BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Hal

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Imas Kurinarsih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan, Kata Pena, Surabaya, 2014, Hlm.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas dalam menghadapi kehidupan modern sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk dientaskan diantaranya adalah karena rendahnya kemampuan. adalah dengan didirikannya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seseorang yang memiliki cita-cita untuk memajukan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun non formal. Belajar adalah key term, istilah kunci yang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum mengalami

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK N 2 PURWOKERTO SKRIPSI

Problematika Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Scientific Pada Kurikulum 2013 di SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifi Nurshifa Budiarti, 2016 Studi Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina Se Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu menghadapi persaingan global. Persaingan global menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aspek yang penting dalam sebuah negara, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI KELAS VIII MTs MA ARIF NU 1 CILONGOK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi Problematika Guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang. prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan landasan pendidikan di Indonesia. Dari sekian. berkembangnya kualitas potensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian

Mohammad Ulil Absor Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses hasil belajar peserta

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah

terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar. Sebagaimana diperbuat dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Musringah SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Tranggalek

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual. 1 Sedangkan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengembangan ekstrakurikuler merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pendidikan di Indonesia selain dilakukan di lembagalembaga

LABORATORIUM. Badan Kendali Mutu Akademik UMM METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada perbaikan sistem pendidikan.. Usaha tersebut mesti. dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Hamdani menyatakan bahwa active learnig adalah strategi belajar

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

BAB III METODE PENELITIAN. subyek penelitian mislanya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. 1

LABORATORIUM Oleh: Ainur Rofieq Makalah disampaikan pada: Palatihan Applied Approach bagi Dosen UMM Semester Genap 2013/2014 (17 18 Pebruari 2014)

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsannya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. 1 Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. 2 Zaman akan terus berubah dan berkembang, demikian halnya pendidikan. Hal ini dikarenakan pendidikan menyesuaikan dengan keadaan zaman, serta berbagai persoalan yang di hadapinya. Perlu adanya perubahan maupun pergantian kurikulum di Indonesia tentu tidak terlepas dari persoalan perubahan zaman. Sebab, hakikat penyelenggaraan pendidikan adalah untuk menjadi solusi terhadap persoalan-persoalan yang di hadapi bangsa dan negara. Dengan kata lain, melalui pendidikan bangsa dan Negara ini akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu, pendidikan perlu diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas yang 1 Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013 (Yogyakarta : Gava Media, 2014), 1. 2 Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 ( Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2014 ), 13. 1

2 memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan sesuai standar nasional yang telah disepakati. 3 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai di terapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Dalam konteks ini, kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah. 4 Salah satu elemen perubahan Kurikulum 2013 adalah pada standar penilaian. Standar penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik, yaitu penilaian apa adanya dari hasil yang dicapai peserta didik. Oleh karena itu, penilaian autentik merupakan penilaian yang esensial terutama pada Kurikulum 2013. 5 Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen assesment yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas, membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multimedia, membuat karangan, dan diskusi kelas. 6 3 Fadlillah, 17. 4 Fadlillah,16. 5 http://bdksemarang.kemenag.go.id/implementasi-penilaian-autentik-dalam-pembelajaran-pai/copy (14 may 2015, 09.31) 6 Daryanto, Pendekatan, 112.

3 Dalam penilaian, pendidik atau guru merupakan salah satu unsur penting dalam pengembangan instrumen penilaian dan evaluasi sekaligus sebagai pelaksana. 7 Mengingat betapa pentingnya kegiatan mengukur dan menilai peserta didik Maka sudah seharusnya setiap guru memiliki pengetahuan tentang konsep dasar penilaian serta keterampilan mengaplikasikannya dalam kegiatan pembelajaran. Yang menjadi problem pelaksanaannya selama ini guru masih belum faham betul tentang penilaian autentik, misalnya masih ada sebagian guru yang dalam melaksanakan penilaian lebih mengacu pada penilaian secara individual yang lebih menekankan pada aspek kognitif. Padahal dalam penilaian harus memperhatikan tiga aspek yaitu : pengetahuan ( kognitif ), sikap ( afektif ), dan keterampilan ( psikomotorik ). 8 Yang isinya mencakup 10 penilaian yaitu: observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik, jurnal, tes tulis, tes lisan, penugasan, tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio. 9 Hasil studi awal melalui wawancara dengan guru pendidikan agama Islam di SMAN 4 Jember mengungkapkan bahwa SMAN 4 Jember telah menerapkan kurikulum 2013 dengan pendekatan pembelajaran saintifik ketika proses pembelajaran yaitu sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Dengan harapan, dapat melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, dan inovatif. 7 Abdul Majid, Penilaian Autentik ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014 ), 2. 8 Moh Sahlan, Penilaian Berbasis Kelas ( Jember : center of society studies, 2007 ), 2. 9 Fadlillah, implementasi, 211.

4 Selain menerapkan pendekatan saintifik, SMAN 4 Jember juga telah melaksanakan penilaian autentik untuk mengukur proses dan peningkatan hasil belajar peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Yang bertujuan untuk memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari dan apa yang telah dikuasai selama proses pembelajaran. Dalam penilaian ini, siswa ditantang untuk menerapkan informasi dan keterampilan baru dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. Dengan demikian penilaian ini merupakan sarana bagi sekolah untuk merealisasikan segala kemauan, kemampuan, dan kreatifitas siswa. 10 Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan saintifik dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik. 11 Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Problematika Guru PAI Dalam Pelaksanaan Penilaian Autentik Berdasarkan Kurikulum 2013 10 Abdul Majid, Penilaian Autentik, 56. 11 Daryanto, pendekatan pembelajaran saintifik, 112.

5 B. Fokus Penelitian Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. 12 Fokus penelitian harus disusun secara singkat, tegas, spesifik, operasional yang harus dituangkan dalam bentuk kalimat Tanya. 13 Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Fokus Penelitian a. Bagaimana problematika guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik ranah kognitif kurikulum 2013 di SMAN 4 Jember? b. Bagaimana problematika guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik ranah afektif kurikulum 2013 di SMAN 4 Jember? c. Bagaimana problematika guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik ranah psikomotorik kurikulum 2013 di SMAN 4 Jember? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu pada masalahmasalah yang telah dirumuskan sebelumnya. 14 Tujuan dirumuskan sebagai upaya yang ditempuh penelitian untuk merumuskan masalah Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 12 Tim Revisi, Pedoman Penulisan Karya ILMIAH ( Jember : STAIN Jember Press,2014 ), 44. 13 Ibid., 44. 14 Ibid., 45.

6 1. Tujuan penelitian a. Untuk mendeskripsikan problematika guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik ranah kognitf kurikulum 2013 di SMAN 4 Jember. b. Untuk mendeskripsikan problematika guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik ranah afektif kurikulum 2013 di SMAN 4 Jember. c. Untuk mendeskripsikan problematika guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik ranah psikomotorik kurikulum 2013 di SMAN 4 Jember. D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat. Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis dan praktis. Untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, yaitu untuk pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah. Bila peneliti kualitatif dapat menemukan teori, maka akan berguna untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengendalikan suatu gejala. 15 Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi, dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis. 16 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan keilmuan mengenai problematika guru 15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D ( Bandung : Alfabeta, 2009 ), 291. 16 Tim Revisi, Pedoman, 45.

7 PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 di SMAN 4 Jember. Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Bagi peneliti Sebagai suatu wacana untuk memperluas cakrawala pemikiran tentang problematika guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 serta sebagai sumbangan pemikiran dari peneliti yang merupakan wujud aktualisasi dalam mengabdi pada agama, negara, dan bangsa. 2. Bagi SMAN 4 Jember Sebagai bahan evaluasi, bahwa kurikulum 2013 hanyalah salah satu faktor yang membuat lembaga dan peserta didik memiliki kualitas dan kuantitas yang bagus dalam dunia ilmu pengetahuan dan berakhlakul karimah. 3. Bagi IAIN Jember Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rekomendasi untuk mahasiswa IAIN Jember yang akan terjun ke lapangan dan diharapkan memberikan konstribusi berupa referensi untuk kepustakaan. 4. Bagi peneliti berikutnya Sebagai dasar pengembangan penelitian berikutnya (penelitian terdahulu) dengan meneliti dimensi yang berbeda terkait dengan problematika guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013.

8 E. Definisi Istilah Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti didalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti. 17 Adapun definisi istilahnya sebagai berikut : 1. Problematika Pengertian problema/problematika berasal dari bahasa inggris yaitu Problematic yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan. 2. Guru Pendidikan Agama Islam Dalam pengertian yang sederhana, Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi juga bisa di masjid, di musholah, di rumah, dan sebagainya. 18 Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, 17 Tim revisi, 45. 18 M. walid, Supervisi Pendidikan ( Jember : Pena Salsabila, 2012 ), 77.

9 pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 19 Sedangkan yang dimaksud dengan guru agama Islam adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan memberikan pertolongan terhadap mereka dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba atau khalifah Allah maupun sebagai makhluk sosial serta makhluk individu yang mandiri. 20 3. Penilaian Autentik Penilaian autentik ( authentic assesment ) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan. Penilaian autentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki peserta didik untuk menunjukkan kinerja didunia nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik juga menekankan kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. 21 4. Kurikulum 2013 Macam-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum. Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk 19 Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi ( Bandung: Rosda Karya, 2006 ), 132. 20 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam ( Jakarta: Rosda Karya, 2003), 163. 21 Daryanto, Pendekatan, 113.

10 melancarkan proses belajar-mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. 22 Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab I Pasal I disebutkan bahwa : Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar. 23 Sedangkan, kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 ( KTSP ). Dalam pemaparannya, Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Prof. Ir. Muhammad Nuh, menegaskan bahwa kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 24 Jadi yang dimaksud dengan problematika guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 adalah persoalan atau masalah yang di hadapi oleh guru PAI dalam menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan psikomotorik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. F. Sistematika Pembahasan Dalam skripsi ini sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. 22 Nasution, Kurikulum Dan Pengajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2010 ), 5. 23 H. Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum ( Jakarta : Rineka Cipta, 2004 ), 3. 24 Imas Kurinasih & Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 ( Surabaya : Kata Pena, 2014), 7.

11 Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk naratif, bukan seperti daftar isi. 25 Secara garis besarnya dapat dilihat sebagai berikut: Bab satu pendahuluan, pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, kemudian dilanjutkan fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat, definisi istilah dan diakhiri dengan sistematika pembahasan. Bab dua kajian kepustakaan, menjelaskan tentang kajian pustaka dan kajian teoritik. Kajian pustaka berisi tentang penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Kajian teori berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Bab tiga metode penelitian yang membahas tentang : pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian dilanjutkan dengan subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian. Bab empat merupakan penyajian data dan analisis yang tersusun dari gambaran obyek penelitian,penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan. Bab lima penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran, bab ini merupakan akhir dari penulisan karya ilmiah dan merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Dan sebagai akhir dari penelitian ini ditutup dengan saran-saran, baik saran yang diajukan kepada kepala sekolah, guru maupun pihak-pihak yang terkait, serta dilampirkan beberapa data pendukung untuk memperkuat hasil otentik penelitian. 25 Tim revisi, 73.