhan laba dilakukan oleh Nurcahya (2014), Wijayanti (2008), Gustina & Wijayanto (2015), serta Astuti (2014). Menurut penelitian Nurcahya (2014) menunjukkan bahwa variabel current ratio berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2008), Gustina & Wijayanto (2015). Akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2014) menunjukkan bahwa variabel current ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. H 1 : Current Ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. 2.4.2 Pengaruh Debt Ratio (DR) terhadap pertumbuhan laba Debt Ratio adalah rasio solvabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembalikan utang jangka panjangnya menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Gunawan & Wahyuni (2013) menyatakan bahwa semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan

aktiva yang dimilikinya. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin kecil perusahaan dibiayai dari utang. Apabila dikaji lebih lanjut, total hutang terdiri dari hutang lancar dan hutang jangka panjang. Keberadaan hutang lancar sangat mempengaruhi ketersediaan modal kerja perusahaan, karena hutang lancar merupakan bagian dari pengukuran likuiditas perusahaan bila dibandingkan dengan aktiva lancar. Semakin tinggi jumlah hutang lancar tentunya dapat meningkatkan total hutang perusahaan dan selanjutnya dapat meningkatkan Debt Ratio, sehingga akan semakin banyak aktiva perusahaan akan dibelanjai oleh aktiva perusahaan. Hutang jangka panjang merupakan solusi untuk menambah modal perusahaan. Namun bila tidak dikelola dengan baik akan berdampak pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba, karena meningkatnya beban bunga yang dimunculkan oleh hutang jangka panjang. Peningkatan hutang jangka panjang tentunya akan berdampak pada peningkatan total hutang perusahaan, sehingga akan semakin tinggi aktiva perusahaan dibelanjai oleh hutang. Tentunya hal ini akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan perusahaan di masa mendatang (Gunawan & Wahyuni, 2013). Di Indonesia penelitian tentang pengaruh Debt Ratio terhadap pertumbuhan laba dilakukan oleh Nurcahya (2014), Gustina & Wijayanto (2015), Wijayanti (2008) serta Gunawan & Wahyuni (2013). Hasil penelitian Nurcahya (2014) serta Gustina & Wijayanto (2015) menunjukkan bahwa Debt ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2008) serta Gunawan & Wahyuni (2013) menunjukkan bahwa Debt Ratio tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. H 2 : Debt Ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

2.4.3 Pengaruh Total Asset Turnover (TAT) terhadap pertumbuhan laba Total Asset Turnover adalah salah satu rasio aktivitas. Rasio ini mengukur aktivitas aktiva dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan melalui penggunaan aktiva. Menurut Hanafi & Halim (2007), tingkat Total Asset Turnover yang tinggi menunjukkan aktivitas perusahaan dengan manajemen yang baik. Semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba yang dihasilkan perusahaan akan semakin besar, hal ini terjadi karena perusahaan sudah mampu mengelola aktivanya untuk menghasilkan pendapatan/ penjualan yang akan berpengaruh pada tingkat laba. Di Indonesia penelitian tentang pengaruh Total Asset Turnover terhadap pertumbuhan laba dilakukan oleh Hapsari (2007), Gunawan & Wahyuni (2013), Nurcahya (2014), serta Gustina & Wijayanto (2015). Penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2007) serta Gunawan & Wahyuni (2013) menunjukkan hasil bahwa variabel total assets turnover berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurcahya (2014) serta Gustina & Wijayanto (2015) bahwa variabel Total Assets Turnover tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. H 3 : Total Asset Turnover berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. 2.4.4 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba Net Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini menunjukkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Semakin besar Net Profit Margin maka semakin besar pula laba bersih yang diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualan (Hapsari, 2007). Di Indonesia penelitian tentang pengaruh Net Profit Margin terhadap pertumbuhan laba dilakukan oleh Hapsari (2007) dan Nurcahya (2014). Hasil penelitian Hapsari (2007)

menunjukkan hasil bahwa variabel Net Profit Margin berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan Nurcahya (2014) menunjukkan hasil bahwa variabel Net Profit Margin berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba. H 4 : Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba