Petualangan. ke benteng VOC. Siapa yang nggak tahu VOC, serikat dagang asal Belanda yang

dokumen-dokumen yang mirip
Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

Matahari dan Kehidupan Kita

ku yakin, ada makna di balik terjadinya segala sesuatu. Ada makna di balik air mengalir. Ada makna di balik panasnya api.

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

PATI AGNI Antologi Kematian

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

BAB II RINGKASAN CERITA. prinsip bahwa semua persoalan di dunia ini pasti ada jalan keluarnya. Mereka

Pengalaman Alien Encounter dan Alien Abduction. Oleh: Gatot Tri R.

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

Di Pantai Pasir Putih

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

Maaf, Ki. Kamu salah paham selama ini. Kiama benar-benar tidak paham kalimat yang diucapkan Rifan. Bagaimana mungkin dia salah paham, jika perhatian

Tidung Island. Pulau Tidung, pulau yang letaknya jauh digugusan

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Tapi, tapi, tapi ternyata, ia ada di mana-mana, dan sepertinya, semuanya sama saja, sama berbelit-belitnya, sama membingungkannya, sama

Di Semenanjung Tahun. Saat semua berakhir, saat itu pula semua berawal. Yuni Amida

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Chapter I. Saudaraku,

Angin senja terasa kencang berembus di antara

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

Hidup adalah sebuah pilihan. Hiduplah

Cara Melihat Aura & Merasakannya

DESSA FITRI MASINTA DEWI

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

Belajar Memahami Drama

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

manfaat matahari pelajaran 7

Hey, sedang apa kamu di situ teriak Very yang mengetahui ada orang didaerah kekuasaannya.

S I N O P S I S. Jessi, seorang gadis manis yang kuper banget plus. Tiara, gadis cantik yang punya sifat super cuek.

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

wanita dengan seribu pesona yang ada disebelahku. Terkadang Rini berteriak dan memeluk erat lenganku. Lucu rasanya jika memikirkan setiap kali ia

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Rumah Sakit Jiwa. S uster Kometa memandang pilu ke arah luar

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Yang Mencinta dalam Diam

Chapter 1 Bintang Jatuh

Wedding With Converse

Sepasang Sayap Malaikat

Satu Hari Bersama Ayah

Tak Ada Malaikat di Jakarta

Teruntuk. Seluruh keluarga, kawan, serta mereka yang bersikap baik dan romantis kepadaku.

SATU SUARA KEHENINGAN

Semangat ya kerja kelompok nya. J

Peter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits

Bab 1 Sindrom Mahasiswa

INSPIRATIF

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA

Sore yang indah bergerak memasuki malam. Langit yang bertabur warna keemasan mulai menghitam dengan taburan bintang-bintang. Aku masih duduk di kursi

My Love Just For You vol1

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana,

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Pagi itu, Roni beranjak dari tempat tidur.

Karina Sacharissa. Warna Dari pelangi. Penerbit Chaliccabook

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

Then, something unexpected happened.

Tubuh-tubuh tanpa bayangan

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Cerita sang pejuang. Haduuh ayah kenapa aku harus menjual makanan ini sekarang. Aku mau. Aku memberi ikan gurame kepada salah satu ibu-ibu yang sedang

AD Rintiwi. El Principe. The Missing Person. Adrintiwi Press

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Aku sering kali bertanya, Mengapa?

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

SATU. Plak Srek.. Srek

KASIH. Embusan angin panas menghempas Membakar semua yang dilaluinya Bara panas membara membahana Menghanguskan makhluk persada

BROADCASTING TV MIDTERMS

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

B a b a g a n 1 Under Pressure

Ya sudah aku mau makan mie saja deh hari ini, kebetulan aku lagi pengen makan mie pakai telur ceplok.

CINTA SEMU (PUTIH ABU-ABU)

Kuda Berkacamata Hitam

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe.

Bagian Satu: Masa Pencarian Cahaya

Cila Aulia. Altocumulus. Aulia Publishing

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian

BAB 4 METODE PERANCANGAN

TANGGA DAN SUNGAI. Oleh Susan Cummings 26hb Februari 2005 (Diterjemahkan dari Bahasa Inggeris kepada Bahasa Malaysia)

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Lakon BILA MULA. Karya: JOKO SUCIANTO, SPd.

Transkripsi:

Petualangan ke benteng VOC Siapa yang nggak tahu VOC, serikat dagang asal Belanda yang mempunyai nama panjang Vereenigde Oostindische Compagnie ini adalah serikat dagang pertama yang menguasai tanah nusantara Indonesia beratus tahun lamanya. Bahkan Portugis, India, dan bangsa-bangsa lain yang datang ke nusantara dengan tujuan berdagang nggak bisa mengalahkan kekuasaan VOC yang begitu dahsyat hingga akhirnya pemerintah Belanda membuat serikat dagang ini menjadi alat untuk melanjutkan kekuasaan Belanda di Indonesia sampai akhirnya VOC dibubarkan pada tahun 1798 karena bangkrut akibat korupsi para pejabatnya, hingga VOC ditutup pemerintah Belanda dan pemerintah Belanda membentuk pemerintahan Hindhia Belanda sebagai gantinya media kekuasaan mereka di tanah Indonesia. Peninggalan VOC tersebar dari barat hingga timur Indonesia, dari utara hingga selatan Indonesia. Salah satunya adalah di Jakarta yang merupakan tempat awal berkembang pesatnya kekuasaan VOC hingga dulu Jakarta dinamakan dengan nama Batavia. VOC membangun gedung untuk memantau kekuasannya, gudang-gudang, hingga benteng pertahanan dari serbuan kerajaan-kerajaan nusantara yang tidak menyukainya.

Salah satu benteng yang nggak terawat peninggalan VOC terdapat di daerah Ancol Jakarta Utara, tepatnya di dekat perumahan elit. Saat gue ke sana bersama sahabat gue Kamandaka yang merupakan paranormal, benteng itu masih sepi, gelap dan nggak terawat. Ditempati oleh supir-supir truk yang kalau siang beristirahat namun kalau malam sepi, membuat benteng itu semakin nggak terawat. Dulu manajemen Ancol belum merawat benteng itu, banyak tanaman liar tumbuh menyebabkan benteng semakin tenggelam di dalam rimbunnya pohon dan nggak kelihatan di balik rumahrumah besar bertingkat. Suatu malam gue iseng pergi ke benteng itu bersama Kamandaka, terkadang karena di malam weekend kami nggak punya kegiatan untuk menghabiskan waktu, kami sering pergi ke tempat-tempat yang dianggap seram oleh penduduk sekitar dan masyarakat untuk membuktikan keberadaan makhluk ghaib, apakah makhluk tersebut benar ada atau nggak. Maklumlah jomblo-jomblo bahagia ya begini... Paling menyenangkan jadi jomblo dengan banyak kegiatan di setiap weekend... (Promosi amat :P ) Malam itu cuaca sangat dingin, langit seakan ingin menumpahkan hujan yang ditampungnya sekian lama. Udara berhembus nggak bersahabat, kami merapatkan jaket kami masing-masing, suasana sekitar sudah sepi, rumah-rumah besar itu nggak menunjukkan keberadaan penghuninya, kemungkinan hanya ditinggali pembantu sementara pemiliknya entah kemana. Benteng tersebut sudah sangat hancur, hanya beberapa dinding saja yang masih tampak kokoh. Terpisah oleh jalan setapak yang sengaja dibuat. Kamandaka mengisap rokoknya dalam-dalam, merasakan dinginnya hawa malam yang mengigit tulang. Sementara gue hanya mengigit jari mengusir hening dan rasa ngeri yang seketika memeluk hati gue. Kami berjalan mengitari benteng, ingin merasakan dan menapak tilas bagaimana suasana 300 tahun lalu, saat VOC masih berjaya, saat tentara

berbaju seragam yang gagah hilir mudik di tempat ini, saat suara-suara teriakan komandan tentara berteriak memenuhi lorong benteng untuk mendisiplinkan serdadunya. Gue memejamkan mata, menghirup udara dingin dan keheningan. Kaki gue melangkah mengikuti hati, gue hanya ingin merasakan bagaimana suasana tempo dulu yang begitu memikat para pecinta sejarah. Tiba-tiba kaki gue tersandung batu, kontur tanah yang nggak rata membuat gue terperosok ke dalam tanah yang menjorok agak dalam. Gue mengaduh kesakitan, gue nggak melihat Kamandaka di manapun, mau teriak tapi gue tahan karena takut berisik dan nanti jadi ramai menarik perhatian orang dan akhirnya jadi banyak pertanyaan dari orang nggak dikenal. Akhirnya gue mencoba bangkit dari jatuh, namun kaki gue seperti keseleo dan gue nggak mampu berdiri. Gue hanya duduk meringis dan mengurut mata kaki gue yang terkena batu tajam. Gue mencari HP di tas dan berusaha menghubungi Kamandaka, hmm, mungkin di sebelah sana.. pikir gue ketika menangkap sosok besar hitam di balik pohon besar. Gue berusaha berdiri dan berjalan walau tertatih, ketika gue mendekat pohon itu, sosok besar itu hilang sekejab. Gue terperanjat dan kaget luar biasa. Kepala gue menoleh ke kiri dan ke kanan, panik mulai menyerang, dan ketakutan mulai merajai pikiran. Gue menarik napas panjang, menenangkan diri agar nggak panik. DEG.. DEG DEG.. Jantung gue terdengar lebih kencang dari biasanya, seperti ingin melompat keluar dari tempatnya, tiba-tiba udara yang tadinya dingin menjadi sangat panas. Gue kegerahan hingga membuka jaket sembari berjalan pelan menuju jalan setapak tempat gue masih bersama Kamandaka tadi. Tapi gue nggak melihatnya sama sekali, gue seperti seorang diri di tempat itu. Nggak

ada manusia satu pun yang gue lihat, bahkan lampu-lampu rumah yang menerangi remang-remang pun nggak ada. Tempat itu jadi benar-benar gelap gulita. Gue menyalakan HP untuk menerangi jalan gue. Tapi gue seperti tersesat di tempat yang nggak begitu besar itu. Gue berkeliling berusaha mencari jalan tempat gue masuk tadi, tapi gue seperti sudah memutari berkali-kali namun gue nggak mendapati jalan itu. Dengan menahan kaki yang sakit, gue duduk di batu besar. Berusaha berpikir jernih dan mengingat di mana jalan masuk tadi. Tapi apa yang gue usahakan untuk mengingat, namun tetap nggak ingat juga. Gue yakin di dekat batu besar itu adalah jalan masuk, tapi gue nggak melihat jalan sama sekali. TUNGGU DULU!! Gue juga nggak melihat jalan beraspal, tiba-tiba tempat itu menjadi lebih luas dari seharusnya. Gue ingat sekali, kalau dari jalan masuk menuju gue terjatuh tadi seharusnya nggak begitu jauh. Tapi mengapa gue jadi seperti berada di hutan besar. Gue menelepon Kamandaka, namun HP-nya nggak bisa dihubungi, begitu gue melihat titik sinyal di HP gue, bar sinyal itu sama sekali nggak ada, alias nggak ada sinyal sama sekali. Bagaimana mungkin di tempat perumahan, kota besar nggak ada sinyal sama sekali? Gue berpikir ulang, apakah HP gue rusak atau jaringan sedang error? Dan jalanan beraspal yang merupakan jalanan komplek rumah juga seharusnya kelihatan, ini kenapa jadi nggak ada?

Waduuh gue kebingungan luar biasa. Mau teriak juga gue bingung, mau nangis juga gue nggak ingin. Gue duduk saja di batu itu semoga Kamandaka menemukan gue yang kebingungan. Saat menunggu, kaki gue iseng mengais-ngais tanah. Terkena silaunya sinar HP gue melihat benda logam bulat yang ada di dekat kaki gue, gue merunduk dan mengambilnya. Ternyata itu adalah uang logam VOC. Gue terkejut senang luar biasa, nggak menyangka akan menemukan benda sejarah di tempat itu. Yang gue pikir sudah nggak ada apa-apanya lagi karena begitu banyak masyarakat yang berkunjung ke sana selama ratusan tahun belakangan. Gue menyimpan koin VOC itu, bersyukur dalam hati dapat kenang-kenangan dari tempat ini. Tiba-tiba terdengar suara dentuman kencang. BUM.. Tanah menjadi bergetar seperti gempa kecil, dan dentuman itu terdengar lagi berkali-kali. BUM.. BUM... DUAAR!! Gue terkejut sampai terjatuh, tanah kembali bergetar seperti gempa. Suara seperti dentuman meriam kencang hingga memekakkan telinga gue. Gue melihat ke langit yang tiba-tiba memerah karena cahaya api besar, gue melihat seperti bola api terbang, tapi itu bukan bola api macam banaspati, itu meriam besar yang meluncur dari mana entah kemana. HARI GINI ADA MERIAM? Gue berlari secara spontanitas menuju ke mana bola meriam itu akan jatuh, tapi jatuhnya tidak terlihat karena sangat jauh dari jangkauan gue. Dan langit kembali gelap. Tiba-tiba ada suara daun yang terserak oleh

langkah kaki, AKANG?? gue teriak, tapi yang muncul depan gue sosok bule nggak ganteng dan memakai baju serdadu kuno. HAH? Lo siapa? Tanya gue berharap dia bisa ngerti bahasa Indonesia, dan kemudian dia ngomong apa nggak tahu nggak jelas dari suaranya. Dia memegang tangan gue dan nyeret gue untuk mengikutinya, gue ya ngikut aja, naluri cewek alamiah diseret cowok bule ya mau-mau aja, barangkali dia minta kenalan mau mempersunting gue dan gue di bawa ke negerinya, aiish. Dari balik pepohonan rindang tampak benteng megah besar namun ada beberapa yang runtuh seperti terkena bom. Perasaan tadi nggak ada, kok bisa tiba-tiba ada.. batin gue bergumam. Lalu ada orang bule lagi mengenakan seragam yang sama dengan si bule yang narik tangan gue. Mereka ngobrol entah apa, yang jelas nggak gosipin gue, ya laaah kerajinan amat ngegunjingin gue. Tiba-tiba kepala gue seperti terjatuh benda keras, AUCH! Gue kesakitan, kepala gue mendadak pusing, berputar dan gelap.