BAB IV ANALISIS KEAKURASIAN ARAH KIBLAT MASJID SUNAN KALIJAGA KADILANGU DEMAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. menghadap ke bangunan Ka bah, shalatnya tidak sah. Sedangkan orang. perbedaan pendapat, adapun pendapat itu adalah :

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

DAFTAR PUSTAKA. Abd al-mu thi, Fathi Fawzi Misteri Ka bah (Kisah Nyata Kiblat Dunia Sejak Nabi Ibrahim hingga Sekarang), Jakarta: Zaman, 2010.

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON

STUDI ARAH KIBLAT MASJID-MASJID KUNO. (Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Tiban At-Taqwa Ketapang

BAB III AKURASI ARAH KIBLAT MASJID TIBAN AT-TAQWA KETAPANG DAN MASJID KAROMAH HASAN MUNADI NYATNYONO DI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID BAITUSSALAM DUKUH GIRIKUSUMA DESA BANYUMENENG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK. Skripsi

BAB III HASIL STUDI LAPANGAN

BAB IV AKURASI METODE ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI DESA SRUNI, KEC. JENGGAWAH, KAB. JEMBER JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

c. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

BAB I PENDAHULUAN. oleh Mbah Shonhaji. Mbah Shonhaji adalah murid Sunan Ampel yang. Sunan Ampel dengan menunjuk jari tangannya ke arah barat, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga

MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat

BAB IV ANALISIS AKURASI ARAH KIBLAT MASJID KABUPATEN LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARAT (NTB) A. Arah Kiblat Masjid Kabupaten Lombok Tengah

BAB III MASJID AL-IJABAH GUNUNG PATI SEMARANG DAN ARAH KIBLATNYA. 1. Sejarah berdirinya Masjid Al-Ijabah Gunung Pati

BAB V PENUTUP. penulis akan menyimpulkan sebagai jawaban dari beberapa pokok-pokok

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG. Kabupaten Kudus yang terletak di Propinsi Jawa Tengah, secara

BAB I PENDAHULUAN. Swt. yang utama adalah mendirikan shalat. Perintah ini langsung diturunkan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

CATATAN PEMERHATI FALAK, SEBUAH KUMPULAN TULISAN. : Manshur Mu thy A Kafy. Copyright 2015

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB IV AKURASI ARAH KIBLAT. Sejak arah kiblat ditetapkan menuju Ka bah, seluruh tempat ibadah umat

Menyikapi Fatwa Arah Kiblat. Written by Monday, 19 July :12

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadap kiblat,shalatnya tidak sah. Umat Islam di Indonesia pada

BAB III AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Sejarah Masjid Agung Sunan Ampel

BAB III PERUBAHAN ARAH KIBLAT MASJID SUNAN KALIJAGA KADILANGU DEMAK DAN RESPON TA MIR MASJID SUNAN KALIJAGA KADILANGU DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. wajib benar benar menghadap Ka'bah itu ( 'ain Ka'bah) tetapi orang yang jauh

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang

BAB IV NAVIGASI MAPALSA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. begitu saji di terapkan di peta karena adanya variasi magnet bumi, yaitu yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB I PENDAHULUAN. sahnya shalat, seperti dalam dalil-dail syara kesalahan dalam menghadap kiblat

PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

Mam MAKALAH ISLAM. Wali Songo, Antara Legenda dan Fakta Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sesuai tuntutan zaman, baik pada zaman pra-

SATUAN KEGIATAN LAYANAN DASAR UMUM BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan kiblat adalah persoalan azimuth yaitu jarak dari titik Utara ke

manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Identitas manusia jejak langkah hidup manusia selalu membutuhkan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB IV ANALISIS TERHADAP METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AL-AQSHA MENARA KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam ajaran Islam, menghadap arah Kiblat merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam dalam

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENOLAKAN SERTIFIKASI ARAH KIBLAT DI MASJID BAITURRAHMAN SIMPANG LIMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas. kepentingan keagamaan, seperti pembangunan rumah ibadah maupun kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

Studi Analisa Penentuan Arah Kiblat Masjid Raya Al-Mashun Medan

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DAN AKURASI BENCET DI PONDOK PESANTREN AL-MAHFUDZ SEBLAK DIWEK JOMBANG SEBAGAI PENUNJUK WAKTU SALAT

BAB I PENDAHULUAN. Rukyat adalah kegiatan yang berisi usaha melihat hilal atau Bulan


BAB I PENDAHULUAN. adalah adalah suatu bentuk lingkungan masyarakat yang memiliki tatanilai

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA!

PENGENALAN PENGUKURAN ARAH KIBLAT DI TINGKAT MADRASAH IBTIDAIYAH/SEKOLAH DASAR MELALUI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

Makalah. Di susun guna memenuhi tugas. Dosen Pengampu : Di susun oleh. 1. Yudha arta mukti 2. Wahyu lelana 3. Sekarwati 4. Laily qodryati 5.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. (Kunandar,

PEMANFAATAN METODE PERGESERAN TITIK BAYANGAN MATAHARI DALAM MENENTUKAN ARAH KIBLAT MESJID AGUNG DAN MESJID JAMI KOTA PALOPO

BAB IV ANALISIS FATWA MUI NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG KIBLAT (Kiblat Umat Islam Indonesia Menghadap ke Arah Barat)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya

BAB III ANALISIS. Pada dasarnya hukum islam tidak memberatkan umatnya. Akan tetapi

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB I PENDAHULUAN. cabang ilmu dalam islam yang dikenal dengan fiqih muammalah. Aspek. hubungan antara umat satu dengan umat yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sifat-sifatnya sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya. 1

Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

ANALISIS KONTROVERSI DALAM PENETAPAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG DEMAK

BAB IV ANALISIS METODE BAYANG-BAYANG AZIMUTH TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID BAITUR ROHIM

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB IV ANALISIS HISAB WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu fitrah manusia. Nilai itulah yang diajarkan oleh al-qur an. Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS KEAKURASIAN ARAH KIBLAT MASJID SUNAN KALIJAGA KADILANGU DEMAK A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak Wajib bagi umat Islam menghadapkan wajahnya ke kiblat ketika melakukan shalat, karena menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sahnya shalat. Telah disepakati bersama oleh para ulama bahwa siapa saja yang mengerjakan shalat di sekitar Masjidil Haram dan baginya mampu melihat Ka bah secara langsung, maka wajib menghadap persis ke arah Ka bah ( ainul Ka bah). Namun ketika orang tersebut berada di tempat yang jauh dari Masjidil Haram atau jauh dari Mekah, maka para ulama berbeda pendapat mengenainya. Dari berbagai pendapat mengenai definisi kiblat yang berarti arah dan tempat, ternyata dalam masyarakat Jawa khususnya masyarakat Kadilangu menilai bahwa permasalahan kiblat bukanlah masalah arah atau lainnya, tetapi masalah qalbu, yakni hati. Dimana masyarakat telah meyakini bahwa kiblatnya ke arah yang telah ditentukan. Mereka menilai bahwa apa yang telah ditetapkan Sunan Kalijaga pasti benar, seperti dalam penetapan arah kiblat masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak, Kanjeng Sunan tidak asal saja, akan tetapi dengan laku spiritual yang tidak sembarang orang mempunyainya, sehingga tak perlu diragukan lagi. Pada dasarnya dalam pelurusan arah kiblat masjid Agung Demak, masyarakat maupun tokoh-tokoh agama tidak begitu keberatan. Namun mengingat masjid ini adalah masjid wali, sebagian tokoh ulama enggan untuk 68

69 meluruskan arah kiblat, lagi pula kemelencengannya tidak begitu besar. Mereka juga takut dengan pelurusan kiblat berarti akan menurunkan derajat kewalian. Oleh kerena itu mereka menggunakan konsep fiqh sebagai legitimasi bahwa mengahadap kiblat cukup ke arahnya saja yakni jihatul ka bah bukan ainul ka bah. Atas dasar inilah para ulama-ulama terdahulu yang ada di masjid Agung Demak tidak mau merubah arah kiblat. Disamping dalam perspektif fiqh tidak terlalu memberatkan, juga didukung oleh faktor penghormatan terhadap ijtihad yang dilakukan oleh wali-wali terdahulu. Hal serupa juga terjadi di Kadilangu, ta mir masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak berkeyakinan untuk tetap mengikuti kiblat yang sudah ditetapkan kanjeng Sunan, meskipun telah diketahui adanya indikasi kemelencengan. Para ulama Demak umumnya dan ta mir masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak khususnya menggunakan kaidah fiqhiyah sebagai dalilnya 1 ا ال Kaidah tersebut digunakan alasan untuk menghadap arah kiblat yang sudah ada. Mereka yakin kiblat yang terdahulu sudah benar, oleh karena itu hukum yang sekarang tidak berlaku, daripada muncul keraguan terhadap 1 Maksud dari kaidah ini adalah apabila seseorang telah meyakini terhadap perkara, maka yang telah yakin ini tidak dapat dihilangkan dengan yang masih ragu-ragu. Begitu dengan cabang dari kaidah ini yaitu al ashlu baqa ma kana ala ma kana ; hukum yang terkuat adalah tetapnya apa yang telah ada atas apa yang telah ada. Maksud kaidah ini ialah apabila seseorang menjumpai keraguan mengenai hukum suatu perkara, maka diperlukan hukum yang telah ada atau yang diterapkan pada masa lalu, sampai ada hukum yang lain yang merubahnya. Lihat dalam Syihabuddin, Qaidah-Qaidah Fiqhiyah, yang dikutip dalam Sayid Abi Bakar al Ahdaly al Yamani al Syafi ie, Faraid al Bahiyah dan as Sayuthi, Asybah wa an Nadhair, Pondok Pesantren Darussalam : Jombang, 1426, hlm. 22-23.

70 ijtihad yang baru, lebih baik mereka menggunakan arah kiblat yang sudah diukur oleh wali. Sekarang ini, banyak alat yang dapat digunakkan untuk menunjukkan arah yang kiblat secara akurat. Untuk menggapai usaha maksimal untuk memperoleh arah yang ainul ka bah tidak menjadi sulit. Sebagaimana perkembangan teknologi dan informasi, penentuan arah kiblat baik dari segi peralatan maupun perhitungan dapat dimanfaatkan. Seperti salah satu metode yang penulis pakai yakni software arah kiblat Google Earth dan Qiblalocator. Kemudian metode yang lebih sederhana, yaitu rashdul kiblat, menggunakan bayangan benda pada saat matahari berada di atas Ka bah. Sebagaimana dalam kalender Menara Kudus KH. Turaichan ditetapkan tanggal 27/28 Mei dan tanggal 15/16 Juli setiap tahunnya. 2 Apalagi, semua muslim berkewajiban mencari arah yang benar bukan hanya kira-kira dengan mengatakan yang penting niat. Masalah pembetulan arah kiblat sebagaimana yang dianjurkan Kementerian Agama memang tidak harus membangun ulang masjid yang sudah ada, cukup merubah arah kiblat masjid dengan mengubah shaf nya ke arah yang lebih tepat, tanpa harus membongkar bangunan, sehingga masih terjaga keaslian arsitekturnya. Ketika masjid Agung Demak yang konon memiliki nilai mistis itu dihadapkan pada sebuah verifikasi arah yang ternyata diketahui memiliki kemelencengan, tentu saja menimbulkan gejolak masyarakat. Hal tersebut 2 Disebut yaumir Rashdil kiblat lihat Ahmad Izzuddin, Menentukan Arah Kiblat Praktis, Yogyakarta: Logung Pustaka, 2010, hlm. 38.

71 kiranya wajar, mengingat kebudayaan masyarakat Demak yang masih sangat kental dengan mitologi. Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada agama dan budaya Islam karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Mengenai kasus yang terjadi di Masjid Agung Demak dan berimplikasi terhadap masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak, kiranya dapat penulis analisis sebagai sebuah persoalan non ilmiah. Dari respon masyarakat terutama ta mir masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak menunjukkan ketidaksetujuan dengan alasan bukan karena segi ilmiahnya tapi karena non ilmiahnya yakni kepercayaan terhadap khasanah kewalian. Dalam bahasa santri disebut tawadhu, menaruh ketaatan kepada orang-orang alim terdahulu. Arah kiblat masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak saat ini mengalami kemelencengan 8 o 42 26.53 kurang ke Utara, dengan pengecekan rashdul kiblat harian tanggal 12 Mei 2012 yaitu pada jam 15 j 29 m 57 d WIB. Kemudian pengecekan selanjutnya yakni rashdul kiblat tahunan pada tanggal 27 Mei 2012 pada pukul 16 j 17 m 56 d WIB, dan mendapatkan data yang sama. Gambar 1. Hasil pengecekan dengan rashdul kiblat tanggal 12 Mei 2012 Gambar 2. Hasil pengecekan dengan rashdul kiblat tanggal 27 Mei 2012

72 Kemelencengan 8 o 42 di masjid Sunan Kalijaga Kadilangu saat ini jika dibanding dengan kemelencengan arah kiblat masjid Agung Demak saat ini sebesar 12º 01 berbeda 3º 19 padahal penentu kiblat dan metode yang digunakan dalam menentukan arah kiblat kedua masjid tersebut itu sama. Sangat dimungkinkan arah kiblat tersebut sudah berubah dari aslinya, yaitu yang telah ditetapkan Kanjeng Sunan, sangat mungkin terjadi adanya pergeseran dan kesalahan pada waktu pengubinan lebih-lebih renovasi setelah meninggalnya Sunan Kalijaga, dan tidak pernah diukur ulang ketepatannya. Masjid Agung Demak sudah mengalami beberapa kali renovasi, pada tahun 1504-1507 M dilakukan perluasan masjid secara besar-besaran, pemugaran total juga dilakukan Sultan Demak total mulai selama 8 tahun, maka sangat mungkin adanya kesalahan dalam menetapkan kembali arah kiblat. Begitu juga arah kiblat masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak saat ini, penetapan yang sudah diijtihadi Sunan Kalijaga sudah benar, namun karena sudah terjadi renovasi berkali-kali yaitu sepeninggal Sunan Kalijaga dan digantikan anaknya (Sunan Hadi) masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak disempurnakan bangunannya, tahun 1990 diadakan renovasi kembali, kemudian baru-baru ini adanya renovasi pada tahun 2004. Dengan demikian keberadaan ilmu falak sangat penting untuk mengecek kembali arah kiblat yang dikhawatirkan melenceng setelah adanya renovasi masjid. Merubah arah kiblat yang telah ada bukan berarti mengurangi nilai kewalian Sunan Kalijaga sebagai penentu arah kiblat di masanya. Namun lebih kepada penghormatan dan apresiasi yang tinggi terhadap ijtihad seorang

73 wali. Kemelencengan yang begitu kecil di zaman ratusan tahun lalu tanpa ada alat bantu yang mampu mengarahkan arah kiblat, tentunya sudah menjadi hal yang luar biasa ketika itu. Perubahan dan gejolak yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi tentunya akan selalu terjadi pada setiap masa. Kemudahan teknologi saat ini sangat membantu kita dalam menyempurnakan ibadah kita supaya lebih mantap dan mendekati pada ainul yakin. Terhadap adanya perubahan, masyarakat Kadilangu seharusnya mulai membuka diri untuk menerimanya, karena pada dasarnya secara perlahanlahan manusia mengalami perkembangan pengetahuan. Pengetahuan yang semakin berkembang memaksa manusia untuk menerima dan menyesuaikan fakta yang terjadi atau kebenaran terhadap sesuatu walaupun kebenaran atau fakta tersebut tidak sesuai dengan kehendak hati. B. Analisis respon pengurus masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak dalam merespon kemelencengan arah kiblat masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak Tidak hanya masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak saja yang diwarnai oleh kisah-kisah mitologi. Banyak masjid-masjid kuno lainnya yang oleh masyarakatnya dianggap sebagai masjid keramat. Seperti masjid Sunan Ampel, masjid Tiban, masjid Agung Banten dan masjid-masjid lainnya yang bernuansa mitos yang dijadikan sebagai keyakinan mereka dalam melakukan ritual keagamaan.

74 Sekarang yang menjadi sorotan adalah masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak yang juga merupakan masjid bersejarah, masjid peninggalan wali tersebut terletak hanya beberapa meter dari makam Sunan Kalijaga beserta keluarganya. Masjid yang tak pernah sepi pengunjung untuk melakukan berbagai ibadah di tempat itu, baik masyarakat sekitar, ataupun peziarah yang datang dari berbagai penjuru ternyata mengalami kemelencengan sebesar 8 o 42 kurang ke utara. Setelah diketahui adanya kemelencengan, masyarakat yang diwakilkan oleh ta mir, kurang memberikan respon dengan masih memegang kepercayaannya. Respon adalah perilaku yang muncul dikarenakan adanya rangsang dari lingkungan. Jika rangsangan dan respon dipasangkan atau dikondisikan, maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan. 3 Respon dapat bersifat pasif (tanpa tindakan yaitu berfikir, berpendapat, bersikap) maupun bersifat aktif yaitu melalui tindakan. Respon atau tanggapan akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu obyek. Dan dilaksanakan maka akan menginterprestasikan obyek yang dirasakan tadi. Berarti dalam hal ini, respon pada dasarnya merupakan proses pemahaman terhadap apa yang terjadi di lingkungan orang yang sedang menanggapi atau memberikan respon antara lingkungan dengan manusia dan tingkah lakunya adalah hubungan timbal balik, saling terkait dan saling mempengaruhi. 4 3 Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/respon, diakses pada Kamis, 3 Mei 2012. 4 Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, Jakarta: CV. Rajawali, 1985, cet ke 2, hlm. 435.

75 Adapun masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. 5 Dalam hal ini respon masyarakat adalah tanggapan yang timbul setelah sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu obyek. Masarakat akan memberikan sebuah tingkah laku balas atau sikap yang telah berwujud, baik itu pra-pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Oleh sebab itu, maka dapat disimpulkan bahwa respon akan menghasilkan perubahan sikap. Sikap yang muncul dapat menjadi positif yang cenderung menyenangi, mendekati, dan mengharapkan suatu objek serta dapat pula menjadi negatif. Seseorang disebut memiliki respon negatif apabila informasi yang didengar atau perubahan terhadap suatu objek tidak mempengaruhi tindakannya kemudian malah menghindar dan membenci objek tertentu tersebut. Dalam hal ini masyarakat menyerahkan penuh terhadap ta mir. Dari teori tersebut, ta mir masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak meberikan teori respon pasif (tanpa tindakan yaitu berfikir, berpendapat, bersikap). Kurang adanya respon dari ta mir masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak mengenai kemelencengan arah kiblat masjid tersebut dipengaruhi beberapa faktor, dari wawancara yang dilakukan penulis menyimpulkan bahwa kurangnya ahli falak di Kelurahan Kadilangu yang menyebabkan masyarakat kurang mengetahui pentingnya ilmu falak dalam kesempurnaan ibadah, dalam hal ini adalah penentuan arah kiblat. Sisi pengetahuan ilmu falak yang minim, 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, ed. 3 cet ke 3, hlm. 721.

76 sehingga tidak banyak yang faham dan mengerti. Ditambah dengan sedikitnya ahli falak di kelurahan Kadilangu. Apalagi pada masa ahli falaknya ada yang diketahui hanya ada satu orang, pengetahuan tentang bencet sudah diterima masyarakat Kadilangu. Namun pengetahuan tentang bencet ini tidak dipakai sepeninggal meninggalnya K.H. Muhammad Nasir. Dengan ilmu falak yang didukung teknologi canggih, arah menuju ka bah (Masjidil Haram) dari suatu tempat dimanapun dipermukaan bumi akan dapat diperoleh dengan mudah dan benar. Termasuk adanya ahli falak hanyalah membantu dalam memberi informasi tentang arah kiblat yang sebenarnya, namun tidak ada kewenangan memaksakan pendapat. Karena arah kiblat adalah sebuah keyakinan. Sebenarnya metode yang digunakan oleh Sunan Kalijaga pada saat itu hanya sebuah tamsil atau simbol dari metode rashdul kiblat. Karena sejak zaman Walisongo metode ini telah digunakan untuk menentukan arah kiblat bagi tiap-tiap masjid yang dibangun pada zamannya. Namun legenda menjadikan cara seperti ini berubah sebagai sebuah mitos. Perkembangan penentuan arah kiblat ini dialami oleh kaum muslimin secara antagonistik 6, artinya suatu kelompok telah mengalami kemajuan jauh ke depan sementara kelompok lainnya masih mempergunakan sistem yang dianggap sudah ketinggalan zaman, bahkan masih mempercayai penentuan kiblat yang mengandung unsur mitologi. Realitas semacam ini disebabkan beberapa faktor, antara lain tingkat pengetahuan kaum muslimin yang 6 Suksinan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern). Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, cet.ii. 2007. hlm. 44.

77 beragam, sikap tertutup, dan ketagangan teologis. Sehingga suasana dialogis dan kooperatif kian terlupakan. Mitos bisa berupa wacana atau keyakinan yang keberadaannya satu paket dengan pantangan yang tidak boleh dilanggar, menentang mitos itu pamali (dosa) dan bisa kualat. Logika, lebih menitik beratkan pada analisis pikiran dan persepsi dengan kata lain lebih menonjolkan peran pikiran yang masuk akal. Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak adalah langgarnya kanjeng Sunan selama menyebarkan Islam di Jawa yang dibangun langsung oleh Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah salah seorang wali terkemuka, hingga disebut waliyullah Tanah Jawi. Dalam kapasitasnya sebagai tokoh Islam Kejawen, menurut studi tentang ajaran dan riwayat hidupnya, ia termasuk wali yang akomodatif terhadap unsur budaya Jawa. Kurangnya reaksi ta mir mengenai indikasi kemelencengan masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak disebabkan beberapa faktor: 1) Kepercayaan penuh terhadap wali yakni Kanjeng Sunan Kalijaga sebagai pendiri masjid sekaligus penentu arah kiblatnya yang tidak sembarangan dalam menetapkan. 2) Masyarakat menggunakan prinsip religi, yang tidak menerima teknologi sebagai sarana penyempurna ibadah. 3) Kurangnya ahli falak di Kelurahan Kadilangu dalam mensosialisasikan peran ilmu falak dalam pelaksanaan ibadah. Dari wawancara yang dilakukan penulis terhadap beberapa ta mir bisa diambil kesimpulan bahwa mereka sudah madep mantep terhadap ijtihad sang

78 Sunan, tawadhu dan percaya penuh terhadap sang Sunan, sehingga tidak menerima adanya perubahan, meskipun diketahui adanya indikasi kemelencengan arah kiblat masjid Agung Demak. Kepercayaan terhadap seorang pemimpin secara berlebihan juga tidak baik karena akan memunculkan sikap fanatik yang berlebihan. Sikap fanatik yang berlebihan menyebabkan seseorang tidak menerima dengan kenyataan yang ada dan menganggap semua yang dilakukan oleh tokoh masyarakat tersebut adalah benar semua tidak ada kekeliruan. Masyarakat Kadilangu sendiri masih fanatik dengan Sunan Kalijaga dan mereka tidak ingin mengubah arah kiblat masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak. Mereka menganggap arah kiblat masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak benar dan tidak terjadi kesalahan. Kesadaran masyarakat Kadilangu sendirilah yang dibutuhkan untuk terbuka dan menerima fakta yang ada.