1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Ragam bahasa menurut sarananya dibatasi atas ragam lisan dan tulisan. Karena bahasa memiliki ragam tulisan, maka bahasa merupakan alat untuk menyampaikan ide atau gagasan, pikiran dan persaan penututur kepada orang lain. Melalui wahana bahasa kita dapat mengetahui keteraturan kelogisan dan kesistematisan dari jalan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis. Menurut Chaer dan Leonie Augustina (2004: 14) bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Fungsi itu akan tercapai apabila si pendengar atau pembaca dapat memahami informasi yang disampaikan oleh pembicara atau penulis. Fungsi informatif dan komukatif dilangsungkan dalam bentuk kalimat. Ada beberapa jenis kalimat berdasarkan klausanya yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu kontituen subjek dan predikat (SP) (Rusyana dan Samsuri dalam Putrayasa, 2008: 26). Kalimat majemuk adalah kalimat yang terjadi dari beberapa klausa bebas (Kridalaksana, 2011: 105). Menurut Parera (1993: xiii) unsur-unsur pembentuk kalimat yang terdiri atas kata/kelompok kata (frasa), maka hubungan antar unsur dapat ditentukan oleh kategori kelas kata, misalnya: GN+GVt+GN (Gatra Nomina+ Gatra Verba transitive+ Gatra Nomina), atau berdasarkan fungsi, misalnya S+ P+ O (fungsi 1
2 subjek+ fungsi predikat+ fungsi objek) atau berdasarkan peran, misalnya agent+ pred+ fak (agen+ predikat+ faktitif). Dari permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA ditunjukkan dengan adanya fenomena yang kurang baik yaitu, siswa umumnya segan dalam mempelajari kalimat. Keseganan dan keengganan mereka disebabkan oleh kesulitan mereka untuk memahami bahan pengajaran yang disajikan oleh guru tentang kalimat tunggal yaitu, bentuk dan makna. Setiap kata mempunyai makna sendiri, maka kalimat dapat dikatakan terdiri atas struktur makna. Pada dasarnya untuk terampil menyusun kalimat yang baik diperlukan adanya penguasaan struktur sintaksis, khususnya kalimat. Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan yang gramatikal. Penguasaan pola kalimat merupakan salah satu syarat yang penting bagi seorang penulis. Untuk dapat menulis bahasa Indonesia, seorang penulis harus menguasai tatakalimat bahasa Indonesia. Penguasaan tatakalimat itu sendiri dapat diperoleh dengan pemerolehan dan belajar tentang kaidah kalimat. Kalimat merupakan bagian terkecil dalam susunan wacana. Kalimat-kalimat dapat dikatakan merupakan dasar atau jiwa terbentuknya sebuah wacana. Oleh karena itu, pola kalimat juga mempunyai peranan penting dalam sebuah wacana. Penelitian ini dilaksanakan dengan pertimbangan pola kalimat berperan penting dalam kegiatan bahasa tulis. Pola kalimat yang mudah dibaca dan dipahami pada bahasa tulis. Oleh karena itu, penelitian tentang pola kalimat bahasa Indonesia pada buku teks SMA perlu dilakukan. Dari hasil penelitian ini diharapkan memperoleh gambaran tentang pola kalimat yang terdapat pada wacana. Dalam sebuah wacana terdapat berbagai macam bentuk kalimat, salah satunya adalah kalimat tunggal. Kalimat tunggal dibentuk oleh beberapa fungtor. Dari masing-
3 masing fungtor akan membentuk pola struktur peran yang berbeda-beda. Pola struktur peran ditentukan oleh pengisi fungsi dan kategori, sehingga analisis pola struktur peran sintaksis tidak lepas dari analisis fungsi dan kategori. Dalam penelitianpenelitian sebelumnya kebanyakkan membahas masalah yang berhubungan dengan predikat verbal. Pada tanggal 17 September 2012 peneliti pernah menjumpai siswa SMA, siswa tersebut sedang mengerjakan tugas membaca teks. Pada saat peneliti membaca buku teks bahasa Indonesia tersebut, peneliti menemukan beberapa kalimat tunggal. Kalimat tunggal tersebut tidak diawali dengan kata benda atau nama orang dan sebelum kata kerja disisipi oleh keterangan. Fenomena tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: fenomena pertama pada buku teks Bahasa Indonesia peneliti menemukan kalimat berpola Ket-S-P-O-Ket pada halaman 6 dengan kalimat Setelah itu, sejak lima tahun lalu Kristin mulai berbisnis rengginang singkong di bawah bendera UD Gading. Pada halaman tersebut peneliti tidak menemukan kalimat yang berpola sama dengan pola yang di atas. Fenomena kedua, peneliti menemukan kalimat berpola Ket-S-P-O pada halaman 6 dengan kalimat Agar muncul manis ia menambahkan gula merah dalam adonan. Pada halaman 59 pola yang sama juga ditemukan yaitu dengan kalimat Disana kedua presiden menanam pohon yang disebut Pohon Persabatan. Pada halaman 80 juga ditemukan pola yang sama dengan kalimat Saat kejadian mini bus itu tengah mengangkut 21 orang. Fenomena ketiga, peneliti menemukan pola kalimat yaitu S-Ket-P-O pada halaman 36 dengan kalimat Para petani saat ini umumnya menggunakan jenis hibrida, yaitu padi yang benihnya diperoleh melalui persilangan biasa, seperti
4 Cisadane, IR, Membramo, Maros dan Ciherang. Pada halaman 58 juga ditemukan kalimat dengan pola yang sama yaitu Pemerintah Indonesia dan Timor Leste kemarin menandatangani perjanjian sementara mengenai batas darat. Dan di buku kelas XI halaman 149 juga ditemukan kalimat yang berpola sama, yaitu Bahkan, RSUD dr. Slamet Garut rabu (14/2) menerima seorang pasien suspect flu burung bernama IK (7). Fenomena keempat peneliti menemukan kalimat berpola Ket-S-P-Pel-Ket pada buku kelas XI halaman 96. Kalimat tersebut yaitu Pada 1995 Clark dan Edward Juga melakukan Penelitian Yang bertujuan Merehabilitasi Kerusakan Karang di Kepulauan Maldive. Kalimat tunggal tersebut hanya ditemukan satu saja dari beberapa kalimat yang peneliti analisis. Hampir semua buku teks bahasa Indonesia terdapat wacana-wacana yang menarik, baik wacana yang non-fiksi maupun yang fiksi. Wacana non-fiksi kebanyakan mengangkat peristiwa-peristiwa yang ada disekitar kita sedangkan wacana fiksi mengangkat peristiwa-peristiwa imajinasi seseorang. Peneliti membaca semua wacana yang ada pada buku teks tersebut, kemudian peneliti memilih wacana yang non-fiksi karena di dalam wacana non-fiksi memiliki informasi fakta yang menggunakan standar penulisan yang baku. Di dalam wacana tersebut ada dua macam jenis kalimat, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kemudian peneliti memilih kalimat tunggal untuk dianalisis agar mudah dipahami berdasarkan pola (struktur) kalimatnya. Buku teks bahasa Indonesia yang sering digunakan oleh sekolah-sekolah sebagai acuan dalam proses belajar mengajar adalah buku teks terbitan Yudhistira 2011, buku teks tersebut bahasanya lebih mudah dipahami oleh siswa karena itu dalam menganalisis peneliti memilih buku teks bahasa Indonesia terbitan Yudhistira 2011.
5 Dari peristiwa dan fenomena-fenomena yang diuraikan di atas, peneliti berasumsi bahwa kalimat tunggal tersebut mempunyai struktur (pola) yang bermacam-macam. Untuk membuktikannya peneliti perlu mengadakan penelitian secara empirik. Maka dari itu, dalam penelitian ini dipilih masalah analisis pola kalimat tunggal pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA terbitan Yudhistira 2011. Berdasarkan silabus bahasa Indonesia SMA, terdapat materi yang menjelaskan tentang kalimat tunggal, sehingga analisis pola kalimat pada wacana ini dapat digunakan sebagai contoh dalam pembelajaran disekolah. B. Perumasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: Bagaimanakah pola kalimat tunggal pada buku teks? 1. Bagaimana pola fungtor-fungtor kalimat tunggal yang terdapat pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMA 2011? 2. Bagaimana pola kategori-kategori kalimat tunggal yang terdapat pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMA 2011? 3. Apa sajakah peran-peran kalimat tunggal yang terdapat pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMA 2011? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah: mendeskipsikan pola kalimat tunggal pada buku teks. 1. Mendeskripsikan fungtor-fungtor kalimat tunggal yang terdapat pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMA 2011.
6 2. Mendeskripsikan kategori-kategori kalimat tunggal yang terdapat pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMA 2011. 3. Mendeskripsikan peran-peran kalimat tunggal yang terdapat pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMA 2011. D. Manfaat Penelitian 1. Teoretis a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya, sehingga nantinya dapat digunakan sebagai salah satu bahan pelengkap demi tercapainya sebuah penlitian yang berfungsi bagi masyarakat. b. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca. Dengan demikian, penelitian ini dapat menambah sumbangan materi mengenai analisis kalimat. 2. Praktis a. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan kepada guru SMA dalam proses mengajar, khususnya untuk guru Bahasa dan Sastra Indonsia. b. Memberikan masukan kepada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia. E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi skripsi maka dicantumkan sistematika penulisan yang terdiri atas lima bab. Sitematika tersebut mulai halaman judul sampai halaman penutup. Bab I terdiri dari pendahuluan, bab II
7 landasan teori, bab III metodologi penelitan, bab IV hasil analisis dan pembahasan dan bab V penutup. Bab-bab di atas akan diuraikan sebagai berikut: Bab I, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. Latar belakang, yaitu menjelaskan apa yang melatar belakangi pemilihan judul. Rumusan masalah, yaitu menjabarkan permasalahan-permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian yang disesuaikan dengan latar belakang masalah. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan hal-hal yang ada pada perumusan masalah. Manfaat penelitian, yaitu menjelaskan dengan adanya penelitian diharapkan mampu memberi manfaat baik bagi guru, siswa dan peneliti. Bab II, landasan teori yaitu landasan yang digunakan untuk memecahkan permasalah yang telah dirumuskan dalam bab I. Landasan teori terdiri dari penelitian sejenis yang relevan, kalimat, klausa, frasa, perbedaan frasa, klausa dan kalimat, wacana, buku teks bahasa Indonesia. Di dalam kalimat terdiri dari pengertian, jenisjenis kalimat, fungsi sintaksis, kategori, makna sintaksis, dan pola dasar kalimat tunggal. Wacana terdiri dari pengertian, ciri-ciri wacana, dan jenis wacana. Buku teks terdiri dari pengertian dan jenis buku teks. Landasan teori tersebut merupakan uraianuraian meteri yang mendukung hasil analisis dan pembahasan. Bab III, metodologi penelitian. Bagian ini berisi tentang jenis penelitian, data dan sumber data, dan metode penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dan sumber data yang digunakan merupakan kalimat tunggal yang bersumber dari buku teks bahasa Indonesia. Metode penelitian tercakup dalam tiga tahap, yaitu tahap penyedian data, tahap analisis dan tahap penyajian hasil analisis data. Tahap penyediaan data merupakan upaya peneliti
8 menyediakan data secukupnya. Dalam tahap analisis data menggunakan metode dan teknik. Tahap penyajian hasil analisis data mengguna kan penyajian informal. Bab IV, hasil analisis dan pembahasan. Hasil penelitian ini berisi deskripsi data tentang fungsi sintaksis, yaitu subjek, predikat, objek, Ket, dan Pel. Kategori sintaksis, yaitu nomina, verba, adjektiva, adverbia, adposisi (preosisi atau posposisi). Makna sintaksis, yaitu makna unsur pengisi subjek (pelaku, alat, sebab, penderita, hasil, tempat, penerima, pengalam, dikenal dan terjumlah; makna unsur pengisi predikat (perbuatan, keadaan, keberadaan, pengenal, jumlah, dan pemerolehan); makna unsur pengisi objek (penderita, penerima, tempat, alat dan hasil); makna unsur pengisi pelengkap (penderita dan alat); makna unsur pengisi keterangan (tempat, waktu, cara, penerima, peserta, alat, sebab, pelaku, keseringan, perbandingan dan perkecualian). Bab V, penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran. Simpulan yang disajikan merupakan jawaban terhadap tiga masalah penelitian. (1) pola fungtorfungtor kalimat tunggal yang terdapat pada buku teks bahsa Indonesia SMA 2011. (2) pola kategori-kategori kalimat tunggal yang terdapat pada buku teks bahasa Indonesia SMA 2011. (3) peran-peran kalimat tunggal yang terdapat pada buku teks bahasa Indonesia SMA 2011. Sarannya adalah bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMA diharapkan lebih memberikan latihan menulis dan memberikan contoh kalimat yang bervariasi. Hal ini dimaksudkan agar perbendaharaan pola kalimat siswa lebih berkembang. Bagi penulis buku teks diharapkan untuk mengintegrasikan materi tentang tatakalimat khususnya pola kalimat dalam pembelajaran menulis. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan siswa tentang tatakalimat (ilmu sintaksis). Dengan begitu, siswa mempunyai banyak pengetahuan tentang tatakalimat khususnya macam-macam pola kalimat.