BAB I PENDAHULUAN. tahun 2007 sebesar 18,96 juta dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

PERBEDAAN KEPUASAN HIDUP LANSIA PADA KELOMPOK PENSIUNAN DOSEN UNNES ANGGARA KASIH DAN NON-ANGGARA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I. empat dekade mendatang, proporsi jumlah penduduk yang berusia 60 tahun. 10% hingga 22% (World Health Organization, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. perkembangan pada masa dewasa akhir. Kehidupan pada fase perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh semua orang. Menurut Yosep (2007), kesehatan jiwa adalah. dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN diprediksikan mencapai jiwa atau 11,34%. Pada tahun terjadi peningkatan mencapai kurang lebih 19 juta jiwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kebijakan dan Program Pelayanan Sosial Lansia, Departemen Sosial RI, Direktorat Jenderal Pelayanan dan

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008 ) Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, parkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rentang kehidupan, individu berkembang dari masa kanak-kanak

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan karena penyakit degeneratif. Perubahan struk-tur demografi ini

BAB I PENDAHULUAN. satunya yaitu proses penuaan. Proses penuaan (aging. proses) adalah norma (Suling dan Palenkahu, 2002). Proses

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakberdayaan. Menurut UU No.13 tahun 1998, lansia adalah seseorang yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja yang tinggal di Indonesia seperti tuntutan sekolah yang bertambah tinggi,

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk lansia sebanyak jiwa (BPS, 2010). dengan knowledge, attitude, skills, kesehatan dan lingkungan sekitar.

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

PERAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

PENDUDUK LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak hanya dilihat secara obyektif, tapi kebahagiaan juga bisa di lihat secara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. Penyandang cacat tubuh pada dasarnya sama dengan manusia normal lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik. Sedangkan Diener, dkk (2003) menerjemahkan subjective well-being

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aging process (proses penuaan) merupakan hal yang wajar dalam perjalanan hidup manusia, dan semua orang yang berumur panjang akan mengalaminya, masing-masing individu akan mengalami dalam waktu cepat dan lambatnya. Masa anak, remaja, dewasa, tua dan akan masuk pada fase usia lanjut, umur diatas 60 tahun merupakan perkembangan manusia (Khalid, 2012). Cencus Bureau International Data Base, jumlah penduduk lansia pada tahun 2007 sebesar 18,96 juta dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 20,55 juta. World Health Organization (WHO) memperkirakan masyarakat lansia di Indonesia pada tahun 2020 yang akan datang sebanyak 28,8 juta jiwa yang menempatkan Indonesia dengan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia (Kementrian Komunikasi dan Informatika RI, 2010). Sensus penduduk yang di lakukan pada tahun 2010 mencatat di Jawa Tengah jumlah lansia mencapai 3,35 juta (10.34%). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2008, jumlah lansia di kota Semarang sebanyak 129.293 jiwa. Keinginan seseorang untuk memiliki kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup maka dari itu ada motivasi untuk mecapainya (Hurlock, 1996, dalam Rochman, 2013). Masa lansia yang menjadi tahapan akhir dari fase 1

2 kehidupan membutuhkan banyak penyesuaian agar dapat mencapai kepuasan hidup. Hal ini disebabkan karena pada masa lansia mengalami penurunan fisik dan psikologi. Kepuasan hidup dalam lansia merupakan salah satu indikasi bahwa seorang lansia telah merasa kepuasan pada hidup yang dijalani (Putri dan Hamidah, 2014). Kepuasan hidup merupakan ringkasan penilaian dari tujuan dan hasil yang mencakup perjalanan sepanjang hidup. Meskipun sepanjang perjalanan kehidupan merupakan evaluasi dari kepuasan hidup. Namun sangat penting bagi kehidupan individu, sebab proses pengembangan dan pemeliharaan control dari sepanjang perjalanan hidup yang tercapai melalui penyesuaian diri terhadap tujuan untuk mencapai keberhasilan dan penyesuaian diri terhadap kegagalan (Schulz dan Heckhausen, 1996). Permasalahan lansia timbul akhir-akhir ini, proses kemajuan pola pikir dan zaman sekarang dampak dari globalisasi saat ini yaitu berkurangnya kebiasaan masyarakat dalam hubungan keluarga termasuk lansia. Anggota keluarga cenderung sudah tidak memperhatikan lansia yang berada di sekitarnya dan tidak memberikan perasaan saying terhadapnya. Individualistik sekarang yang merubah kehidupan masyarakat sekarang, mereka enggan berinteraksi dengan warga sekitar dan lingkungan sekitar, sehingga interaksi dari mereka berkurang. Permasalahan dari lansia biasanya terdapat pada keluarga terdekat oleh sebab itu tantangan yang akan dialami lansia dalam hidup sedikit dikurangi, dan keberadaan lansia dalam lingkungan tidak terlepas dari orang-orang yang berada di sekitarnya.

3 Menurut Hurlock, (2004) faktor-faktor yang paling umum dan yang terpenting adalah: 1) Kesehatan, 2) Daya tarik fisik, 3) Tingkat otonomi, 4) Kesempatan-kesempatan interaksi di luar keluarga, 5) Jenis Kegiatan, 6) Status Kerja, 7) Kondisi Kehidupan, 8) Pemilikan Harta Benda, 9) Keseimbangan antara Harapan dan Pencapaian, 10) Penyesuaian Emosional, 11) Sikap terhadap Periode Usia Tertentu, 12) Realisme dari Konsep Diri, 13) Realisme dari Konsep-konsep. Dampak dari positif dari kepuasan hidup lansia, mengarah dengan hidup sehat untuk memperoleh kepuasan hidup pada diri lansia (Basar dan Purwadi, 2006). Penelitian Eny Hikmawati dan Akhmad Purnama (2008) menyatakan bahwa lansia melakukan kegiatan sehari-hari dapat mengurangi beban yang dirasakannya karena lansia merasa bahwa hidupnya tidak tergantung pada orang lain. Lansia dapat menerima tugas perkembangan saat ini, melakukan tugas perkembangan dan menikmati hasil dari yang dikerjakan saat masih bekerja dengan bahagia. Dampak negative dari kondisi sosial psikologis, terhadap kepuasan hidup lansia karena lansia jarang diperlukan lagi oleh lingkungannya, sehingga lansia bergantung pada orang lain, lansia juga dapat mengurung diri, menarik diri dari lingkungan dan depresi hingga lansia lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya. Hal tersebut menjadi begitu pentingnya kepuasan hidup dalam memenuhi kepuasan hidup pada lansia, karena lansia merasa kepuasan hidup akan menjadikan seorang yang berguna bagi dirinya sendiri

4 maupun orang lain dan akan melakukan aktivitas sehari-hari dengan bahagia (Kaasa, dalam Purnama 2009). Berdasarkan wawancara dan observasi dengan lansia di panti wredha Pucang Gading tanggal 27 Oktober 2016 terhadap 10 lansia yang terdiri dari 2 lansia yang merasa kepuasan dalam hidupnya dan 8 lansia merasa ketidakpuasan pada hidupnya. Pada 2 lansia mengungkapkan bahwa mereka kepuasan dengan hidup karena di panti mereka bisa menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Sedangkan sisanya sebanyak 8 orang merasa ketidakpuasan dalam hidupnya. Lansia yang tinggal di panti wredha merasa kurang senang dengan aktivitas yang dilakukannya sehari-hari karena dianggap monoton, sudah tidak berdaya, dan tidak mendatangkan kebahagiaan. Penelitian Indriani (2012) tentang perbedaan kepuasan hidup lansia. Terdapat perbedaan yang signifikan dari lansia yang tinggal di rumah dengan anaknya, lansia yang tinggal sendiri, lansia yang tinggal di panti wredha. Kelompok yang paling berbeda adalah kelompok responden yang tinggal di rumah dengan anaknya. Penelitian Rachman (2013). tentang kelompok Anggara Kasih menunjukkan bahwa mereka sama-sama tidak memiliki kepuasan hidup dalam menghadapi masa lansia. Akan tetapi jika diamati kembali terdapat tingkat kepuasan hidup yang berbeda antara lansia pada kelompok Anggara Kasih dan tidak. Seperti halnya yang diungkakapkan Havighurst dalam Neugarten (1968) bahwa penurunan aktifitas merubah sosial yang terjadi pada orang lansia. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada

5 tidaknya perbedaan kepuasan hidup lansia pada kelompok Anggara Kasih dan Non-Anggara Kasih. Dari penelitian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian mengenai kepuasan hidup lansia yang tinggal di berbagai panti wredha. Penelitian ini diharapkan mampu menambah Khasanah teori mengenai kepuasan hidup bagi lansia. Selain itu, dikaitkan dengan meningkatnya jumlah lansia setiap tahunannya di Indonesia. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada keluarga dan lansia untuk bertempat tinggal di panti wredha untuk mencapai kepuasan hidupnya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan data data diatas, penelitian ini akan menjawab permasalahan dari fenomena yang diangkat oleh peneliti yang telah dituangkan dalam latar belakang masalah. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana kepuasan hidup lansia yang tinggal di Panti Wredha? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui studi eksplorasi kepuasan hidup lansia yang tinggal di panti wredha.

6 2. Tujuan Khusus a. Memaparkan karakteristik responden berdasarkan usia, dan jenis kelamin b. Memaparkan tingkat kepuasan hidup lansia di panti wredha D. Manfaat Penelitian Peneliti berharap dengan adanya penelitian tentang survai eksplorasi kepuasan hidup lansia yang tinggal di panti wredha dapat membawa manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Lansia Hasil penelitian sebagai masukan agar lansia dapat mengisi hari tuanya dengan hal-hal yang bermanfaat dan merasa bahwa hidupnya bahagia. 2. Bagi Fakultas Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu tentang keperawatan lansia. 3. Bagi peneliti Selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama dengan ini, hasil penelitian ini agar dapat memberi informasi, sehingga bisa melakukan penelitian serupa dengan populasi, pendekatan penelitian, serta instrument pengumpul data yang lebih teliti.