BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di berbagai bidang tumbuh dengan pesat, khususnya dalam bidang ekonomi perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah maupun kalangan masyarakat. Untuk dari itu laporan keuangan sangat penting, karena dapat mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan pada pemerintahan dan perusahaan tersebut. Balai Diklat kementrian Agama merupakan unit pelaksanaan teknis kediklatan di lingkungan Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat, terus berupaya mengembangkan penyelenggaraan berbagai program-program diklat yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas aparatur di lingkungan Balai Diklat Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat. Di Diklat Kementrian Agama terdapat beberapa sub bagian-bagian yang menangani. Adapun di Balai Diklat Kementrian Agama Bandung terdapat Bagian Akuntansi yang mengelola keuangan. Perkembangan Diklat Kementrian Agama cukup pesat dengan memiliki beberapa kantor cabang sangat memerlukan suatu pengawasan yang baik, Diklat Kementrian Agama melaksanakan Diklat fungsional bendahara penerimaan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yaitu penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan Negara, berdasarkan peraturan Menteri No.15/KPTS/M tentang perhitungan laporan keuangan dan PNBP No. 3 tentang pembukuan dan pelaporan, serta peraturan-peraturan PNBP dan pajak. Diklat fungsional ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan administrasi keuangan para pemegang kas (bendahara) instansi pengguna PNBP dalam mendukung penerimaan Negara. Balai Diklat Kementrian Agama memerlukan tersedianya dana yang cukup untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah diprogram guna mencapai tujuan. Fungsi keuangan memiliki pengertian yang lebih luas dari
pada hanya sekedar penyedia dana. Mencari sumber dana dengan cara dan syarat menguntungkan adalah inti dari fungsi keuangan. Penciptaan nilai akan maksimal bila sumber dana dan daya guna dapat digunakan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, fungsi keuangan tidak hanya sebagai penyedia dana saja tetapi juga mengenai pengunaan dan itu seefektif mungkin. Dalam penyusunan laporan keuangan pemerintahan yang baik dan benar, harus mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan Pemerintahan dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan selanjutnya disingkat SAP. SAP adalah prinsipprinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintahan. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan Pemerintah Indonesia. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang disusun dan disajikan dengan basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja transfer, dan pembiayaan serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Setiap tindakan yang bersangkutan dengan keuangan disebut transaksi keuangan. Misalnya membeli barang, membayar utang, menerima piutang, membayar gaji, dan sebagainya. Setiap transaksi keuangan menimbulkan berbagai perubahan, perubahan-perubahan ini dapat timbul dalam harta saja ataupun dalam harta dan utang saja, bahkan dapat mempengaruhi modal dan hutang. Banyak sekali transaksi yang dilakukan baik secara langsung maupun yang secara tidak langsung yang akan mempengaruhi penerimaan kas atau pengeluaran kas. Kas adalah suatu unsur modal kerja yang sangat lancar maka perlu disusun suatu laporan arus kas yang cermat agar perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya akan didapat keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran kas. Oleh sebab itu penting sekali bahwa uang kas di jaga secara efektif, berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melihat informasi keuangan yaitu laporan arus kas pada Balai Diklat Kementrian Agama. Maka dengan adanya keterangan-keterangan di atas penulis akan membahasnya melalui laporan ini dengan judul TINJAUAN ATAS
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS TAHUN 2009 DAN 2010 PADA BALAI DIKLAT KEMENTRIAN AGAMA. 1.2 Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba mengidentifikasikan permasalahan sebagai bahan untuk diteliti dan dianalis sebagai berikut : 1. Apa saja sumber penerimaan dan pengeluaran kas di Balai Diklat Kementrian Agama Bandung. 2. Bagaimana Penyajian Laporan Arus Kas di Balai Diklat Kementrian Agama Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan 1. Maksud Praktek Kerja Lapangan Maksud dari Praktek Kerja Lapangan adalah penulis dapat mempunyai bekal di dalam dunia kerja dan dapat menerapkannya di dalam dunia kerja yang nyata apabila penulis sudah bekerja. Serta untuk memperoleh data dan informasi mengenai analisis laporan arus kas yang dapat membantu penulis dalam penyusunan laporan tugas akhir yang merupakan salah satu syarat pada pendidikan Program Diploma III, Program Studi Akuntansi pada Universitas Widyatama Bandung. 2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan a. Untuk mengetahui sumber Penerimaan dan Pengeluaraan kas di Balai Diklat Kementrian Agama Bandung. b. Untuk mengetahui cara menyusun Laporan Analisa Arus Kas yang baik di Balai Diklat Kementrian Agama. 1.4 Kegunaan Laporan Tugas Akhir 1. Bagi penulis Dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam menganalisis arus kas perusahaan dan merupakan media pembanding
antara teori yang telah diperoleh dari perkuliahan dengan aplikasinya pada perusahaan tempat diadakan penelitian. 2. Bagi Diklat Kementrian Agama Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pemikiran untuk dijadikan masukan untuk kemajuan perusahaan tersebut terutama dalam penilaian posisi keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis laporan arus kas. 3. Bagi pembaca Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi yang berguna dalam melaksanakan penelitian, maupun studi lebih lanjut serta bahan rujukan dalam melihat keadaan atau kondisi perusahaan secara benar dan objektif. 1.5 Metodologi Tugas Akhir Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif yaitu suatu metode dengan cara mengumpulkan, mengolah dan memproses data kemudian dilakukan analisis sehingga dari data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam menyusun tugas akhir ini maka penulis menggunakan cara sebagai berikut: 1. Studi Lapangan Pengumpulan data dengan cara melakukan kerja praktik langsung di perusahaan, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Wawancara (Interview), yaitu melakukan tanya jawab dengan pegawai bagian pengelolaan keuangan dan aset daerah serta pihak-pihak yang dianggap penting berkaitan dengan penyusunan laporan tugas akhir ini. b. Observasi, yaitu mengadakan kegiatan pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk lebih memahami kondisi perusahaan. c. Kerja praktik, yaitu kegiatan untuk memberi wawasan dan pengalaman kerja bagi penulis sehingga memberikan gambaran
mengenai kebutuhan dan tuntutan dunia kerja, yang dipakai sebagai bahan laporan tugas akhir. 2. Studi Kepustakaan Penulis mempelajari literatur-literatur, buku-buku referensi, dan bahan perkuliahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder sebagai landasan teori. 1.6 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan Adapun lokasi Praktek Kerja Lapangan yang penulis laksanakan yakni di Diklat kementrian Agama yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta no. 716 Bandung. Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama satu Bulan yang dimulai tanggal 1Maret-31Maret 2011. Adapun waktu kerja di Balai Diklat Kementrian Agama yaitu pada pukul 08.00 16.00 WIB. Praktek Kerja Lapangan dilakukan selama 5 hari dalam seminggu yakni dari hari Senin Jumat untuk hari Sabtu penulis diliburkan.